Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

Praktikum Suksesi Pada Tumbuhan

Oleh :

Kelompok (5)

Muhammad Sanjaya (2111010022)


Naura Nazila ( 2111010017)
Fofi Marlika (2111010027)
Yulianita ( 2111010001)
Ema Sarwita (2111010031)
Titin Marianita (2111010015)

Pembimbing :
Rubiah, S.Si.M.Pd

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan


Universitas Serambi Mekkah
Banda Aceh
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum
suksesi pada tumbuhan” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Ekologi tumbuhan . Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai suksesi pada tumbuhan Karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada ibu selaku Dosen ekologi tumbuhan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni
ini. Selain itu, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan semua,
terimakasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dan saran yang
membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Penulis

Banda aceh,28 desember 2023


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………………………………………….1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………..11

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………………………………….20

1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………….………………………………………………………………….24

1.3 TUJUAN. ………………………………………………………………………………………………………………………….29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.…….…………………………………………………………………………………………….32

BAB III.METODOLOGO PENELITIAN …….………………………………………………………………………………….34

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN……………………………………………………………………………………39

3.2 ALAT DAN BAHAN……………………………………………………………………………………………….

3.2.1 ALAT …………………………………………………………………………………………………………..

3.2.2 BAHAN………………………………………………………………………………………………………………

BAB IV.HASIL PENGAMATAN……………………………………………………………………………………..

BAB V PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………….

BAB VI PENUTUPAN……………………………………………………………………………………………….

6.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………………

6.2 SARAN………………………………………………………………………………………………………………………………..

BAB VII.DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suksesi adalah perubahan yang terjadi pada suatu ekosistem yang berlangsung bertahap-
tahap dalam waktu yang lama. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan
fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi akan berakhir dengan pembentukan
suatu komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Proses suksesi terjadi apabila
terdapat gangguan dalam suatu ekosistem. Secara umum dikenal dua suksesi yaitu suksesi
primer dansuksesi sekunder. Perbedaan antara dua suksesi ini terletak pada kondisihabitat
pada awal suksesi terjadi (Jamili dan Muksin, 2003).
Suksesi merupakan proses perubahan yang berlangsung secaraberuntun dari komunitas
tumbuhan pelopor dengan biomassa kecil. Tetapilahan hidup di kawasan yang gersang dan
kerdil menjadi komunitas belukardan kemudian menjadi hutan dengan biomassa lebih
berat, setelah kawasan itucukup subur untuk mendukung kehidupan yang beranekaragam.
Pohon didalam hutan jauh lebih besar dengan komunitas asalnya yang hanya terdiriatas
jenis tumbuhan herba seperti lumut kerak, lumut daun, paku-pakuan, dansebagainya.
Suksesi dapat terinisiasi dengan terbentuknya formasi baru padasuatu habitat yang
sebelumnya tidak dihuni oleh mahluk hidup ataupun olehadanya gangguan terhadap
komunitas hayati yang telah ada sebelumnya olehkebakaran, badai, maupun penebangan
hutan. Kasus yang pertama seringdisebut juga sebagai suksesi primer, sedangkan kasus
kedua disebut sebagaisuksesi sekunder (Sutomo, 2009).
Suksesi dapat dikatakan berada pada tingkatan klimaks apabilakomunitas yang terdapat
pada suatu ekosistem tersebut telah mencapaihomeostatis (keseimbangan). Hal ini dapat
diartikan bahwa komunitas sudahdapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai
akibat dari tanggap(respon) yang terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap
setiapkondisi atau rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsinormal
komunitas
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum adalah untuk mengetahui proses suksesi alami dari
lahan garapan.sebagai berikut :
1. Mampu menjelaskan definisi dan konsep suksesi.
2. Mampu menjelaskan tahapan-tahapan suksesi dengan baik dan benar.
3. Mengetahui pembagian suksesi.
4. Mengetahui perubahan komposisi vegetasi dan hewan-hewan penyususnkomunitas
dari waktu ke waktu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Suksesi Secara Umum


Suksesi ekologi adalah suatu konsep yang mendasar dalam ekologi, yang merujuk
pada perubahan-perubahan berangkai dalam struktur dan komposisi suatu komunitas
ekologi yang dapat diramalkan. Suksesi dapat terinisiasi oleh terbentuknya formasi baru
suatu habitat yang sebelumnya tidak dihuni oleh mahluk hidup ataupun oleh adanya
gangguan terhadap komunitas hayati yang telah ada sebelumnya oleh kebakaran, badai,
maupun penebangan hutan. Kasus yang pertama sering disebut juga sebagai suksesi
primer, sedangkan kasus kedua disebut sebagai suksesi sekunder (Sutomo, 2009).
Dengan demikian suksesi ekologi adalah suatu proses perubahan komponen-
komponen spesies suatu komunitas selama selang waktu tertentu. Menyusul adanya
sebuah gangguan, suatu ekosistem biasanya akan berkembang dari mulai tingkat
organisasi sederhana (misalnya beberapa spesies dominan) hingga ke komunitas yang
lebih kompleks (banyak spesies yang interdependen) selama beberapa generasi
(Sutomo, 2009).
Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas
atau ekosistem. Proses suksesi akan berakhir dengan pembentukan suatu komunitas atau
ekosistem yang disebut klimaks. Dalam suksesi dikenal suksesi primer dan suksesi
sekunder. Perbedaan antara dua suksesi ini terletak pada kondisi habitat pada awal
suksesi terjadi (Jamili dan Muksin, 2003).
Perubahan yang terjadi dalam komunitas dapat dengan mudah diamati dan
seringkali perubahan itu merupakan pergantian satu komunitas oleh komunitas lain.
Pada sebidang kebun yang telah dipanen dan ditinggalkan tidak ditanami lagi akan
bermunculan berbagai jenis tumbuhan liar yang membentuk komunitas. Apabila lahan
tersebut dibiarkan cukup lama maka komunitas tumbuhan yang terbentuk dari waktu ke
waktu akan mengalami perubahan komposisi jenis. Proses perubahan dalam komunitas
yang berlangsung menuju ke suatu arah pembentukan menjadi secara teratur ini disebut
suksesi (Jamili dan Muksin, 2003)
2.1 Jenis - Jenis Suksesi
Menurut wanggai (2009) suksesi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu suksesi primer
dan suksesi sekunder.

1. Suksesi primer
Suksesi primer adalah perkembangan tumbuhan secara gradual pada suatu daerah
yang sama sekali belum ada vegetasi hingga mencapai keseimbangan atau klimaks.
Suksesi ini dikenal dengan suksesi autogenik karena muncul pada kondisi dengan
faktor-faktor lingkungan yang dominan mempengaruhi pertumbuhan individu dalam
komunitas tumbuh-tumbuhan tersebut.
Suksesi primer dimulai dengan kehadiran tumbuhan pionir disuatu tempat berbatu
yang belum pernah dijumpai adanya komunitas biotik tersebut sebelumnya, kemudian
menjadi ekosistem hutan klimaks (climax forest ecosystem). Terjadi bila komunitas asal
mengalami gangguan berat sekali, sehingga mengakibatkan komunitas asal hilang
secara total, dan di tempat komunitas asal terbentuk komunitas lain di habitat baru
tersebut. Pada habitat baru ini tidak ada lagi organisme yang membentuk komunitas asal
tertinggal. Pada habitat tersebut secara perlahan, dan pasti akan berkembang menuju
suatu komunitas yang klimaks dalam waktu lama. Proses suksesi primer ini
membutuhkan waktu yang lama sampai ratusan tahun.
2. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder ini muncul pada daerah yang sebelumnya ada vegetasi, baik
sebagian maupun hampir seluruhnya telah rusak. Suksesi ini dikenal dengan istilah
alogenik (allogenik sucsesion) karena berbagai faktor secara terpisah mempengaruhi
tiap individu tumbuhan dan habitatnya sehingga turut mempengaruhi perubahan dalam
perkembangan komunitas vegetasi tersebut secara keseluruhan (misalnya kebakaran,
perladangan, larva gunung berapi, atau serangan hama dan penyakit secara periodik).
Proses suksesi sekunder relatif sama dengan yang terjadi pada suksesi primer.
Perbedaannya terletak pada keadaan kerusakan dan kondisi awal dari habitatnya.
Terjadinya gangguan menyebabkan komunitas alami tersebut rusak baik secara alami
maupun buatan, dimana gangguan tersebut tidak merusak total komunitas dan tempat
hidup organisme substrat lama,masih ada komunitas awal yang tersisa.

2.2 Tahap-Tahap Suksesi


Menurut Michael (2005), terdapat 4 tahap dalam proses suksesi yaitu :
1. Fase Awal/Muda
Setelah penggundulan hutan atau pembersihan lahan, yang menyebabkan di
ekosistem tersebut dengan sendirinya hampir tidak ada biomasa yang tersisa yang
mampu beregenerasi. Namun, terdapat tumbuhan-tumbuhan yang dapat tumbuh dengan
cepat yaitu tumbuhan herba dan semak-semak muncul dengan cepat dan menempati
tanah yang gundul.
Dalam kurun waktu tertentu misalkan kurang dari satu tahun, tumbuhan herba dan
semak-semak akan digantikan posisinya oleh jenis-jenis pohon pionir awal yang
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: pertumbuhan tinggi yang cepat, kerapatan kayu
yang rendah, pertumbuhan cabang sedikit, daun-daun berukuran besar yang sederhana,
relatif muda/cepat mulai berbunga, memproduksi banyak benih-benih dorman ukuran
kecil yang disebarkan oleh burung-burung, tikus atau angin, masa hidup yang pendek
(7- 25 tahun), berkecambah pada intensitas cahaya tinggi, dan daerah penyebaran yang
luas. Kebutuhan cahaya yang tinggi menyebabkan bahwa tingkat kematian pohon-
pohon pionir awal pada fase ini sangat tinggi, dan pohon-pohon yang berada di
sekitarnya akan tumbuh dengan subur dengan umur yang kurang lebih sama.

2. Fase Dewasa
Setelah pohon-pohon pionir awal mencapai tinggi maksimumnya dalam proses
pertumbuhannya, tumbuhan pionir akan mati satu per satu dan secara berangsur-angsur
digantikan oleh pionir-pionir akhir, pionir-pionir akhir inilah yang akan membentuk
lapisan-lapisan yaitu lapisan pohon yang homogen. karakteristik-karakteristik tumbuhan
pionir-pionir akhir yang relatif sebagai berikut: hamper menyerupai pionir -pionir awal,
namun pionir-pionir akhir lebih tinggi, tumbuhan pionir akhir memiliki hidup lebih
lama (50-100 tahun), dan sering mempunyai kayu yang lebih padat.

3. Fase klimaks
Dalam fase ini pionir-pionir akhir akan mengalami masa pergantian, pionir-
pionir akhir akan mati satu per satu setelah sekitar 100 tahun dan berangsur-angsur
akan digantikan oleh beberapa jenis-jenis tumbuhanyang tahan terhadapa naungan
yang telah tumbuh dibawah tajuk pionir-pionir akhir. Jenis-jenis ini adalah jenis-jenis
pohon klimaks dari hutan primer, yang dapat menunjukkan ciri-ciri yang berbeda.
jenis-jenis ini yang dimaksud dapat berjenis-jenis kayu tropik komersil yang bernilai
tinggi.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Suksesi


Menurut Muhartini (2003) Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab
terjadinya suksesi antara lain :
1. Iklim
Tumbuhan tidak akan tumbuh dengan teratur bila terdapat variasi iklim yang lebar
dan terjadi dalam waktu yang lama. Perubahan keadaan iklim akan mengakibatkan
rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Pada akhirnya suatu lahan yang
kosong yang merupakan lahan baru akan berkembang menjadi lebih baik,
berkembang pula daya adaptasinya dan kemudian akan mengubah kondisi/keadaan
iklim. Beberapa keadaan misalnya kekeringan, hujan dan salju sering membawa
keadaan yang tidak menguntungkan bagi vegetasi.
2. Topografi
Perubahan kondisi tanah digolongkan menjadi dua yaitu erosi dan pengendapan.
Erosi, dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah akan
menjadi kosong, kemudian akan terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan pada
akhirnya proses suksesi terjadi dari permulaan. Pengendapan, pengendapan tanah
disebabkan karena adanya arus yang kuat, glasial, hujan salju dan pengelupasan tanah.
Apabila pengendapan ini terjadi disuatu tempat yang ada vegetasinya maka vegetasi
tersebut dapat rusak, sehingga di tempat tersebut akan dimulai suksesi dari permulaan.

3. Bioti
Adanya beberapa kehidupan dapat juga menyebabkan bencana bagi vegetasi.
Sebagai contoh pemotongan rumput yang berulang-ulang, penggembalaan ternak,
penebangan hutan untuk pertanian dll menyebabkan adanya pergantian vegetasi.
Menurut Setiowati dkk (2007) laju proses suksesi dalam suatu ekosistem
dipengaruhi oleh beberapa factor berikut :
1) Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.
2) Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
3) Kehadiran pemencar benih.
4) Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji,
spora dan benih serta curah hujan.
5) Jenis substrat baru yang terbentuk
6) Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
Menurut Setiowati dkk (2007) laju proses suksesi dalam suatu ekosistem
dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
1) Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.
2) Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
3) Kehadiran pemencar benih.
4) Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang mbantu penyebaran biji, spora
dan benih serta curah hujan.
5) Jenis substrat baru yang terbentuk
6) Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari/Tanggal : Sabtu,02 desember 2023
Waktu : 03:00 wib
Tempat : Batoh

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
A. Alat
a. Cangkul
b. Skop
c. Tali raffia
d. Patok kayu
e. Kamera
f. Alat tulis

B. Bahan
a. Lahan alami seluas 2 × 2 m2
b. Air

3.3 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Membersihkan lahan garapan dengan cangkul dari rumput-rumputan dan tumbuhan
yang hidup dilahan tersebut.
b. Memetak lahan garapan dengan ukuran 2 × 2 m2 dan dibatasi oleh tali rafia dan
disiram dengan air. Selanjutnya biarkan petak pengamatan tersebut selama 4 minggu.
c. Setelah 4 minggu mengamati jenis tumbuhan yang tumbuh dalam plot dan mencatat
mengenai jumlah dan jenis tumbuhan yang ada serta mengukur tingginya.
d. Mencatat perubahan komposisi tumbuhan tersebut.
3.4 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

TINGGI
NO (CM)/MINGGU
SPESIES LATIN FAMILI
.
I II III IV

1. Rumput teki Cyperus rotundus Cyperaceae 24 3 7 12


2. Alang-alang Imperata cylindrica Poaceae 60 4 7 10
3. Rumput gajah Pennisetumpurpureu Poaceae 47 1 4 6
m
4. Putri malu Fabaceae 36 0,7 1,8 3
Mimosa pudica L.
5. Daun jarong Amaranthacea 3,5 0,3 0,6 1,4
Achyranthes aspera e
6. Mamang lanang 72 0,4 0,9 1,9
Cleome rutidosperma Cleomaceae
7. Daun kirinyuh 61 0,3 1,5 2
Chromolaena odorata Asteraceae
No. Gambar Keterangan

1. Proses yang kami lakukan di


awali dengan membaca
bismilah,lalu kami bergerak
mencari lahan yang tepat
untuk kami melakukan
pengamatan. Setelah lahan
kami dapat kan kami mulai
melakukan pengamatan
minggu pertama pada
tumbuhan yang ada di area
tersebut di antaranya:

- Rumput teki

- Ilalang

- Rumput gajah

- Putri malu

- Daun jarong

- Mamang lanang

- Daun kirinyuh

2. gambar Minggu ke 2
Pada pengamatan minggu ke
dua kami melihat mulai
timbulnya tunas tanaman
sepeti rumput teki daun
jarong dll.

Di duga pertumbuhan nya


mencapai 0,3 hingga 4 cm
masing masing tanamn.

Minggu ke 3
Pada minggu ke 3 kami
mengamati lahan yang
sudah kami petakkan 2x2m
tersebut ternyata tanaman-
tanamn pada lahan tersebut
sudah tumbuh dengan
sangat banyak dengan
diameter tinggi sudah
mencapai 0,9 hinnga 7 cm
pada masig-
masing.tanaman. di duga
pertumbuhan tersebut
sedikit lambat pada tiap-tiap
tanaman,dikaranakan
standar pertumbuhan
masing tumbuhan seperti
rumput teki/gajah.bisa
mencam tinggi 24 cm dalam
1 minggu.

Di karnakan tanah pada


lahan praktikum kami keras,
dan kurang mendapat
paparan Cahaya matahari
maka pertembuhan tersebut
mengalami keterlambatan.
Minggu ke 4
Paada minggu ke empat
kami mendapati bahwa
lahan kami hampir
sepenuhnya di penuhi oleh
berbagai jenis tanaman
yang ketinggian dm nya
sudah mencapai 1,4-12 cm
pad masing masing
tanaman.yang mana ini
mengakhiri hasil
pengamatan dari kami yang
bahwa,pada lahan yang
kami lakukan praktikum
sebelum nya ketinggian
tanaman di area tersebut
berkisar antara 3,2-72 cm.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN
suksesi adalah proses alami yang terjadi dalam ekosistem, dan perubahan lingkungan
dapat mempengaruhi komposisi dan struktur komunitas. Memahami suksesi dapat
membantu kita dalam pengelolaan ekosistem dan pemulihan setelah bencana alam.
Praktikum suksesi ini dirancang untuk memahami konsep dan proses suksesi dalam
ekologi. Hasil yang didapat dari praktikum ini sangat beragam.
Suksesi adalah proses yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena
itu, penting untuk melakukan pengamatan yang teliti dan mencatat perubahan yang
terjadi seiring waktu.

Hasil praktikum kami menunjukkan bahwa suksesi primer terjadi ketika ekosistem baru
terbentuk di daerah yang sebelumnya kosong atau terdampak oleh hasil pencacahan yang
kami lakukan, Kami mengamati bahwa tanaman pioneer pertama kali tumbuh, diikuti
oleh spesies yang lebih kompleks dan akhirnya mencapai klimaks komunitas.
Di sisi lain, suksesi sekunder terjadi setelah gangguan seperti pembersihan lahan yang
kami lakukan kemarin,pembakaran hutan atau penebangan pohon. Kami melihat bahwa
spesies yang toleran terhadap kondisi yang lebih keras muncul lebih awal, diikuti oleh
spesies yang lebih sensitif.tetapi proses pertumbuhannya terbiang sangat lama.

Saran
Jika memungkinkan, cobalah melanjutkan praktikum suksesi dengan memperluas
lokasi dan skala penelitian. Misalnya, Anda dapat memilih beberapa lokasi yang
berbeda atau memperluas area penelitian di lokasi yang sama. Ini akan memberikan
gambaran yang lebih komprehensif tentang perubahan komunitas ekosistem.
Suksesi ekosistem adalah proses yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
diamati. Pertimbangkan untuk melanjutkan pengamatan Anda untuk jangka waktu yang
lebih lama. Ini akan memungkinkan Anda untuk melihat perubahan jangka panjang dan
mengidentifikasi pola yang lebih jelas dalam suksesi.
Selain memperhatikan faktor lingkungan yang telah Anda pertimbangkan
sebelumnya, cobalah untuk memperluas variabel ekologi yang diobservasi. Misalnya,
Anda dapat memperhatikan interaksi antara spesies, perubahan kepadatan populasi, atau
perubahan dalam struktur habitat. Ini akan memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang dinamika suksesi.

DAFTAR PUSTAKA

Clements, F. E. (1916). Plant Succession: An Analysis of the Development of Vegetation.


Carnegie Institution of Washington.
Connell, J. H., & Slatyer, R. O. (1977). Mechanisms of Succession in Natural
Communities and Their Role in Community Stability and Organization. The American
Naturalist, 111(982), 1119-1144.
Pickett, S. T. A., & White, P. S. (1985). The Ecology of Natural Disturbance and Patch
Dynamics. Academic Press.
Walker, L. R. (1993). Succession Theory and Individualistic Perspectives: Consequences
of Different Assumptions. Journal of Vegetation Science, 4(2), 147-156.
Huston, M. A. (1999). Local Processes and Regional Patterns: Appropriate Scales for
Understanding Variation in the Diversity of Plants and Animals. Oikos, 86(2), 393-401.
Denslow, J. S. (1987). Tropical Rainforest Gaps and Tree Species Diversity. Annual
Review of Ecology and Systematics, 18(1), 431-451.

Anda mungkin juga menyukai