Anda di halaman 1dari 6

Resume materi Fitoplankton & Zooplankton

Oleh: Putri aulia az zahra


Kelas: X Farmasi

A.Fitoplankton (plankton nabati)

1.)Pengertian

Fitoplankton berasal dari istilah Yunani yaitu “phyton”


yang artinya “tanaman” dan “planktos” yang artinya
“pengembara” atau “penghanyut”.

Secara definisi, fitoplankton dikenal juga sebagai autotrof


plankton adalah tumbuhan mikroskopis nabati berukuran 2-200
mikro meter yang hidup melayang-layang dekat permukaan air
dimana ada cahaya matahari. Fitoplankton mampu menyediakan
makanan sendiri dengan mengubah bahan anorganik menjadi
bahan organik, dengan bantuan energi matahari melalui proses
fotosintes. Dengan kemampuan nya itu, fitoplankton memiliki
peran sebagai produsen primer dalam ekosistem perairan.
Seperti halnya tumbuhan, fitoplankton juga mengambil
karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Bahkan lebih dari
70% oksigen dibumi dihasilkan oleh fitoplankton.

2.)Ciri-ciri umum fitoplankton


a.umum nya bersel tunggal, tapi ada juga yang berbentuk rantai
b.mempunyai klorofil
c.makhluk mikroskopis
d.relatif tidak mempunyai daya gerak sehingga keberadaan nya
mengikuti arus air
e.produsen primer

3.)Reproduksi dan laju pertumbuhan


Mekanisme reproduksi sebagian besar fitoplankton adalah
reproduksi aseksual. Pembelahan secara aseksual terdiri dari satu induk
dengan sifat keturunan yang identik. Pembelahan bergantung dari
jenisnya dengan kisaran waktu 1-15 hari.

Proses replikasi akan mencapai maksimal jika faktor-faktor


pertumbuhan fitoplankton dapat terpenuhi, yaitu sebagai berikut:
1.)Suhu
Laju pembelahan sel rata-rata berkisar padas uhu 20C. Suhu yang
tinggi akan memengaruhi proses metabolisme, menaikkan
kecepatan perubahan sel, respirasi sel, dan laju fotosintesis secara
langsung maupun tidak langsung.

2.)Cahaya
Energi cahaya yang dapat diserap fitoplankton untuk melakukan
fotosintesis adalah sinar cahaya pada pajang gelombang 400-720 nm.
3.)Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh
dari air laut, dimana salinitas air menetukan tekanan osmotik. Semakin
tinggi salinitas maka akan semakin tinggi tekanan osmotiknya.
Perubahan berat jenis air laut akan menyebabkan plankton
mempertahankan keseimbangan tekanan osmotik antara protoplasma
plankton dan lingkungan perairan. Perubahan yang terlalu ekstrim akan
memersulit plankton untuk melakukan adaptasi.

4.)Zat hara
Di perairan faktor utama yang mempengaruhi
pertumbuhanfitoplankton adalah zat hara. Faktor pembatas yang dapat
mempengaruhi kelimpahan fitoplankton adalah Nitrat dan Fosfat.
Kandungan fosfat dapat dijadikan indikator pertumbuhan yang baik
pada planktor. Kisaran fosfat yang optimal untuk pertumbuhan yaitu
0,018-0,090 ppm dan batas tertinggi bekisar 8,90-17,8 ppm.
Suatu perairan yang memiliki konsentrasi zat hara berlebih, dapat
memicu terjadinya ledakan fitoplankton. Karena zat hara tersebut
terserap oleh fitoplankton sebagai nutrisi pertumbuhan dan
perkembangannya.

B.Zooplankton (plankton hewan)


1.)Pengertian

Secara istilah zooplankton berasal dari bahasa Yunani yaitu “zoon”


yang berarti “binatang” dan “planktos” yang artinya”pengembara” atau
“penghanyut”.

Zooplankton juga disebut heterotrof plankton adalah organisme


kecil yang membutuhkan senyawa organik di mana karbon diekstrak
untuk pertumbuhannya. Heterotrof dikenal sebagai “konsumer” atau
tidak dapat membuat makanan sendiri dalam rantai makanan dan
hanya bergantung pada yang lain.

Peran zooplankton dalam ekosistem sebagai konsumen, maka


zooplankton ini dapat memakan fitoplankton dan sesama zooplankton.
Zooplankton memainkan peranan penting dalam rantai makanan di laut
dan estuari sebagai perantara antara produsen primer (fitoplankton)
dan konsumen sekunder. Beberapa zooplankton juga omnivora.

2.)Klasifikasi Zooplankton
Zooplankton dapat diklasifikasikan berdasarkan pada ukuran atau
lama kehidupan planktoniknya. Berdasarkan pada lamanya kehidupan
planktonik, zooplankton diklasifikasikan menjadi:

1). Holoplankton – organisme tetap dalam bentuk plankton sepanjang


hidupnya: copepod, cladoceran, dan rotifer.

2). Meroplankton – hewan yang hanya sebagian dari siklus hidupnya


sebagai plankton: larva invertebrata bentos, cordata bentos, dan ikan.

3). Tychoplankton – zooplankton demersal yang secara periodik


terhambur menjadi plankton oleh arus dasar, adukan gelombang, dan
bioturbasi: amphipod, isopod, cumacean, dan mysid.
Berdasarkan pada ukurannya, zooplankton dapat dibedakan menjadi
tiga kategori, yaitu:

1). Mikrozooplankton (< 202 μm), seperti: protozoa dan tintinid, larva
meroplankton dari invertebrata bentik, dan copepod nauplii.

2). Mesozooplankton (202 – 500 μm), seperti: cladocerans, copepod,


rotifer, dan meroplankton besar.

3). Makrozooplankton (>500 μm), terdiri dari tiga kelompok, yaitu: (1)
ubur-ubur (jellyfish: hydromedusa, combjellies, true jellyfish), (2)
crustacea: amphipod, isopod, mysid shrimp, true shrimp, dan (3) cacing
polychaeta

3.)Mekanisme adaptasi zooplankton

Zooplankton menyesuaikan bentuk dan struktur


tubuhnya agar mampu bertahan mengambang di perairan.
Adaptasi morfologi yang terjadi termasuk struktur tubuhnya
yang pipih, lateral spine, droplet tubuh berupa minyak,
selubung bersifat gel-like surface atau permukaan seperti
agar-agar.

4.)Siklus Reproduksi
Beberapa zooplankton dapat melakukan
reproduksi seksual. Mekanisme reproduksi seksual
dimulai ketika rotifera jantan melepaskan sperma ke air,
sperma akan masuk melalui dinding tubuh betina dan
terjadi fertilisasi telur. Telur akan dorman pada kondisi
perairan yang buruk dan akan menetas jika lingkungan
perairan sudah normal kembali. Rotifera jantan yang
telah menetas dan melakukan perkawinan kemudian
akan mati.
Rotifera jantan yang tidak menemukan rotifera
betina akan mati dalam 2-7 hari setelah menetas.
Sebagian dari zooplankton juga melakukan reproduksi
aseksual, umumnya dengan melakukan pembelahan
biner dari satu sel kemudian terbagi menjadi dua anakan
misalnya pada protozoa.

Anda mungkin juga menyukai