id
oleh
Rachmaniar *)
ABSTRACT
*) Balai Penelitian dan Pengembangan Biologi Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi - LIPI,
Jakarta.
Penelitian yang intensif terhadap lebih dari 400 jenis ikan yang mengan-
ciguatoxin ini telah dilakukan di Uni- dung ciguatoxin. Toksisitasnya dipe-
versity of Hawaii, di Institute de ngaruhi oleh lingkungan dimana ikan itu
Recherches Medicales 'Louis Malarde' di hidup serta jenis ikannya. Dean ka-kap,
Tahiti dan beberapa universitas di Lutjanus bohar dan ikan keron-dong,
Jepang. Beberapa jenis ikan yang diduga Gymnothorax javanicus, sering
menjadi sumber penyakit cigua-tera yaitu, menimbulkan keracunan massal di
Lutjanus monostigma, Gymnothorax daerah kepulauan di Pasifik. Di Tahiti
javanicus, Epinephekis fuscoguttatus 60% keracunan ciguatoxin disebabkan
(Gambar 2, 3, 4). Ge-jala penyakit yang karena memakan ikan Ctenochaetus
ditimbulkan sangat beragam dan hal ini striatus.
sesuai dengan terdapatnya beragam toksin Gejala keracunan akibat ciguatoxin
dalam ikan4kan tersebut (multiple toxin). ini oleh BAGNIS (dalam HASHIMOTO
Namun toksin utamanya adalah cigua- 1979) digolongkan dalam em-pat gejala:
toxin yang diisolasi dan kemudian di-beri 1. Gangguan pada cardiovascular,
nama oleh Scheuer dari University of 2. Gangguan syaraf,
Hawaii. HALSTEAD (dalam 3. Asthenia dan arthalgia,
HASHIMOTO 1979) mengidentifikasi 4. Gangguan saluran pencernaan.
SCHEUER et al. (dalam HASHI- ring beralih dari alga hijau ke keong
MOTO 1979) telah mencoba mengiso- laut dan karang lunak melalui rantai
lasi dan mengindentifikasi senyawa makanan.
yang menyusun ciguatoxin. Isolasi Caulerpicin dan caulerpin diiso-
yang murni sangat sulit diperoleh, na- lasi dari Caulerpa racemosa varitas
mun diperkirakan bahwa ciguatoxin Clarifera, Caulerpa sertulariades dan
ini merupakan suatu lipida yang tidak Caulerpa serrulata (McCONNEL and
umum (unusual) dan mengandung se- FENICAL 1979). Ekstraksi dilakukan
nyawa N dengan bobot molekul se- dengan eter dan dimurnikan dengan
kitar 1500. Sifat farmakologis dari khromatografi memakai kolum alumi-
ciguatoxin antara lain berpengaruh na. Dengan car a ini diperoleh cauler-
langsung terhadap saraf periferal dan picin yang berupa kristal rhombik
sentral, meningkatkan permeabilitas berwarna putih dengan titik cair 95°C,
membran sel dari otot dan saraf ter- dan caulerpin berupa kristal prisma
hadap ion natrium. Ciguatoxin bersifat berwarna merah jingga dengan titik
antichlolinesterase. cair 317°C. Rumus bangun dari cau-
lerpicin dan caulerpin tertera pada
3. Caulerpicin dan Caulerpin
Gambar 5 & 6. Kedua zat tersebut
Racun ini ditemukan pada alga
bersifat racun terhadap tikus sedang-
hijau jenis caulerpa. Caulerpa spp. se-
kan efeknya terhadap manusia berbeda
ring dijadikan makanan oleh penduduk
secara individual. Gejala yang dirasa-
di Indonesia dan Philipina. Beberapa
kan oleh keracunan zat tersebut ada-
jenis kadang-kadang mempunyai rasa
lah matirasa pada lidah dan bibir.
pedas seperti merica. Rasa pedas ini di-
Bila keracunannya akut, ujung-ujung
duga ditimbulkan oleh racun yaitu cau-
jari tangan dan kaki terasa membeku,
lerpicin dan caulerpin. Substansi ini
pernafasan menjadi sesak dan hilang-
berhasil diisolasi dari marga Caulerpa.
nya keseimbangan.
Kedua komponen racun tersebut se-
Thallus dari caulerpa, bila terlu-ka poison" semula ditemukan dalam ti-ram
menunjukkan warna jingga dan ke-mudian (mussels) dan toksinnya disebut
akan timbul tonjolan-tonjolan yang mylotoxin. Kemudian SCHUETT dan
kemudian menyebabkan degene-rasi dari RAPPOPORT (dalam HASHIMOTO
bagian yang terluka tersebut. Karena 1979) mengisolasi toksin serupa dari
caulerpin didapat pada sekitar bagian yang "Alaska butter clam", Saxidormus
terluka ini, maka tampak-nya zat ini giganteus dan diberi nama Saxitoxin.
berperan dalam pencegah-an rusaknya Saxitoxin mempunyai rumus
sel-sel dari tumbuhan yang bersangkutan molekul CjQHjyNyO^ dengan rumus
selanjutnya. Hal ini memberi petunjuk bangun (Gambar 7). Aksi
bahwa racun tersebut mempunyai potensi farmakologisnya ialah memblokir
untuk dikem-bangkan menjadi substransi susunan syaraf pusat. Mekanisme saxi-
yang ber-khasiat obat pada waktu toxin sangat mirip dengan tetrodo-
mendatang. toxin. Saxitoxin menyebabkan kemati-an
Caulerpicin dan caulerpin dite- pada tikus dalam waktu 15 me nit,
mukan pada beberapa jenis hewan sedangkan tetrodotoxin dalam waktu
yang hidup pada sedimen-sedimen di- setengahjam.
mana Caulerpa tumbuh misalnya pada Keracunan yang ditimbulkan
keong laut, Cerithium sp., dan karang oleh toksin ini memberikan gejala se-
lunak (soft coral). bagai berikut : rasa terbakar pada li-dah,
bibir dan mulut yang selanjutnya
4. Saxitoxin merambat ke leher, lengan dan kaki.
Saxitoxin atau "paralytic shellfish Sensasi ini kemudian berlanjut menjadi
poison" merupakan penyebab ke-racunan matirasa sehingga gerakan menjadi sulit.
yang serius di Amerika Se-rikat seperti Dalam kasus yang hebat diikuti oleh
halnya dengan tetrodo-toxin di Jepang. perasaan melayang-layang, menge-
"Paralityc shellfish luarkan air liur, pusing dan muntah.
3. Cephalotoxin PENUTUP
Cephalotoxin diisolasi pertama
kali dari kelenjar ludah bagian posterior Hasil penelitian di beberapa negara
sejenis sotong, Sepia officinalis maju menunjukkan bahwa toksin marin
(HASHIMOTO 1979). Racun ini juga mempunyai potensi pemanfaatan praiktis
terdapat pada Octopus vulgaris dan O. maupun ilmiah. Melalui penelitian secara
macropus. Cephalotoxin berupa prote- kimiawi, dapat diketahui struktur molekul
in yang terdapat bersama-sama dengan substansi toksin marin. Dengan mengetahui
senyawa amin yaitu m—tyramin dan strukturnya, substansi ini dapat dijadikan
3,4—dihidroksifenitilamin. Bila masuk perintis, pengembangan suatu senyawa, atau
ke dalam tubuh korbannya menim- model untuk mensintesa suatu senyawa
bulkan rasa sakit yang sangat. baru. Salah satu toksin marin yang dikenal
yaitu tetrodotoxin telah digunakan untuk
4. Eledoisin berbagai percobaan klinis mengenai rasa sa-
Toksin ini terdapat pada kelen- kit pada penyakit kusta (neurogenic leprosy)
jar ludah Octopus moshata. Substan- (COLWELL1986).
si ini tersusun dari beberapa asam ami- Indonesia dengan keanekaragaman ha-
no antara lain pyroglucin, prolin, se- yatinya yang tinggi, tentunya mempunyai
rin, lysin dan isoleucin. Hipotensi dan lebih banyak lagi biota laut yang mengan-
kontraksi dari otot-otot halus pada dung toksin marin yang mempunyai potensi
mamalia, merupakan gejala keracunan pemanfaatan seperti tersebut di atas. Mengi-
oleh toksin ini. ngat hal ini, sudah tiba saatnya suatu pro-
gram nasional dikembangkan untuk meneli-
5. Racun dari Koral ti dan mengkaji toksin marin ini.
Karang batu (stony corals) ter-
tentu dapat mengeluarkan racun mela- DAFTAR PUSTAKA
lui sengatan dengan menggunakan alat
sengat yang disebut nematosis. Jenis- ALLEN, G.K. and F.H. TALBOT, 1985.
jenis karang batu yang beracun antara Indo-Paciflc Fishes Review of the Genus
lain adalah Goniopora spp. yang me- Lutjanus (Pisces Lutjanidae) from the
nunjukkan toksisitas yang tinggi terha- Indo-Pacific With the Discription of A
dap tikus percobaan. New Species. Bunice Panachi Bishop
Toksin ini dapat diperoleh mela- Museum Honolulu, Hawai, 88 pp.
lui ekstrasi dengan pelarut organik COLWELL, R.R., 1986. Biotechnology in
yang sesuai. Hasil yang diperoleh be- the Marine Sciences In. Colwell, R.R.,
rupa bubuk kristal yang merupakan Sinkey, AJ. ; Pariser, E.R. (Edit). Bio-
suatu senyawa peptida yang disusun technology in the Marine Sciences Proc.
dengan rantai asam amino yaitu asam of the First Annual Mil Sea Grant Lee-
aspartat, prolin, isoleusin, leusin dan ture and Seminar. A. Wiley - intersci-
lisin. Karang api seperti Millepora ences, Publication. N.Y. P. 3 - 36.
spp., bila tersentuh dapat melepas- HASHIMOTO, Y., 1979. Marine Toxins and
kan nematosisnya yang berisi racun Other Bioactive Marine Metabolites. Ja-
dan menimbulkan rasa sakit, dan pa- pan Scientific Press, Tokyo. 369 pp.
nas.
11