Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Makhluk hidup dari berbagai jenis yang hidup secara alami di suatu tempat

membentuk kumpulan yang di dalamnya setiap individu menemukan lingkungan


yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kelompok yang hidup secara bersama
telah menyesuaikan diri dan menghuni suatu tempat alami disebut komunitas.
Karakteristik komunitas pada suatu lingkungan adalah keanekaragaman. Makin
beranekaragam

komponen

biotik

(biodiversitas),

maka

makin

tinggi

keanekaragaman. Sebaliknya makin kurang beranekaragaman maka dikatakan


keanekaragaman rendah.
Contoh:
* Keaneragaman rendah; terdapat pada komunitas dengan lingkungan ekstrim,
misalnya: gurun, tanah kering, tanah tandus, pegunungan tinggi.
* Keaneragaman tinggi sering disebut diversity is stability Daerah yang
mempunyai keanekaragaman tinggi adalah hutan tropika (di kawasan tropika
jarang sekali terjadi komunitas alami dirajai oleh hanya satu jenis). Perubahanperubahan yang terjadi dalam komunitas dapat diamati dan seringkali perubahan
itu berupa pergantian komunitas lain.
Komposisi spesies dalam komunitas akan bervariasi sepanjang waktu
dibeberapa spesies keimpahannya menurun, sedangkan yang lain meningkat.
Beberapa perubahan mungkin hanya merupakan fluktuasi lokal yang kecil
sifatnya, sehingga tidak memberikan arti yag penting. Perubahan lainnya mungkin
sangat besar atau kuat sehingga mempenngaruhi sistem secara keseluruhan.
Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara
tertatur disebut dengan suksesi, dan suksesi juga bisa diartikan sebagai perubahan
yang langsung dalam komposisi komunitas dan asosiasi biologis serta sifat-sifat
ekosistem.

Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam


komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau
ekosistem yang disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini
komunitas telah mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas
sudah dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap
(respon) yang terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap kondisi
atau rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal
komunitas. Jadi bila suatu komunitas telah mencapai klimaks, perubahan yang
searah tidak terjadi lagi ( Resosoedarmo,1990).
Perubahan-perubahan

yang

terjadi

dalam

komunitas dapat dengan mudah diamati dan


seringkali perubahan itu berupa pergantian satu
komunitas oleh komunitas lain. Dapat kita lihat
misalnya pada sebidang kebun jagung yang setelah
panen ditinggalkan dan tidak ditanami lagi. Disitu
akan bermunculan berbagai jenis tumbuhan gulma
yang membentuk komunitas. Apabila lahan itu
dibiarkan cukup lama, dalam komunitas yang
terbentuk dari waktu ke waktu akan terjadi
pergantian komposisi jenis (Resosoedarmo,1990).
Pada masa awal dapat saja komunitas yang
terbentuk tersusun oleh tumbuhan terna seperti
badotan, rumput pahit, rumput teki, dan sebagainya.
Tetapi beberapa tahun kemudian di tempat yang
sama, yang terlihat adalah komunitas yang sebagian
besar tersusun oleh tumbuhan perdu dan pohon
seperti kirinyu, senduduk, laban, dan sebagainya,
atau dapat pula hanya terdiri atas alang-alang. Bila
tidak terjadi gangguan apa pun selama proses
tersebut berjalan akan terlihat bahwa perubahan itu

berlangsung ke satu arah (Irwan, 1992). Perubahan


komunitas atau ekosistem ini pada dasarnya dapat
disebabkan oleh berbagai penyebab utama, yaitu:
a) Akibat perubahan iklim
b) Pengaruh dari faktor luar
c) Karakteristika dalam sistem sendiri (Syafei, 1990 : 81)
Iklim merupakan faktor penentu dalam proses menuju klimaks. Adakalanya
vegetasi terhalang untuk mencapai klimaks karena beberapa faktor selain iklim,
misalnya ada perubahan tipe tanah, dipakai untuk penggembalaan hewan,
terbakar, dan lain-lain. Dengan demikian, vegetasi dalam tahap perkembangan
yang tidak sempurna ( tahap sebelum klimaks yang sebenarnya ), baik oleh faktor
alam atau buatan. Keadaan ini disebut subklimaks. Komunitas tanaman
subklimaks akan cenderung untuk mencapai klimaks sebenarnya jika faktor-faktor
penghalang atau penghambat di hilangkan.
1.2.

Tujuan dan Kegunaan


Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pergeseran vegetasi pada suatu

daerah suksesi serta laju penutupan jenis vegetasi mencapai maksimal.


Percobaan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar tentang
aspek-aspek suksesi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Suksesi
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara
teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga
terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan
perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi
lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. (Arianto Sam, 2008)
Pengertian suksesi adalah proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu
tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil. Proses suksesi
akan berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil
atau telah mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah
memiliki homeostatis, sehingga mampu mempertahankan kestabilan internalnya.
(Admin,2010)
Tansley (1920) mendefinisikan suksesi sebagai berikut: suksesi adalah
perubahan yang perlahan lahan dari komunitas tumbuhan dalam suatu dareah
tertentu di mana terjadi pengalihan dari satu jenis tumbuhan oleh jenis tumbuhan
lainnya pada tingkat populasi.
Clements

(1916)

menuliskan

pendapat-pendapatnya

yang

sangat

persuasive, ia menyatakan bahwa vegetasi dapat di sejalankan dengan organism

super mampu memperbaiki atau mengelola dirinya sendiri bila terjadi gangguan
atau kerusakan, ia juga mengenalkan adanya enam unsur yang akan terjadi
sehubungan dengan proses suksesi yaitu:

Penggundulan yang mengakibatkan terjadinya sibstrat baru


Migrasi kehadiran migrula atau organ pembiak tumbuhan.
Eksesis perkecambahan, pertumbuhan, reproduksi, dan penyebaran
Kompetisi, persaingan sehingga pengusiran satu spesies oleh species

lainnya
Reaksi,perubahan pada ciri dan sifat habitat oleh jenis tumbuhan
Stabilisasi,Yang menghasilkan komunitas tumbuhan pada tingkatan
yang matang.

Menurut Sutomo (2009:45) suksesi ekologi adalah suatu proses perubahan


komponen-komponen spesies suatu komunitas selama selang waktu tertentu.
Menyusul adanya sebuah gangguan, suatu ekosistem biasanya akan berkembang
dari mulai tingkat organisasi sederhana (misalnya beberapa spesies dominan)
hingga ke komunitas yang lebih kompleks (banyak spesies yang interdependen)
selama beberapa generasi (Luken, 1990 dalam Sutomo (2009:45).
Lucy E. Braun (1956) mengatakan bahwa vegetasi merupakan sistem yang
dinamik, sebentar menunjukkan pergantian yang kompleks kemudian nampak
tenang, dan bila dilihat hubungan dengan habitatnya, akan nampak jelas
pergantiannya setelah mencapai keseimbangan. Pengamatan yang lama pada
pergantian vegetasi di alam menghasilkan konsep suksesi.
Suksesi vegetasi menurut Odum adalah: urutan proses pergantian
komunitas tanaman di dalam satu kesatuan habitat, sedangkan menurut Salisbury
adalah kecenderungan kompetitif setiap individu dalam setiap fase perkembangan
sampai mencapai klimaks, dan menurut Clements adalah proses alami dengan
terjadinya koloni yang bergantian, biasanya dari koloni sederhana ke yang lebih
kompleks. Odum (1971) mengatakan bahwa adanya pergantian komunitas
cenderung mengubah lingkungan fisik sehingga habitat cocok untuk komunitas
lain sampai keseimbangan biotik dan abiotik tercapai.
`

Suksesi tumbuhan adalah penggantian suatu komunitas tumbuh-tumbuhan

oleh yang lain. Hal ini dapat terjadi pada tahap integrasi lambat ketika tempat

tumbuh mula-mula sangat keras sehingga sedikit tumbuhan dapat tumbuh


diatasnya, atau suksesi tersebut dapat terjadi sangat cepat ketika suatu komunitas
dirusak oleh suatu faktor seperti api, banjir, atau epidemi serangga dan diganti
oleh yang lain (Daniel, et al, 1992).
Menurut Odum (1971:313) perkembangan ekositem atau apa yang lebih
sering disebut sebagai suksesi ekologi dapat ditakrifkan dari 3 parameter berikut
ini:
1. Suatu proses perkembangan komunitas yang teratur yang meliputi
perubahan-perubahan dalam struktur jenis dan proses-proses komunitas
dengan waktu;hal ini agak terarah dan karenanya dapat diramalkan
2. Diakibatkan oleh perubahan lingkungan fisik oleh komunitas;yakni
suksesi

itu

dikendalikan

komunitas

walaupun

lingkungan

fisik

menentukan polanya, laju perubahan dan sering menetapkan batas-batas


seperti misalnya berapa jauh perkembangan itu dapat berlangsung.
3. Masalah itu memuncak dalam ekosistem yang dimantapkan dalam mana
biomas maksimum (atau kandungan informasi yang tinggi) dan fungsi
secara simbiotik antara makhluk dipelihara persatuan arus yang tersedia
Jadi dapat disimpulkan bahwa suksesi sebagai suatu studi orientasi yang
memperhatikan semua perubahan dalam vegetasi yang terjadi pada habitat sama
dalam suatu perjalanan waktu (Mueller-Dombois and Ellenberg, 1974).
2.2. Jenis-Jenis Suksesi
Pada Suksesi terdapat dua jenis yaitu yang dikenal dengan suksesi primer dan
suksesi sekunder, yang membedakan antara suksesi primter dan suksesi sekunder
terletak pada kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi.
1. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi ketika komunitas awal terganggu dan mengakibatkan
hilangnya komunitas awal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal
tersebut akan terbentuk substrat dan habitat baru. Suksesi primer ini terbagi lagi
menjadi 2 jenis, yakni suksesi yang berawal dari habitat kering, yang disebut

suksesi xerark, dan suksesi yang berawal dari daerah basah (air tergenang) yang
disebut suksesi hidrark. Masing-masing jenis suksesi tersebut diawali dengan
komunitas pioner yang mirip tanpa dibantu oleh adanya faktor iklim.
Gangguan dari komunitas secara total dapat berupa:
a. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan
gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan
pasir di pantai.
b. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan
timah, batubara, dan minyak bumi.
Proses suksesi primer dapat dimulai pada permukaan lapisan batuan, pasir, dan
perairan tergenang. Permukaan batuan yang telanjang bukanlah tempat yang
nyaman untuk dijadikan tempat tinggal suatu makhluk hidup. Tempat tersebut
dapat mengalami perubahan suhu yang sangat cepat, kurang lembap, mengandung
sedikit nutrient, dan sangat terbuka sehingga suatu makhluk hidup berpotensi
mengalami kerusakan oleh terpaan angin. Meskipun tempat tersebut sangat tidak
nyaman, tetapi ada kelompok makhluk hidup tertentu yang mampu bertahan
hidup. Kelompok makhluk hidup tersebut disebut kouonitas pionir dan makhluk
hidupnya disebut makhluk hidup pionir. Disebut demikian karena mereka yang
pertama kali menghuni suatu tempat. Adapun yang termasuk makhluk hidup
pionir antara lain adalah liken, ganggang, bakteri, dan jamur.
Selanjutnya bahan-bahan pembentuk tanah menyatu membentuk lapisan tipis
tanah sehingga dapat mendukung keberadaan jamur, beberapa jenis cacing,
insekta, protozoa dan beberapa jenis tumbuhan kecil ( misalnya rumput). Tiap
jenis dalam komunitas mini tersebut akan melangsungkan proses reproduksi,
metabolisme, pertumbuhan, dan beberapa diantaranya mengalami kematian yang
akan menambah materi organik untuk proses pembentukan tanah. Pada tahap
demikian komunitas liken akan hilang digantikan oleh komunitas tumbuhan kecil
yang hidup musiman (perenial).
Komunitas rumput perenial tidak akan lama bertahan. Komunitas tersebut akan
digantikan oleh semak dan secara bergiliran akan digantikan lagi oleh pohon yang

lebih banyak membutuhkan sinar matahari. Pada saat komunitas didominasi oleh
pohon yang suka ditempat terbuka, biasanya dilapisan bawah akan tumbuh bibit /
anak pohon yang tahan naungan. Pada akhirnya, pohon yang tahan naungan
tersebut tumbuh melebihi tinggi pohon yang suka sinar dengan pertambahan
jumlah anakan pohon yang juga lebih banyak. Akibatnya, komunitas pohon yang
suka sinar matahari akan tergantikan oleh komunitas pohon tahan naungan.
Komunitas terakhir ini biasanya relative stabil, tahan lama, jenis makhluk
hidupnya lebih banyak dan lebih kompleks, dan didalamnya berlangsung berbagai
interaksi antar anggota komunitas. Komunitas demikian disebut komunitas
klimaks.
Komunitas klimaks merupakan akhir dari serangkaian proses suksesi. Di
Indonesia proses suksesi primer berhasil diamati didaerah bekas gunung Krakatau
yang meletus dahsyat pada tahun 1883. Kawasan yang sebelumnya tertutup oleh
lapisan lahar membantu mulai menunjukkan adanya kehidupan dengan hadirnya
makhluk hidup pionir, yaitu berupa liken. Sampai saat ini daerah bekas letusan
gunung tersebut masih menampakkan tanda-tanda proses suksesi.
2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder yaitu apabila dalam suatu ekosistem alami mengalami
gangguan, baik secara alami ataupun buatan (karena manusia), dan gangguan
tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme yang ada sehingga dalam
ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan lama masih ada. Contohnya,
gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan
gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput
dengan sengaja. Pada suksesi primer, habitat awal terdiri atas substrat yang sama
sekali baru sehingga tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tahap awal berasal dari
biji dan benih yang datang dari luar. Sedangkan pada suksesi sekunder, biji dan
benih tidak saja berasal dari luar tetapi juga dari dalam habitat itu sendiri.
Pada suksesi primer, habitat awal terdiri atas substrat yang sama sekali baru
sehingga tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tahap awal berasal dari biji dan
benih yang datang dari luar. Sedangkan pada suksesi sekunder, biji dan benih
tidak saja berasal dari luar tetapi juga dari dalam habitat itu sendiri.

2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Suksesi


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan suksesi antara lain:
1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.
2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
3. Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora. dan benih
lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk.
6. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji,
sporam dan benih serta curah hujan.
7. Sifat sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.

DAFTAR PUSTAKA

Su'udiyah, N Ayu, 2014. Makalah Suksesi. [diakses 19 September 2016 pada situs
http://ayuafxtion.blogspot.co.id/2014/01/makalah-suksesi.html.
Anonim, 2011. Suksesi. [diakses 19 September
https://duniagil.wordpress.com/2011/03/06/suksesi/..

2016

pada

situs

Musthofa, Al. 2015. Makalah Suksesi Oleh Ali Musthofa Dkk.


[diakses
19
September
2016
pada
situs
http://musthofaali848.blogspot.co.id/p/blog-page_33.html
Anonim, 2011. Suksesi Udah Jadi. [diakses 19 September 2016 pada situs
https://aimarusciencemania.files.wordpress.com/2011/12/suksesi-udahjadi.docx.

Anda mungkin juga menyukai