Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I

PENGAMATAN PREPARAT PERMANEN TUMBUHAN

OLEH:

KADEK DWI LISTEYASA (1913071001)

NI PUTU AYU SUWARNI (1913071011)

I MADE SUKAYASA (1913071013)

NI WAYAN ANIK PRIANTINI (1913071014)

I PUTU ADI PAYANA PUTRA (1913071015)

KELAS IA
S1 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
LAPORAN KEGIATAN MAHASISWA

(PENGAMATAN PREPARAT PERMANEN TUMBUHAN)

I. Tujuan Praktikum :
- Mengamati sel tumbuhan
II. Dasar Teori :
A. Akar
1. Epidermis

Pada akar hanya dijumpai pada bagian-bagian akar yang masih muda.
Epidermis akar disebut epiblem atau rizodermis. Biasanya epidermis akar
tidak mempunyai kutikula. Hal ini sehubungan dengan fungsinya untuk
menyerap air. Tetapi pada berbagai tumbuhan tertentu terlihat adanya lapisan
kutin, misalnya pada palmae, poaceae dan ricinus. Di daerah tertentu pada
akar terdapat rambut-rambut akar, yang berasal dari epidermis sendiri.
Adanya rambut akar ini akan memperluas bidang penghisapan air serta
garam-garam mineral dari tanah.

2. Korteks

Merupakan jaringan di sebelah dalam epidermis, lapisan subepidermal


pada korteks adalah jaringan eksodermis. Sel-sel epidermis yang tidak
berkutin umurnya tidak panjang dan lekas mati dan tugasnya diambil alih oleh
eksodermis. Di daerah akar ada sel-sel yang berdinding tipis dan tidak
mengalami penebalan, yang berguna untuk pertukaran zat. Namun ada bagian
yang mengalami penebalan caspary. Endodermis yang dalam keadaan primer,
penebalannya berupa pita caspary, mengandung lignin, suberin, atau kutin.
Pada penampang lintang yang kelihatan sebagai titik-titik caspary pada
dinding radialnya, misalnya pada pterodophyta dan akar dicotyledoneae.
Penebalan sel endodermis ada yang berbentuk U, misal pada
monocotyledoneae. Pada umunya yang disebut endodermis adalah bagian
yang terdalam dari korteks, jadi letaknya disebelah luar stele.

3. Stele

Bagian terluar stele adalah perikambium (perisikel). Sel-selnya


bersifat parenkimatis, biasanya terdiri atas satu lapis sel. Berkas
pengangkutan-pengangkutan pada akar tipenya radial, yaitu berkas xilem dan
berkas floem tersusun berganti-ganti menurut arah radial.
B. Batang
1. Epidermis

Adalah bagian yang paling luar batang, biasanya hanya terdiri atas satu
lapisan sel, jarang dijumpai multiple epidermis. Lapisan tersebut tersusun dari
sel-sel epidermis serta stomata dan trikomata. Trikomata ini mungkin
glandular, mungkin non glandular, tergantung pada species yang bersangkutan.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung. Misalnya pada batang yang
mengalami pertumbuhan menebal sekunder.

2. Korteks

Adalah daerah yang terdapat di sebelah dalam dari epidermis. Korteks


biasanya terdiri atas banyak lapisan sel terutama pada jaringan parenkim
sebagai jaringan dasar. Parenkim yang letaknya dibagian perifer, biasanya
mengandung kloroplas, sehingga jaringan ini disebut klorenkim. Jaringan
yang letaknya dibagian dalam epidermis yang mengandung zat warna antosian
disebut hipodermis. Sering juga didapatkan kolenkim yang sebagai jaringan
penguat. Jaringan sklerenkim jika ada berupa sklereida dan bila didaerah
korteks terdapat sel minyak, sel lendir, sel kristal, kelenjar minyak merupakan
tanda karakteristik species yang bersangkutan. Bagian dalam dari korteks
adalah endodermis yang pada batang disebut ploeoterma. Jaringan ini tidak
terlalu nyata dan biasanya ditandai dengan adanya butir-butir amilum, maka
disebut sarang mestom.

3. Stele

Adalah bagian yang terdapat disebelah dalam endodermis. Di daerah


stele terdapat berkas-berkas pengangkutan dan empulur (medula), diantara
berkas pengangkutan terdapat jari-jari empulur, sedang disebelah luar berkas
pengangkutan terdapat daerah yang disebut daerah perikambial.

C. Daun

Daun yang lengkap terdiri atas upih daun (vagina), tangkai daun
(petiolus), dan helaian daun (lamina). Pada lamina terdapat ibu talang daun
(costa), cabang tulang daun nervus lateralis), urat daun (vena) dan daerah
intervenium. Epidermis daun mengandung stomata, trikomata, sel-sel kipas
atau sel-sel lain yang asalnya sama dengan sel epidermis. Stomata biasanya
terdapat di bagian epidermis bawah saja, namun kalau ada di kedua epidermis,
biasanya jumlah stomata dibagian bawah yang lebih banyak.
Pada tanaman air yang daunnya mengapung di atas permukaan air
mempunyai stomata pada epidermis atas daunnya. Trikomata juga bermacam-
macam dan dapat dipakai sebagai indikator jenis yang bersangkutan. Pada tepi
daun mungkin juga terdapat hidatoda. Daerah yang terdapat diantara
epidermis atas dan epidermis bawah merupakan asimilasi yang disebut
mesofil.
III. Alat dan Bahan :
- Mikroskop
- Preparat permanen; (Akar Thallophyta wm, Batang Hibiscus sp.
c.s dan Stomata Canna indica s.f)
IV. Cara Kerja :
Pengamatan sel tumbuhan
1. Diambil salah satu preparat permanen, kemudian diletakkan di meja
mikroskop untuk diamati.
2. Objek yang telah diletakkan sebelumnya di meja mikroskop kemudian
diamati dengan perbesaran 10 x 10 diikuti dengan 10 x 40.
3. Hasil pengamatan digambar.
4. Dilakukan langkah pengamatan yang sama untuk setiap preparat
permanen.
V. Hasil Pengamatan :

A. Pengamatan preparat permanen akar Thallophyta wm

Perbesaran 10 x 10 Perbesaran 10 x 40 Dokumentasi


B. Pengamatan preparat permanen batang Hibiscus sp. c.s

Perbesaran 10 x 10 Perbesaran 10 x 40 Dokumentasi

C. Pengamatan preparat permanen stomata Canna indica s.f

Perbesaran 10 x 10 Perbesaran 10 x 40 Dokumentasi

VI. Pembahasan :

Dalam praktikum pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop.


Preparat permanen yang telah disediakan yaitu akar Thallophyta wm dan batang
Hibiscus sp. c.s merupakan tumbuhan dikotil. Tipe berkas pengangkut pada
batang dikotil tersusun pada suatu berkas berbentuk bulat dan tertutup.
Berhubungan satu sama lainnya dengan ikatan kambium, dengan demikian sering
disebut kolateral tertutup.
Pada batang dikotil memiliki tipe stele, yaitu eustele, sifonostele ektofloik,
dan sifonostele amfifloik. Stele merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis
terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele
disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem
di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat
kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang
terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang
disebut kambium intervasikuler.

Pada tumbuhan dikotil, kayunya keras dan hidupnya menahun,


pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus - menerus, tetapi hanya
pada saat air dan zat hara tersedia cukup, pada musim kering tidak terjadi
pertumbuhan jadi pertumbuhannya menebal. Pada pengamatan batang dikotil
Hibiscus sp. c.s, praktikan mendapatkan hasil gambar susunan jaringan yang
melintang sehingga tidak terlihat seluruhnya. Yang terlihat hanya bagian
epidermis, korteks, dan endodermis. Hal ini membuat praktikan sulit menentukan
tipe kolateral pada batang dikotil yang diamati. Namun berdasarkan literatur yang
didapat menyatakan bahwa batang dikotil mempunyai tipe kolateral terbuka.
Menurut (Soerodikoesoemo,1993) pada gambar irisan melintang akar dalam
keadaan primer bagian penyusun strukturnya antara lain bulu akar, epidermis,
korteks, endodermis, floem primer dan xilem primer. Hal ini juga disebabkan
karena kurang ketelitian pada saat melakukan pengamatan. Dapat dilihat data
pengamatan tersebut, bahwa akar dikotil memiliki bagian empulur, hal tersebut
kemungkinan kesalahan dalam menentukan bagian-bagiannya. Menurut
(Campbell, 2003) Perbedaan antara akar dikotil dan monokotil adalah terletak
pada susunan berkas pembuluhnya.

Pada akar dikotil berkas pembuluh xilem memencar seperti jari-jari dari
pusat roda hal ini dapat diartikan bahwa letak pembuluh angkut pada akar dikotil
ini tersebar, sedangkan pada akar monokotil letak pembuluh floem dan xilemnya
bergantian di dalam stele yang dapat diartikan bahwa letak pembuluh pada akar
monokotil adalah teratur. Pada korteks akar tumbuhan monokotil biasanya
terdapat skelerenkim. Protofloem akar tumbuhan dikotil tidak mempunyai sel
pengiring sedangkan metafloem mempunyai. Pada jaringan batang monokotil
yang tampak yaitu epidermis, korteks,floem, xilem dan empulur. Sedangkan,
batang dikotil yang tampak yaitu epidermis, korteks, dan endodermis, floem dan
xilem tidak terlihat jelas pada objek. Perbedaan susunan keduanya terletak pada
letak jaringan pembuluh yaitu xilem dan floem.
Dalam praktikum mengenai stomata. Pada percobaan ini menggunakan
tanaman Canna indica s.f merupakan tanaman monokotil. Stomata daun adalah
sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan vaskuler. Stomata memiliki pori-pori
kecil, biasanya disisi bawah daun, yang dibuka atau ditutup di bawah kendali
sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga. Fungsi utama stomata
adalah untuk memungkinkan gas seperti karbon dioksida, uap air, dan oksigen
bergerak cepat masuk dan keluar dari daun, yang terjadi baik pada bagian
permukaan atas daun maupun bawah daun. Masing-masing stomata diapit oleh
sepasang sel penjaga, yang berbentuk seperti halter pada tumbuhan monokotil.
Sel-sel penjaga dikelilingi oleh sel tetangga epidermal disekitar ruangan udara,
sampai ke jaringan ruangan udara pada daun. Sel penjaga mengontrol diameter
stomata dengan cara mengubah bentuk.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh pengamatan sebagai tanaman


monokotil, terlihat bagian stomata yakni celah, sel penjaga dan sel tetangga. yang
memiliki sel penutup yang berbentuk khalter, yaitu pada bagian ujung sel penutup
membesar, dinding sel pada ujung-ujung juga membesar, relatif tipis dari pada
dinding sel bagian bawah dan sel penutup membuka ke arah sejajar dengan
permukaan epidermis.

VII. Kesimpulan
Pada akar dikotil berkas pembuluh xilem memencar seperti jari-jari dari
pusat roda hal ini dapat diartikan bahwa letak pembuluh angkut pada akar dikotil
ini tersebar, sedangkan pada akar monokotil letak pembuluh floem dan xilemnya
bergantian di dalam stele yang dapat diartikan bahwa letak pembuluh pada akar
monokotil adalah teratur. Pada korteks akar tumbuhan monokotil biasanya
terdapat skelerenkim. Protofloem akar tumbuhan dikotil tidak mempunyai sel
pengiring sedangkan metafloem mempunyai. Pada jaringan batang monokotil
yang tampak yaitu epidermis, korteks,floem, xilem dan empulur. Sedangkan,
batang dikotil yang tampak yaitu epidermis, korteks, dan endodermis, floem dan
xilem tidak terlihat jelas pada objek. Perbedaan susunan keduanya terletak pada
letak jaringan pembuluh yaitu xilem dan floem.

Pada batang dikotil memiliki tipe stele, yaitu eustele, sifonostele


ektofloik,dan sifonostele amfifloik. Stele merupakan lapisan terdalam dari batang.
Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada
stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian,
xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat
kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang
terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang
disebut kambium intervasikuler.

Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan vaskuler.
Stomata memiliki pori-pori kecil, biasanya disisi bawah daun, yang dibuka atau
ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga.
Fungsi utama stomata adalah untuk memungkinkan gas seperti karbon dioksida,
uap air, dan oksigen bergerak cepat masuk dan keluar dari daun, yang terjadi baik
pada bagian permukaan atas daun maupun bawah daun. Masing-masing stomata
diapit oleh sepasang sel penjaga, yang berbentuk seperti halter pada tumbuhan
monokotil. Sel-sel penjaga dikelilingi oleh sel tetangga epidermal disekitar
ruangan udara, sampai ke jaringan ruangan udara pada daun. Sel penjaga
mengontrol diameter stomata dengan cara mengubah bentuk.

Daftar Pustaka

Latria Devi, Pande. 2019. Penuntun Praktikum Biologi Dasar I. Singaraja

www.academia.edu/6912349/laporan_jaringan_akar_dan_batang_dikotil_dan_monok
otil (diakses pada 25 November 2019 pukul 16:31)

www.academia.edu/6912378/laporan_stomata (diakses pada 25 November 2019


pukul 16:34)

Anda mungkin juga menyukai