TINJAUAN PUSTAKA
Ayam Broiler berasal dari ayam hutan liar yang didomestikasi sekitar 8000
tahun yang lalu. Sejarah mencatat domestikasi ayam hutan liar ini pertama kali
dilakukan di Asia. Domestikasi berlanjut budidaya ayam dimulai pada abad 19 dan
ayam broiler adalah menghasilkan daging dalam waktu yang relatif singkat. Serta
diusahakan secara intensif akan meningkatkan populasi ternak dan produksi daging
Broiler atau ayam ras pedaging merupakan hasil persilangan dan seleksi
Broiler mampu memproduksi daging dalam waktu yang singkat dengan konversi
ransum rendah. Strain ayam broiler yang ada di Indonesia antara lain Cobb,
Lohmann, Ross dan Hubbard. Namun, ada juga strain seperti Isa Vedette, Arbor
sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia,
Filum : Chordata,
Kelas : Aves,
Subkelas : Neonithes,
Ordo : Galliformis,
6
Genus : Gallus,
Ayam broiler merupakan ayam pedaging hasil dari seleksi genetik melalui
dan menghasilkan daging berkualitas serat lunak (Pratikno, 2010). Ayam broiler
dada lebar, padat dan berisi, efisiensi terhadap pakan cukup tinggi (Pahlepi dkk.,
2015). Terlepas dari kelebihan ayam broiler tersebut, ayam broiler juga memiliki
kelemahan seperti mudah stres, rentan terhadap serangan agen penyakit sehingga
pertumbuhan yang relatif cepat diikuti dengan pertambahan berat badan yang tinggi
dan kualitas daging yang baik. Kelemahannya adalah sulit beradaptasi dan mudah
Salah satu sumber daging yang dapat dikonsumsi manusia adalah ayam ras
pedaging. Ayam ras pedaging atau disebut juga ayam broiler merupakan hasil dari
persilangan berbagai jenis ras ayam unggulan yang memiliki produktivitas daging
yang tinggi. Ayam broiler memiliki daging yang mengadung kolesterol rendah,
kaya vitamin B dan mineral yang diperlukan untuk kesehatan syaraf dan
7
Broiler dibesarkan khusus untuk memproduksi daging. Ciri umum broiler
memiliki bulu berwarna putih dan tipis. Broiler biasanya akan dipanen ketika
berumur 4-6 minggu, dengan bobot badan sekitar 1.5 Kg. Konsumsi daging broiler
adalah hal yang tidak bisa dibatasi dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Jumlah daging broiler yang beredar dipasar sangat tergantung dengan tingkat
keberhasilan panen yang dilakukan oleh para peternak. Keberhasilan suatu panen
sangat dipengaruhi oleh manajemen yang dilakukan oleh para peternak (Sanmorino
Broiler modern saat ini dapat mencapai berat badan 1.6 kg/ekor hanya dalam
waktu 35 hari dengan nilai kurang dari 1.7 pada konversi pakan. Perbaikan
penampilan broiler ini terjadi karena adanya rekayasa genetik. Rekayasa genetik
akan menuntut perbaikan dalam aspek lainnya, seperti tata laksana pemeliharaan,
dan perbaikan kualitas ransum, dan kesehatan. Pertumbuhan broiler adalah hasil
hubungan antara hereditas dan lingkungan, yaitu 30% hereditas dan 70%
Fase pertumbuhan ayam broiler terdiri dari fase prestarter yaitu ayam
dengan umur 1 - 7 hari, fase starter yaitu umur 8 - 28 hari dan fase finisher yaitu
umur 29 hari - panen (Cristopher dan Harianto, 2011). Pertumbuhan tercepat ayam
broiler terjadi sejak menetas sampai umur 4-6 minggu, kemudian mengalami
Pertambahan bobot badan ayam broiler minggu awal mencapai 4 kali bobot badan
8
day old chicken (DOC), sehingga diperlukan asupan nutrien pakan yang optimal
Bibit ayam atau day old chicken dari perusahaan pembibitan harus
memenuhi standar SNI 48681.1:2013 tentang bibit niaga (final stock). Persyaratan
yang harus dipenuhi yakni kondisi fisik sehat, paruh normal, kaki tegak dan dapat
berdiri normal, tidak tampak dehidrasi, tidak ada cacat dan kelainan fisik, perut
tidak kembung, sekitar pusar dan dubur kering, pusar tidak tertutup, terlihat tegar
dan aktif, tidak terlihat dehidrasi, warna bulu seragam serta bulu kering dan
kebersihan kandang. Selain itu juga terdapat faktor galur ayam, jenis kelamin dan
faktor lingkungan yang mendukung. Kandungan gizi utama yang berperan penting
bagi pertumbuhan ayam broiler adalah protein, energi (karbohidrat dan lemak),
diperlukan oleh ayam dalam perbandingan yang sesuai dengan kebutuhan utamanya
Konsumsi pakan ayam broiler memiliki jumlah yang berbeda sesuai dengan fase
9
pertumbuhannya. Kebutuhan protein dan energi metabolisme ayam broiler adalah
Pembatasan waktu dan jumlah pemberian pakan adalah solusi yang tepat
untuk memberikan sejumlah kebutuhan nutrisi bagi ternak (ayam broiler) secara
tepat, baik jenis, jumlah, serta imbangan nutrisinya. Pembatasan pakan dapat
yang berbeda dengan ternak ruminansia. Sistem pencernaan terdiri dari saluran
pencernaan dan organ asesori. Anatomi saluran pencernaan ayam dari bagian depan
sampai ke bagian belakang adalah sebagai berikut: paruh dan lidah (mulut),
ampela (ventrikulus), hati (hepar), usus halus (small intestine), usus besar (large
10
Gambar 1. Anatomi Pencernaan Unggas
Sumber: Sutarto, (2013).
yang sempit untuk kehidupan jasad renik dalam usus yang diperlukan untuk
membantu pencernaan pakan. Ternak unggas banyak bergantung pada enzim yang
dikeluarkan oleh sistem pencernaan untuk memecah dan melumat pakan agar
mudah diserap oleh tubuh karena kesederhanaan sifat anatomi dan fisiologi saluran
dkk., 2013).
proventrikulus, ventrikulus atau gizzard, usus halus yang terdiri dari duodenum,
jejenum, dan ileum, sekum, rektum dan kloaka. Sistem pencernaan tersebut
merupakan suatu saluran yang terhubung mulai dari anterior/ventral (arah kepala)
yaitu paruh menuju ke posterior/dorsal (arah ekor) yaitu kloaka. Sistim ini
11
enzim-enzim pankreatin (enzim-enzim pencernaan), hati sebagai tempat
garam empedu. Proses pencernaan atau pemecahan molekul besar nutrien dalam
pakan atau ransum disepanjang saluran cerna merupakan bagian yang tidak
adalah organ pencernaan yang hanya dilewati oleh pakan, hal ini disebabkan karena
dicerna oleh gizzard. Gizzard merupakan alat pencernaan yang berperan sebagai
pencerna mekanik sehingga tekstur ransum yang lebih keras akibat serat kasar
tinggi dapat memicu pertumbuhan gizzard, pada broiler peran organ ini kurang
berkembang karena prilaku broiler yang makan terus menerus sehingga tidak perlu
sebagai pencerna kimiawi dan gerbang pakan sebelum masuk ke gizard sehingga
unggas, yang memiliki fungsi mencerna makanan yang masuk. Gizzard memiliki
12
dua pasang otot yang kuat dengan sebuah mukosa yang terdapat didalamnya.
Bagian dalam gizzard terdiri dari lapisan kulit yang sangat keras, kuat dan sering
pencernaan. otot gizzard akan kontraksi jika terdapat makanan yang masuk ke
pencernaan ayam. Usus halus dan usus kasar merupakan 2 (dua) macam saluran
pencernaan yang berbeda fungsinya. Pada usus halus berlangsung absorbsi zat-zat
makan dan proses pencernaan enzematik, sedangkan pada usus kasar berlangsung
absorbsi air, elektrolit- elektrolit dan pencernaan serat kasar. Usus halus (jejenum)
dan (coecum) mempunyai gambaran histologi umum yang sama. Dindingnya terdiri
dari 4 (empat) lapis yaitu mukosa, sub mukosa, tunika muskularis dan serosa. “Feed
intake” yang tinggi dan penyaluran makanan yang cepat kedalam usus terdapati
pada ayam yang memakan makanan yang beersifat halus atau basah (Mardhiah,
2015).
fungsi untuk mencerna pakan dan fungsi imunologis. Penyerapan nutrisi oleh usus
dapat berlangsung secara optimal apabila usus dalam keadaan sehat. Kesehatan
usus dipengaruhi oleh populasi mikrobia atau bakteri yang hidup di dalamnya.
Saluran pencernaan yang sehat ditandai dengan perkembangan berat dan Panjang
mengoptimalkan penyerapan nutrisi. Penyerapan nutrisi yang baik dari pakan akan
13
Konsumsi ransum yang banyak akan mempercepat laju perjalanan makanan
hanya sedikit zat-zat makanan yang mampu diserap oleh tubuh ternak (Setyanto
dkk., 2012).
pencernaan unggas yang berfungsi mengubah nutrisi yang masuk melalui pakan
yang digunakan untuk produktivitas. Organ dalam dari ayam pedaging merupakan
bagian dari organ pencernaan dan beberapa organ seperti hati, empedu dan pankreas
dalam tubuh. Fungsi utama hati dalam pencernaan dan absorpsi adalah produksi
empedu. Warna kehijauan empedu disebabkan karena produk akhir destruksi sel
darah merah, yaitu biliverdin dan bilirubin. Pankreas terletak diantara duodenal
loop pada usus halus. Pankreas merupakan suatu kelenjar yang fungsinya sebagai
di usus halus, yaitu pancreatic juice, selanjutnya mengalir pada duodenum melalui
protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dilepaskan dalam bentuk
inaktif, agar tidak merusak jaringan itu sendiri. Enzim trypsinogen akan diaktifkan
14
oleh enterokinase dari duodenum menjadi trypsin dan trypsin akan mengaktifkan
bikarbonat dalam jumlah yang cukup besar pada usus halus yang dapat mengubah
situasi asam menjadi basa sehingga enzim dapat bekerja. Pelepasan oleh pankreas
ini distimulasi oleh secretin yang dihasilkan oleh usus halus dan secretin
terstimulasi akibat adanya asam lambung. Kontrol atau sekresi eksokrin pankreatik
tergantung stimulasi relatif saraf otonom vagal yang menginterfasi pankreas serta
meningkatkan sekresi bikarbonat dari sel-sel duktus pankreas (Hatta dkk., 2009).
pencernaan secara microbial. Tujuan pencernaan secara microbial ini yakni untuk
mencerna nutrien yang tidak terserap di usus halus khususnya serat dan nitrogen,
mudah diserap oleh tubuh. Proses pencernaan pakan dibantu oleh enzim, sehingga
nutrien yang lebih baik. Lemak yang terkandung dalam pakan setelah masuk
sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh. Proses pencernaan pakan dibantu
oleh enzim, sehingga peningkatan jumlah enzim dalam saluran pencernaan akan
15
1.4. Susu Skim
Susu skim adalah salah satu produk susu yang berbentuk padat. Susu skim
diperoleh dari sisa pengambilan lemak (krim) sebagian maupun seluruhnya dan
masih menjadi bagian dari susu (Handayani dkk., 2017). Susu skim adalah bagian
dari susu yang tertinggal setelah lemak dipisahkan melalui proses separasi. Proses
pengurangan bagian lemak dari susu ini akan menghasilkan produk olahan susu
yang kandungan kalorinya lebih rendah dari susu segar. Laktosa yang terkandung
dalam susu skim adalah 5% dengan pH 6,6 serta memiliki kandungan lemak yang
Susu skim disebut juga dengan susu bubuk afkir. Susu bubuk afkir adalah
susu yang sudah tidak digunakan atau dikonsumsi oleh manusia. Susu afkir mudah
dijumpai pada industri menggunakan susu sebagai bahan baku produksi, yakni
menempel pada alat-alat produksi atau susu bubuk yang sudah kadaluarsa sehingga
memiliki kandungan nutrisi yang tidak jauh berbeda dengan susu bukan afkir
Susu skim merupakan salah satu produk susu berbentuk padat yang
potensial untuk penyediaan pakan ternak unggas. Susu skim mengandung semua
zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak.
Nutrisi susu skim terdiri dari protein 35-37%, lemak 8%, laktosa 49%-52%, air 3%,
Menurut Widodo (2002) susu afkir memiliki kandungan nutrisi yang terdiri
dari protein 25,8%, lemak 0,9%, karbohidrat 62,98%, Total energi 4,16 kkal/gram,
16
macam asam amino, 17 macam diantaranya meupakan asam amino essensial.
Protein susu terdiri dari 2,7% casein, dan 0,5% albumin. Ditambahkan Alim dkk.,
(2012) vitamin terpenting yang larut dalam susu adalah vitamin B1, B2, asam
nikoniat, dan asam pantotenat (vitamin B5), mineral yang terkandung dalam susu
Komponen-komponen susu afkir adalah zat nutrisi makro dan zat nutrisi
mikro. Zat nutrisi makro meliputi protein, lemak dan laktosa. Kadar zat nutrisi
17
mikro pada susu bubuk afkir sangat komplit, seperti vitamin, mineral dan asam
amino. Protein susu terdiri dari 2,7% casein, dan 0,5% albumin, tersusun atas
berbagai macam asam amino, 17 macam diantaranya berupa asam amino esensial.
Ketersediaan tambahan zat nutrisi mikro pada ransum akan dapat meningkatkan
konsumsi pakan dan pertumbuhan pada ayam pedaging sehingga berdampak baik
pada peningkatan berat badan dan dapat menurunkan angka konversi pakan ayam
Susu skim selain memliki berbagai kelebihan dan manfaat juga memiliki
beberapa kekurangan apabila digunakan sebagai bahan pakan untuk ternak unggas
khususnya ternak ayam. Susu skim mengandung laktosa yang tidak mampu dicerna
oleh enzim-enzim pencernaan ayam. Laktosa adalah gula susu dan hanya terdapat
dalam susu (atau hasil-hasil dari susu). Zat tersebut terdiri dari satu molekul glukosa
dan satu molekul galaktosa. Laktosa tidak dapat digunakan oleh ayam karena
sekresi pencernaan ayam yang tidak mengandung enzim laktosa yang diperlukan
Kekurangan lain dari penggunaan susu skim sebagai pakan ternak yakni
berbentuk bubuk yang halus sehingga dalam keaadaan pakan yang kering akan
mudah tercecer dan terbang terbawa angin. Susu skim juga harus disimpan pada
kondisi yang baik di tempat tertutup rapat agar tidak menurun kualitasnya. Selain
itu susu afkir ini berasal dari limbah yang biasanya terdapat mikroorganisme
18
1.5. Konsumsi Pakan
antara jumlah ransum yang diberikan dengan jumlah ransum yang tersisa, kecuali
(Kusnadi, 2008). Pemberian pakan secara ad libitum dengan kondisi pakan basah
dapat meningkatkan konsumsi pakan ayam pedaging dari pada pakan kering.
penambahan air pada pakan dengan rasio 1 : 1 (air : pakan) pada suhu lingkungan
Fungsi pakan yang diberikan pada ayam selama pemeliharaan adalah untuk
pakan pada ayam antara lain pakan, umur, jenis ternak, aktifitas ternak, energi
pakan, berat badan dan tingkat produksi (Muharlien dan Nurgiartiningsih, 2015).
Konsumsi pakan ayam dipengaruhi beberapa hal besar antara lain besar dan bangsa
ayam, tahap produksi, ruang tempat pakan, temperatur, keadaan air minum,
penyakit dan zat makanan terutama kandungan energi yang dibutuhkan untuk
menunjang aktivitas ayam broiler tersebut. Semakin tinggi konsumsi pakan maka
pada ternak. Palatabilitas dipengaruhi oleh bentuk, bau, rasa, tekstur dan suhu
19
makanan yang diberikan. Ayam pedaging lebih menyukai bahan-bahan makanan
berat badan ayam pedaging. Semakin banyak konsumsi pakan semakin banyak pula
semakin tinggi kandungan energi ransum maka konsumsi ransum ayam biasanya
akan sedikit dan begitu juga sebaliknya semakin rendah kandungan energi ransum,
akan berakibat terhadap konsumsi yang semakin besar. Batas konsumsi ransum
yang normal yaitu sekitar 91,50 – 112,82 gram/ekor/hari (Sahara dkk., 2014). Tabel
ransum kurang atau tidak sesuai standar. Ketersediaannya tambahan zat nutrisi
mikro pada ransum akan dapat meningkatkan konsumsi pakan dan pertumbuhan
pada ayam pedaging sehingga berdampak baik pada peningkatan berat badan dan
dapat menurunkan angka konversi pakan ayam pedaging (Alim dkk., 2012).
20
1.6. Konversi Pakan
pertambahan bobot badan. Konversi pakan yang terbaik adalah memiliki nilai
terendah. (Putri dkk., 2017). Konversi ransum dihitung dengan membagi konsumsi
ransum dengan pertambahan bobot badan. Nilai konversi ransum ditentukan oleh
banyaknya konsumsi ransum dan PBB yang dihasilkan. konversi ransum ayam
pedaging campuran antara jantan dan betina adalah 2,2 (Mirnawati dkk., 2012).
setiap kilogram pertambahan bobot badan. Konversi ransum merupakan tolok ukur
untuk mengetahui bahwa ransum yang diberikan pada ayam telah memenuhi syarat
atau belum (Hermansyah dkk., 2019). Konversi ransum sebagai tolok ukur untuk
Konversi ransum yang baik adalah berkisar antara 1,75 – 2,00. Indeks konversi
ransum hanya akan naik bila hubungan antara jumlah energi dalam formula dan
rendah konversi pakan maka hasil yang diperoleh akan semakin menguntungkan.
21
FCR rendah disebabkan karena kecernaan pakan meningkat (Edi dkk., 2018).
Semakin tinggi FCR maka akan semakin buruk, artinya penggunaan pakan tersebut
diantaranya bentuk fisik pakan, berat badan ayam, kandungan nutrisi dalam ransum,
lingkungan pemeliharaan, stres, dan jenis kelamin (Setiawati dkk., 2016). Semakin
ayam menjadi terhambat sehingga berat badan yang diperoleh tidak dapat
Kualitas pakan dapat diketahui melalui konversi pakan karena nilai rasio
pertumbuhan. Nilai konversi pakan yang rendah artinya pakan yang diberikan
hampir semuanya dimanfaatkan. Nilai rasio konversi pakan yang rendah dapat
disebabkan oleh jumlah protein pada komposisi pakan yang diberikan. Semakin
kecil nilai rasio konversi pakan mempunyai arti bahwa semakin efisien
Bentuk pakan untuk menghasilkan konversi pakan yang baik untuk unggas
adalah pakan bentuk crumble dan pellet dibandingkan dengan mash. Pakan bentuk
crumble dan pellet cenderung mengurangi jumlah pakan yang hilang di dalam litter
dibandingkan dengan pakan mash. Pakan bentuk pellet memiliki konversi yang
lebih baik dibandingkan dengan pakan bentuk mash yaitu 1,8 berbanding 1,9.
Selain itu hal lain yang mempengaruhi konversi pakan adalah kandungan energi
22
metabolis dalam pakan karena akan mempengaruhi konsumsi pada ayam pedaging
1.7. IOFC
Income over feed cost merupakan pendapatan kotor yang dihitung dengan
cara mengurangi pendapatan dari hasil penjualan ayam hidup dengan total biaya
yang dikeluarkan. Income over feed cost dipengaruhi oleh besarnya pendapatan dan
biaya pakan yang dikeluarkan (Allama dkk., 2012). Income over feed cost juga
sangat dipengaruhi oleh konsumsi ransum, bobot akhir, harga ransum, dan harga
jual ayam. Semakin tinggi nilai IOFC akan semakin baik, karena tingginya IOFC
berarti penerimaan yang didapat dari hasil penjualan ayam juga tinggi (Ardiansyah
dkk., 2013).
Income Over Feed Cost merupakan pendapatan kotor yang dihitung dengan
cara mengurangi pendapatan dari penjualan ayam hidup dengan biaya yang
dikeluarkan untuk pakan (Rp/ekor). Income over feed cost = {(Berat badan × harga
pegangan berproduksi dari segi teknis maka dapat diduga bahwa semakin efisien
ayam mengubah zat makanan menjadi daging maka semakin baik pula IOFC yang
Pendapatan atas ayam broiler dipengaruhi oleh harga pakan dan harga
semakin baik pula IOFC. Dalam pengelolaan usaha peternakan ayam broiler,
produksi terutama biaya pakan yang mencapai 70% dari total biaya produk.
23
Pembatasan pemberian pakan khususnya dengan metode pemuasaan bertujuan
tetapi juga besarnya pendapatan yang diperoleh. Harapan yang dikehandaki adalah
ternak dapat berproduksi optimal dengan biaya pakan serendah mungkin karena
pakan berkontribusi paling besar (60-70%) dari total biaya produksi. Peningkatan
IOFC sampai 38% terjadi akibat penurunan harga (biaya) pakan, meskipun
pertambahan bobot badan dan karkasnya tidak berbeda. Peningkatan IOFC dapat
terjadi karena harga pakan lebih murah, sehingga biaya produksi dapat ditekan
berproduksi juga semakin meningkat. Nilai IOFC akan meningkat apabila nilai
konversi ransum menurun dan apabila nilai konversi ransum meningkat maka IOFC
akan menurun. semakin tinggi nilai IOFC akan semakin baik, karena tingginya
IOFC berarti penerimaan yang didapat dari hasil penjualan ayam juga tinggi.
Besarnya IOFC yang baik untuk usaha peternakan adalah lebih dari satu. Nilai
income over feed cost mempunyai arti bahwa setiap pengeluaran Rp.1,00 untuk
pedaging dalam kurun waktu tertentu yang dicerminkan oleh konsumsi pakan,
pertambahan bobot badan (PBB), konversi pakan, bobot karkas dan IOFC.
24
Puplementasi protease terhadap pakan pullet yang dikurangi kandungan proteinnya
25