Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

”ANTI MIKROBA”

DISUSUN OLEH :
1. Faldi P. Simanungkalit (19334004)
2. Maharani Azzahra (21334001)
3. Musbalah Suruj (21334002)
4. Seva Adriansyah (21334003)
5. Khansa Balya Noer (21334004)

KELAS K

DOSEN :

Fathin Hamidah, S.Si., M.Si


Saiful Bahri, S.Si., M.Si

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2023
ABSTRAKSI
Usaha manusia untuk mengatasi mikroorganisme penyebab penyakit dan
penurunan mutu bahan pangan banyak menggunakan penambahan bahan pengawet
untuk mencegah atau mengurangi kerusakan dan kerugian yang diakibatkan. Bahan
pengawet untuk mencegah kerusakan biologi yang disebabkan oleh mikroorganisme
disebut dengan antimikroba. Antimikroba adalah suatu bahan yang dapat mengganggu
pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme. Senyawa antimikroba ada yang
termasuk kelompok antibiotika, desinfektan, dan antiseptik. Antibiotika adalah suatu
substansi yang dihasilkan mikroorganisme yang dalam jumlah amat sedikit
menunjukkan kegaiatan antimikroba.
Bakteri dapat menjadi sensitive atau resisten terhadap antibakterial tertentu.
Jika suatu bakteri sensitive terhadap suatu senyawa,maka organisme itu akan
dihambat atau dimusnahkan. Resistensi terhadap senyawa antimikroba bisa didapat
atau bawaan. Pada kasus bawaan, semua spesies bakteri bisa resisten terhadap suatu
obatsebelum bakteri kontak dengan obat tersebut. Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus banyak dilaporkan memiliki resistensi antibiotik.
Pengujian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas beberapa jenis
disinfektan ,antiseptik dan antibiotik serta mempelajari penerapan metode difusi
cakram dan metode difusi sumur untuk mengevaluasi aktivitas dan efektivitas
beberapa jenis disinfektan dan antiseptik.
Berdasarkan hasil pengamatan Porstex, Dettol dan Ciprofloxacin merupakan
agen anti mikroba yang memiliki daya hambat yang paling besar dari beberapa jenis
disinfektan ,antiseptik dan antibiotik.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antimikroba adalah suatu bahan yang dapat mengganggu pertumbuhan
dan metabolisme mikroorganisme. Pemakaian bahan antimikroba merupakan
suatu usaha untuk mengendalikan bakteri maupun jamur,yaitu segala kegiatan
yang dapat menghambat,membasmi atau menyingkirkan mikroorganisme.
Tujuan utama pengendalian mikroorganisme untuk mencegah penyebaran
penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi
dan mencegah pembusukan dan perusakan oleh mikroorganisme.
Kefektifan pengawet salah satunya dipengaruhi oleh pH karena laju
pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi oleh pH. Setiap bakteri mempunyai pH
optimum untuk pertumbuhannya. Begitu pula dengan konsentrasi,semakin
tinggi konsentrasi maka kinetika pembunuhan bakteri akan semakin cepat.
Bakteri dapat menjadi sensitive atau resisten terhadap antibakterial
tertentu. Jika suatu bakteri sensitive terhadap suatu senyawa,maka organisme
itu akan dihambat atau dimusnahkan. Resistensi terhadap senyawa
antimikroba bisa didapat atau bawaan. Pada kasus bawaan, semua spesies
bakteri bisa resisten terhadap suatu obatsebelum bakteri kontak dengan obat
tersebut. Escherichia coli dan Staphylococcus aureus banyak dilaporkan
memiliki resistensi antibiotik.
E. coli adalah flora normal mendiami saluran cerna manusia dan
umumnya setiap jenis host memilik strain yang berbeda. E. coli pada manusia
adalah patogen oportunistik dan dapat menyebabkan mulai darisakit perut
hingga diare,infeksi saluran kemih,spsis dan meningitis. Strain patogen E. coli
bertanggung jawab untuk tiga jenis infeksi pada manusia : infeksi saluran
kemih (ISK),meningitis neonatal dan penyakit saluran cerna.
Staphylococcus aureus adalah host normal manusia,paling sering
ditemukan di hidung,tetapi juga diketahui menghuni kulit dan vagina.
Staphylococcus aureus adalah patigen nosokomial umum yang menyebabkan
sindrom syok toksik,keracunan makanan dan abses didalam tubuh.
Staphylococcus aureus ditularkan melalui kontak langsung manusia ke
manusia,aerosol atau faktor lingkungan. Staphylococcus aureus adalah
organisme kuat yang tahan terhadap pembersihan dan agen antimikroba, dan
dapat bertahan selama berminggu-minggu di lingkungan. Mikroba yang
resisten terhadap antibiotik dapat menyebar melalui kontak langsung dengan
sangat cepat diantara populasi manusia, seperti yang dicontohkan oleh
ancaman resisten methicillin S. aureus (MRSA) dan vancomycin-resistant S.
aureus (VRSA) diseluruh dunia.
1.2 Tujuan
1. Melatih praktikum memahami dan mengetahui cara kerja pengujian
antimikroba
2. Untuk mengetahui kemampuan bahan uji sebagai bahan antimikroba.
3. Untuk mengetahui potensi antibiotik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar


Mikroba mampu hidup dan ditemukan pada kondisi yang ekstrim seperti suhu
salinitas pH yang relatif tinggi atau rendah dan lingkungan yang berkadar garam
tinggi dimana organisme lain tidak dapat hidup. Mikroba yang dapat hidup dan
tumbuh pada lingkungan panas dikenal sebagai mikroba termofilik. Pada lingkungan
yang ekstrim tersebut bakteri termofilik dapat menghasilkan enzim dengan sifat tahan
terhadap suhu tinggi.
Bakteri kitinolitik merupakan kelompok bakteri yang mampu menghasilkan enzim
kitinase untuk menguraikan zat kitin. Isolat bakteri kitinolitik dapat diperoleh dari
sumber air panas, tanah, dan lumpur serta dari sumber perairan lain seperti sungai dan
laut. enzim kitinase yang dihasilkan oleh bakteri kitinolitik berasal dari perairan
berperan dalam proses daur ulang kitin dengan adanya enzim kitinase ini maka proses
penguraian kitin berlangsung berkesinambungan sehingga tidak terjadi akumulasi dari
sisa-sisa cangkang udang, kepiting, cumi-cumi dan organisme perairan lainnya.
Bakteri kitinolitik dapat diperoleh dengan cara mengisolasi atau memindahkan bakteri
tersebut dari lingkungannya di alam bebas ke dalam medium buatan.

 Antibiotik dan Antiseptik


Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis
yang dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh
mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki spektrum aktifitas antibiosis yang
beragam. Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat
pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat
pada permukaan tubuh luar makhluk hidup. Secara umum antiseptik berbeda dengan
obat-obatan maupun disinfektan. Disinfektan yaitu suatu senyawa kimia yang dapat
menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja
lantai dan pisau bedah sedangkan antiseptik digunakan untuk menekan pertumbuhan
mikroorganisme pada jaringan tubuh misalnya kulit. zat antiseptik yang umum
digunakan diantaranya adalah iodium hidrogen peroksida dan asam borak. Kekuatan
masing-masing zat antiseptik tersebut berbeda-beda.
Antiseptik merupakan bahan kimia yang mencegah multiplikasi organisme pada
permukaan tubuh dengan cara membunuh mikroorganisme tersebut atau menghambat
pertumbuhan dan aktifitas metaboliknya. Antiseptik perlu dibedakan dengan
antibiotik yang membunuh mikroorganisme dalam tubuh makhluk hidup dan
desinfektan yang membunuh mikroorganisme pada benda mati. Namun antiseptik
sering pula disebut sebagai desinfektan kulit. hampir semua bahan kimia yang dipakai
sebagai antiseptik dapat pula berperan sebagai desinfektan. hal ini ditentukan oleh
konsentrasi bahan tersebut. Biasanya konsentrasi bahan yang digunakan sebagai
antiseptik lebih rendah daripada desinfektan.
Antibiotik adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan zat-zat itu
dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan
mikroorganisme yang lain. Antibiotik yang pertama dikenal adalah penisilin suatu zat
yang dihasilkan oleh jamur penicilium. Sp. Penisilin ditemukan oleh flerning pada
tahun 1929 namun baru sejak tahun 1943 antibiotik ini banyak digunakan sebagai
pembunuh bakteri. Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri dikatakan
mempunyai spektrum luas sebaliknya antibiotik yang hanya efektif untuk spesies
tertentu mempunyai spektrum yang sempit. Sebelum suatu antibiotik digunakan untuk
keperluan pengobatan maka perlulah terlebih dahulu antibiotik diuji efeknya terhadap
spesies bakteri tertentu. Sesuai dengan keperluan maka suatu antibiotik dapat
diberikan kepada seorang pasien dengan jalan penyuntikan dapat dilakukan dengan
intra muskular.
Tetrasiklin merupakan agen spektrum luas yang menunjukkan aktivitas
melawan berbagai bakteri gram positif dan gram negative, organisme atipikal seperti
klamidia, mikoplasma dan rickketsiae dan parasite protozoa. Sifat antimikroba yang
menguntungkan pada antibiotic ini yaitu tidak adanya efek samping utama yang
merugikan seginhha penggunaannya yang luas dalam terapi infeksi manusia dan
hewan. Tekrasiklin bekerja dengan caea menghambat sintesis protein bakteri dengan
mencegah asosiasi aminosil t-RNA dengan ribosom bakteri. Oleh karena itu, untuk
berinteraksi dengan targetnya, molekul-molekul ini perlu melintasi satu atau lebih
sistem membrane tergantung pada jenis organisme yang rentan apakah termasuk gram
positif atau gram negative.
Ciprofloxacin merupakan turunan dari antibiotic fluoroquinolone (FQ),
Ciprofloxacin dapat digunakan untuk mengobati berbagai bakteri gram positif dan
gram negative. Fluoroquinolone mengatur supercoiling DNA bakteri, prosedur yang
diperlukan untuk replikasi, rekombinasi dan perbaikan DNA dengan mengikat dan
menghambat enzim DNA gyrase. Ciprofloxacin bekerja dengan cara menghambat
DNA gyrase, yang dikenal sebagai topoisomerase II dan topoisomerase IV. DNA
gyrase mengandung sub unit A dan B. quinolone seperti ciprofloxacin diyakini dapat
mencegah sub unit A dari resealing untau ganda DNA oleh karena itu, DNA beruntai
tunggal dapat menyebabkan degradasi eksonukleolitik.

 Bahan Anti Mikroba


Senyawa anti mikroba adalah bahan pengawet yang berfungsi untuk
menghambat kerusakan pangan akibat aktivitas mikroba. Sejarah penggunaan
pengawet didalam bahan pangan sendiri bermula dari penggunaan garam, asap
dan asam (proses fermentasi) untuk mengawetkan pangan. Sejumlah bahan anti
mikroba kemudian dikembangkan dengan tujuan untuk menghambat atau
membunuh mikroba pembusuk (penyebab kerusakan pangan) dan mikroba
patogen (penyebab keracunan pangan).
Kekuatan antibiotik yang diproduksi harus disesuaikan dengan
“Internasional Standard Sample” dan satuan internasional. Pada umumnya
contoh baku internasional dari suatu antibiotik mengandung sejumlah antibiotik
yang telah dimurnikan secara teliti, baik terhadap kekuatannya maupun
keaktifannya. Ada beberapa cara untuk menentukan preparat antibiotik.
Penentuan kekuatan ini dapat dilakukan dengan tujuan sebagai berikut,
meghitung daerah penghambatan dalam lempeng agar dapat menentukan
konsentrasi terkecil yang masih dapat menghambat pertumbuhan (MIC) dari
suatu antibiotik terhadap organisme yang belum diketahui, dan untuk mengetahui
konsentrasi antibiotik yang dapat tercapai dalam cairan tubuh atau jaringan.

 Jenis Zat Antiseptik


Sabun merupakan suatu bahan yang untuk membersihkan kulit baik dari kotoran
maupun bakteri. Sabun yang dapat membunuh bakteri dikenal dengan sabun
antiseptik. Sabun antiseptik atau disebut juga dengan sabun obat mengandung asam
lemak yang bersenyawa dengan alkali dan ditambah dengan zat kimia atau bahan
obat. Sabun ini berguna untuk mencegah, mengurangi ataupun menghilangkan
penyakit atau segala gejala penyakit pada kulit. Sabun antiseptik memiliki
kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri baik bakteri gram positif
maupun bakteri gram negatif.
Dalam aktifitas kita sehari-hari tangan seringkali terkontaminasi dengan
mikroba sehingga tangan dapat menjadi perantara masuknya mikroba ke dalam tubuh.
Aktivitas alkohol sebagai antimikroba adalah dengan cara mendenaturasi protein
bakteri sehingga mengganggu proses metabolisme sel bakteri yang menyebabkan
kematian sel bakteri. Alkohol efektif membunuh bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif. Alkohol juga efektif untuk membunuh jamur.
Logam berat berfungsi sebagai antimikroba oleh karena dapat
mempresipitasikan enzim-enzim atau protein essensial dalam sel. Logam-logam berat
yang umum dipakai adalah Hg, Ag, As, Zr dan Cu. Daya antimikroba dari logam
berat, dimana pada konsentrasi yang kecil saja dapat membunuh mikroba dinamakan
daya oligodinamik. Tetapi garam dari logam berat ini mudah merusak kulit, merusak
alat-alat yang terbuat dari logam, dan harganya mahal.

 Mekanisme Kerja Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif


Mekanisme kerja pada Gram Positif Cara kerjanya dengan menghambat enzim
transpeptidase, dengan kata lain β-laktam akan terikat pada enzim transpeptidase yang
berhubungan dengan molekul peptidoglikan à rusaknya dinding sel pada bakteri, à
pengambilan kelebihan air dan melemahkan dinding saat sel membelah à
menyebabkan lisis sel
Mekanisme kerja pada Gram Negatif Mekanismenya tidak berbeda dengan
mekanisme aksi pada bakteri gram positif. Hal yang membedakan yaitu pada bakteri
gram positif, setelah kehilangan dinding sel akan menjadi protoplas, sedangkan pada
bakteri gram negatif akan menjadi sferoplas. Protoplas dan sferoplas inilah yang
nantinya akan lisis (pecah).

 Pada praktikum kali ini digunakan bakteri Escherichia Coli dan Staphylococcus
Aureus.
Bakteri Escherichia Coli dapat digunakan sebagai indikator adanya
kontaminasi pada air dan makanan atau minuman oleh bakteri yang berasal dari
feces. Bakteri ini dapat menyebar melalui berbagai cara, di antaranya melalui air
dan makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Bakteri Staphylococcus Aureus merupakan bakteri gram positif yang hidup
secara fakultatif anaerob, berbentuk bulat nampak seperti sekumpulan anggur,
tidak bergerak dan tidak berspora. Bakteri ini terdapat pada kulit dan dalam
hidung atau tenggorokan manusia. Bakteri ini dapat menyebabkan sejumlah
penyakit dari penyakit kulit ringan seperti infeksi kulit, acne vulgaris, cellulitis
folliculitis sampai penyakit berat seperti pneumonia, meningitis, osteomyelitis,
endocarditis, toxic shock syndrome, dan septicemia.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Lokasi dan Waktu
Praktikum dilaksanakan di laboratorium mikrobiologi Institut Sains dan
Teknologi Nasional Jakarta pada hari Selasa tanggal 27 juni 2023 pukul
17:00-selesai.

3.2 Alat dan Bahan


Alat Bahan
Cawan Petri PCA (Plate Count Agar)
Kertas Cakram/Kertas Saring Alkohol 70%
Pipet 1ml Aquadest
Bunsen Bakteri E.coli
Spreader drigalsky Bakteri Staphylococcus
Toples slai
Tabung Reaksi
Sumbat
Pinset
Batang L

3.3 Cara Kerja


A. Metode Difusi dengan Kertas Saring
1. Inokulasikan suspensi biakkan E.coli,S.aureus masing masing diatas
permukaan agar pada ketiga cawan petri,masing-masing sebanyak
0,1ml dan sebarkan dengan menggunakan spreader drigalsky.
2. Pinset dipijar diatas nyala api spirtus,ambil kertas saring steril dengan
pinset satu persatu. Celupkan masing-masing kertas saring kedalam
aquadest steril,larutan disinfektan,antiseptic dan antibiotik. Biarkan
mengering kemudian letakkan pada cawan petri yang sama dengan
jarak tertentu.
3. Inkubasi pada suhu kamar selama 24-48 jam. Amati daerah hambat
pertumbuhan bakteri dan ukur diameter zona bening dengan jangka
sorong.

B. Metode Difusi dengan Silinder Kaca


1. Media agar dicairkan,didinginkan sampai suhu kurang lebih 40℃.
2. Teteskan 0,1ml suspensi inoculum kedalam cawan petri steril
3. Tuangkan agar secara aseptic kedalam cawan petri yang sudah di
tetesi.
4. Letakkan 4 buah silinder kaca steril diatas medium agar dengan
menggunakan pinset steril. Masukkan ke masing-masing silinder kaca
dengan menggunakan pipet,ukur sebanyak :
0,25 ml larutan desinfektan
0,25 ml larutan antiseptik
0,25 ml antibiotik
0,25 ml aquadest steril
5. Inkubasi pada suhu kamar selama 24-48 jam
6. Amati daerah hambah pertumbuhan bakteri dan ukur diameter zona
bening.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


1. E. Coli
Porstex
1 2 3 Rata-Rata
24,89 mm 39,5 mm 36 mm 33,46 mm

Aquadest
1 2 3 Rata-Rata
19,8 mm 0 18,8 mm 12,86 mm

Wipol
1 2 3 Rata-Rata
18,9 mm 0 32 mm 16,97 mm

Handsanitizer
1 2 3 Rata-Rata
17,2 mm 43 mm 21,85 mm 27,35 mm

Lifeboy
1 2 3 Rata-Rata
10,8 mm 45,5 mm 0 18,76 mm

Aquadest
1 2 3 Rata-Rata
14,6 mm 19 mm 31,3 mm 21,63 mm

Dettol
1 2 3 Rata-Rata
6,22 mm 45 mm 37,05 mm 29,42 mm

Tetrasiklin
1 2 3 Rata- Rata
14,7 mm 44 mm 35,75 mm 31,48 mm

Penisilin
1 2 3 Rata-Rata
19,5 mm 0 30,7 mm 16,73 mm

Aquadest
1 2 3 Rata-Rata
15,02 mm 0 30 mm 15,0 mm

Ciprolfloxacin
1 2 3 Rata-Rata
43,4 mm 44 mm 31,55 mm 39,65 mm

Desinfektan Antiseptik (mm) Antibiotik (mm)


(mm)
Anti Wipo Por Aqu Lifeb Det HS Aqu Ciprof Tetr Penis Aqu
Mikr l ste ades oy tol ades laxaci asikl ilin ades
oba x t t n in t
Diam 16,97 33, 12,8 18,76 29, 27, 21,6 39,65 31,4 16,73 15
eter 46 6 42 35 3 8

Inter Inter Se Res Inter Se Se Sen Sensi Sen Inter Res


preta medi nsit iste medie nsit nsit sitif tif dan sitif medi iste
si et if n t dan if if dan sangat dan et n
dan dan dan kuat dan dan sang kuat sang dan dan
kuat san mod san san at at kuat kuat
gat erat gat gat kuat kuat
kua kua kua
t t t

2. Staphylococcus
Porstex
1 2 3 Rata-Rata
33,38 mm 34 mm 27,9 mm 31,76 mm

Wipol Rata-Rata
1 2 3
17,71 mm 14 mm 21,55 mm 17,75mm

Aquadest
1 2 3 Rata-Rata
0 0 0 0

Lifeboy
1 2 3 Rata-Rata
0 0 0 0

Aquadest
1 2 3 Rata-Rata
0 0 0 0

Dettol
1 2 3 Rata-Rata
32,05 mm 45 mm 29,9 mm 35,65

Handsanitizer
1 2 3
32,54 mm 0 14,85 mm 15,79 mm

Ciprolaxacin
1 2 3 Rata-Rata
37,05 mm 36 mm 31,5 mm 34,85 mm
Tetrasiklin
1 2 3 Rata-Rata
22,14 mm 37,5 mm 27,5 mm 29,05 mm

Penisilin
1 2 3 Rata-Rata
29,15 mm 34,5 mm 24,75 mm 29,47 mm

Aquadest
1 2 3 Rata-Rata
0 0 0 0

Desinfektan (mm) Antiseptik (mm) Antibiotik (mm)


Anti Wipo Por Aqu Life Det HS Aqu Ciprof Tetra Pen Aqu
Mikr l stex ades boy tol ades laxaci sikli isili ades
oba t t n n n t

Diam 17,75 31, 0 0 35, 15,79 0 34,85 29,0 29,4 0


eter 76 65 5 7
Inter Inter Se Res Res Se Inter Res Sensit Sens Sen Res
preta medi nsit isten iste nsit medi isten if dan itif sitif isten
si et dan if dan n if et dan dan sangat dan dan dan
kuat dan lem Dan dan kuat ema kuat sang san lem
san ah lem san h at gat ah
gat ah gat kuat kuat
kua kua
t t

4.2. Pembahasan
Antiseptik merupakan zat yang biasa digunakan untuk menghambat
pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme pathogen yang terdapat pada
permukaan tubuh luar mahluk hidup. Antibiotik adalah golongan senyawa, baik alami
maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses
biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.
Berdasarkan sifatnya antibiotik dibagi menjadi dua yaitu antibiotik yang bersifat
bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri dan antibiotik
yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat pertumbuhan
atau multiplikasi bakteri. Desinfektan adalah zat kimia yang mematikan sel vegetatif
belum tentu mematikan bentuk spora mikroorganisme penyebab suatu penyakit.
Desinfektan digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada
benda-benda mati seperti meja, lantai, objek glass dan lain-lain.
Keefektifan penghambatan merupakan salah satu kriteria pemilihan
suatu senyawa antimikroba untuk diaplikasikan sebagai pengawet bahan pangan.
Semakin kuat penghambatannya semakin efektif digunakan. Kerusakan yang
ditimbulkan komponen antimikroba dapat bersifat mikrosidal (kerusakan tetap) atau
mikrostatik (kerusakan sementara yang dapat kembali). Suatu komponen akan bersifat
mikrosidal atau mikrostatik tergantung pada konsentrasi dan kultur yang
digunakan. Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: gangguan pada senyawa penyusun
dinding sel, peningkatan permeabilitas membran sel yang dapatmenyebabkan
kehilangan komponen penyusun sel, menginaktivasi enzim, dan destruksi atau
kerusakan fungsi material genetik.
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengujian terhadap efektivitas beberapa
disinfektan, antiseptik dan antibiotik dengan metode difusi cakram dan metode difusi
sumur.
Metode Kirby-Bauer atau metode difusi disk merupakan cara yang paling
banyak dipakai untuk menentukan kepekaan mikroba terhadap berbagai macam
antibiotika. Pada metode difusi disk digunakan cakram kertas saring yang
mengandung suatu zat (desinfektan, antiseptik, dan antibiotik) dengan konsentrasi
tertentu yang ditempelkan pada lempeng agar yang telah ditanami kuman. Zona
Hambatan (killing zone) akan tampak sebagai daerah yang tidak memperlihatkan
pertumbuhan kuman disekitar cakram. Lebar daerah hambatan tergantung ada atau
tidaknya daya serap zat kedalam agar dan kepekaan kuman terhadap zat tersebut.
Interpretasi hasil pengujian difusi disk dapat dilihat dari dua alternatif.
Pertama ialah apabila di sekitar paper disk terdapat zona (daerah) bening tanpa
pertumbuhan bakteri; hal ini dinyatakan positif, berarti obat tradisional yang diuji
mempunyai daya antimikroba. Alternatif kedua ialah apabila di sekitar paper disk
tidak terdapat zona bening yang bebas dari pertumbuhan bakteri dinyatakan negatif
yang berarti desinfektan yang diuji tersebut tidak mempunyai daya antimikroba.
Metoda difusi sumuar adalah metode yang paling sering digunakan digunakan
untuk menentukan aktivitas antimikroba. Kerjanya dengan mengamati daerah yang
bening, yang mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh
antimikroba pada permukaan media agar. Pada praktikum ini, metode difusi sumur
yang digunakan adalah cara cup plat. Cara ini berbeda dengan cara cakram, dimana
dibuat sumur pada media agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada
sumur tersebut diberi antibiotik yang akan di uji.
Pada praktikum ini pengujian dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan
golongan zat yang digunakan zat yaitu desinfektan (terdiri dari wipol dan porstex),
anti septik (terdiri dari Life boy, dettol, dan hand sanitizer) dan antibiotik (terdiri dari
ciprofloxacin, penisilin, dan tetrasiklin) dimana untuk masing masing sampel
digunakan aquadest sebagai kontrol positif.
Berdasarkan hasil praktikum setelah dilakukan inkubasi terlihat luas area
bening E.coli dan S.aureus berbeda pada masing masing kelompok uji. Pada
kelompok desinfeksi jarak zona hambat pada bakteri E.coli lebih besar dibandingkan
dengan S.aureus dimana pada kelompok ini efektifitas antimikroba terbesar
ditunjukkan oleh porstex karena mengandung triklosan dan telah terdaftar di
BPOM/Kemenkes sehingga efektif dalam membunuh bakteri. Luas areal bening
terbesar pada S.aureus yaitu sebesar 31,76 cm2 sedangkan E.coli yakni sebesar 33,46
cm2. Pada kelompok antiseptik jarak zona hambat pada bakteri E.coli lebih kecil
dibandingkan dengan S.aureus dimana pada kelompok ini efektifitas antimikroba
terbesar ditunjukkan oleh Dettol. Luas area bening terbesar pada S.aureus yaitu
sebesar 35,65 cm2 sedangkan E.coli yakni sebesar 294,46 cm2 . Pada kelompok
antibiotik jarak zona hambat pada bakteri E.coli lebih besar dibandingkan dengan
S.aureus dimana pada kelompok ini efektifitas antimikroba terbesar ditunjukkan oleh
Ciprofloksasin. Luas area bening terbesar pada S.aureus yaitu sebesar 34,85 cm2
sedangkan E.coli yakni sebesar 39,65 cm2. Pada pengamatan ini ada beberapa
permasalahan yang terjadi yaitu kontrol positif menujukan efek antimikroba dan
efektifitas sabun life boy tidak terlihat, hal ini mungkin disebabkan karena pada saat
penanganan terjadi kontaminasi antar produk serta kesalahan perlakuan yang
mengakibatkan hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literature sebagai baku
pembanding.
Perbedaan ketahanan bakteri dapat disebabkan adanya perbedaan alamiah
antara kedua golongan bakteri. Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif
dimana selnya sebagian besar (90%) terdiri dari lapisan peptidoglikan dan lapisan
tipis asam teikoat. Asam teikoat menyebabkan permukaan sel bakteri gram positif
bersifat polar dan mempunyai muatan negatif. Sifat ini akan mempengaruhi laju
penetrasi molekul-molekul ke dalam sel yang akhirnya dapat menyebabkan kebocoran
sel.
Sedangkan E. coli adalah bakteri gram negatif dimana dinding selnya lebih
kompleks dibandingkan dengan bakteri gram positif. Bakteri gram positif hanya
mempunyai satu lapisan membran yang mengandung peptidoglikan sedangkan bakteri
gram negatif mempunyai membran dalam dan membran luar. Lapisan membran luar
(outer 34 wall layer) mengandung fosfolipid, lipopolisakarida, dan lipoprotein.
Lapisan ini bersifat impermeabel terhadap molekul besar tetapi dapat melalukan
molekul kecil. Lipopolisakarida dan peptidoglikan merupakan saringan bagi berbagai
ukuran molekul, sedangkan plasma membran bersifat impermeabel bagi molekul yang
ukurannya jauh lebih kecil.
Pada bakteri gram negatif terdapat sisi hidrofilik yaitu gugus karboksil, amino,
fosfat, dan hidroksil yang peka terhadap senyawa polar. Sedangkan kepekaan bakteri
gram positif disebabkan tidak terdapatnya molekul reseptor spesifik untuk penetrasi
antimikroba dan susunan matriknya terbuka). Pada bakteri gram positif susunan
dinding sel lebih sederhana terdiri atas 2 lapis namun memiliki lapisan peptidoglikan
yang tebal. Meskipun dinding sel bakteri E.coli lebih kompleks terdiri atas 3 lapis
namun lapisan peptidoglikan tipis.

BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
 Daya antimikroba terbesar untuk kelompok desinfektan yaitu porstex
 Daya antimikroba terbesar untuk kelompok antiseptik yaitu Dettol
 Daya antimikroba terbesar untuk kelompok antibiotik yaitu ciprofloxacin
DAFTAR PUSTAKA

Aref Shariati, M. A. (2022). The resistence Mechanism of bacteria againts


ciprofloxacin and new approaches for enhancing the efficacy of this antibiotic.
Public Health.
IAN CHOPRA, M. R. (2001). Tetracycline Antibiotics: Mode of Action,
Applications,. MICROBIOLOGY AND MOLECULAR BIOLOGY.

Anda mungkin juga menyukai