Sekitar 8.000 tahun yang lalu, ayam hutan liar didomestikasi menjadi ayam
Broiler. Menurut sejarah, Asia adalah tempat ayam hutan liar ini pertama kali
didomestikasi. Domestikasi terus berlangsung pada abad ke-19 dan lambat laun
berkembang menuju sistem modern ini. Ayam Broiler dapat mencapai usia panen
dalam waktu yang relatif singkat berkat pemeliharaan yang tepat. Selain itu,
pemeliharaan ayam Broiler hanya memakan sedikit tempat. Populasi ternak akan
meningkat dan produksi daging akan meningkat dengan usaha kerja yang dilakukan
Ayam Broiler adalah ayam yang telah dimodifikasi secara genetik dengan
teknologi mutakhir dan karenanya ayam Broiler memiliki keuntungan untuk dapat
dengan konversi yang rendah juga dapat menghasilkan daging dengan kandungan
yang tinggi akan serat lunak (Pratikno, 2010). Manfaat ayam Broiler cukup
beragam, seperti daging yang lunak, ukuran yang besar, bentuk dada luas, berisi
dan padat, serta memadai efektivitas pakan yang baik (Pahlepi dkk., 2015).
broiler yang lain adalah infeksi penyakit yang mudah menyerang dan sulit
(Metasari, 2014).
6
Salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan masyarakat adalah ayam
Broiler. Memelihara ayam dipisah menjadi dua tahap yaitu starter dan finisher.
Bergantung pada tingkat pertumbuhan, periode starter dapat berlangsung dari 1
hari, bergantung pada usia dan berat yang diinginkan (Murwarni, 2010).
Sistem pencernaan berperan penting dalam ekstraksi nutrien dari pakan dan
penyerapannya supaya dapat digunakan oleh sel tubuh, kunci utama yang terjadi
proventrikulus, ventrikulus, usus halus, sekum, rektum, kloaka, dan anus sementara
organ aksesori terdiri dari pankreas dan hati (Suprijatna dkk., 2008).
2.2.1 Proventrikulus
stomach atau true stomach (Suprijatna dkk., 2008). Pakan yang masuk ke dalam
mensekresikan enzim pepsinogen dan HCl untuk mencerna protein dan lemak
(Yuwanta, 2004). Kisaran normal bobot dan panjang proventrikulus yaitu 7,5-10 g
Pakan yang telah melewati proventrikulus akan dicerna lebih lanjut di dalam
ventrikulus atau gizzard. Gizzard juga sering disebut mascular stomach (perut otot)
dalam gizzard akan dilumat sebab terdapat gerak peristaltik didalamnya. Fungsi
utama gizzard yaitu memecah atau melumatkan pakan dan mencampurnya dengan
cara gerakan peristaltik oleh bantuan grit yang berupa batuan kecil (Suprijatna dkk.,
2008). Kisaran normal bobot dan panjang ventrikulus (gizzard) yaitu 25-30 g dan
2.2.3 Duodenum
Usus halus merupakan salah satu bagian organ pencernaan utama yang
mempunyai fungsi untuk proses pencernaan dan absorbsi. Usus halus tidak hanya
berperan penting dalam pencernaan dan penyerapan nutrisi pakan, tetapi juga
termasuk organ imun terbesar dalam tubuh ternak (Liu, 2015). Usus halus secara
anatomis terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum (Yuwanta,
8
2004). Bagian duodenum bermula dari ujung distal ventrikulus yang membentuk
dengan proses penguraian dari nutrien kasar berupa pati, lemak dan protein.
Duodenum mensekresikan enzim tripsin, amilase, dan lipase dari pankreas dan
getah empedu dari hati untuk mencerna pakan. Perkembangan duodenum apabila
dan dapat terjadi diare serta mengurangi produktivitas ayam (Raditya dkk., 2013).
Berat duodenum dapat dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu jumlah sel
dan ketinggian villi-nya. Kisaran normal bobot dan panjang duodenum adalah 4 g
2.2.4 Jejenum
Jejenum adalah bagian tengah dari bagian usus halus (Tillman dkk., 1991). Jejunum
merupakan bagian dari usus halus yang memanjang dari ujung dinding duodenum
hingga ileum, dan berfungsi sebagai tempat penyerapan zat pakan terbesar di dalam
tubuh ayam. Kisaran normal bobot dan panjang jejenum adalah 3-4 g dan 58-74 cm
(Yaman, 2010).
2.2.5 Ileum
dalam usus halus akan dilanjutkan di dalam ileum sampai tinggal bahan
yang tidak dapat tercerna. Ileum adalah bagian yang menghubungkan usus halus
dengan kolon (Tillman dkk., 1991). Ileum merupakan bagian dari usus halus setelah
termasuk dalam bagian usus halus yang paling banyak melakukan absorbsi.
2008). Kisaran normal bobot dan panjang ileum adalah 15 g dan 32 cm (Yaman,
2010).
2.2.6 Sekum
Sekum adalah bagian organ pencernaan yang juga sering disebut usus buntu.
Sekum pada ternak unggas khususnya ayam terdiri dari dua bagian yaitu bagian kiri
dan bagian kanan (Yuwanta, 2004). Beberapa nutrien yang tidak tercerna dalam
usus halus mengalami dekomposisi oleh mikrobia sekum akan tetapi jumlah dan
penyerapannya sangat kecil. Pakan yang masuk ke dalam sekum akan terjadi proses
(Rasyaf, 2012). Kisaran normal bobot dan panjang sekum adalah 6-8 g dan 15-20
cm (Yaman, 2010).
dijadikan pakan ayam, selain penggunaannya untuk pakan ternak, dan limbah dedak
padi juga dapat digunakan sebagai ganti pakan ayam. Mudah untuk memperoleh
10
limbah dedak padi karena terbuat dari limbah pabrik, yang masih berpotensi untuk
digunakan sebagai pakan ternak ayam dan tidak bersaing dengan kebutuhan
manusia. Akan tetapi, karena kulit padi memiliki kandungan serat kasar yang tinggi,
Pakan merupakan unsur yang sangat penting bagi ternak karena dapat
metabolisme yang baik. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan keuntungan dari
pakan melalui manajemen pakan yang efektif. Peran pakan terhadap ternak yang
paling titnggi adalah 75%. Jadi, peternak harus memahami tata laksana pemberian
makan secara benar dan baik. Pakan hanya diisi saat habis, tidak langsung diberikan
pakan ini dilakukan dua kali sehari. Kuantitas zat-zat dan kandungan dari pakan
yang diperlukan bagi ternak harus cukup dan memadai untuk pertumbuhan dan hasil
Salah satu hasil pertanian yang produktif dan cukup potensial dari Indonesia
adalah kelapa (Cocos nucifera). Tanaman kelapa dapat digunakan di hampir semua
bagian pohon itu. Persiapan kelapa untuk minyak kelapa murni merupakan salah
lainnya. Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa yang diproduksi
dari kelapa segar atau kopra (Muslimah, 2022). Tinggi rerata pohon kelapa adalah
12 meter dan umur dari ditanam sampai berbuah yang siap dipetik, membutuhkan
nucifera L.
dengan sedikit pemanasan. Virgin Coconut Oil adalah minyak kelapa yang dibuat
dengan mengolah daging kelapa yang tidak membutuhkan alat pemanas ataupun
dengan memanaskannya hanya pada suhu bawah untuk menghasilkan minyak yang
bening, tanpa bau tengik, serta terlepas dari radikal bebas efek dari dipanaskan
(Lucida dkk., 2008). Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak yang masa produksi
dilakukan tanpa tahapan RBD (Refined, Blades dan Deodorized) (Lanny, 2012).
Menurut Robert (2014), Virgin Coconut Oil (VCO) adalah suatu minyak
12
yang diproduksi menggunakan hanya dengan kelapa segar dan melalui proses
dengan tanpa pemanasan sama sekali dan tidak disertai bahan kimia. Syah (2005),
Virgin Coconut Oil (VCO) mempunyai khasiat ampuh yang dapat menyembuhkan
berbagai penyakit.
Kandungan Virgin Coconut Oil (VCO) cepat diproses oleh tubuh dan
dioksidasi karena memiliki kandungan asam lemak rantai menengah yang tidak
mudah melekat pada tubuh. VCO mengandung tokoferol, betakaroten dan ternyata
sangat tinggi akan kandungan antioksidan, yang dimana penuaan dini bisa dicegah
kegunaannya, bahwa asam laurat dalam minyak kelapa murni ada sebanyak 50%
dan asam kaprilat ada sebanyak 7%. Asam ini adalah asam lemak jenuh rantai
sedang yang mudah dicerna dan memiliki sifat antimikroba (antivirus, antibakteri,
dan antifungi), dan dengan cepat dimetabolisme menjadi energi. Sebagai hasilnya,
kaprilat. Pecahan rantai lemak jenuh sangat sedikit menumpuk dalam pembuluh
Kandungan dalam minyak kelapa yaitu DHA dan kadar asam lemak tidak
jenuh ganda Omega-3 EPA yang dapat menurunkan viskositas darah, menghambat
tromboksan serta Very Low Density Lipoprotein (VLDL), dan dapat mencegah
Fatty Acid) pada minyak kelapa murni yang bisa memperbaiki asam lemak yang
13
ada di tubuh hingga sempurna dengan asam lemak esensial. Tubuh bisa
mengonsumsi MCFA. Kandungan dalam MCFA sama dengan Air Susu Ibu (ASI)
yaitu memberi gizi dan melindungi tubuh dari penyakit menular dan degeneratif.
Menurut Pulung (2016), Virgin Coconut Oil (VCO) tidak mengandung kolestrol dan
Menurut Liptan (2006), ampas limbah VCO memiliki nilai gizi yang baik
sebesar 30%, 5,24% lemak kasar, 6,44% protein kasar, 24,82% serat kasar, 1.55%
abu, dan 76,78% zat gizi yang bisa dicerna atau TDN (total digestible nutrient).
Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada pada tahun 2008
4.697,87 kcal/kg, 0,67% fosfor, 0,01% kalsium, 65,69% lemak kasar, 13,76% serat
kasar, dan 14,69% protein kasar. Dapat disimpulkan dari data tersebut bahwa
limbah VCO sangat berpotensi untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak karena
Daging kelapa segar yang baru digiling lalu diperas sampai minyak terpisah
sebagai bagian dari proses untuk menciptakan minyak kelapa murni. Ampas kelapa
adalah hasil sampingan dari proses ini. Protein yang masih terkandung didalam
ampas limbah pembuatan VCO ini masih cukup banyak. Dapat diartikan bahwa
ampas VCO berpotensi untuk diolah dan dimanfaatkan menjadi pakan ternak
(Miskiyah dkk. 2006). Purawisastra dalam Yamin (2008) , ampas VCO memiliki
kandungan 61% serat galaktomanan yang bisa menurunkan kadar kolesterol dalam
darah. Galaktomanan adalah polisakarida yang terdiri dari rantai mannose dan
14
2.5 Lipid/Lemak
Karena mudah beradaptasi, nama "lipid "atau" lemak "berasal dari kata
yunani yang berarti "penyedotan lemak pada tanaman atau binatang". Terutama
lipid yang menyebar dalam solusi non-kutub seperti eter tapi tidak bisa
oleh makhluk hidup. Proses pencernaan menguraikan lemak menjadi asam lemak
dan gliserol, yang merupakan molekul-molekul yang lebih kecil. Sumber energi
yang baik adalah lemak. Lemak itu dapat dipisahkan dari lemak jenuh yang jenuh
berdasarkan bahan kimia lemak. Daging, susu, dan keju semuanya mengandung
lemak jenuh, yang biasanya padat pada suhu ruangan. Lemak tak jenuh, seperti yang
terdapat dalam minyak sayur sering kali cair pada suhu ruangan (Poedjiadi, 1994).
dikategorikan sebagai lemak karena memiliki fungsi membawa kolesterol asal sel
hepar ke sel tepi, lalu High Density Lipoprotein menyerap kolesterol kemudian
dibawa ke dalam hepar (Berawi and Agverianti, 2017). Fungsi dari Low Density
Lipoprotein membawa kolesterol dari hati ke berbagai organ yang bertujuan pada
jaringan tepi (Murwani, 2010). Low Density Lipoprotein kolesterol terdiri dari
15
sebesar 45% kolerstol serta 25% protein dan sisanya adalah fosfolipid serta
trigliserida.
Titer Low Density Lipoprotein dapat dipengaruhi oleh genetik serta titer
asam lemak dalam pakan/pangan yang dikonsumsi (Murwani, 2010). Titer Low
pembuluh darah menumpuk menjadi plak (Indrasari, 2012). Titer Low Density
Lipoprotein dalam darah diakibatkan oleh titer kolestrol serta lemak lemak jenuh
yang dikonsumsi dalam ransum, tingkat sitesis dan VLDL (Murwani, 2010). Low
High Density Lipoprotein (HDL) merupakan unsur antara protein dan lipid
protein yang sangat didominasi oleh unsur protein, yang memiliki fungsi dalam
mengikat trigliserida serta kolesterol dalam sistem peredaran darah. High Density
Lipoprotein adalah membawa kolesterol dari jaringan ke sel hepar (Indrasari, 2012).
Density Lipoprotein dan dari membran sel dan merubahnya membentuk ester
kolesterol dengan cara reaksi LCAT (aktivitas kolesterol asiltransferase) reaksi yang
akan dikatalis dengan lesitin. Selanjutnya High Density Lipoprotein secara langsung
dapat membawa kolesterol serta kolesterol ester ke hepar mentransfer ester kolestrol
16
ke VLDL melalui protein pemindah CETP (ester kolesterol cholesterol ester transfer
protein). Titer High Density Lipoprotein yang tinggi dapat menghambat terjadi
penumpukan Low Density Lipoprotein yang tinggi pada sistem peredaran darah