Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah ayam kampung dimulai dari generasi pertama ayam kampung yaitu dari
keturunan ayam hutan merah (Gallus gallus). Jenis ayam kampung sudah dikenal sejak
zaman Kerajaan Kutai. Pada saat itu, ayam kampung merupakan salah satu jenis persembahan
untuk kerajaan sebagai upeti dari masyarakat setempat. Keharusan menyerahkan upeti
menyebabkan ayam kampung selalu diternakan oleh warga kampung dan menyebabkan ayam
kampung tetap terjaga kelestariannya. Di samping itu, ayam kampung memang sesuai dengan
selera masyarakat setempat. Kebiasaan beternak ayam kampung tersebutlah yang
menyebabkan ayam ini mudah dijumpai di tanah air. Sampai sekarang sistem upeti dalam arti
perpindahan barang (ayam kampung) dari desa ke kota masih tetap ada. Bedanya, saat ini
perpindahan tersebut lebih bersifat bisnis. Pemeliharaan ternak atau peternakan mulai
dilakukan sejak manusia ada di bumi. Pada jaman dulu manusia berburu binatang untuk di
makan sebagai sumber protein. Sejalan dengan perkembangan waktu maka hewan liar mulai
berkurang populasinya, bahkan beberapa jenis ternak mulai punah. Sejak itulah timbul usaha-
usaha domestikasi binatang liar menjadi ternak piaraan yang jinak dan mudah dikendalikan.
Bangsa Mesir memelihara ayam 3.000 tahun sebelum masehi dan bangsa China
memelihara 300 tahun sebelum masehi. Dalam proses domestikasi tersebut telah
dikembangkan mutu genetisnya sesuai dengan tujuan pemeliharaannya, sehingga
performansnya telah berbeda dengan leluhurnya. Bahkan leluhur bangsa ternak banyak yang
sudah punah. Adapun proses dari beternak ayam kampung dilatar belakangi dengan ayam-
ayam kampung yang kurang mendapatkan proses perawatan yang baik dan teratur. Hal ini
juga disebabkan oleh faktor lingkungan dan individu masing-masing. Setiap hari kita butuh
makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Sumber makanan berasal dari tanaman,
ternak dan ikan. Tanaman kita makan sebagai sumber energi, dan vitamin.
Produk ternak dan ikan kita konsumsi sebagai sumber protein, mineral dan
energi. Jumlah populasi manusia dari kehari semakin bertambah, demikian juga kebutuhan
akan makanannya. Lalu pertanyaannya, darimana makanan itu didapat?. Sebagian orang
membeli dan sebagian memperoleh sendiri baik dari usaha budidaya maupun mencari bahan
makanan dari hutan. Dengan demikian perlu ada orang yang menyediakan bahan makanan
tersebut. Penyediaan bahan makanan dari produk ternak memerlukan kegiatan budidaya,
penyediaan sarana produksi, peraturan dan tataniaga hasil ternak. Kegiatan tersebut disebut

Page 1
dengan agribisnis ternak. Agribisnis ternak memberikan peluang kerja bagi orang yang
memelihara, penyedia sarana, peneliti, pengolahan hasil ternak dll.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Ayam?
2. Bagaimana Pengertian Ayam Lokal?
3. Bagaimana Sistem Pencernaan Ayam?
4. Bagaimana Pengaruh Nutrisi terhadap Sistem Pencernaan Ayam?
5. Bagaimana faktor yang menyebabkan Perbedaan Feses antara Ayam Lokal jika
diberikan pakan yang berbeda ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Sejarah Perkembangan Ayam
2. Mengetahui Pengertian Ayam Lokal dan ayam Broiler
3. Mengetahui Sistem Pencernaan Ayam
4. Mengetahui Pengaruh Nutrisi terhadap Sistem Pencernaan Ayam Lokal
5. Mengetahui faktor yang menyebabkan Perbedaan Feses antara Ayam Lokal Jika
diberikan pakan yang berbeda

D. Manfaat Penelitian
Dapat mengetahui faktor yang menyebabkan perbedaan feses pada ayam Lokal jika
diberikan pekan yang berbeda

Page 2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah Perkembangan Ayam
Sejarah ayam kampung dimulai dari generasi pertama ayam kampung yaitu dari
keturunan ayam hutan merah (Gallus gallus). Jenis ayam kampung sudah dikenal sejak
zaman Kerajaan Kutai. Pada saat itu, ayam kampung merupakan salah satu jenis persembahan
untuk kerajaan sebagai upeti dari masyarakat setempat. Keharusan menyerahkan upeti
menyebabkan ayam kampung selalu diternakan oleh warga kampung dan menyebabkan ayam
kampung tetap terjaga kelestariannya. Di samping itu, ayam kampung memang sesuai dengan
selera masyarakat setempat. Kebiasaan beternak ayam kampung tersebutlah yang
menyebabkan ayam ini mudah dijumpai di tanah air. Sampai sekarang sistem upeti dalam arti
perpindahan barang (ayam kampung) dari desa ke kota masih tetap ada. Bedanya, saat ini
perpindahan tersebut lebih bersifat bisnis. Pemeliharaan ternak atau peternakan mulai
dilakukan sejak manusia ada di bumi. Pada jaman dulu manusia berburu binatang untuk di
makan sebagai sumber protein. Sejalan dengan perkembangan waktu maka hewan liar mulai
berkurang populasinya, bahkan beberapa jenis ternak mulai punah. Sejak itulah timbul usaha-
usaha domestikasi binatang liar menjadi ternak piaraan yang jinak dan mudah dikendalikan.
Bangsa Mesir memelihara ayam 3.000 tahun sebelum masehi dan bangsa China
memelihara 300 tahun sebelum masehi. Dalam proses domestikasi tersebut telah
dikembangkan mutu genetisnya sesuai dengan tujuan pemeliharaannya, sehingga
performansnya telah berbeda dengan leluhurnya. Bahkan leluhur bangsa ternak banyak yang
sudah punah. Adapun proses dari beternak ayam kampung dilatar belakangi dengan ayam-
ayam kampung yang kurang mendapatkan proses perawatan yang baik dan teratur. Hal ini
juga disebabkan oleh faktor lingkungan dan individu masing-masing. Setiap hari kita butuh
makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Sumber makanan berasal dari tanaman,
ternak dan ikan. Tanaman kita makan sebagai sumber energi, dan vitamin.
Produk ternak dan ikan kita konsumsi sebagai sumber protein, mineral dan
energi. Jumlah populasi manusia dari kehari semakin bertambah, demikian juga kebutuhan
akan makanannya. Lalu pertanyaannya, darimana makanan itu didapat?. Sebagian orang
membeli dan sebagian memperoleh sendiri baik dari usaha budidaya maupun mencari bahan
makanan dari hutan. Dengan demikian perlu ada orang yang menyediakan bahan makanan
tersebut. Penyediaan bahan makanan dari produk ternak memerlukan kegiatan budidaya,
penyediaan sarana produksi, peraturan dan tataniaga hasil ternak. Kegiatan tersebut disebut

Page 3
dengan agribisnis ternak. Agribisnis ternak memberikan peluang kerja bagi orang yang
memelihara, penyedia sarana, peneliti, pengolahan hasil ternak dll.

B. Organ Pencernaan
Organpencernaan unggas memiliki bobot dan persentase yang berbeda dari setiap
organnya.Eshophagusatau kerongkongan berupa pipa tempat pakan melalui organ ini dari
bagian belakang mulut (pharynx) ke proventrikulus (Suprijatna,2005).Tembolok modifikasi
dari Esophagus yang berfungsi untuk menyimpan pakan sementara, terutama pada saat ayam
dalam jumlah banyak (Yuwanta,2004).Noferdiman (2012) melaporkan bahwa ayam broiler
memiliki rataan bobot tembolok mutlak pada berkisar antara 4,26-4,8 g dan rataan bobot
tembolok relatif 0.30-0.35 %. Rataan bobot proventrikulus mutlak pada penelitian ini yaitu
berkisar antara 7-7,4 g dan bobot proventrikulus relatif berkisar antara 0.50-0.53 %.
Proventrikulusadalah suatu pelebaran dari kerongkongan sebelum berhubungan dengan
gizzard.Proventrikulus disebut juga perut kelenjar atau glandula stomach yang mensekresikan
pepsinogen dan HCL untuk mencerna protein dan lemak (Suprijatna, 2005).Gizzard memiliki
otot yang kuat dan permukaan yang tebal, berfungsi sebagai pemecah makanan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.Menurut Akoso (1998), ukuran gizzard dipengaruhi oleh
aktivitasnya. Aktivitas otot gizzard akan terjadi apabila makanan masuk kedalamnya. Bobot
gizzard dipengaruhi oleh modifikasi ukuran, pengaturan jenis ransum, dan fase pemberian
pakan (Dwipayanti,2008).
Usus halus terdiri atas tiga bagian yaitu duodenum, jejunum dan ileum.Usus halus
memiliki fungsi yaitu sebagai tempat pencernaan dan penyerapan zat makanan.Usus besar
merupakan Organ yang mempunyai diameter dua kali dari diameter usus halus dan berakhir
pada kloaka.Ceca terletak diantara usus halus dan usus besar dan pada kedua ujungnya buntu,
maka disebut juga usus buntu. Pencernaan serat kasar terjadi didalam ceca dan penyerapan
nutrient-nutrien terjadi di usus halus dan usus besar, kemudian hasil metabolisme akan
dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka yaitu bagian akhir dari Organ pencernaan.Kloaka
merupakan lubang akhir dari muara tiga Organ, cuprodeum merupakan Organ pencernaan,
urodeum merupakan Organ urine dan protodeum merupakan Organ pembuangan
reproduksi.Berat kloaka biasanya di pengaruhi oleh berat bobot ayam (Yasin, 2010).

C. Organ Aksesoris
Organ asesoris merupakan organ tambahan yang membantu dalam proses pencernaan.
Organ asesoris terbagi menjadi 3 yaitu hati, limfa dan pankreas.ketiga organ tersebut

Page 4
memiliki fungsi masing – masing.Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh.Hati
memiliki beberapafungsi diantaranya pertukaran zat dari protein, lemak, sekresi empedu,
detoksifikasi senyawa-senyawa yang beracun dan ekskresi senyawa-senyawa metabolit yang
tidak berguna lagi bagi tubuh (Amrullah, 2004).Limpa merupakan organ kompleks yang
memiliki banyak fungsi.Beberapa fungsi limpa yaitu untuk menyimpan darah, bersama hati
dan sumsum tulang belakang berperan dalam pembinasaan eritrosit-eritrosit tua, metabolisme
nitrogen terutama pembentukan asam urat serta membentuk limfosit yang berhubungan
dengan pembentukan antibodi.Ukuran limpa bervariasi dari waktu ke waktu tergantung dari
banyaknya darah dalam tubuh (Frandson, 1992). Persentase bobot limpa sekitar 0,18-0,23%
dari bobot hidup (Putnam, 1991).Pankreas terletak di antara duodenal loop pada usus halus.
Pankreas mensekrsikan cairan yang diperlukan sebagai proses pencernaan di dalam usus
halus.Pankreas terletak diantara lekukan duodenum usus halus (Amrullah, 2004).

D. Pengaruh Faktor Genetik Terhadap PertumbuhanOrgan Pencernaan


Sistem digesti adalah suatu lintasan organ yang menghubungkan antara lingkungan
dengan proses metabolisme alamiah pada hewan (Nesheim et al., 1979). Pencernaan diartikan
sebagai pengelolaan pakan sejak masuk dalam mulut sehingga diabsorbsi.Secara garis besar
fungsi Organ pencernaan adalah sebagai tempat pakan ditampung, tempat pakan dicerna,
tempat pakan diabsorbsi dan tempat pakan sisa yang dikeluarkan(Kamal, 1994). Jenis
kelamin dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan organ pencernaan pada
penelitian ini. Bobot pencernaan penelitian ini jenis kelamin jantan lebih besar dibandingkan
betina.Sistem pencernaan meliputi Organ pencernaan (paruh, mulut, tenggorok, lambung
kelenjar, empedal, usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, anus) dan alat tambahan (hati,
pankreas, limfa).Unggas mengalami proses pencernaan yang berbeda dengan hewan lain,
meskipun mempunyai kesamaan pada prosesnya. Sebagaimana hewan lain proses pada Organ
pencernaan unggas menggunakan tiga prinsip:
a. Secara mekanik. Pencernaan secara mekanik pada unggas berlangsung pada
empedal. Pakan di dalam empedal dengan adanya kontraksi otot empedal dengan
bantuan grit akan diubah menjadi pasta.
b. Secara khemis/enzimatis. Pencernaan secara enzimatis terutama dibantu dengan
adanya senyawa kimia dan kerja dari enzim yang dihasilkan oleh alat-alat
pencernaan.
c. Secara mikrobiologik. Pencernaan secara mikrobiologik terjadi dengan adanya
mikrobia yang ikut berperan dalam proses pencernaan. Pada ayam pencernaan

Page 5
secara mikrobiologik tidak berperan besar seperti pada ternak yang lain, hanya
sedikit ditemukan mikrobia pada tembolok dan usus besarnya. Pada tembolok
ditemukan beberapa bakteri aktif yang menghasilkan asam organik seperti asam
asetat dan asam laktat dan juga pada ceca terjadi sedikit pencernaan hemiselulosa
oleh bakteri (Kamal, 1994).
E. Organ Pencernaan

Organ pencernaan dapat dipandang sebagai tabung memanjang yang dimulai dari
mulut sampai anus dan pada bagian dalam dilapisi oleh mukosa.Organ pencernaan pada ayam
relatif pendek dibanding dengan mamalia, pada ayam jantan umur 10 minggu mempunyai
panjang 245 cm.

 Mouth (Mulut)

Ayam tidak mempunyai bibir, lidah, pipi dan gigi sejati, bagian mulut atas dan
bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan ke tengkorak
dan berfungsi seperti engsel (North, 1978). Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak
panah dengan arah ke depan. Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk
mendorong makanan ke oeshopagus sewaktu lidah digerakkan dari depan ke belakang
(Akoso, 1993). Lidah berfungsi untuk membantu menelan makanan.Kelenjar saliva
mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas makanan untuk
mempermudah masuk ke oesophagus (Nesheim et al., 1979). Di dalam mulut tidak
diproduksi amilase (Nesheim et al., 1972). Air diambil dengan cara menyendok saat minum
dengan menggunakan paruh (beak), dan masuk ke dalam kerongkongan setelah kepala
menengadah dengan memanfaatkan gaya gravitasi (North, 1978).

 Oeshophagus (Tenggorok)

Oesophagus merupakan Organ memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan


jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian
atas danproventrikulus bagian bawah (North, 1978).Dinding dilapisi selaput lendir yang
membantu melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok. Setiap ayam menelan secara
otomatis oesophagus menutup dengan adanya otot. Fungsioesophagus adalah menyalurkan
makanan ke tembolok (Sarwono, 1988)

 Crop (Tembolok)

Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan


perbesaran dari oesophagus.Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang

Page 6
menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop berfungsi
menyimpan dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk
ke proventriculus (Nesheim et al., 1979). Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi
pencernaan di dalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva dalam mulut (North, 1978).
Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam tembolok selama beberapa
jam untuk proses pelunakan dan pengasaman (Akoso, 1993). Hal ini disebabkan pada
tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang berfungsi untuk melunakkan
makanan (Sudaryati, 1994).

 Proventriculus (Lambung Kelenjar)


Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga merupakan
perut sejati dari ayam.Juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya pencernaan secara
enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang
berguna mencerna protein (Nesheim et al., 1979). Sel kelenjar secara otomatis akan
mengeluarkan cairan kelenjar perut begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara
mekanis (Akoso, 1993). Proses pencernaan makanan berjalan cepat dalam jangka waktu
yang pendek di dalam proventrikulus, maka pencernaan pada material makanan secara
enzimatis sedikit terjadi (North, 1978).
 Gizzard (Empedal/Rempela)
Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan
bawah. Bagian atas lubang pemasukkan berasal dari proventrikulus dan bagian bawah
lubang pengeluaran menuju ke duodenum (Nesheim et al., 1979). Besar kecilnya empedal
dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling
maka empedal akan lisut (Akoso, 1993).
Gizzard disebut pula otot perut yang terletak diantara proventrikulus dan batas atas
dari intestine. Gizzard mempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga
yang besar dan mempunyai mucosa yang tebal (North, 1978).Perototan empedal dapat
melakukan gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu menit (Akoso, 1993).
Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan
batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam (Nesheim et al.,
1979).Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel makanan dengan adanya
kontraksi otot dalam gizzard sehingga dapat masuk ke Organ intestine (North, 1978).
 Small Intestine (Usus Kecil)

Page 7
Small intestine memanjang dari ventriculus sampai large intestinum dan terbagi atas tiga
bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum.Duodenum berbentuk huruf V dengan
bagian pars descendenssebagai bagian yang turun dan bagian pars ascendens sebagai bagian
yang naik.Menurut Akoso (1993) selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot
yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan
memperluas permukaan penyerapan nutrien.
Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim amilase, lipase
dan tripsin.Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinding sel dari small intestine yang
dapat mencerna protein dan karbohidrat (North, 1978).Pencernaan pakan ayam di dalam usus
kecil secara enzimatik dengan berfungsinya enzim-enzim terhadap protein lemak dan
karbohidrat. Protein oleh pepsin dan khemotripsin akan diubah menjadi asam amino. Lemak
oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Karbohidrat oleh amilase akan
diubah menjadi disakarida dan kemudian menjadi monosakarida.

 Ceca (Usus Buntu)


Ceca terletak diantara small intestine (usus kecil) dan large intestine (usus besar) dan
pada kedua ujungnya buntu, maka disebut juga usus buntu.Usus buntu mempunyai panjang
sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja (Akoso, 1993).Fungsi utama ceca secara jelas
belum diketahui tetapi di dalamnya terdapat sedikit pencernaan karbohidrat dan protein dan
absorbsi air (North, 1978). Di dalamnya juga terjadi digesti serat oleh aktivitas
mikroorganisma (Nesheim et al., 1979).

 Large Intestine (Usus Besar)


Large intestine berupaOrgan yang mempunyai diameter dua kali dari diameter small
intentine dan berakhir pada kloaka (North, 1978). Usus besar paling belakang terdiri dari
rektum yang pendek dan bersambungan dengan kloaka (Akoso, 1993).Pada large
intestine terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan
mengatur keseimbangan air pada unggas (North, 1978).

 Organ Asesoris
Organ tambahan mempunyai hubungan dengan Organ pencernaan dengan adanya suatu
duktus yang berfungsi sebagai Organ untuk mengekskresikan material dari organ tambahan
ke Organ pencernaan yang berguna untuk kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga
organ pencernaan tambahan yaitu hati, pankreas dan limpa (North, 1978).

 Hati

Page 8
Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan
terdiridari dua lobus, yaitu lobusdexter dan sinister.Hati mengeluarkan cairanberwarna
hijau kekuningan yang berperan dalam mengemulsikan lemak (North, 1978). Cairan tersebut
tersimpan di dalam sebuah kantung yang disebut kantung empedu yang terletak di lobus
sebelah kanan. Makanan yang berada pada duodenum akan merangsang kantung empedu
untuk mengkerut dan menumpahkan cairan empedu (Akoso, 1993).Hati juga menyimpan
energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa protein menjadi asam urat yang
dikeluarkan melalui ginjal (Lehninger, 1994).

 Pankreas
Pankreas terletak pada lipatan duodenum.Pankreas mensekresikan cairan pankreas ke
duodenum melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim yang mendigesti
karbohidrat, lemak dan protein (North, 1978).

 Limpa
Limpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada titik
antara proventrikulus, gizzard dan hati (Jull, 1971).Fungsi dari limpa sampai sekarang belum
diketahui, hanya diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah merah dan untuk
menyimpan Fe dalam darah.Menurut Harsono (1987) bobot Organ pencernaan ayam
pedaging umur 6 minggu adalah: Esophagus dan crop 5,399 g, proventrikulus 4,399 g,
ventriculus 20,692 g, usus halus 21,599 g, caecum 2,201 g, usus besar 2,935 g, hati 18,002 g,
pankreas 3,002 g, dan limpa 1,789 g. Menurut Tekeli, 2006 menyatakan bahwa bobot
Esophagus dan tembolok 11,83 g, proventrikulus 8,26 g, gizzard 39,79 g, duodenum 16,99 g,
jejenum 25,72 g, ileum 20,93 g, usus halus 63,63 g, caecum 5,15 g, usus besar 3,27 g dan
jantung 61,02 g, penelitian tersebut dilakukan pada umur ayam broiler 42 hari.

F. NUTRISI
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Penelitian di
bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan
penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal.

G. PEMBERIAN PAKAN JAGUNG DAN PAKAN PELET

Page 9
Pakan mengandung zat nutrisi berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan produktivitas ternak. Pakan dengan sumber
energi yang berbeda dapat mempengaruhi kondisi fisiologis kelinci karena perbedaan proses
fermentasi atau metabolisme pakan dalam tubuh ternak. Jagung dan pollard merupakan bahan
pakan yang tinggi akan kandungan energi. Kandungan nutrisi jagung adalah 86% bahan
kering (BK), abu 3,3%, lemak 6,9%, serat kasar (SK) 4,3%, bahan ekstrak tanpa nitrogen
(BETN) 61,8% dan protein kasar (PK) 9,7%, sedangkan kandungan nutrisi pollard adalah
BK 86%, abu 5,2%, lemak 3,5%, SK 15,7%, BETN 51,9% dan PK 12,9% (Hartadi, 1997).
Respon fisiologis merupakan indikator bagi ternak apakah ternak dalam kondisi normal atau
tidak yang dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya pakan dan temperatur lingkungan.
Respon fisiologis menurut Naiddin et al. (2010) merupakan aktivitas fisiologis dalam tubuh
ternak meliputi denyut nadi, frekuensi napas dan suhu rektal yang dipengaruhi oleh konsumsi
pakan.
Peningkatan produksi panas dalam tubuh akibat dari proses metabolisme pakan
menyebabkan ternak akan mempertahankan temperatur tubuhnya melalui proses
termoregulasi (Frandson, 1992), sehingga ternak tetap dalam kondisi normal. Pelepasan
panas tubuh ditandai dengan meningkatnya denyut jantung dan frekuensi napas. Peningkatan
frekuensi napas bertujuan untuk membantu mengendalikan suhu tubuh. Suhu rektal
merupakan respon terakhir dari gambaran kondisi fisiologis seekor ternak.

Page 10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2020 sampai selesai dilaksanakan di Desa Supul
Kecamatan Kuatnana,Kabupaten Timor Tengah Selatan

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional. Dalam
hal ini dilakukan uji untuk mengetahui perbandimgan antara pakan jagung dan pakan pelet
terhadap Organoleptik pada feses ayam lokal
C. Subjek Penelitian
a. Populasi. Populasi penelitian ini meliputi dua jenis pakan yang diberikan pada ayam
lokal di kabupaten timor tengah selatn
b. Sampel. Sampel yang di gunakan dua jenis pakan yang beredar di wiilayah tersebut.

Variabel penelitian
1. variabel bebas
Variable bebas dalam penelitian ini adalah pakan jagung dan pakan pelet di
kabupaten timor tengah selatan
2. variable terikat
variable terikat pada penelitian ini adalah organoleptik feses ayam lokal
D. Alat dan bahan
1. Alat yang digunakan
Ember Masker
Karung sekup
sarung tangan
2. Bahan yang digunakan
Sampel kotoran dari ayam lokal yang diberikan nutrisi berupa pakan jagung
dan pakan ayam lokal yang diberikan pakan pelet
E. Sterilisasi alat
Alat-alat yang digunakan dicuci dengan air bersih hingga benar-benar bersih.
F. Prosedur kerja
a. Pengambilan sampel

Page 11
Sampel kotoran ayam tersebut diambil dan dilakukan pengamatan organoleptik feses
dengan pemberian pakan yang berbeda
G. Pengolahan dan analisi data

Data di peroleh dari hasil penelitian didapati perbedaab pada organoleptik feses ayam
lokal yang diberikan pakan jagung kondisi fesesnya: baunya tidak terlalu
menyengat,warnanya tidk terlalu terang dan treksturnya cenderung tidak cair sedangkan
ayam yang diberikan pakan pelet cenderung memiliki kotoran yang: baunya
menyengat,warnanya cenderung lebih terang danteksturnya cenderung lebih cair.

Page 12

Anda mungkin juga menyukai