Abstrak
Kawasan ekowisata Hutan Mangrove di Kelurahan Oesapa Barat, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur
merupakan salah satu jasa lingkungan yang potensi sumber daya alamnya belum banyak dimanfaatkan secara optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pengembangan ekowisata mangrove di Kelurahan Oesapa Barat
berdasarkan penilaian kondisi obyek daya tarik wisata, persepsi wisatawan dan masyarakat, mengetahui permasalahan
yang terjadi di kawasan ekowisata, serta alternatif sebagai strategi bagi pengembangan ekowisata dalam
penanggulangan kembali guna meningkatkan dan mempertahankan kualitas ekowisata mangrove di Kelurahan Oesapa
Barat. Metode penelitian yang digunakan ialah metode observasi, wawancara terstruktur, dan studi pustaka. Analisis
data obyek daya tarik wisata alam dilakukan melalui skoring dan pembobotan, persepsi wisatawan dan masyarakat
dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan hutan mangrove di Kelurahan Oesapa Barat
prospektif untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata dikarenakan daya tarik wisata alam saat ini berada pada
kategori rendah setelah terjadi bencana seroja serta pandemi COVID-19 yang melanda Kota Kupang. Secara ekologis,
jenis mangrove yang terdapat pada ekowisata mangrove di Kelurahan Oesapa Barat berjumlah 5 jenis spesies dengan
total individu kurang lebih 10.000 mangrove. Pengembangan ekowisata tidak hanya merubah pola pikir masyarakat
untuk menjaga kelestarian alam tetapi juga membawa dampak ekonomi seperti peningkatan pendapatan serta
munculnya peluang kerja dan kesempatan usaha baru bagi masyarakat. Selain daripada itu, persepsi wisatawan dan
masyarakat mendukung penuh upaya pengembangan dan pemeliharaan ekowisata mangrove yang lebih baik.
Abstract
The Mangrove Forest ecotourism area in Oesapa Barat Village, Kupang City, East Nusa Tenggara Province is one of
the environmental services whose natural resource potential has not been used optimally. This study aims to analyze
the potential for developing mangrove ecotourism in Oesapa Barat Village based on an assessment of the condition of
tourist attractions, perceptions of tourists and the public, knowing the problems that occur in ecotourism areas, as well
as alternatives as strategies for ecotourism development in countermeasures to improve and maintain the quality of
ecotourism. mangroves in Oesapa Barat Village. The research method used is the method of observation, structured
interviews, and literature study. Data analysis of natural tourist attraction objects is carried out through scoring and
weighting, the perception of tourists and the public is carried out descriptively. The results showed that the mangrove
forest area in Oesapa Barat Village is prospective to be developed as an ecotourism destination because natural
tourist attractions are currently in the low category after the Seroja disaster and the COVID-19 pandemic that hit
Kupang City. Ecologically, the types of mangroves found in mangrove ecotourism in Oesapa Barat Village are 5
species with a total of approximately 10,000 mangrove individuals. The development of ecotourism not only changes
people's mindsets to preserve nature but also brings economic impacts such as increased income and the emergence of
new job opportunities and business opportunities for the community. Apart from that, the perception of tourists and the
community fully supports efforts to develop and maintain better mangrove ecotourism.
DAFTAR PUSTAKA