Anda di halaman 1dari 25

Daun

Kelompok 4
1. Annisa Elchamida (180342618083)

2. Fika Cahya Lovely (180342618012)

3. Novan Adhi Nugroho (180342618044)

4. Thania Ayu Pramesty (180342618029)


Tujuan
Praktikum
Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi jaringan penyusun daun dikotil
dan monokotil
2. Membandingkan ciri-ciri khusus yang terdapat
pada jaringan penyusun di daun dikotil dan
monokotil
3. Mengamati jaringan penyusun daun yang
beradaptasi dengan lingkungan tumbuhnya
Daun
Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak
kalah pentingnya dengan akar. Setiap tumbuhan pada
umumnya memiliki daun. Daun dikenal dengan nama
ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki struktur
berupa helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan
berwarna hijau (Rosanti, 2013:18). Seperti akar dan
batang, daun terdiri atas sistem kulit, sistem vaskular, dan
sistem jaringan dasar. Karena daun umumnya tidak
mengalami pertumbuhan sekunder maka epidermis tetap
sebagai penyusun sistem kulit (Setjo, dkk., 2004).
Pada umumnya ada dua tipe daun, yaitu (1) daun
dorsiventral atau bifasial (umumnya pada tumbuhan dikotil)
dan (2) daun isobilateral disebut juga isolateral atau
ekuifasial (umumnya pada tumbuhan monokotil). Daun
dorsiventral biasanya tumbuh dalam arah horizontal dengan
permukaan atas dan bawah yang berbeda, permukaan atas
memperoleh penyinaran yang lebih kuat dibanding permukaan
bawah. Perbedaan struktur dalam antara permukaan atas dan
bawah daun dorsiventral dikarenakan penyinaran yang tidak
imbang tersebut. Sebagian besar daun dikotil adalah
dorsiventral. Daun isobilaeral mengandung vertikal sehingga
kedua permukaan daun menerima sinar matahari langsung
dengan jumlah yang imbang. Daun isobilateral mempunyai
struktur yang seragam pada permukaan atas dan bawah.
Sangat sedikit tumbuhan dikotil dan sebagian besar tumbuhan
monokotil mempunyai daun isobilateral (Setjo, dkk., 2004).
Permukaan daun yang berlanjut dengan permukaan
bagian batang yang terletak di atas perlekatan daun
disebut sebagai permukaan atas, permukaan ventral, atau
permukaan adaksial; permukaan lawannya ialah
permukaan bawah, permukaan dorsal atau permukaan
abaksial (Setjo, dkk., 2004).
Seperti pada akar dan batang, daun terdiri atas sistem
jaringan dermal (yaitu epidermis), jaringan pembuluh,
dan jaringan dasar (menempati daerah mesofil). Daum
umumnya tidak mempunyai pertumbuhan sekunder,
kadang-kadang hanya terdapat sedikit dalam tangkai
daun dan dalam tulang daun yang besar, epidermis pada
daun tetap sebagaisistem jaringan dermal. Pada sisik
tunas dapat terbentuk periderm (Setjo, dkk., 2004).
Hasil
Pengamatan
Preparat Awetan Melintang Daun
Cymbopogon nardus
Hasil Pengamatan
Perbesaran 10*10 a) Epidermis adaksial
b) Sklerenkim
c) Sel kipas
d) Parenkim mesofil
e) Floem
f) Xilem
g) Berkas pengangkut
bagian vena
h) Parenkim seludang
berkas pengangkut
i) Epidermis abaksial
j) Trikoma glanduler
• Bentuk sel epidermis lonjong
(selapis)
• Tipe berkas pengangkut
kosta = isodiametris
Gambar Literatur Irisan Melintang Daun
Cymbopogon nardus

(Sumber: Endang, 2012)


Preparat Awetan Melintang Daun
Pinus merkusii
Perbesaran 10*10
Hasil Pengamatan
a) Saluran hars
b) Endodermis
c) Perisikel
d) Stomata
e) Kutikula
f) Epidermis
g) Sklerenkim
h) Floem
i) Xilem
• Tipe daun = Sentris
• Tipe berkas pengangkut =
kolateral
• Adaptasi lingkungan = pinus
hidup di daerah yang tinggi
• Adaptasi daun = penebalan
kutikula
• Letak stoma = tenggelam, karena
lingkungan yang kurang air.
Gambar Literatur Irisan Melintang Daun
Pinus merkusii

(Sumber: Endang, 2012)


Preparat Segar Penampang Melintang
Daun Xanthosoma sp.
Perbesaran 10*10 Hasil Pengamatan
a) Kutikula
b) Epidermis adaksial
c) Epidermis abaksial
d) Parenkima palisade
e) Parenkima sponsa
f) Ruang antar sel
• Adaptasi lingkungan =
Intensitas cahaya tinggi
• Adaptasi daun = membentuk
lapisan palisade lebih dari 1
lapis dan penebalan kutikula
Gambar Literatur Irisan Melintang Daun
Xanthosoma sp.

(Sumber: Endang, 2012)


Preparat Awetan Melintang Daun
Perbesaran 10*10
Zea mays
Hasil Pengamatan
a) Xilem
b) Floem
c) Stomata
d) Fotosintesis mesofil
e) Kutikula
f) Epidermis

• Tipe stomata =
Hipostomatik
Gambar Literatur Irisan Melintang Daun
Zea mays

(Sumber: Jeniria, dkk. 2015)


Preparat Segar Penampang Melintang
Daun Lilium sp.
Perbesaran 10*10 Hasil Pengamatan
a) Epidermis adaksial
b) Epidermis abaksial
c) Parenkima mesofil
d) Xilem
e) Floem
f) Stomata

• Tipe stomata =
Amfistomatik
• Berkas pengangkut =
Kolateral tertutup
• Tidak mengalami
diferensiasi
Gambar Literatur Irisan Melintang Daun
Lilium sp.

(Sumber: Endang, 2012)


Preparat Segar Penampang Melintang
Daun Acasia auriculiformis
Perbesaran 10*10 Hasil Pengamatan
a) Kutikula
b) Epidermis
c) Parenkima
d) Floem
e) Xilem
f) Sklerenkim
• Berkas pengangkut =
Kolateral terbuka
fibriovaskuler
• Dua berkas pengangkut
berukuran kecil dipisahkan
oleh jaringan
parenkimatriks yang sel-
selnya berbentuk
isodiametrik dan tidak
mengandung kloroplas
• Letak stomata = tenggelam
Gambar Literatur Irisan Melintang Daun
Acasia auriculiformis

(Sumber: Endang, 2012)


Preparat Awetan Melintang Daun
Ficus elastica
Perbesaran 10*10 Hasil Pengamatan
a) Epidermis adaksial
b) Parenkima palisade
c) Xilem
d) Floem
e) Stomata
f) Epidermis abaksial
g) Sponsa
h) Mesofil
Preparat Awetan Melintang Daun
Ficus elastica
Keterangan tambahan :
• Letak stomata
 Dibawah epidermis stomata memiliki sel penutup berbentuk
ginjal dan terletak tenggelam
• Mesofil terdiferensiasi menjadi palisade dan sponsa
• Tipe berkas pengangkut bikolateral fibriovaskuler tetapi
sklerenkima hanya terdapat pada bagian bawah floem dalam
(Sumber: Endang, 2012)
Sumber rujukan:
 Endang, K. A. M. 2012. Anatomi Tumbuhan. Malang:
Universitas Negeri Malang.
 Jeniria, F., Mukarlina, dan Linda, R. 2015. Struktur Anatomi
Daun Jagung yang Terserang Penyakit Bercak dan
Karat. Jurnal Protobiont. Vol. 4. No. 1: 84-88.
 Rosanti, D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
 Setjo, S., Kartini, e., Saptasari, M., dan Sulisetijono. 2004.
Common Textbook Anatomi Tumbuhan. Malang:
Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai