Toksin yang menyebabkan keracunan melalui makanan (Food Poisoning)
Tetrodotoxin (Puffer toxin)
Tetrodotoksin, juga dikenal dengan nama "tetrodox" dan umumnya disingkat menjadi TTX, adalah sejenis neurotoksin yang dikenal tidak memiliki penawar racunnya.
Struktur dan sifat kimia tetro- dotoxin
ditentukan melalui isolasi dan pemurnian. Hasil yang diperoleh berupa kristal berwarna kuning dengan rumus molekul 2— amino—6 —hidroksi- metil—8—hidroksiquinazolin, Ciguatoxin Ciguatoxin merupakan toksin yang ditemukan pada beberapa jenis ikan yang hidup berasosiasi dengan terumbu karang di daerah tropik dan subtropik. Penyakit atau keracunan yang disebabkan oleh ciguatoxin disebut ciguatera. Pada umumnya ciguatera tidak merupakan penyakit yang fatal. Keracunan timbul karena memakan ikan-ikan tersebut . Karena ikan-ikan tersebut dapat menyebabkan keracunan,
Beberapa jenis ikan yang diduga menjadi sumber
penyakit ciguatera yaitu, Lutjanus monostigma, Gymnothorax javanicus, Epinephekis fuscoguttatus
, Gangguan syaraf, Asthenia dan arthalgia, Gangguan saluran pencernaan. Caulerpicin dan Caulerpin
Racun ini ditemukan pada alga hijau jenis caulerpa. Caulerpa
spp. sering dijadikan makanan oleh penduduk di Indonesia dan Philipina. Beberapa jenis kadang-kadang mempunyai rasa pedas seperti merica. Rasa pedas ini di- duga ditimbulkan oleh racun yaitu caulerpicin dan caulerpin
Kedua komponen racun tersebut sering beralih dari alga hijau
ke keong laut dan karang lunak melalui rantai makanan
Gejala yang dirasakan
matirasa pada lidah dan bibir.
Bila keracunannya akut, ujung-ujung jari tangan dan kaki terasa
membeku, pernafasan menjadi sesak dan hilangnya keseimbangan. Saxitoxin
ditemukan dalam tiram (mussels) dan toksinnya
disebut mylotoxin. Mekanisme saxitoxin sangat mirip dengan tetrodotoxin. Saxitoxin menyebabkan kematian pada tikus dalam waktu 15 menit, sedangkan tetrodotoxin dalam waktu setengahjam.
Keracunan yang ditimbulkan oleh toksin ini
memberikan gejala : rasa terbakar pada lidah, bibir dan mulut yang selanjutnya merambat ke leher, lengan dan kaki. Sensasi ini kemudian berlanjut menjadi matirasa sehingga gerakan menjadi sulit.
Dalam kasus yang hebat diikuti oleh perasaan
melayang-layang, mengeluarkan air liur, pusing dan muntah.