Anda di halaman 1dari 11

A.

Piramida Makanan Di Ekosistem Air

Suatu gambaran secara umum yang berhubungan antar komponen biotik dalam sebuah ekosistem
itu di sebut piramida makanan. Berbeda dengan rantai makanan, piramida makanan
menggambarkan sebuah interaksi antar komponen biotik lebih dari sekedar suatu peristiwa makan
dan dimakan dalam sebuah rantai makanan

Bentuk piramida makanan menggambarkan komposisi rantai makanan yang semakin ke atas,
massanya semakin kecil. Hal ini terjadi supaya ada keseimbangan dalam suatu ekosistem. Setiap
kelompok atau populasi makhluk hidup menempati tingkat tertentu berdasarkan sumber makanan
atau sumber energinya masing-masing. Di mana tingkatan tersebut disebut dengan tingkat trofik.

Jenis-Jenis Piramida Makanan

piramida makanan sebenarnya bisa dikelompokkan sesuai dengan siklus rantai makanan. Hal ini
disebabkan karena siklus makanan mahluk hidup berbeda. Contohnya adalah hewan dengan habitat di
hutan, gurun, dan habitat lainnya. Piramida makanan dibagi menjadi 3, yaitu piramida energi,
biomassa, dan populasi.

1. Piramida energi

Pada piramida energi jumlah organisme pada tingkat trofik I mempunyai jumlah paling
banyak, dan pada tingkat tropfk 4 jumlahnya paling sedikit. Terdapat beberapa alasan jumlah
pada setiap trofik semakin berkurang.

2. Piramida biomasa

Piramida biomassa adalah piramida makanan yang memadukan massa dari


seluruh organisme pada suatu lingkungan tertentu. 
3. Piramida populasi

Piramida populasi berisi informasi tentang jumlah populasi untuk sebuah


ekosistem secara umum. Piramida populasi biasanya dibagi menjadi
organisme yang menjadi mangsa dan organisme yang menjadi pemangsa.
Keseimbangan jumlah organisme yang sesuai adalah jumlah mangsa harus
lebih banyak dari jumlah pemangsa.

Contoh Piramida Makanan Di Ekosistem Air


 Phytoplankton menjadi produsen karena jumlahnya sangat banyak dan
menjadi cadangan makanan bagi sebagian besar mahluk hidup pada
ekosistem air.
 Konsumen I pada piramida makanan ekosistem air adalah ikan kecil dan
ikan berukuran besar yang pada umumnya mengkonsumsi plankton.
 Konsumen II pada ekosistem air adalah anjing laut dan ikan besar yang
mengkonsumsi ikan yang lebih kecil.
 Konsumen III pada piramida makanan adalah paus pembunuh. Piramida
makanan pada biota air adalah ikan besar yang tidak ada organisme lain
yang memangsanya. Contohnya adalah paus pembunuh dan paus biru.

B. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan di makan antar makhluk hidup di
dalam ekosistem laut dengan urutan tertentu. Bisa juga rantai makanan
adalah suatu ekosistem makhluk hidup di lautan dimana terjadinya
perpindahan energi dari sumber daya (makhluk hidup produsen) melalui
urutan organisme atau jenjang makanan, dimana suatu organisme memakan
satu sama lain untuk mendapatkan energi.  

Ekosistem laut yaitu ekosistem perairan dengan hamparan permukaan yang luas dan
kadar garam yang tinggi mencai 55%. Di laut juga terjadi rantai makanan. Rantai
makanan di laut berfungsi agar jumlah makhluk hidup di laut tetap stabil. Komponen
biotik dalam ekosistem laut berbeda dengan komponen biotik di darat. Berikut
komponen yang berada di ekosistem laut.
Komponen Rantai Makanan
1. Phytoplankton
Jika di darat produsen dalam rantai makanan adalah tumbuhan, maka di laut
adalah Fitoplankton yang dapat memproduksi makanannya sendiri dengan
cara fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari yang masuk ke dalam laut.
Maka bisa di katakan fitoplankton merupakan tingkatan pertama yang
berperan sebagai produsen rantai makanan perairan.

2. Zooplankton
Merupakan satwa berukuran sangat kecil yang mengapung bebas di lautan.
Zooplankton tidak bisa memproduksi makannya sendiri sehingga tidak bisa
berfotosintesis. Dalam rantai makanan ekosistem perairan zooplankton
memakan fitoplankton yang memiliki ukuran lebih kecil. Maka bisa dikatakan
zooplankton merupakan konsumen tingkat pertama. Ada juga zooplankton
memakan zooplankton lainnya merupakan konsumen tingkat ke dua dan
seterusnya.

3. Predator
Predator merupakan konsumen tertinggi dalam rantai makanan perairan.
Biasanya berupa ikan pemburu yang berukuran besar dan memangsa ikan
lain yang berukuran lebih kecil dari tubuhnya. Ada juga hewan laut seperti
paus orca yang merupakan predator ganas di lautan karena bisa memburu
dan memangsa berbagai jenis hewan laut mulai dari plankton, anjing laut,
singa laut, cumi-cumi, ikan kecil, hingga memangsa burung laut sekalipun.

4. Dekomposer
Komponen terakhir dalam rantai makanan yaitu dekomposer atau disebut
juga Pengurai. Dekomposer ini berfungsi untuk pengurai bangkai sisa-sisa
makhluk hidup di laut bisanya berupa binatang berukuran kecil seperti bakteri.
Dekomposer berguna sebagai penyeimbang rantai makanan baik itu di darat
maupun di laut, hasil penguruaian dekomposer berguna sebagai nutrisi
phytoplankton dalam memproduksi makanannya. Baca Juga: Pengertian
Piramida Makanan dan Contohnya
Contoh Rantai Makanan di Laut
Berikut ini tiga contoh rantai makanan pada ekosistem laut yang bisa di
pelajari dan di amati, misalnya:
Phytoplankton > Zooplankton > Ikan teri > Ikan Makarel > Ikan Hiu >
dekomposer

Keterangan:

 Phytoplankton sebagai produsen


 Zooplankton sebagai konsumen tingkat 1
 Ikan teri sebagai konsumen tingkat 2
 Ikan makarel konsumen tingkat 3
 Ikan hiu sebagai konsumen tingkat 4
 Dekomoser sebagai pengurai

C. Jaring Makanan

Jaring-jaring makanan di laut merupakan keseimbangan alam yang harus dijaga


dan dipertahankan. Rusaknya siklus makan dan dimakan pada jaring-jaring
makanan di laut hanya akan merusak ekosistem.

Keberadaan laut menyimpan berbagai biota di dalamnya. Semuanya


terstruktur dalam interaksi ekosistem yang seimbang. Tidak lain ialah
peran jaring-jaring makanan di laut, proses interaksi makan dan
dimakan tertata rapi. Kualitas lingkungan dan ekosistem laut yang baik
berperan penting pada kelangsungan biota di dalam laut.

Biota laut tak terkira jenis dan jumlahnya, itulah mengapa laut menjadi
ekosistem yang paling kaya. Hal ini secara tidak langsung membuat
jaring-jaring makanan di laut begitu beragam. Perlu diketahui, jaring-
jaring makanan juga disebut dengan rantai makanan yang merupakan
proses interaksi makan dan dimakan pada urutan tertentu. Tanpa jaring-
jaring makanan, dapat dipastikan kelangsungan hidup biota laut akan
terancam.

Jaring-jaring makanan bergerak secara linear dari produsen ke


konsumen teratas. Pada jaring-jaring makanan terdapat proses
perpindahan energi antar jenjang organisme.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jaring-jaring makanan adalah


interaksi makan dan dimakan dengan urutan dan tingkatan tertentu,
dan dalam proses tersebut ada perpindahan energi antar organisme.

Organisme Penting Pada Jaring-Jaring Makanan di Laut

1. Fitoplankton

Fitoplankton merupakan plankton bersel satu yang punya peran sebagai


produsen seperti jaring-jaring makanan di darat. Fitoplankton berjenis
autotrof karena memiliki kemampuan membuat makanan sendiri
melalui proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari.
Penyebabnya ialah karena fitoplankton memiliki klorofil seperti
tumbuhan hijau. Sumber makanan utama yang persediaannya
melimpah di dalam jaring-jaring makanan termasuk tingkat trofik
pertama.
2. Zooplankton

Zooplankton bersifat heterotrof, yang memiliki ketergantungan pada


organisme lain untuk bertahan hidup. Pada jaring-jaring makanan di
laut, terdapat dua jenis zooplankton yaitu zooplankton pemakan
fitoplankton (konsumen I) dan zooplankton pemakan zooplankton yang
lebih kecil (konsumen II dan III).

Zooplankton tingkat dua menopang kelompok karnivora besar dan kecil


yang beragam, seperti sarden, herring, dan menhaden. Tingkat rantai
makanan di laut ini juga mencakup hewan yang lebih besar, seperti
gurita (yang memakan kepiting dan lobster) dan banyak ikan (yang
memakan invertebrata kecil yang hidup di dekat pantai).

3. Predator

Predator ikan laut merupakan ikan yang memiliki kemampuan untuk


memburu, menangkap dan memakan ikan dengan cara alami. Predator
pada jaring-jaring makanan di laut menempati tingkat tropik tertinggi
dalam ekosistem laut namun memiliki populasi yang sangat sedikit.
Contoh paus yang mampu memakan ikan besar dan segerombolan ikan
kecil-kecil sekaligus.

4. Dekomposer

Dekomposer punya peran penting dalam jaring-jaring makanan di laut.


Di dalam ekosistem laut dekomposer dikenal dengan sebutan bentos.
Bentos ini menguraikan makhluk hidup yang telah mati menjadi
komponen yang lebih kecil agar dapat digunakan kembali sebagai
nutrisi makanan bagi fitoplankton.
Contoh dekomposer laut yaitu bakterioplankton, cacing laut, bintang
laut dan belut laut. Setelah mengetahui ciri dan komponen penyusun
jaring-jaring makanan di laut maka kita dapat menyusun bagaimana
jaring-jaring makanan pada ekosistem tersebut. Tiap tingkatan dari
jaring-jaring makanan di laut disebut sebagai tingkat trofik. Urutan
tingkat trofik dalam jaring-jaring makanan di laut bisa dijabarkan
sebagai berikut:

Tingkat pertama, adalah organisme yang bisa menghasilkan makanan


sendiri seperti fitoplankton.

Konsumen I. Selanjutnya di tingkat atasnya terdapat konsumen yang


merupakan makhluk hidup yang tidak bisa menghasilkan makanan
sendiri. Contohnya ialah zooplankton. Selain itu ubur-ubur dan beberapa
ikan dalam tahap larva, teritip, dan moluska, melayang melintasi laut,
sambil menikmati tumbuhan laut.

Konsumen II. Lalu ada konsumen sekunder atau konsumen II yang


merupakan organisme atau ikan kecil pemangsa zooplankton.
Konsumen III. Lalu ada konsumen tersier atau konsumen III yang
memakan hewan yang memakan ikan kecil dan lainnya. 

Konsumen Puncak. Di jenjang paling atas dan berada di trofik tertinggi


adalah konsumen puncak yang tidak punya predator yang memakan
dirinya, seperti manusia, ikan hiu, paus pembunuh, dan lainnya.
Pengurai. Terdapat juga tingkatan lain seperti detrivor atau spesies
pengurai seperti cacing tanah serta dekomposer yang juga pengurai
seperti jamur dan bakteri.

Keterangan :

 Phytopalnkton dan rumput laut sebagai produsen


 Zooplankton, udang dan kepiting sebagai konsumen tingkat 1
 Ikan kecil dan cumi-cumi sebagai konsumen tingkat 2
 Penguin dan gajah laut sebagai konsumen tingkat 3
 Anjing laut dan burung camar sebagai konsumen tingkat 4
 Paus biru dan paus pembunuh sebagai konsumen tingkat terakhir

.D.Hukum minimum Liebig


SEJARAH

“Hukum minimum Liebig” merupakan konsep yang telah berkembang dalam


ilmu pertanian. Pada tahun 1828, Carl Sprengel mendalilkan teori nutrisi
mineral tanaman, yang menyatakan bahwa tanaman membutuhkan unsur-
unsur mineral untuk berkembang. "kemudian teori ini diformulasikan ke
dalam hukum minimum (Van der Ploeg et al. 1999 )
Carl Sprengel adalah seorang ahli kimia yang telah banyak menulis buku-
buku mengenai kimia pertanian, ilmu tanah, perbaikan tanah, pupuk dan
nutrisi tanaman, dan produksi tanaman pertanian. (meskipun begitu, artikel
yang ditulis Carl Sprengel mengenai hukum minimum tidak begitu menjadi
perhatian pada eranya.

Hukum ini lebih populer melalui buku yang ditulis oleh seorang ahli
agronomi, justus von Liebig (1885) . Hal ini disebabkan oleh isi bukunya
lebih bersifat umum dan membahas isu terbaru pada masa itu, mengenai
pertumbuhan populasi dan ancaman kelaparan. Pada buku tersebut tersisip
tulisan Liebig yang menyatakan bahwa pertumbuhan tidak dikendalikan
oleh total sumber daya yang tersedia, tetapi dikendalikan oleh sumber daya
yang paling sedikit (faktor pembatas) (zers 2013) . Sehingga hukum ini lebih
dikenal sebagai “Hukum Minimum Liebig”. "kontroversi mengenai penemu
hukum tersebut, memicu para ahli untuk menamainya sebagai “Hukum
minimum Sprengel-Liebig”.

HUKUM MINIMUM : TEORI

Hukum Minimum Liebeg (1840) berbunyi “Pertumbuhan dari tanaman


tergantung pada sejumlah bahan makanan yang berada dalam kuantitas
terbatas atau sedikit sekali”. Hukum minimum hanya berperan dengan baik
untuk materi kimia yang diperlukan untuk pertumbuhan dan reproduksi.
Liebig tidak mempertimbangkan peranan faktor lainnya, baru kemudian
peneliti lainnya mengembangkan Hukum Minimum Liebig yang menyangkut
faktor suhu dan cahaya.

Pada dasarnya konsep hukum minimum dikembangkan untuk tanaman


pertanian guna meningkatkan hasil panen. Liebig merumuskan hukum ini
hanya terhadap nutrisi tanaman yang diantaranya

1.Pertumbuhan dibatasi oleh sumber daya yang disediakan, setidaknya


cukup bagi yang dibutuhkan oleh tanaman.

2.Pertumbuhan sebanding dengan ketersediaan sumberdaya yang terbatas

3. Pertumbuhan tidak dapat ditingkatkan melalui penambahan sumberdaya


lain yang bukan merupakan faktor pembatas. Pada intinya, hukum tersebut
menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman dibatasi oleh satu g dan hanya
satu - sumber daya pada satu waktu tertentu (Farrior et al.(2013) . Hal ini
terjadi setelah tanaman memerlukan satu sumber daya pembatas tersebut
dan di sisi lain sumber daya lain kemungkinan menjadi terbatas.

E. Hukum Toleransi Shelford


Hukum Toleransi Shelford berbunyi “ Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum
ekologis, yang merupakan batas bawah dan batas atas dari kisaran toleransi organisme itu terhadap
kondisi faktor lingkungan”.

.Apabila terdedah pada suatu kondisi faktor lingkungan yang mendekati    batas kisaran tolrensinya,
maka organisme tersebut akan mengalami cekaman (stress). Fisiologis. Organisme berada dalam
kondisi kritis. Contohnya, hewan yang didedahkan pada suhu ekstrim rendah akan menunjukkan
kondisi kritis Hipotermia dan pada suhu ekstirm tinggi akan mengakibatkan gejala Hipertemia.
Apabila kondisi lingkungan suhu yang demikian tidak segera berubah maka hewan akan mati.

Victor E. Shelford menyatakan bahwa “Kehadiran dan keberhasilan

sesuatu organisme tergantung kepada lengkapnya kompleks-kompleks keadaan. Ketiadaan atau


kegagalan suatu organisme dapat dikendalikan oleh kekurangan atau kelebihan secara kualitatif
maupun kuantitatif dari salah satu beberapa faktor yang mungkin mendekati batas-batas
toleransi’’. (Samingan, 1994).Tidak hanya terlalu minimumnya sesuatu yang dibutuhkan oleh suatu
organisme yang merupakan faktor pembatas, seperti yang telah dipaparkan oleh Liebig. Namun,
terlalu maksimumnya sesuatu yang dibutuhkan juga merupakan faktor pembatas dengan
mengetahui kisaran batas toleransi suatu organisme tersebut.

Keperluan nutrisi bagi tumbuhan atau pertumbuhan suatu tanaman sesuai dengan bunyi dari hukum
Shelford dan hukum faktor pemicu (triger factor  )(Artawan dan Wijana, 2013).Kebutuhan nutrisi
tanaman mempunyai batas maksimal dalam penyerapan hara yang dibutuhkan. Hukum toleransi
Shelford bahwa dosis respon suatu tanaman dapat berupa kekahatan, toleransi dan keracunan.
Penambahan suatu unsur hara yang menyebabkan peningkatan respon tanaman maka unsur
tersebut disebut kahat. Toleransi yaitu penambahan unsur hara tidak mengubah respon tanaman.
Tanaman dikatakan keracunan apabila penambahan suatu unsur hara menyebabkan penurunan
respon tanaman (Eskawidi, dkk., 2005).

“Besar populasi dan penyebaran suatu jenis dapat dikendalikan oleh faktor yang melampaui batas
toleransi maksimal atau minimal atau mendekati batas toleransi. Apabila melampaui batas itu yaitu
lebih rendah dari batas toleransi minimal atau lebih tinggi dari batas toleransi maksimal, maka
makhluk hidup itua mati dan populasinya akan punah dari sistem tersebut.”Untuk menyatakan
derajat toleransi sering dipakai istilah steno untuk sempit dan Euri untuk luas. Cahaya, temperatur
dan air secara ekologis merupakan faktor lingkungan yang penting untuk daratan. Sedangkan
cahaya,temperatur dan kadar garam merupakan faktor lingkungan yang penting untuk lautan.
Beberapa asas tambahan terhadap hukum toleransi dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Organisme-organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar bagi satu faktor dan
kisaran yang sempit untuk lainnya
2. Organisme-organisme dengan kisaran-kisaran toleransi yang luas untuk semua faktor wajar
memiiki penyebaran yang paling luas
3. Apabila keadaan-keadaan tidak optimum bagi suatu jenis mengenai satu faktor ekologi,
batas- batas toleransi terhadap faktor-faktor ekologi lainnya dapat dikurangi berkenaan
dengan faktor-faktor ekologi lain
4. Sering kali ditemukan bahwa organisme-organisme di alam sebenarnya tidak hidup dalam
kisaran maksimum berkenaan dengan faktor fisik tertentu
5. Periode produksi biasanya periode yang gawat apabila faktor-faktorlingkungan bersifat
membatasi

Anda mungkin juga menyukai