Disusun Oleh :
Aditya Damara
Markus Evan
Zaenab Novianti
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah
memberikan rahmat taufik dan hidayah-nya sehingga makalah dengan judul
“JAMUR KONTAMINAN DAN PATOGENITASNYA” ini dapat kami selesaikan tepat
pada waktunya. Kami menyadari banyak kekurangan dalam penlisan makalah ini,
itu dikarenakan kemampuan kami yang terbatas. Namun berkat bantuan dan
dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih kami ucapkan kepada beberapa
pihak yang membantu dan mendukung kami dalam menyelesaikan tugas ini. Kami
berharap dengan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan
bagi para pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan
pertimbangan dan meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang.
i
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Tujuan Penulisan........................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
Mikotoksin .................................................................................................... 3
Kesimpulan .................................................................................................. 20
Saran ........................................................................................................... 20
ii
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
1
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Jamur Kontaminan?
Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Jamur Kontaminan
2
Bab II
Pembahasan
Mikotoksin
Mikotoksin (mycotoxin) adalah zat (metabolit sekunder) yang disintesis dan
dikeluarkan selama pertumbuhan fungi (jamur) tertentu. Zat ini sebenarnya
merupakan pertahanan dari tanaman atau biji tanaman dari serangan parasit. Jika
fungi (jamur) mati, maka produksi miotoksin akan berhenti, tetapi mikotoksin
yang telah terbentuk tidak hilang. Mikotoksin merupakan bahan kimia yang stabil
dan dapat bertahan dalam waktu yang lama.
3
Mikotoksin merupakan zat yang berbahaya, karena hanya dengan jumlah yang
sangat sedikit (nano gram– mikro gram/gram bahan) saja dapat menyebabkan
beberapa kerugian. Mikotoksikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh toksin
yang dihasilkan oleh jamur yang termakan bersama-sama bahan pakan yang
tercemar.
b. Fumonisin
Fumonisin dihasilkan oleh Fusarium moniliforme yang umumnya terdapat
pada komoditas jagung . Sifat toksiknya dapat menimbulkan gejala kanker
akut serta eucoencephalomalacia (ELEM). ELEM merupakan kondisi fatal
yang terjadi akibat kerusakan pembuluh saraf serta munculnya kanker pada
tenggorokan.
4
c. Ochratoxin
Ochratoxin biasanya terdapat pada gandum dan jelai. Mikotoksin ini
dihasilkan oleh Penicillium yang dapat memicu tumbuhnya sel kanker.
Ochratoxin utamanya menyerang enzim yang terlibat pada metabolisme
asam amino fenilalanin. Ochratoxin menghalangi kerja enzim yang terlibat
pada sintesis kompleks fenilalanin-tRNA . Ochratoxin juga dapat menyerang
enzim lain yang menggunakan fenilalanin sebagai substrat., misalnya
fenilalanin hidroksilase yang mengkatalis hidroksilasifenilalanin searah
menjadi tiroksin. Selain itu, ochratoxin juga mengubah sistem transportasi
pada membran mitokondria dan menghambat produksi ATP, serta
menaikkan peroksidasi membran lipid, superoksida dan hidrogen peroksida
bagi pembentukan radikal bebas (Ninik, 2005).
3. Fungi kontaminan dapat berasal dari spora fungi yang berada di udara, tanah,
air atau bahan lain yang mengandung spora fungi.
5
Jenis-Jenis Jamur Kontaminan
Penelitian tentang jamur yang berpotensi menghasilkan metabolit beracun ini
baru dimulai pada tahun 1960 dengan suatu kasus kematian ribuan ternak kalkun
di Inggris yang dikenal dengan "Turkey X disease", yang disebabkan karena pakan
ternak tersebut telah tercemar oleh aflatoksin, suatu metabolit racun yang
dihasilkan oleh jamur (mikotoksin) Aspergillus flavus. Walaupun penelitian
tentang mikotoksin sampai sekarang masih belum tuntas, sudah lebih dari 400
macam mikotoksin berhasil diidentifikasikan. Tidak setiap pangan yang tercemar
oleh jamur selalu mengandung mikotoksin, sebab banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan maupun pembentukan mikotoksin pada pangan.
Namun demikian, karena sangat banyaknya spesies jamur yang bersifat
toksigenik, cemaran jamur pada pangan perlu mendapat perhatian serius.
Beberapa kelompok jamur diketahui bertahan pada perlakuan pengawetan
pangan misalnya Wallemia sebi pada ikan asin, Cladosporium herbarium pada
daging yang disimpan dingin, Byssochlamis fulva pada makanan kaleng, serta
Penicillium requeforti yang tahan terhadap sorbat.
5. Geotrichum: biasanya terdapat dapat keju dan menentukan flavor dan aroma
beberapa jenis keju
6
7. Helminthosporium: merupakan patogen tanaman dan saprofit
10. Penicillium: jamur ini penting dalam pembuatan beberapa jenis keju,
beberapa spesies dapat menghasilkan antibiotik, tersebar pada tanah, udara,
debu, dan makanan (roti, kue, buah).
11. Rhizopus: dapat tumbuh pada berbagai jenis makanan seperti buah, kue, dan
roti.
12. Sporotrichum: dapat tumbuh pada suhu < 0 °C, beberapa spesies
menyebabkan spot pada daging simpan dingin.
7
Makanan yang terkontaminasi jamur
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Sumber karbon organic yang
dibutuhkan antara lain seperti karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik
(Gandjar, 2006). Setiap bahan makanan yang dikonsumsi oleh manusia terdiri dari
karbon-karbon organik tersebut. Jamur yang tinggal di dalam substrat tersebut
akan melakukan roses penyerapan nutrisi. Jamur mempunyai tipe penyerapan
yang ekstraselular, artinya jamur mencerna makanan di luar tubuhnya. Makanan
atau nutrisi yang sudah dicerna melalui
Enzim yang dikeluarkan oleh hifa jamur akan diserap ke dalam tubuhnya melalui
dinding hifa. Nutrisi tersebut akan terakumulasi dan dibutuhkan untuk respirasi
dan mengeluarkan energi. Berikut adalah contoh-contoh makanan yang dapat
terkontaminasi oleh jamur :
1. Nasi
Nasi merupakan bahan olahan dari beras, nasi mudah membusuk karena
didalamnya terkandung air. Air ini membuat kelembaban dalam nasi
sehingga sumber kehidupan dari jamur. Jamur yang biasa mengontaminasi
makanan ini adalah Rhizopus oligosporus, Aspergillus niger. Nasi
mempunyai kandungan glukosa yang tinggi. Glukosa pada nasi akan
bergabung dan menghasilkan kompleks glukosa yang dapat disebut dengan
polisakarida. Bila nasi telah ditumbuhi oleh spora dari jamur, maka jamur
akan mensekresi enzim yang dapat memecah polisakarida menjadi
glukosaglukosa, lalu jamur akan menyerap senyawa tersebut ke dalam
tubuhnya sehingga dapat berkembang.
2. Roti
Roti yang sudah lama tidak dimakan akan mengundang jamur untuk datang
menguasainya, dengan menimbulkan bintik hitam. Roti merupakan pangan
yang tidak dapat disimpan lama karena kandungan air pada roti masih
cukup tinggi.
8
Air bebas yang tersedia pada roti untuk pertumbuhan mikroorganisme
atau disebut aw (aktivitas air) berkisar pada nilai 0.950.98. Pada kisaran
nilai aw ini berbagai mikroorganisme termasuk kapang, khamir dan bakteri
masih dapat tumbuh. Pada umumnya mikroorganisme yang tumbuh cepat
pada roti adalah kapang dari kelompok Rhizopus.
9
2) Cladosporium herbarum menyebabkan daging berbintik hitam.
b. Ikan
Ikan juga kaya akan protein, produk ini biasanya dikontaminasi oleh khamir
Sporogenous yang dapat menyebabkan warna ikan menjadi coklat. Pada ikan asin
yang telah diolah dengan pengeringan dan penggaraman sehingga aw ikan
menjadi rendah, kerusakan disebabkan oleh pertumbuhan kapang. Selain itu pada
ikan asap biasanya terkontaminasi oleh kapang (Anonim, 2012).
10
1. Aspergillus Sp
Aspergillus sp dapat kelompokkan dalam beberapa golongan untuk
memudahkan dalam identifikasi. Beberapa golongan tersebut antara lain:
a. Aspergillus flavus
Jamur dalam grup ini sering menyebabkan kerusakan makanan. Konidia grup ini
bewarna kuning sampai hijau dan mungkin membentuk skerotia. ( Srikandi, F.,
1989 ). Konidiofora tidak berwarna, kasar bagian atas agak bulat sampai
kolumner, vesikel agak bulat sampai berbentuk batang pada kepala yang kecil,
sedangkan pada kepala yang besar bentuk globusa. Konidia kasar dengan
bermacam – macam warna.
b. Aspergillus fumigatus
11
c. Aspergillus niger
Konidia atas berwarna hitam, hitam kecoklatan, atau coklat violet. Bagian atas
membesar dan membentuk globusa. Konidiofora halus, tidak berwarna atas tegak
berwarna coklat kuning. Vesikel berbentuk globusa dengan bagian atas
membesar, bagian ujung seperti batang kecil, Konidia kasar menunjukkan
lembaran atau pita bahkan berwarna hitam coklat.
d. Aspergilus terreus
Bagian atas kolumner, kelabu pucat atau berbayang – bayang agak
terang. Konidiofora halus tidak berwarna, vesikel agak bulat dengan
bagian atas tertutup sterigmata. Konidia kecil halus, berbentuk globusa
sampai agak elips.
- Patogenitas
Diantara spesies – spesies Aspergillus sp dapat menghasilkan mikotoksin,
yang disebut aflatoksin. Dalam pembentukan mikotoksin dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu lingkungan (substrat, kelembaban, suhu, pH) dan
lamanya kontak antara jamur dengan substrat. (Djarir,M., 1989).
Mikotoksin diidentifikasikan sebagai zat yang diproduksi oleh jamur dalam
bahan makanan, dan bersifat tahan terhadap panas sehingga dengan
pengolahan, pemasaran tidak menjamin berkurangnnya aktifitas toksin
tersebut. ( Srikandi, F., 1989 ). Penyakit yang ditimbulkan karena memakan
makanan yang terkontaminasi oleh racun fungi ( Mikotoksin ), karena
banyak makanan yang terkontaminasi oleh Aspergillus flavus .
Fungi diketahui lebih tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan
dari pada mikroorganisme lain. Fungi umumnya menghendaki oksigen sehingga
bersifat aerob sejati, tetapi khamir ( yeast ) bersifat fakultatif yang artinya dapat
hidup dalam keadaan anaerob maupun aerob.
12
Suhu optimum pertumbuhan fungi parasit lebih tinggi yaitu 30 - 37°C daripada jenis yang
saprofit yang hidup pada suhu 22 - 30°C.
Beberapa fungi diketahui ada yang mampu tumbuh pada suhu mendekati 0°C. Pada dasarnya
fungi bersifat heterotrof, namun beberapa jenis fungi mampu memanfaatkan berbagai macam
bahan untuk kehidupannya. Fungi tidak mampu mensintesis CO2 sebagaimana
bakteri, maka sumber karbon harus tersedia dari luar dirinya, misalnya sebagai
bentuk glukosa atau lainnya.
Penyakit akut yang disebabkan oleh mikotoksin dapat menyerang system saraf
pusat, mempengaruhi hati, dan ginjal. Beberapa diantaranya bersifat karsinogenik
yang dapat menyebabkan kanker pada hati apabila imakan dalam jumlah kecil
untuk jangka panjang yang cukup lama.
Aspergillosis yaitu penyakit yang disebabkan oleh jamur Aspergillus sp, terutama
Aspergillus fumigatus dengan menyebabkan radang granulomatosis pada selaput
lender, mata, bronchus, telinga, kadang – kadang pada kulit dan subkutan pada
tulang, paru – paru dan meningen.
2. Rhizopus Sp
Rhizopus adalah genus fungi saprofit yang umum pada tanaman dan parasit yang
terspesialisasi pada hewan. Mereka ditemukan di berbagai substrat organik,
termasuk "buah dan sayuran matang", jeli, sirup, kulit, roti, kacang tanah, dan
tembakau. Beberapa spesies Rhizopus adalah agen oportunistik dari zigomikosis
manusia (infeksi jamur) dan bisa berakibat fatal.
Spesies Rhizopus tumbuh sebagai hifa berbentuk filamen dan bercabang yang
umumnya tidak memiliki dinding silang (yaitu koenositik). Mereka berkembang
biak dengan membentuk spora aseksual dan seksual. Dalam reproduksi aseksual,
sporangiospora diproduksi di dalam struktur berbentuk bola, yaitu sporangium.
13
2. Rhizopus oryzae
Rhizopus oryzae mempunyai sifat amilolitik kuat dan proteolitik kurang
kuat. Sifat-sifat jamur Rhizopus oryzae yaitu koloni berwarna putih
berangsur-angsur menjadi abu-abu, stolon halus atau sedikit kasar dan
tidak berwarna hingga kuning kecoklatan, sporangiofora tumbuh dari
stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5
sporangiofora), rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang
sama dengan sporangiofora, sporangia globus atau sub globus dengan
dinding berspinulosa (duri-duri penddek) yang berwarna coklat gelap
sampai hitam bila telah masak, kolumela oval hingga bulat, dengan dinding
halus atau sedikit kasar, spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder,
suhu optimal untuk pertumbuhan 35ºC, minimal 5-7ºC dan maksimal 44ºC.
.
14
15
3.Penicillium Sp
Pengertian Penicillium adalah fungi yang termasuk dalam kelas
Deuteromycetes. Penicillium sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk
badan spora yang disebut konidium. Patogenitas Penicilllium
menyebabkan kerusakan buah dan sayuran, biji-bijian, roti dan daging.
Salah satunya Penicillium citrinum yang dapat menghasilkan mikotoksin
yaitu Citrinin. Spesies kapang ini dapat mengkontaminasi berbagai macam
bahan makanan terutama biji bijian yang telah mengalami kerusakan.
Citrinin dapat terkandung dalam bahan makanan berupa beras, jagung,
gandum, dan tomat busuk. Citrinin dikenal sebagai mikotoksin yang bersifat
nefrotoksik. Penicillium dapat menghasilkan okratoksin yang dapat
menyebabkan Neopropratik yaitu timbulnya tumor pada ginjal
16
Jamur ini adalah sumber utama pembusukan pasca panen buah-buahan dan
bertanggung jawab atas penyakit pasca panen yang meluas pada buah jeruk yang
dikenal sebagai rotasi hijau atau jamur hijau
5. Penicillium expansum ini menyebabkan Blue Mold of apel, salah satu penyakit
pasca panen yang paling umum dan merusak secara ekonomi dari apel
7. Penicillium italicum adalah patogen tanaman. Ini adalah penyakit pasca panen
umum yang umumnya terkait dengan buah sitrus
4. Mucor Sp
- Ciri makroskopis koloni Mucor sp memiliki karakteristik yaitu warna koloni putih
yang tumbuh lebat, permukaan berbentuk seperti kapas, permukaan koloni rata
dan tidak terdapat garis-garis radial konsnetris.
- Ciri mikroskopis Mucor sp. terlihat hifa tidak bersekat, konidofor tunggal tidak
terlihat rhizoid, sporangium berbetuk bulat, kolumela berbentuk bulat, dengan
spora berbentuk bulat dan halus Mucor adalah genus fungi yang berasal dari ordo
Mucorales yang merupakan fungi tipikal saprotrop pada tanah dan serasah
tumbuhan. Hifa vegetatifnya bercabang-cabang, bersifat coenositik dan tidak
bersepta. Mucor berkembangbiak secara aseksual dengan membentuk
sporangium yang ditunjang oleh batang yang disebur sporangiofor. Ciri khas pada
Mucor adalah memiliki sporangium yang berkolom-kolom atau kolumela.
17
Spesies Mucor Kontaminan
1. Mucor amphibiorum
Adalah jamur yang menyebabkan bisul pada platipus, yang dapat terinfeksi
sekunder dan berpotensi fatal. Bisa juga mengurangi kemampuan
mengatur suhu tubuh. Saat ini terbatas pada Tasmania dan pertama kali
terlihat pada tahun 1982 di Sungai Elizabeth.
2. Mucor circinelloides
Adalah jamur dimorfik yang kebanyakan ditemukan di tanah, kotoran dan
sayuran akar. Spesies ini digambarkan tidak diketahui dapat memproduksi
mikotoksin, namun telah sering dilaporkan menginfeksi hewan seperti sapi
dan babi, juga unggas, platipus dan kadang-kadang manusia. Pasien
ketoasidosis sangat berisiko terinfeksi oleh M. Circinelloides.
Patogenitas Sebagian besar spesies 'Mucor' tidak dapat menginfeksi manusia dan
hewan endotermik karena ketidakmampuan mereka tumbuh di lingkungan yang
hangat mendekati 37 derajat. Spesies Thermotolerant seperti Mucor indicus
kadang menyebabkan oportunistik, dan sering menyebar dengan cepat, infeksi
nekrosis dikenal dengan zygomycosis. Mucormycosis adalah infeksi jamur yang
disebabkan oleh jamur dalam urutan Mucorales. Umumnya, spesies mucor,
Rhizopus, Absidia, dan genus Cunninghamella paling sering terlibat. Penyakit ini
sering ditandai dengan hifa yang tumbuh di dalam dan
18
sekitar pembuluh darah dan berpotensi mengancam jiwa pada individu diabetes
atau sangat immunocompromised. "Mucormycosis" dan "zygomycosis" kadang-
kadang digunakan secara bergantian.Namun, zygomycota telah diidentifikasi
sebagai polifiletik, dan tidak termasuk dalam sistem klasifikasi jamur modern.
Juga, sementara zygomycosis meliputi Entomophthorales, mucormycosis tidak
termasuk kelompok ini. Patogenitas pada tumbuhan : menyebabkan kerusakan
pada sayuran
19
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Saran
20
Datar Pustaka
21