VIGO PALABIRAN
(20 522 061)
DOSEN PENGAMPU:
RINI PRASTYAWATI, S.SI., M.SI.
Bab II pembahasan : senyawa dan struktur kimia yang terkandung pada racun
biotis yang berasal dari hewan dan tumbuhan
Bab III penutup: kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Racun pada hewan yang biasa disebut bisa, atau zootoksin (secara harfiah “racun
hewan”) adalah semua jenis toksin yang digunakan oleh beberapa kelompok spesies
hewan, untuk keperluan pertahanan dan berburu mangsa. ... Hewan-hewan yang
memiliki bisa antara lain adalah ular, laba-laba, dan kalajengking
Sedangkan pada banyak spesies tumbuhan di dunia tidak dapat dimakan karena
kandungan racun yang dihasilkannya. Proses domestikasi atau pembudidayaan secara
berangsur-angsur dapat menurunkan kadar zat racun yang dikandung oleh suatu
tanaman sehingga tanaman pangan yang kita konsumsi mengandung racun dengan
kadar yang jauh lebih rendah daripada kerabatnya yang bertipe liar (wild type).
Penurunan kadar senyawa racun pada tanaman yang telah dibudidaya antara lain
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat tumbuhnya.
RUMUSAN MASALAH
Topik 1. Senyawa dan struktur kimia yang terkandung pada racun biotis yang
berasal dari hewan
Topik 2. Senyawa dan struktur kimia yang terkandung pada racun biotis yang
berasal dari tumbuhan
TUJUAN
Untuk mengetahui senyawa dan struktur kimia yg terkandung pada racun biotis y
berasal dari hewan dan tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
TOPIK 1
Senyawa dan struktur kimia yang terkandung pada racun biotis yang berasal
dari hewan.
Istilah racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki makna
yang berlainan selang yang satu dengan yang lain. Kata “toksin” didefinisi
sebagai racun yang dibuat dari bagian biologi, atau sering dikata sebagai
biotoksin. Sementara, bisa dirumuskan sebagai cairan mengandung racun yang
disekresikan atau dibuat oleh hewan selama bagian pertahanan diri atau
menyerang hewan lain dengan gigitan maupun sengatan.
Racun tetrodoksin. Racun ini akan menyebabkan sensasi kesemutan, rasa terbakar
pada mulut, mual, dan sakit kepala. Namun, jika menelan racun ikan buntal terlalu
banyak akan menimbulkan kejang-kejang, lumpuh, aritmia jantung, dan berujung
pada kematian.
Nematocysts. racun ini ketika mencapai darah menyebabkan tekanan darah akan
meningkat. Ini dapat menyebabkan serangan jantung dan berujung kematian.
5. Platipus
Beberapa racun tanaman yang larut lemak dapat bersifat bioakumulatif. Ini berarti
bila tanaman tersebut dikonsumsi, maka racun tersebut akan tersimpan pada jaringan
tubuh, misalnya solanin pada kentang. Kadar racun pada tanaman dapat sangat
bervariasi. Hal itu dipengaruhi antara lain oleh keadaan lingkungan tempat tanaman
itu tumbuh (kekeringan, suhu, kadar mineral, dll) serta penyakit. Varietas yang
berbeda dari spesies tanaman yang sama juga mempengaruhi kadar racun dan nutrien
yang dikandungnya.
Fitohemaglutinin pada Kacang merah, menyebabkan Mual, muntah, nyeri perut, diare.
Glikosida sianogenik pada Singkong, rebung, biji buah-buahan (apel, aprikot, pir,
plum, ceri, peach) menyebabkan Penyempitan kerongkongan, mual, muntah, sakit
kepala.
Glikoalkoid pada Kentang, tomat hijau menyebabkan Rasa terbakar di mulut, sakit
perut, mual, muntah.
Kumarin pada Parsnip, seledri menyebabkan Sakit perut, nyeri pada kulit jika terkena
sinar matahari.
Asam oksalat pada Bayam, rhubarb, teh menyebabkan Kram, mual, muntah, sakit
kepala.
Struktur kimia yang terkandung pada racun biotis yang berasal dari tumbuhan
Fitohemaglutinin Kukurbitasin
Kumarin
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Racun adalah senyawa yang berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lain yang
dapat merusak sistem saraf dan pernapasan dan dapat menyebabkan kematian bila
terlambat mendapat pertolongan medis.
Namum ada juga racun yang kadar toksin nya rendah sehingga tidak terlalu
mematikan, bahkan ada beberapa racun yang dapat dimanfaatkan karena tidak terlalu
berbahaya bagi manusia namum berbahaya bagi mahkluk hidup lain seperti hewan
pengerat dan serangga atau hama di lahan pertanian.
Sekian terima kasih.