Anda di halaman 1dari 11

FLORA NORMAL SERTA HUBUNGAN KUMAN

DENGAN HOSPES DAN LINGKUNGANNYA

Hubungan antar berbagai bentuk kehidupan serta hubungan


timbal balik dengan lingkungannya dipelajari dalam ekologi. Kehidupan
dan lingkungan fifiknya tidak dapat dipisahkan karena lingkungan fisik
menyediakan zat gizi dan kondisi yang memungkinkan adanya
kehidupan. Gabungan antara benda – benda hidup dan lingkungan
tempat kehidupan tersebut disebut biofsir. Biosfir merupakan system
biologis global yang didasarkan atas lingkaran aliran energi yang terjadi
terus menerus. Mikroorganisme mempunyai peranan penting dalam
proses-proses alami yang diperlukan untuk survive nya binatang, tumbuh-
tumbuhan, serta mikroba sendiri.
Biofsir terdiri atas unit-unit ekologi yang saling berinteraksi yang
disebut ekosistem. Kelompok individu yang mempunyai sifat-sifat yang
sama dan hidup pada tempat yang sama disebut populasi. Apabila
berbagai populasi berinteraksi satu dengan lainnya, maka akan terbentuk
suatu komunitas, interaksi antara komunitas dengan lingkungan fisiknya
membentuk suatu ekosistem. Bakteri dalam ekosistem terutama berperan
sebagai decomposer, yaitu pemecah produk-produk organik yang
kompleks, seperti sisa-sisa binatang, tumbuh-tumbuhan dan mikroba
lainnya, membentuk komponen yang lebih kecil atau materi inorganik
yang dapat digunakan lagi sebagai zat makanan oleh tumbuh-tumbuhan
dan organisame lain.
Aktivitas komponen biologis dan fisik di alam membentuk suatu
sistem yang stabil yang tak memerlukan lagi tambahan zat makanan dari
luar sistem tersebut.
Lokasi atau tempat tinggal yang spesifik dari suatu organisme
disebut habitat, sedangkan suatu peranan atau fungsi yang spesifik dalam
komunitas disebut niche. Dalam suatu habitat terdapat factor-faktor biotik
dan abiotik. Faktor biotik mencakup manusia, binatang dan mikroba lain.
Factor abiotik meliputi temperatur, tekanan hidrostatik, tekanan osmotik,
pH, cahaya, substansi anorganik seperti air, CO 2, O2, mineral serta
substansi organik.
Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang
memungkinkan terjadinya kehidupan. Di suatu lokasi mikroorganisme
tersebut dapat bersifat transient, yaitu bertempat tinggal sementara atau
indigenous, yaitu sudah menetap beberapa turunan. Organisme yang
terakhir tersebut umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk
lingkungannya.

HABITAT ALAM MIKROORGANISME


A. Tanah
Merupakan sumber yang kaya akan mikroorganisme, kebanyakan
mikroorganisme disini bersifat apatogen bagi manusia. Beberapa
mikroorganisme dapat bertahan melalui adanya eksreta atau kadaver,
bakteri patogen yang terdapat ditanah antara lain : Clostridium tetani,
Clostridium perfringens, Clostridium botulinum, Bacillus anthracis.

B. Air
Kebanyakan air tawar dan laut mengandung mikroorganisme.
Namun, bekteri patogen umumnya tidak terdapat, kecuali di air yang
secara langsung tercemar oleh urin dan feses manusia dan binatang.
Mikroorganisme patogen di air anatara lain : Salmonella dan Shigella
species,Vibrio cholerae, Legionella, virus hepatitis, Virus polio, virus
enterik, Entamoeba histolytica. Escherichia coli yang ditemukan di air
digunakan sebagai indeks pencemaran oleh feses karena ia bertahan
hidup di air relatif lebih lama.
C. Udara
Walaupun mikroorganisme sering ditemukan di udara, mereka
sebenarnya tidak berkembang biak di sana. Udara luar jarang
mengandung kuman patogen, mungkin karena efek pengeringan,
ozon, dan radiasi ultraviolet. Udara dalam ruangan mungkin
mengandung bakteri dan virus patogen yang berasal dari kulit,
tangan, pakaian dan terutama dari saluran nafas atas manusia.

A. Makanan (Susu)
Susu dari sapi normal yang diperah secara asepsis masih mengandung
100-1000 mikroorganisme non patogen per ml. Kadang-kadang
terdapat mikroorganisme patogen yang mungkin berasal dari sapi
yang sakit atau dari proses pemerahan, yaitu antara lain :
Mycobacterium tuberculosis, Salmonella. Streptococcus, Corynebacterium
diptheriae, Shigella, Brucella dan Staphylococcus penyebab keracunan
makanan. Pasteurisasi susu dan pemuasan hewan yang sakit telah
menurunkan insidens penyakit yang berasal dari susu.

INTERAKSI MIKROBA
Yang dimaksud dengan interaksi mikroba di sini adalah hubungan timbal
balik antara mikroba dengan lainnya maupun dengan organisme yang
lebih tinggi.

a. Sintrofisme
Disini organisme tidak terlalu dekat berhubungan tetapi keduanya
memberi keuntungan secara timbal balik.
b. Kompetisi
Kompetisi adalah interaksi anatara mikroorganisme yang merupakan
persaingan akibat keterbatasan zat makanan serta energi yang tersedia.
Ada pula organisme yang menghasilkan berbagai substansi yang
menghambat mikroorganisme lain.

c. Simbiosis
Hunungan yang dekat natara dua bentuk kehidupan, berlangsung
lama atau sebentar dan memerlukan kontak fisik. Pada endosimbiosis
suatu organisme berada di dalam organisme yang lain, sedangkan
pada ektosimbiosis organisme berada di permukaan yang lain.
Terdapat tiga jenis simbiosis, yaitu mutualisme, komensalisme, dan
parasitisme.

1. Mutualisme
Mutualisme adalah bentuk hubungan yang saling menguntungkan
kedua belah pihak. Sebagai contoh adanya kerjasama antara
Rhizobium leguminosarum dengan tanaman Leguminosa. Bakteri di
atas menggantungkan hidupnya pada tanaman leguminosa dan
sebagai gantinya mengikat Nitrogen yang dapat dimanfaatkan oleh
tanaman tersebut.

2. Komensalisme
Pada bentuk interaksi ini satu organisme mendapat keuntungan,
sedangkan yang lain tidak dirugikan ataupun mendapat
keuntungan. Sebagai contoh adalah Staphylococcus epidermidis
yang hidup sebagai komensal pada kulit manusia.

3. Parasitisme
Suatu interaksi dikatakan sebagai parasitisme bila salah satu pihak
mendapat keuntungan sedang pihak lain dirugikan. Organisme
yang mengandung parasit disebut hospes.
Interaksi tersebut dapat terjadi dalam bentuk gejala-gejala
penyakit. Bila gejala mereda tapi parasit masih ada, ini berarti telah
tercapai keseimbangan biologik antara parasit dan hospes. Dalam
hal ini hospes dapat bertindak sebagai carrier.

HUBUNGAN HOSPES – KUMAN


Adanya kuman dalam tubuh manusia tidak selalu diikuti dengan
keadaan sakit. Bahkan kebanyakan interaksi hospes-kuman tidak
terwujud dalam bentuk penyakit. Wujud hubungan hospes-kuman
tersebut ditentukan oleh keseimbangan antara virulensi kuman dan daya
tahan hospes.
Virulensi kuman adalah derajat patogenitas yang dinyatakan dengan
jumlah mikroorganisme atau microgram toxin yang dibutuhkan untuk
membunuh binatang percobaan dengan syarat-syarat tertentu. Patogenitas
adalah kemampuan suatu mikroorganisme untuk menyebabkan penyakit.
Virulensi kuman dipengaruhi oleh :
1. Daya invasi
Daya invasi adalah kemampuan untuk berpenetrasi ke jaringan,
mengatasi pertahanan tubuh hospes, berkembang biak dan menyebar.
Daya invasi dipengaruhi oleh komponen permukaan dan ensim-ensim
kuman tertentu yang membantu penyebaran kuman serta
membuatnya resisten terhadap fagositosis. Komponen permukaan
tersebut antara lain dapat berupa kapsul polisakarida yang dihasilkan
oleh Streptococcus pnemoniae, Haemophilus influenzae dan Klebsiella
pneumoniae, M-Protein dari Streptococcus pyogenes, dan kapsul
polipeptida pada Bacillus anthracis.
Ensim-ensim yang dihasilkan kuman yang membantu penyebarannya
antara lain koagulase, fibrinolisin (streptokinase), hyaluronidase, kolagenase,
lestinase dan deoksiribonuklease.

2. Toksigenitas
Ada dua jenis toksin yang dihasilkan bacteria; yaitu endotoksin dan
eksotoksin. Table dibawah ini menunjukkan kedua jenis toksin tersebut.
Eksotoksin Endotoksin
- T - dikeluarkan oleh - sebagai
empat kuman hidup, bahan integral dari
Produksi : konsentrasinya dalam dinding sel kuman
medium cair sangat tinggi. negatif Gram

- Polipeptida
- S - kompleks
truktur lipopolisakarida
Kimia - Relatif tidak
stabil, dengan pemanasan - relatif
- S aktivitas toksin menurun stabil, aktivitas toksin
ifat Fisik menetap walau pun
- Sangat antigenic, dipanaskan.
menghasil kan antitoksin
dalam jum lah banyak - Tidak
- S - Dapat dibuat menginduksi ter
ifat toksoid bentuknya antitoksin
imunologis - Tidak dapat
- Sangat toksik, dibuat toksoid
menimbul kan kematian
meskipun dalam dosis kecil - Kurang
- T toksik, dalam dosis
oksisitas besar baru
- Badan tidak menimbulkan
memberi reaksi panas / kematian
demam
- Ada reaksi
- R demam
eaksi
Badan
Eksetoksin dihasilkan oleh bakteri Gram positif antara lain
Corynebacterium diptheriae, Clostridium tetani, Clostridium botulinum,
Staphylococcus serta beberapa bakteria Gram negatif termasuk Shigella
dysentriae, Vibrio cholerae, dan beberapa strain Escherichia coli.
Bacteria yang menghasilkan endotoksin antara lain Salmonella,
Shigella, Brucella, Neisseria, Vibriocholera, Escherichia coli dan Pseudomonas
aeruginosa.
Daya tahan tubuh dapat berupa kekebalan yang non spesifik dan
kekebalan spesifik. Bila daya tahan tubuh hospes menurun, organisme
yang dalam keadaan biasa tidak patogen dapat menimbulkan penyakit.
Keadaan tersebut dinamakan oportunisme dan organismenya disebut
oportunis.

MIKROORGANISME PADA TUBUH MANUSIA


Sebenarnya mikroorganisme yang terdapat pada tubuh manusia
tidak dapat digolongkan dengan tegas, apakah ia suatu komensal atau
suatu spesies yang patogen bagi manusia tersebut. Flora dalam tubuh
manusia dapat menetap atau transient. Mikroba normal yang menetap
tersebut dapat dikatakan tidak menyebabkan penyakit dan mungkin
menguntungkan bila ia berada dilokasi yang semestinya dan tanpa
adanya keadaan abnormal. Mereka dapat menyebabkan penyakit bila
karena keadaan tertentu berada di tempat yang tak semestinya atau bila
ada faktor predisposisi.
Sebagai contoh, flora normal di saluran pencernaan berperan dalam
sintesis vitamin K dan membantu absorbsi zat makanan tertentu. Pada
mukosa dan kulit, flora normal dapat mencegah kolonisasi bakteri
patogen melalui bacterial interference.
Streptococcus viridans, bakteri yang tersering ditemukan di saluran
nafas atas, bila masuk kealiran darah setelah ekstraksi gigi atau
tonsilektomi dapat sampai ke katup jantung yang abnormal dan
mengakibatkan subacute baterial endocarditis.
Bacteroides yang normal terdapat di kolon dapat menyebabkan
peritonitis mengikuti suatu trauma.

FLORA NORMAL MULUT DAN TRAKTUS RESOIRATORIUS


Bagian yang mengandung mikroorganisme adalah mulut,
nasofaring, orofaring, tonsil. Sedangkan laring, trakea, bronkus,
bronkiolus, alveolus dan sinus hidung biasanya steril.
Mulut amat kaya akan mikroorganisme, Staphylococcus epidermidis,
Staphylococcus aureus, beberapa mikrokokus berpigmen, dan
Staphylococcus yang bersifat anaerob ditemukan di permukaan gigi dan
saliva. Dijumpai pula Streptococcus viridans (grup mitis dan salivarius),
Enterococcus, Neisseria berpigmen, Veillonella spp, Corynebacterium anaerob,
Actinomyces, Escherichia coli, Klebsiella-Enterobacter group, Haemophilus,
Bacteroides, Fusobacterium, Vibrio sputorum dan beberapa Spirochaeta
(Treponema denticum dan Borrelia refringens). Streptococcus pyogenes dapat
dijumpai pada 5-10% mulut normal. Streptococcus pneumoniae terdapat di
permukaan gigi 25% orang dewasa normal.
Organisme yang dominan di saluran nafas, terutama di faring
adalah Streptokokus nonhemolitik dan alfahemolitik dan Neisseria. Juga
terdapat Staphylococcus epidermis, Diphteroid, Haemophilus, Pneumococcus,
Mycoplasma, dan Bacteroides. Pemusnahan flora normal faring dengan
penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan over growth : bacteria negatif
Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Psedomonas atau jamur.
Flora Normal Traktus Digestivus
Daerah saluran pencernaan yang mengandung mikrorganisme
adalah usus besar, meskipun kadang-kadang ditemukan pula organisme
usus besar di ileum distal individu normal.
Esophagus dan lambung, kecuali saat penelanan makanan,
umumnya steril atau mengandung kurang dari 10³ kuman /ml. Hal itu
terjadi karena gerakan makanan yang cepat ke usus kecil serta adanya
asam lambung. Usus kecil kecuali ileum distal, hati, empedu, peritoneum
merupakan daerah steril. Kadang-kadang di duodenum dan jejunum
ditemukan Streptococcus, Lactobacilus, dan yeast (terutama Candida albicans)
dalam jumlah kecil.
Kurang lebih dua puluh persen massa feses berisi bacteria (10⁴
mikroorganisme/gr berat basah). Mikroorganisme yang terdapat di kolon
adalah Bacteroides, Bifidobacteria, Eubacteria, Lactobacillus, bacteria coliform,
Streptococcus, Clostridium dan beberapa jenis yeast. Bacteroides dan
Bifidobacteria yang merupakan lebih dari sembilan puluh persen flora feses
adalah bakteri anaerob obligat.
Eradikasi flora normal dengan antibiotik dapat menyebabkan
overgrowth Clostriridium difficile yang menghasilkan enterotoksin dan
menyebabkan kolitis.
Pada neonatus flora usus terbentuk dalam 24 jam setelah lahir.
Pada bayi yang disusui Lactobacillus bifidus adalah organisme yang
dominan. Bakteri lain yang ditemukan Enterococcus, bacteria coliform, dan
Staphylococcus. Feses bayi yang meminum susu buatan berisi Lactobacillus
acidophilus, bacteria coliform, Enterococcus dan Bacillus anaerob termasuk
Clostridium sp.
Lactobacillus bifidus lebih banyak dijumpai pada pemberian susu
formula dengan penambahan lactosa 12%.
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K,
konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorbsi zat makanan serta
antagonis mikroba patogen.

Flora Normal Traktus Genito-uribarius


Mikroorganisme dapat ditemukan di genitalia eksterna, uretra
anterior dan vagina, sedang di bagian lain umumnya tidak terdapat
mikroorganisme yang menetap.
Di orifrisium uretra wanita dan pria yang tidak disirkumsisi sering
dijumpai Mycobacterium smegmatis. Dijumpai pula difteroid, Streptococcus
nonhemolitik dan Staphylococcus epidermis. Khususnya pada wanita terdapat
bacteria Doderlein, suatu Lactobacillus anaerob. Flora normal pada vulva
wanita amat dipengaruhi oleh kondisi normalnya. Vulva neonatus steril
sampai 24 jam kehidupan. Setelah itu berkembang organisme nonpatogen
seperti difteroid, mikrokokus dan Streptokokus nonhemolitik. Setelah 2-3
hari, estrogen ibu menginduksi deposit gilikogen di epitel vagina dan
meningkat pertumbuhan Lactobacillus. Setelah estrogen menurun,
Lactobacillus menghilang dan pH menjadi basa. Pada pubertas Lactobacillus
muncul kembali dan terdapat flora yang akan menetap selama masa
dewasa yang terdiri atas difteroid, Lactobacillus, Micrococcus, Staphylococcus
epidermis, Streptococcus faecalis, Streptococcus mikroaerofilik dan anaerob,
Ureaplasma dan yeast.
Haemophilus vaginalis dan Chlamydia biasanya berhubungan dengan
vaginitis simtomatis. Pada wanita hamil 15-20% dijumpai Streptococcus
grup B (Streptococcus agalactica). Flora pada masa postmenopause
menyerupai masa prepubertas.
Flora Normal Kulit, Hidung, Telinga
Bakteri yang tersering ditemukan di kulit adalah Staphylococcus
epidermidis, micrococcus, Streptococcus alpha dan nonhemolyticus, difteroid
aerob dan anaerob dan sarcinae. Staphylococcus aureus hanya menetap di
hidung dan mungkin di perineum. Kolonisasi yang transient oleh
Staphylococcus aureus dan bakteri lain dapat terjadi di semua bagian kulit.
Hal itu terjadi karena kontraknya dengan dunia luar. Dapat dijumpai pula
beberapa jenis jamur dan kadang-kadang propionibacterium acnes dan
Mycobacterium yang bersifat saprofit. Cuci tangan dapat mengurangi
jumlah kuman sampai 90% dan jumlah semula akan kembali dalam 8 jam.
Flora liang telingan luar biasanya merupakan gambaran flora kulit.
Dapat dijumpai Streptococcus pneumoniae, batang Gram negatif termasuk
Psedomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan kadang-kadang
Mycobacteria saprofit. Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril.

Bakteria di Darah dan Jaringan


Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-
kadang karena manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi,
ekstraksi gigi, flora komensal dari mulut dapat masuk kajaringan atau
darah. Dalam keadaan normal mikroorganisme tersebut segera
dimusnahkan oleh system kekebalan tubuh. Hal seperti itu dapat terjadi
pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih. Pada keadaan
abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau prostesa lain,
bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai