Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMATAN STRUKTUR ANATOMI BATANG UTAMA DAN


BATANG TERSPESIALISASI (FILOKLADIUM) PADA TANAMAN
WIJAYA KUSUMA

Disusun oleh :

1. Indah Khoirun Nisa’ 15030204014


2. M. Rifqi Eka Wardhani 15030204015
3. Lintang Arista Dini 15030204050
4. Siska Nuraini 15030204053

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


SURABAYA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batang bagi tumbuhan merupakan salah satu organ yang sangat penting,
terutama bagi tumbuhan yang tumbuh di darat dan sering disebut dengan
tumbuhan darat. Batang berfungsi sebagai penunjang tubuh tumbuhan untuk
tetap berdiri tegak dan melakukan aktivitasnya sebagai mana mestinya karena
proses pengambilan makanan yang diperlukan tumbuhan salah satunya
melalui batang.
Batang mempunyai nama ilmiah caulis. Struktur ini merupakan struktur
pokok tumbuhan yang tidak kalah penting dari daun. Batang berfungsi
memperkokoh berdirinya tumbuhan, selain fungsi lainnya sebagai jalur
transportasi air dan unsur hara tumbuhan dari akar ke daun. Sifat-sifat umum
batang yang dapat dikatakan sebagai karakteristik, antara lain adalah tumbuh
selalu ke atas dan menjauhi pusat bumi. Istilah ini dikenal sebagai fototrofi
positif dan geotrofi negatif. Selain itu, batang biasanya berwarna coklat.
Batang memiliki bentuk yang beragam, walaupun pada umumnya berbentuk
bulat (Rosanti, 2011).
Batang mempunyai fungsi utama sebagai jalur transportasi air dan zat-zat
hara dari akar ke daun dan sebaliknya. Selain itu, batang mendukung bagian-
bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun, bunga, dan buah. Melalui
percabangannya, batang dapat memperluas bidang asimilasi. Pada beberapa
tumbuhan, batang berfungsi sebagai tempat penimbunan zat-zat cadangan
makanan. Pada umumnya batang tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang
umurnya pendek. Misalnya rumput dan waktu batang masih muda. Batang
selalu bertambah panjang ujungnya. Pertumbuhan batang ditandai dengan
adanya percabangan. Karena batang memiliki struktur yang cukup kompleks,
dalam mengamati batang suatu tumbuhan, ada beberapa hal penting yang
menjadi fokus pengamatan, misalnya bentuk, cabang-cabang, arah tumbuhan
dan sebagainya (Rosanti, 2011).
Pada tumbuhan yang seluruh daunnya termodifikasi menjadi duri atau
sisik, biasanya batang tumbuhan tersebut mengambil alih fungsi daun sebagai
tempat fotosintesis. Batang yang demikian itu dapat berbentuk bulat atau
memipih dan berwarna hijau. Batang yang termodifikasi fungsinya sebagai
tempat fotosintesis ini disebut sebagai kladodium (Kusdianti, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah perbedaan struktur anatomi pada batang utama tanaman
Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum) dan batang terspesialisasinya
(filokladium) ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan struktur anatomi pada batang utama dan
batang terspesialisasi dari tanaman Wijaya Kusuma(Epiphyllum oxypetalum).

1.4 Manfaat
Untuk penulis, hasil penelitian yang dilaksanakan dapat bermanfaat
sebagai referensi dalam memperkaya ilmu yang didapat serta dapat
meningkatkan pemahaman mengenai konsep batang melalui hasil pengamatan
anatomi batang dari tanaman Wijaya Kusuma(Epiphyllum oxypetalum).
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Batang
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Batang
berperan untuk mendukung bagian tumbuhan di atas tanah, selain itu juga sebagai
alat transportasi yaitu jalan pengangkutan air dan zat makanan dari akar ke daun
dan jalan pengangkutan hasil asimilasi dari daun ke bagian lain, baik ada yang di
bawah maupun di atas tanah.
Pada dasarnya pada irisan melintang batang akan tampak tiga daerah pokok
atau tiga sistem jaringan, yaitu :
a. Epidermis
Jaringan ini terdiri dari selapis sel yang menyelubungi batang dan sering kali
ditutupi oleh kutikula. Pada beberapa jenis tumbuhan, epidermis dapat lebih dari
satu lapis sel (Iserep, 1993).
b. Korteks
Korteks merupakan daerah diantara epidermis dan silinder pembuluh paling
luar. Korteks batang sebagian besar terdiri dari parenkim yang dapat berisi
kloroplas (Hidayat, 1995).
c. Stele (Silinder Pusat)
Pada batang tumbuhan dikotil, stele tersusun atas perisikel (perikambium),
berkas pengangkut dan empulur. Tipe stele yang dikenal dapat dibagi menjadi dua
kelompok dasar yaitu protostele dengan sumbu xylem padat tanpa empulur,
dikelilingi floem dan sifonostele dengan xylem tidak padat, melainkan memiliki
silender parenkim di tengah (Fahn, 1991)

2.2 Anatomi Batang Monokotil dan Dikotil


A. Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar kedalam:
1. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar
sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang
yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh
lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus (Fahn, 1991).
2. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel,
yang dekat dengan lapisan epidermis, tersusun atas jaringan parenkim.
3. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel,
merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis
tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada
endodermis tumbuhan Gymnospermae.
4. Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut
perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral
yang terdiri dari xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah
dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium
intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang
terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium,
yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan
pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter
batang.
B. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara
korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele, terdapat ikatan pembuluh yang
tersebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak
ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada monokotil menyebabkan
batang monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan kata lain tidak terjadi
pertumbuhan sekunder. Meskipun demikian, ada beberapa kelompok tanaman
monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan sekunder, misalnya pada
Cordyline sp. dan Agave sp. (Hidayat, 1995).
BAB III
METODE PELAKSANAAN

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pengamatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 November 2016. Tempat
pengamatan dilakukan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan,
Universitas Negeri Surabaya.
2.2 Diagram AlurPekerjaan

Menyiapkan alat dan


bahan yang dibutuhkan
untuk pembuatan preparat
dan pengamatan
mikroskopis

Membuat preparat segar


dari sayatan batang utama
dan batang termodifikasi
dari tanaman Wijaya
Kusuma(Epiphyllum
oxypetalum)

Preparat yang telah


dibuat, diamati di
mikroskop dengan
perbesaran kuat. Hasil
yang didapat
dibandingkan dengan
menggunakan parameter
perbandingan yang telah
ditetapkan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan mikroskopis dan identifikasi preparat
Keterangan
No. Nama Preparat Gambar Preparat
Gambar
1 Preparat 1 Keterangan:
Batang Wijaya A. Epidermis
Kusuma B. Mesofil
(Epiphyllum C. Aerenkim
oxypetalum) D. Floem
yang belum E. Kambium
termodifikasi F. Xilem
(batang utama) G. Jari-jari
empulur
H. Parenkim
empulur

Perbesaran 4 x 10

2 Preparat 2 Keterangan:
Batang Wijaya A. Epidermis
Kusuma B. Mesofil
(Epiphyllum C. Aerenkim
oxypetalum) D. Floem
yang belum E. Kambium
termodifikasi F. Xilem
(batang utama) G. Jari-jari
empulur
H. Parenkim
empulur

Perbesaran 4 x 10

3 Preparat 3 Keterangan:
Batang Wijaya A. Epidermis
Kusuma B. Mesofil
(Epiphyllum C. Aerenkim
oxypetalum) D. Floem
yang belum E. Kambium
termodifikasi F. Xilem
(batang utama) G. Jari-jari
empulur
H. Parenkim
empulur

Perbesaran 4 x 10
4 Preparat 1 Keterangan:
Batang Wijaya A. Epidermis
Kusuma B. Mesofil
(Epiphyllum C. Aerenkim
oxypetalum) D. Floem
yang sudah E. Kambium
termodifikasi F. Xilem
menjadi G. Jari-jari
filokladium empulur
H. Parenkim
empulur

Perbesaran 4 x 10

5 Preparat 2 Keterangan:
Batang Wijaya A. Epidermis
Kusuma B. Mesofil
(Epiphyllum C. Aerenkim
oxypetalum) D. Floem
yang sudah E. Kambium
termodifikasi F. Xilem
menjadi G. Jari-jari
filokladium empulur
H. Parenkim
empulur

Perbesaran 4 x 10

6 Preparat 3 Keterangan:
Batang Wijaya A. Epidermis
Kusuma B. Mesofil
(Epiphyllum C. Aerenkim
oxypetalum) D. Floem
yang sudah E. Kambium
termodifikasi F. Xilem
menjadi G. Jari-jari
filokladium empulur
H. Parenkim
empulur
I. Calon cabang

Perbesaran 4 x 10
Tabel 2. Indikator hasil
Batang Wijaya Kusama
Batang Wijaya
(Epiphyllum
Kusuma (Epiphyllum
oxypetalum) yang
Parameter oxypetalum)yang
No Sudah Termodifikasi
Perbandingan Belum Termodifikasi
menjadi Filokladium
(rata-rata dari 3 kali
(rata-rata dari 3 kali
pengulangan)
pengulangan)
1 Epidermis 1 lapis 1 lapis
2 Mesofil 12 lapis 11 lapis
3 Aerenkim Banyak Sedikit
4 Berkas pembuluh Kolateral membulat Kolateral memipih
5 Kambium Ada Ada
6 Jari-jari empulur Membulat Bulat pipih
7 Parenkim empulur Lebar Sempit

3.2 Pembahasan
Batang induk tanaman Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum) yang
merupakan batang yang belum termodifikasi berbentuk silinder, sedangkan batang
yang telah termodifikasi terbentuk seperti helaian daun yang mengeras dan
mengecil yang disebut filokladium. Berdasarkan tabel hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa epidermis batang Wijaya Kusuma(Epiphyllum oxypetalum) yang
belum termodifikasi maupun yang sudah termodifikasi menjadi filokladium
adalah 1 lapis sel. Jumlah lapisan mesofilnya pun tidak jauh berbeda, pada batang
yang belum termodifikasi ada 12 lapis sedangkan pada batang yang sudah
termodifikasi ada 11 lapisan. Sedangkan untuk aerenkim kedua-duanya memiliki
aerenkim, yang membedakan adalah untuk batang yang belum termodifikasi
jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan aerenkim di batang yang sudah
termodifikasi baik di daerah mesofil maupun di daerah parenkim empulur.
Tipe dari berkas pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem sama-sama
tipe kolateral. Tipe kolateral karena floem dan xilem terletak berdampingan,
dengan floem berada di sebelah luar dan floem terletak di sebelah dalam. Wijaya
Kusuma(Epiphyllum oxypetalum) merupakan tanaman dikotil sehingga pada
struktur anatomi batangnya ditemukan kambium yang terletak di antara floem dan
xilem sehingga berkas pengangkutnya termasuk tipe kolateral terbuka.Namun
pada batang Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum) yang belum termodifikasi
bentuk berkas pengangkutnya adalah bulat sedangkan pada batang yang
termodifikasi bentuknya telah memipih yang menandakan telah terjadi modifikasi
dari batang induk menjadi filokladium.
Pada struktur anatomi batang Wijaya Kusuma(Epiphyllum oxypetalum)
ditemukan adanya jari-jari empulur yang terletak berselang-seling dengan xilem.
Warna dari jari-jari empulur ini lebih gelap dibandingkan dengan warna dari
xilem. Karena letaknya yang berada di antara xilem bentuk jari-jari empulur ini
mengikuti bentuk berkas pembuluh, sehingga pada batang yang belum
termodifikasi bentuknya bulat sedangkan pada batang yang sudah termodifikasi
berbentuk bulat pipih. Untuk parenkim empulur pada batang induk ukurannya
lebih besar dibandingkan dengan batang yang telah termodifikasi menjadi
filokladium.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Struktur batang Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum)yang belum
termodifiasi dengan batang yang sudah termodifikasi mempunyai perbedaan
pada bentuk berkas pembuluhnya, yang mana pada batang Wijaya Kusuma
(Epiphyllum oxypetalum) yang belum termodifikasi bentuk berkas
pembuluhnya adalah kolateral terbuka membulat sedangkan pada batang yang
telah termodifikasi menjadi filokladium bentuk berkas pembuluhnya adalah
kolateral terbuka bulat memipih. Pada anatomi batang tanaman Wijaya
Kusuma (Epiphyllum oxypetalum) juga terdapat struktur yang khas yaitu
adanya jari-jari empulur yang bentuknya mengikuti bentuk perkas pembuluh.
DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.
Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Iserep, S. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung: ITB.
Kusdianti. 2012. Batang. Diakses pada 10 Desember, 2016, dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19640226198
9032-R._KUSDIANTI/Handout _mortum_1.pdf.
Rosanti, D. 2011. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai