Anda di halaman 1dari 10

1

MAKALAH BIOGEOGRAFI
SUKSESI

Disusun oleh:
Iwan Maulana (061116018)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2019
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 1


BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 3
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 3
BAB 2. PEMBAHASAN ............................................................................................. 4
2.1 Pengertian Suksesi ................................................................................. 4
2.2 Suksesi Primer........................................................................................ 5
2.3 Suksesi Sekunder ................................................................................... 7
2.4 Penyebab suksesi .................................................................................... 7
2.4.1 Iklim ............................................................................................... 7
2.4.2 Topografi ....................................................................................... 7
2.4.3 Biotik .............................................................................................. 7
BAB 3. KESIMPULAN .............................................................................................. 9
DAFTAR PUTAKA .................................................................................................. 10
3

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biogeografi merupakan ilmu yang mempelajari distribusi atau persebaran
kehidupan mulai dari tumbuhan, binatang, serta mikroba di planet Bumi ini, baik itu di
darat maupun udara dan terkait dengan proses dan pola ( sejarah hunian dimana masa
lampau, kini, dan prediksi yang akan dating) (partomihardjo, 2018). Biogeografi sangat
berkaitan erat dengan suksesi yang terjadi pada suatu ekosistem yang berlangsung
secara bertahap-tahap dalam kurun waktu yang lama. Suksesi dapat berhasil
dikarenakan terdapat komponen-komponen yang berperan dalam menyusun vegetasi
suatu hutan. Simbiosis yang terjadi antar organisme satu dengan organisme lainnya
merupakan factor pendukung terjadinya suksesi. pada suatu tempat atau wilayah yang
memiliki potensi akan terbentuknya suatu ekosistem akan menyebabkan perilaku
adaptasi dari organisme-organisme dengan kontur maupun keadaaan suatu wilayah
tersebut. Penyesuaian suatu organisme dengan lingkungannya sangatlah penting untuk
keberlanjutan tumbuh dan perkembangannya.
Suksesi akan diakhiri dengan terbentuknya suatu lingkungan kehidupan yang
sudah memiliki komponen-komponen yang dapat berinteraksi dan sudah dapat
mempertahankannya sehingga dapat dikatakan suksesi tersebut telah sukses.
1.2 Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk meberikan pemaparan mengenai proses
suksesi.
4

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Suksesi
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang
terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas
baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain suksesi dapat
diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem
seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas
atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang
disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas telah mencapai
homeostatis. ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat mempertahankan
kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap (respon) yang terkoordinasi dari
komponen-komponennya terhadap setiap kondisi atau rangsangan yang cenderung
mengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas. Jadi bila suatu komunitas telah
mencapai klimaks, perubahan yang searah tidak terjadi lagi.
Proses suksesi sangat terkait dengan faktor linkungan, seperti letak lintang,iklim,
dan tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur komunitas klimaks.
Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di daerah beriklim kering, maka proses
tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas rumput, jika berlangsung di
daerah beriklim dingin dan basah, maka proses suksesi akan terhenti pada komunitas
(hutan) conifer, serta jika berlangsung di daerah beriklim hangat dan basah, maka
kegiatan yang sama akan terhenti pada hutan hujan tropic
Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
1. Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.
2. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
3. Kehadiran pemencar benih.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji,sporam
dan benih serta curah hujan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk
6. Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi
5

Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di
danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh
tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik. Dalam setiap
komunitas setiap individu selalu dikelilingi oleh berbagai organisme, yaitu organisme
satu spesies atau spesies lain. Organisme dalam suatu komunitas saling berhubungan.
Hubungan antara spesies di dalam komunitas mempunyai pengaruh besar terhadap
berbagai spesies yang membentuk komunitas.
Suksesi terbagi menjadi dua yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
2.2 Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini
mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat
komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara
alami,misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di
muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan
manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Contoh yang
terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah
meletus padatahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul
pioner berupa lumut kerak (lichen) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap
penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan
pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila
tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Bersamaan
dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan
menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
Suksesi primer terbagi menjadi dua berdasarkan penyusunannya, diantaranya :
1. Suksesi Primer Alami
2. Suksesi Primer oleh Manusia
6

(Gambar 1, suksesi alami)

(Gambar 2, suksesi oleh manusia)


7

2.3 Suksesi Sekunder


Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara
alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh
organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada.
Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang laut, kebakaran, angin
kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang
rumput dengan sengaja. Pendekatan para ahli tumbuhan dan ahli hewan terutama
terhadap studi komunitas yang berbeda. Bila ahli hewan memperhatikan hubungan
fungsional antara suatu komunitas, yang melibatkan tumbuhan dan hewan, para ahli
tumbuhan memperhatikan struktur komunitas dan perubahan yang berlangsung dalam
waktu dan ruang. Komunitas memiliki kekhasan yang dapat diukur dan dipelajari. Hal
ini merupakan keragaman spesies, bentuk dan struktur pertumbuhan, keunggulan
beberapa spesies dalam komunitas, jumlah relatif spesies-spesies berbeda yang
membentuk komunitas, hubungan makanan dan suksesi.
2.4 Penyebab suksesi
2.4.1 Iklim
Tumbuhan tidak akan dapat teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam
waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat
rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat
yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan
mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali
membawa keadaanyang tidak menguntungkan pada vegetasi.
2.4.2 Topografi
Topografi adalah faktor tak hidup atau abiotik yang mengacu pada Ini
mencakup ciri-ciri fisik bumi seperti elevasi tanah, kemiringan, medan (datar,
bergulir, berbukit, dll), pegunungan dan badan "letak tanah." air.
2.4.3 Biotik
Pemakan tumbuhan seperti serangga yangmerupakan pengganggu di lahan
pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang
8

pengembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan kembali dari


awal atau bila rusak berat maka akan berganti vegetasi.
Ekosistem alami memiliki daya lenting atau resilience, yaitu kemampuan untuk
bertahan dan memulihkan diri ketika mengalami gangguan hingga kembali ke dalam
kondisi keseimbangan (Gunderson 2000). Kecenderungan yang penting dalam
perkembangan suksesi adalah penutup atau penataan daur biogeokimia dari hara –
hara utama, seperti misalnya nitrogen, phosphor dan kalsium. System –system yang
matang, dibandingkan dengan yang berkembang, mempunyai kemampuan yang
lebih besar untuk menangkap dan mengikat bagi pendauran dalam ekosistem
(Odum,1996).
Pada umumnya jumlah spesies yang ada dalam komunitas akan mengalami
penurunan pada nilai yang lebih kurang konstan. Menurut Shugartdan Helt (1973)
mendapatkan bahwa laju kemusnahan bahwa menurun dengan berlangsungnya
suksesi, apakah suksesi tersebut bersifat autotrofik atau heterotrofik, perairan atau
terrestrial. Laju kehilangan awal dan perubahan –perubahan laju kemusnahan dari
waktu ke waktu bervariasi dalam ekosistem suksesional yang berbeda. Sebagai contoh,
laju kemusnahan spesies menurun lebih cepat ketika suksesi berlangsung di daerah-
daerah sedang bila dibandingkan dengan daerah kering (Suin,2004).
Terdapat lima jenis komunitas klimaks berdasarkan tempat terbentuknya yaitu
hidroser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air tawar, haloser yaitu suksesi
yang terbentuk di ekosistem air payau, xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah
gurun, lithoser yaitu suksesi yangterbentuk di ekosistem karang dan lapisan
batuan, dan psammoser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem tepi pantai atau
pasir gundul (Muawin, 2009).
9

BAB 3. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambi diantaranya :


1. Biogeografi merupakan ilmu yang mempelajari distribusi atau persebaran
kehidupan mulai dari tumbuhan, binatang, serta mikroba di planet Bumi.
2. Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang
terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk
komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula.
3. Proses suksesi sangat terkait dengan faktor linkungan, seperti letak lintang,iklim,
dan tanah.
4. Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa factor seperti : Luas komunitas
asal yang rusak karena gangguan, Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar
komunitas yang terganggu, Kehadiran pemencar benih, Iklim, terutama arah dan
kecepatan angina yang membantu penyebaran biji,sporam dan benih serta curah
hujan, Jenis substrat baru yang terbentuk, dan Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada
di sekitar tempat terjadinya suksesi
5. Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan.
6. Suksesi terbagi menjadi dua yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
7. Terdapat beberapa penyebab terjadinya suksesi diantaranya : iklim, topografi, dan
biotik.
8. Ekosistem alami memiliki daya lenting atau resilience, yaitu kemampuan untuk
bertahan dan memulihkan diri ketika mengalami gangguan hingga kembali ke dalam
kondisi keseimbangan.
9. Terdapat lima jenis komunitas klimaks berdasarkan tempat terbentuknya yaitu
: hidroser, haloser, xeroser, lithoser, dan psammoser.
10

DAFTAR PUTAKA
Partomihardjo, T. (2018). Biogeography 1 pengantar 2018. Jurusan biologi.
Fmipa. Universitas Pakuan Bogor. [ppt. slide 27].

Irwan, Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem (Jakarta: Bumi


Aksara1990), h. 87

Gundarson LH. 2000. Ecological resilience-in theory and application. Ann Rev
Ecol Syst 31 (1): 425-439.

Odum, H.T. 1992. Ekologi Sistem Suatu Pengantar. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.

Suin, NM. 2004. Ekologi Populasi. Andalas University Press. Padang.

Muawin, H.A. (2009). Biologi Tanah. Diambil dari internet pada senin 07 januari 2018
http//www.pustakadeptango.id/publikasiip012089. pdf. 29 April 2010

Anda mungkin juga menyukai