Anda di halaman 1dari 40

PENANGANAN KASUS PIOMETRA PADA KUCING DI

LANDVET.ID MANUKAN, SURABAYA

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


(PKL)

Oleh:
MUHAMMAD NOOR GUSTI WIJASENA
NPM. 19820119

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
SURABAYA
2023
PENANGANAN KASUS PIOMETRA PADA KUCING DI
LANDVET.ID MANUKAN, SURABAYA

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


(PKL)

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini diajukan untuk memenuhi syarat


kelulusan Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Oleh :
MUHAMMAD NOOR GUSTI WIJASENA
NPM : 19820119

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
SURABAYA
2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

PENANGANAN KASUS PIOMETRA PADA KUCING DI


LANDVET.ID MANUKAN, SURABAYA

Oleh:
MUHAMMAD NOOR GUSTI WIJASENA
NPM. 19820119

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini telah memenuhi syarat ujian guna memperoleh
gelar Sarjana Kedokteran Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya dan telah disetujui oleh Komisi Pembimbing yang
tertera di bawah ini:
Pembimbing Utama Pembimbing Lapangan

drh. Indra Rahmawati, M.Si drh. Irlandi


NIK 15751-ET

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Dr. Era Hari Mudji Restijono, drh., M.Vet


NIK 10525 -ET

Tanggal: 4 Juli 2023

ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Yang bertanda tanga di bawah ini, menyatakan bahwa :


Nama : Muhammad Noor Gusti Wijasena
NPM : 19820119

Telah melakukan perbaikan terhadap naskah Laporan Praktek Kerja Lapangan


(PKL) yang berjudul:
PENANGANAN KASUS PIOMETRA PADA KUCING DI LANDVET.ID
MANUKAN, SURABAYA

sebagaimana yang disarankan oleh tim penguji pada tanggal 4 Juli 2023

Dosen Penguji Dosen Pembimbing

drh. Hana Cipka Pramuda Wardhani, M.Vet drh. Indra Rahmawati, M.Si
NIK 20842-ET NIK 15751-ET

iii
PENANGANAN KASUS PIOMETRA PADA KUCING DI
LANDVET.ID MANUKAN SURABAYA

Muhammad Noor Gusti Wijasena

ABSTRAK
Kasus pyometra merupakan kasus yang sering ditemukan pada kucing
betina. Laporan kasus ini akan membahas mengenai penanganan kasus pyometra
pada seekor kucing ras campuran berumur 9 bulan yang dirawat di LandVet.id,
Manukan, Surabaya. Laporan dari pemilik bahwa nafsu makan berkurang dan
ditemukan leleran sanguino-purulen dari vagina kucing. Kucing secara klinis
didiagnosis dengan piometra, penanganan yang dilakukan untuk mengobati kasus
piometra yang dialami kucing adalah dengan melakukan ovariohisterektomi.
Perawatan pasca operasi dilakukan dengan pemberian Antibiotik (Clanexi;
Amoxicillin) diberikan dua kali sehari selama 14 hari, dengan 1 hari pertama
dirawat di ruang rawat inap LandVet.id dan hari ke-2 hingga Perawatan hari ke-14
dilakukan di rumah pemilik dan pembalutan antiseptik lokal pada lokasi sayatan
dilanjutkan hingga 14 hari sampai jahitan pada jahitan kulit terserap oleh tubuh
kucing.

Kata Kunci : Piometra, Pengobatan

iv
HANDLING OF PYOMETRA CASE IN CAT ON LANDVET.ID
MANUKAN, SURABAYA

Muhammad Noor Gusti Wijasena

ABSTRACT
The case of pyometra is a common case found in female cats. This case
report will discuss the treatment of pyometra cases in a nine-month-old mixed-
race cat treated at LandVet.id, Manukan, Surabaya. Reports from the owners that
the appetite decreased and found a sanguino-purulent glare of the cat's vagina.
Cats are clinically diagnosed with a piometer, the treatment done to treat the case
of piometer that cats experience is by performing ovarian hysterectomy. The
postoperative treatment is performed with the administration of Antibiotics
(Clanexi; Amoxicillin) given twice a day for 14 days, with the first day being
treated in the hospital room LandVet.id and the 2nd day until the 14th day
treatment is carried out at the owner's home and the local antiseptic wrapping at
the site of the incision is continued up to 14 days until the seams on the skin seams
are absorbed by the cat's body.

Keywords : Pyometra, Treatment

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya

penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang

berjudul “Piometra pada Kucing di LandVet.id Manukan, Surabaya” dengan

tepat waktu. Adapun Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dibuat untuk

memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Penulis mampu menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

ini, karena mendapat bimbingan, saran dan dukungan dari banyak pihak, oleh

sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sedalam-

dalamnya kepada:

1. Rektor Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Prof. Dr. H.Widodo Arie

Kentjono, dr. Sp.THT-KL (K), FICS. yang telah memberikan izin dan

menerima penulis sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

2. LandVet.id Manukan Surabaya yang telah mengizinkan penulis dan teman-

teman melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama satu bulan.

3. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Dr. Era Hari Mudji Restijiono, drh., M.Vet yang telah membantu

kelancaran pendidikan penulis di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Wijaya Kusuma Surabaya.

4. drh. Indra Rahmawati, M.Si. selaku dosen pembimbing utama yang telah

membimbing, memberikan petunjuk, nasehat dan saran-saran, serta

vi
melakukan perbaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) hingga

selesai.

5. drh. Irlandi selaku dokter hewan pembimbing lapangan yang telah

membimbing, membagikan ilmu yang berkaitan dengan klinik hewan,

memberikan nasehat dan saran-saran, serta menerima penulis untuk

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di KLandvet.id Manukan,

Surabaya.

6. drh. Hana Cipka Pramuda Wardhani, M.Vet. selaku dosen penguji yang

telah meluangkan waktu, pikiran, saran serta motivasi demi

menyempurnakan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini.

7. Dokter hewan, paramedik veteriner dan karyawan di LandVet.id Manukan,

Surabaya yang dengan tulus hati menerima keberadaan kami, membagikan

ilmu yang belum di dapatkan di kampus dengan penuh sukarela serta

mengajarkan penulis dan teman-teman mengenai dunia kerja dan klinik.

8. Kedua orang tua tercinta dan saudara, Bapak Edi Sugito, Ibu Lailatul

Muqmiroh dan Adik Re Haidar Dipasena yang selalu memberikan

dukungan, semangat, dan doa demi kebahagiaan serta kesuksesan anak dan

kakaknya.

9. Teman-teman Mega dan Albert yang telah melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) bersama dan telah saling menolong dan memberikan

semangat untuk satu sama lain.

Kepada semua pihak yang sudah membantu penulis selama ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta

vii
karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan tulus

ikhlas dalam menyelesaikan pendidikan ini. Penulis berharap laporan ini dapat

bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan semua pihak yang membaca.

Surabaya, 4 Juli 2023

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI.......................................................... iii

ABSTRAK.............................................................................................................iv

ABSTRACT............................................................................................................v

KATA PENGANTAR..........................................................................................vi

DAFTAR ISI.........................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL................................................................................................xii

I. PENDAHULUAN........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

1.4 Manfaat...........................................................................................................2

II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................4

2.1 Kucing............................................................................................................4

2.1.1 Klasifikasi Kucing.......................................................................................5

2.2 Sistem Reproduksi Kucing Betina................................................................. 5

2.2.1 Ovarium......................................................................................................5

2.2.2 Oviduct....................................................................................................... 6

2.2.3 Uterus......................................................................................................... 6

2.2.4 Vagina........................................................................................................ 7

ix
2.2.5 Vulva..........................................................................................................7

2.3 Piometra......................................................................................................... 8

2.4 Etiologi Piometra............................................................................................9

2.5 Patogenesis Piometra......................................................................................9

2.6 Gejala Klinis.................................................................................................10

2.7 Diagnosa.......................................................................................................10

2.8 Pengobatan dan Pencegahan........................................................................ 11

III. PELAKSANAAN KEGIATAN..................................................................9

3.1 Bentuk Kegiatan.............................................................................................9

3.2 Waktu dan Tempat Kegiatan..........................................................................9

3.3 Observasi dan Penyusunan Program..............................................................9

3.4 Langkah- langkah Pelaksanaan Program..................................................... 10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................12

4.1 Signalemen...................................................................................................12

4.2 Pemeriksaan Fisik........................................................................................ 12

3.3 Terapi........................................................................................................... 13

V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................17

5.1 Kesimpulan...................................................................................................17

5.2 Saran.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

LAMPIRAN..........................................................................................................21

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kucing Imon.......................................................................................................5
Gambar 4.1 Leleran kemerahan di vagina.......................................................................13

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pemeriksaan Fisik Kucing Imon.....................................................................12

xii
1

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh

oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya. Praktek kerja lapangan merupakan satu bentuk kegiatan yang

bertempat di lingkungan kerja langsung. PKL merupakan implementasi secara

sistematis dan sinkron antara program pendidikan di kampus dengan program

penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di

dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Praktek Kerja Lapangan

memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada mahasiswa untuk

mendapatkan bekal etos kerja yang tinggi dalam memasuki dunia kerja dan

menghadapi tuntutan pasar kerja global (Fitriana dan Latief, 2019).

Kucing merupakan hewan domestik yang banyak disukai oleh masyarakat di

negara maju. populasi kucing yang semakin banyak, menyebabkan semakin banyak

jenis penyakit yang diketahui. Jenis penyakit yang sering menginfeksi pada kucing

dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit dan juga penyebab yang lainnya.

Banyaknya penyakit yang dapat menyerang pada kucing sering dijumpai di Klinik

Hewan. Salah satunya penyakit reproduksi, penyakit reproduksi yang paling sering

menyerang kucing betina adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi

bakteri pada uterus yaitu piometra (Rahayu dkk., 2021).

Piometra dapat terjadi karena adanya infeksi pada uterus yang bersifat akut atau

kronis ditandai dengan adanya pus (nanah) di dalam uterus. Pada pemeriksaan
2

piometra bakteri yang umum ditemukan pada saat pemeriksaan adalah bakteri

yang normal ditemukan pada uterus kucing yang sehat (Smith, 2006).

Piometra terjadi karena bakteri didalam uterus berubah menjadi pathogen

dan menginfeksi uterus akibat adanya faktor hormonal sehingga menyebabkan

perubahan struktur pada uterus. Piometra memiliki potensi mematikan jika tidak

ditangani dengan benar dan potensi kematian mencapai 3 – 4 %. Tanda- tanda

klinis bervariasi sesuai dengan beratnya penyakit. Tindakan terapi yang paling

aman dan paling efektif adalah ovariohisterektomi (Jitpean et al., 2014).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana penanganan penyakit piometra pada kucing di LandVet.id ?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui penanganan penyakit pada kucing yang terkena piometra

1.4 Manfaat

1. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengenal dan mengetahui

tentang dunia praktisi hewan kecil terutama kasus piometra pada kucing.

2. Menjadi media pengaplikasian dari pembelajaran yang diperoleh dari kampus

untuk di terapkan di dunia kedokteran hewan dan meningkatkan hubungan

kerjasama dan relasi

3. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja serta mampu memahami konsep non

akademis seperti etika kerja, profesionalitas kerja, disiplin kerja dan lain lain.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kucing

Hewan kesayangan merupakan hewan yang sangat efisien untuk

dikembangbiakkan dengan berbagai maksud dan tujuan dan dapat membawa

kebahagiaan dan kegembiraan bagi manusia. Kucing adalah salah satu hewan

peliharaan favorit yang banyak mendapat perhatian untuk dipelihara serta

dikembangbiakkan. Saat ini, kucing domestik dengan nama latin Felis catus atau

Felis dometicus adalah kucing yang paling sering dipelihara. Seiring

perkembangannya, pemeliharaan kucing di Indonesia bahkan di dunia bukan

hanya sekedar hobi namun telah menjadi gaya hidup atau trend, kucing domestik

telah berinteraksi dengan manusia dan hampir setiap aktivitas manusia (Kartika

dkk., 2020).

Kucing yang dipelihara adalah kucing domestik dengan nama Felis catus atau

Felis domesticus. Panjang tubuh kucing adalah 76 cm, berat tubuh pada jantan 3-4 kg

sedangkan pada betina 2-3 kg dan umur hidup sekitar 13-17 tahun. Gen yang

berperan dalam penampakan bulu Panjang ditentukan oleh gen resesif dan kucing

yang berbulu pendek memiliki sepasang gen dominan (LL) (Noor, 1998).

Pemeliharaan kucing bukan hanya sekedar untuk teman bermain yang

menyenangkan, tapi juga menjadi binatang pemeliharaan dengan kepemilikan yang

cukup tinggi terutama kucing ras. Orang Jepang dan China menghormati kucing

sebagai simbol pembawa keberuntungan. Kucing sudah dikenal sejak jaman kerajaan

kuno sebagai binatang yang menemani sang raja atau ratu (Alex, 2012).
5

2.1.1 Klasifikasi Kucing

Kucing termasuk dalam Kingdom : Animalia, Phylum : Chordata, Sub

Phylum : Vertebrata, Kelas : Mamalia, Sub Kelas : Theria, Sub Ordo : Fissipedia,

Family : Felidae, Sub Family : Machairodonyae, Genus : Fellis, Species : Fellis

Catus (Lestari dan Raharjo, 2019)

Gambar 2.1 Kucing Imon


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023

2.2 Sistem Reproduksi Kucing Betina

Organ reproduksi betina meliputi dua ovarium, dua tuba (oviduct), uterus,

vagina, dan vulva (Frandson dkk. 2009).

2.2.1 Ovarium

Ovarium, seperti testis pada jantan, adalah organ utama reproduksi betina.

Ovarium bersifat endokrin dan sitogenik (memproduksi sel) karena menghasilkan

hormon, yang dilepaskan langsung ke aliran darah, dan sel telur, yang dilepaskan

dari permukaan ovarium selama ovulasi (Frandson dkk. 2009). Pengantung


6

ovarium adalah mesovarium. Fungsi ovarium adalah (Aspinall dan Cappello,

2015):

1) Untuk menghasilkan sel telur atau telur yang siap dibuahi oleh sperma

jantan

2) Bertindak sebagai kelenjar endokrin, mengeluarkan hormon estrogen dan

progesterone

2.2.2 Oviduct

Tuba uterus (oviduct) adalah saluran berpasangan, saluran berbelit-belit

yang mengalirkan sel telur dari masing-masing ovarium ke masing-masing cornua

uterus dan merupakan tempat pembuahan sel telur yang biasa dilakukan oleh

spermatozoa. Bagian yang menopang tuba rahim adalah mesosalping (Frandson

dkk. 2009). Ujung terbuka berbentuk corong dan dikenal sebagai infundibulum.

Infundibulum dilengkapi dengan cilia dikenal sebagai fimbriae, yang menyebar ke

permukaan ovarium untuk menangkap sel telur saat dilepaskan (diovulasikan). Sel

telur melewati lumen tabung, yang dilapisi dengan epitel kolumnar bersilia. Cilia

mendorong sel telur di sepanjang tabung menuju cornua uterus (Aspinall dan

Cappello, 2015).

2.2.3 Uterus

Uterus mamalia domestik terdiri dari satu corpus, satu cervix (leher), dan dua

cornua. Proporsi relatif masing-masing sangat bervariasi dengan spesiesnya, seperti

halnya bentuk dan susunan cornua (Frandson dkk. 2009). Uterus memiliki struktur

berbentuk Y yang terletak di garis tengah perut bagian punggung. Fungsi uterus

adalah untuk menyediakan wadah dimana embrio dapat berkembang menjadi fetus
7

sampai cukup bulan, untuk menyediakan lingkungan yang tepat untuk

kelangsungan hidup embrio dan untuk menyediakan sarana agar embrio yang

sedang berkembang dapat menerima nutrisi melalui plasenta. Dinding rahim

memiliki tiga lapisan (Aspinall dan Cappello, 2015):

1) Endometrium adalah lapisan selaput lendir collumnar, jaringan kelenjar

dan pembuluh darah. Selama kebuntinga ini mengental untuk memberi

nutrisi bagi embrio sebelum implantasi dan untuk mendukung plasenta yang

sedang berkembang.

2) Miometrium, terdiri dari lapisan otot polos yang menghasilkan kontraksi

kuat selama proses kelahiran.

3) Mesometrium atau ligamentum latum adalah lipatan peritoneum viseral

yang menahan uterus dari dinding dorsal tubuh dan berlanjut dengan

mesovarium dan mesosalpinx.

2.2.4 Vagina

Vagina adalah bagian dari saluran reproduksi yang terletak di dalam panggul

antara uterus secara cranial dan vulva secara caudal. Vagina adalah jalan lahir untuk

melahirkan fetus dan termpat terjadinya kopulasi (Frandson dkk. 2009).

2.2.5 Vulva

Vulva adalah genitalia eksterna betina. Vagina terdiri dari labia dexter dan

sinister, yang bertemu di garis tengah dorsal dan ventral di commisura dorsal dan

ventral, masing-masing. Labia biasanya ditutup untuk mencegah masuknya infeksi.

Selama proestrus dan estrus pada bitch, labia membesar, tapi ini tidak terlihat dalam
8

siklus estrus queen. Klitoris ditutupi oleh epitel skuamosa berlapis dan dilengkapi

dengan ujung saraf sensorik (Aspinall dan Cappello, 2015; Frandson dkk. 2009).

2.3 Piometra

Piometra adalah salah satu gangguan reproduksi pada kucing yang terjadi

akibat adanya infeksi kronis dan akumulasi purulent dalam lumen uterus. Banyak

faktor yang penyebab piometra diantaranya pemberian hormon progesteron dalam

jangka waktu lama yang dapat menunda estrus, pelaksanaan ovariohisterektomi

(OH) yang meninggalkan sisa jaringan uterus dan infeksi pasca perkawinan

(Mahesh dkk. 2014).

Estrogen dan progesteron adalah hormon yang mempunyai peran penting pada

kejadian ini. Estrogen menstimulasi endometrium supaya progesetron dapat bekerja

maksimal merangsang pertumbuhan kelenjar endometrium dan meningkatkan

exudasi. Disisi lain progesteron akan menghambat sistem imunitas uterus terhadap

bakteri yang berasal dari vagina. Kondisi demikian mengakibatkan uterus mengalami

infeksi sekunder dari bakteri yang akan menyebabkan piometra. Piometra secara

klinis dibagi menjadi open piometra terbuka merupakan piometra yang ditandai

dengan serviks yang terbuka dan peradangannya signifikan sehingga terdapat cairan

merah kecoklakatan (sanguino purulen) atau pendarahan yang keluar dari vulva dan

closed piometra tertutup merupakan piometra yang ditandai dengan tidak ada sekret

vulva, tetapi akumulasi cairan purulen membuat lumen uterus membesar, dan pada

perkembangan lanjut, endometrium umumnya mengalami atrofi (Fieni, et al., 2014).


9

2.4 Etiologi Piometra

Penyebab penyakit piometra adalah hormon reproduksi yaitu progesteron

dan estrogen sebagai faktor predisposisi piometra yang paling utama. Progesteron

merangsang sekresi kelenjar endometrium serta menekan kontraksi miometrium

yang menguntungkan untuk pertumbuhan dan kolonisasi bakteri. Estrogen

memiliki peran tidak langsung karena meningkatkan respon endometrium

terhadap progesteron. Etiologi asal bakteri dapat dilihat dengan keberadaan

Escherichia coli (E. coli) yang paling umum bersama dengan endotoksin. Faktor

virulensi E. coli, yaitu antigen K dan faktor nekrosis sitotoksin yang dikaitkan

dengan kondisi patologis, namun beberapa bakteri patogen lain juga diidentifikasi

sebagai agen penyebab, yaitu Streptococci, Staphylococci, Klebsiella Spp., bakteri

anaerob, Pseudomonas. Beberapa peneliti mengatakan bahwa kerentanan host dan

bakteri patogen bersama dengan progesteron tampaknya menjadi komponen

penting yang menyebabkan kondisi penyakit (Kumar and Saxena, 2018).

2.5 Patogenesis Piometra

Piometra merupakan komplikasi dari hiperplasia endometrium yang disertai

pembentukan kista (pembengkakan yang terjadi pada jaringan tubuh berongga dan

berisi cairan kental yang menyerupai bubur). Periode betina tidak bunting

berlangsung selama 70 hari, pada saat uterus di bawah pengaruh progesteron, hasil

dari korpus luteum. Progesteron memacu proliferasi kelenjar endometrium dan

memacu timbulnya uterine milk yang menjamin perkembangan embrio sebelum

menjalani inplantasi (Prestiana, 2017).


10

Hiperplasi endometrium juga terjadi dalam penyiapan untuk pembentukan

plasenta. Hiperplasia endometrium merupakan respon abnormal dari uterus

terhadap progesteron, dengan proliferasi berlebihan dari kelenjar penghasil lendir

serta infiltrasi limfosit dan plasma sel. Uterus jadi tidak mampu mengembangkan

embrio dan jadi steril atau infertil. Setelah periode diestrus selesai, hiperplasia

endometrium dengan sista larut. Piometra terjadi bila lendir yang cokelat

berlebihan dan eksudat radang tertimbun di dalam uterus karena serviks dalam

keadaan tertutup. Komplikasi infektif kuman menjadikan kondisi semakin buruk.

Isolat bakteri pada vagina kucing normal yaitu E. coli, Streptococcus spp.,

Staphylococcus spp., Pasteurella spp., Proteus spp., Corynebacterium spp., dan

Bacillus spp. (Subronto, 2014).

2.6 Gejala Klinis

Gejala klinis piometra secara umum adalah depresi, anoreksia, muntah,

polidipsi, poliuria, diare, dehidrasi, letargi, distensi abdominal, dan rasa sakit pada

abdomen saat palpasi. Karakteristik gejala klinis dari open piometra terbuka

adalah adanya leleran merah kecoklatan atau disebut juga dengan sanguino

purulen yang keluar dari vulva sedangkan pada closed piometra tertutup leleran

tersebut tidak terjadi (Tophianong dan Utami, 2020).

2.7 Diagnosa

Penyakit ini dapat didiagnosa melalui anamnesa (sejarah hewan tersebut dan

keluhan pemilik), pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan laboratorium seperti

pemeriksaan darah, pemeriksaan Ultrasonografi (USG), serta Radiografi (Rontgent

atau Xray). Hasil Pemeriksaan darah lengkap menunjukan adanya peningkatan pada
11

leukosit yang terkadang juga disertai dengan adanya peningkatan alanin

aminotransferase (ALT) dan aspart ataminotransferase (ALP). Apabila dilakukan

pemeriksaan Ultrasonografi maka akan terlihat adanya cairan di dalam uterus

disertai dengan penebalan dinding uterus. Sedangkan pada hasil pemeriksaan

radiografi akan terlihat adanya bentukan tubular yang terisi oleh cairan dan

terletak diantara colon decenden dan vesica urinaria (Indrawati, 2015).

2.8 Pengobatan dan Pencegahan

Pengobatan awal bertujuan untuk membuka serviks dan kontraksi uterus

sehingga nanah dapat dipaksa mengalir keluar, dilanjutkan dengan mengirigasi

uterus menggunakan antiseptik agar membersihkan sisa-sisa nanah, kemudian

diobati dengan antibiotik agar membunuh mikroorganisme penyebab. Pengobatan

piometra pada kucing dapat dilakukan dengan melakukan ovariohisterektomi,

diberikan suntikan oksitoksin dan dietilstilbestrol dengan tujuan untuk

mengeluarkan isi uterus berupa nanah, diberikan antibiotika dengan dosis tinggi,

yaitu dengan protein penisilin dan dehidrostreptomisin selama beberapa hari.

Cara pencegahan agar kasus piometra tidak terjadi pada kucing kesayangan

kita adalah dengan melakukan tindakan pembedahan ovariohisterektomi terutama

pada kucing usia muda, karena dapat menghindari pembentukan estrogen dan

progesteron secara berlebihan di kemudian hari sehingga menghilangkan

kemungkinan terjadi piometra (Patrick, 2016).


10

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Bentuk Kegiatan

Praktek Kerja Lapangan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya.

3.2 Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada:

Tanggal Pelaksanaan : 8 Januari – 8 Februari 2023

Tempat Pelaksanaan : LandVet.id Manukan, Surabaya

3.3 Observasi dan Penyusunan Program

Proses pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dimulai

dengan survei lapangan, pengisian formulir PKL, pelaksanaan PKL, penyusunan

laporan PKL dan diakhiri dengan ujian PKL oleh dokter hewan di klinik selaku

pembimbing lapangan PKL di LandVet.id Manukan Surabaya.

Kegiatan ini dilakukan melalui sistem praktek kerja lapangan dengan

berpartisipasi secara aktif dengan ikut berkerja secara langsung dalam penanganan

medis pada hewan di tempat tersebut. Program yang dilaksanakan ialah

menyesuaikan kegiatan yang sudah berlaku di klinik. LandVet.id memiliki

seorang dokter hewan selaku penanggung jawab klinik. Klinik ini menerima

pemeriksaan klinik, grooming, penitipan sehat dan housecall. Mahasiswa yang

melaksanakan PKL di tempat ini terdiri dari empat orang dan ketika ada housecall

atau menjadi asisten operasi dilakukan secara bergantian.


11

3.4 Langkah- langkah Pelaksanaan Program

Kegiatan PKL ini yang dilaksanakan selama satu bulan di LandVet.id yang

dimulai pukul 08.00 WIB sampai 21.00 WIB. Program kegiatan yang dilakukan

berdasarkan adalah sebagai berikut:

Mahasiswa dibagi menjadi 2 kelompok bergantian dalam jam siang dan jam

sore. Mahasiswa berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh

medik. Setiap pagi mahasiswa membantu membersihkan kandang, melihat dan

mengamati keadaan hewan seperti bentuk dan warna feses kemudian memberikan

makan dan minum jika ada pasien yang rawat inap atau titip sehat, jika ada pasien

mahasiswa membantu menyiapkan serta membersihkan peralatan yang dibutuhkan

untuk pemeriksaan pasien. Kemudian membantu melakukan anamnesa pasien

melalui client, mengamati dan membantu dokter hewan bila diperlukan. Setelah

menangani pasien, ruang periksa dan peralatan yang digunakan dibersihkan dan

disterilkan kembali. Pada saat operasi mahasiswa akan bergantian membantu

dokter secara langsung sebagai asisten operasi. Mahasiswa telah terlibat dalam

kegiatan operasi ovariohisterektomi, kastrasi dan sesar pada kucing dan anjing,

mengamati dan membantu terapi menggunakan nebulizer pada kucing dan anjing.
12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Signalemen

Seekor kucing betina ras Mix Dom usia 9 bulan dengan berat badan 3,5 kg,

pertama kali pemeriksaan pada 20 Januari 2023 suhu 39,6ºC sedangkan pada

pemeriksaan kedua kucing Imon memiliki suhu 40ºC. Nama pemilik hewan: Nona

Tika. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada kucing Imon merupakan pemeriksaan

keadaan umum kucing yang meliputi anamnesa, inspeksi, palpasi dan auskultasi.

4.2 Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.1 : Hasil Pemeriksaan Fisik Kucing Imon


Pemeriksaan Klinis

Anamnesa Perut terlihat membesar seperti sedang bunting.

Selama 8 bulan tidak ada gejala yang menunjukkan

adanya gejala piometra, tetapi gejala muncul pada bulan

ke 9. Adanya cairan yang keluar dari vagina, cairan

berwarna kemerahan yang bercampur dengan darah.

Kucing Imon tidak dikawinkan selama 6 bulan, makan

dan minum juga berkurang.

Inspeksi Terlihat bagian abdomen membesar.

Kucing Imon lemas dan kurang aktif dari biasanya.

Palpasi Bagian abdomen mengeras.

Auskultasi Suara pernapasan ronchi


13

Frekuensi denyut jantung/ pulsus 120 kali/menit

Frekuensi nafas 30 kali/menit

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematik dan didapatkan hasil

pemeriksaan fisik pada kucing Imon yaitu suhu 39,8℃ (tidak normal) hal ini

sesuai dengan Widodo (2011) yang mengatakan bahwa temperatur normal pada

kucing adalah 37,8 – 39,2℃, frekuensi pulpus 110-130 kali/menit dan frekuensi

nafas 20-30 kali/menit. Hal ini sesuai dengan Patrick (2016), pemeriksaan fisik

penderita piometra saat inspeksi dan palpasi bagian abdomen membesar dan

mengeras. Terdapat cairan yang keluar dari vagina berwarna kemerahan yang

bercampur darah, dan menurut anamnesa dari pemilik kucing Imon tidak aktif

seperti biasa, lebih banyak diam dan makan minumnya menurun.

Gambar 4.1 Leleran kemerahan di vagina


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
3.3 Terapi

Penanganan kasus piometra ini dilakukan dengan metode operasi OH

(ovaryhisterectomy). Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan


14

operasi adalah persiapan ruangan operasi, persiapan alat dan bahan, persiapan hewan

dan operator. Persiapan hewan yang telah puasa 10 jam dimulai dengan

membersihkan area yang akan dilakukan tindakan yaitu dilakukan pencukuran pada

daerah bagian tubuh yang akan dibedah. Pencukuran dimaksud untuk menciptakan

daerah yang steril dan bebas dari rambut sehingga mempermudah jalanya

pembedahan dan meminimalkan terjadinya kontaminasi pada daerah pembedahan.

Daerah yang telah dicukur dibersihkan dengan Clorhexidine, alkohol 70% dan

kemudian diolesi povidone iodine secara sirkuler dari arah dalam ke luar.

Alkohol 70% merupakan desinfektan yang diberikan dengan tujuan

menghilangkan kontaminan pada kulit. Alkohol 70% efektif membunuh

mikroorganisme namun tidak efektif membunuh spora. Sedangkan povidone iodine

merupakan antiseptik germisidal yang bekerja untuk membunuh bakteri gram positif

dan negatif, efektif pada spora dan reaksi alerginya rendah (Simarmata dkk., 2020).

Povidone iodine juga dapat digunakan untuk mengobati luka, serta melawan infeksi

jamur dan parasit. Hewan diinjeksi agen sedasi xylazine 1mg/kgBB secara subkutan

setelah 15 menit diberikan agen anestesi ketamin 5mg/kgBB.

Insisi ovariohisterektomi dilakukan mulai dari umbilicus kearah caudal. Insisi

selanjutnya dilakukan pada lapisan subkutan. Lemak yang ada di bawah subkutan

kemudian dipreparir agar dapat mengekspos linea. Penyayatan atau insisi kemudian

dilakukan pada linea tepatnya menembus musculus rectus abdominis externus dan

musculus rectus abdominis internus hingga mencapai peritoneum. Setelah melewati

peritoneum, gunakan gunting tumpul untuk memperpanjang garis insisi.


15

Eksplorasi cavum abdomen dan temukan vesica urinaria, lalu temukan uterus

yang berada di bawah vesica urinaria dengan menguakan omentum ke dorsal. Setelah

menemukan uterus, telusuri percabangannya ke masing-masing ovarium dan preparir,

saat mempreparir, beberapa bagian yang dipotong diantaranya penggantung ovarium

(mesovarium), pengantung tuba fallopi (mesoshalpinx) dan penggantung uterus

(mesometrium). Lakukan pengaitan (ligase) pada pembuluh darah dekat ovarium

sebelum pengangkatan ovarium. Lakukan hal yang sama untuk ovarium kiri maupun

kanan. Ligase dilakukan di batas antara cervix dan corpus uteri setelah diligasi,

potong dan pastikan tidak ada perdarahan yang terjadi pada daerah yang telah diligasi.

Bersihkan apabila ada darah yang tersisa. Kembalikan omentum untuk menutupi

permukaan abdomen. Selama eksplorasi, jaringan dan organ dibasahi dengan NaCl

fisiologis (Fossum et al., 2019).

Setelah eksplorasi selesai (uterus dan ovarium telah diangkat) dan seluruh

organ diposisikan pada posisi semula, kemudian dilakukan penjahitan

menggunakan benang vycril absorble untuk penjahitan muskulus, subkutan dan

kulit. Penjahitan muskulus menggunakan jahitan terputus sederhana, bagian

subkutan menggunakan jahitan subkutikuler dan pada kulit menggunakkan jahitan

cushing. Terapi post operative diberikan antibiotik dan antiinflamasi serta

penggantian perban secara teratur.

Antibiotik yang digunakan adalah Amoxicillin yang diinjeksi secara

intramuskular. Amoxicillin merupakan senyawa penicillin semi sintetik dengan

aktivitas antibakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid. Amoxicillin efektif

terhadap sebagian bakteri Gram-positif dan beberapa Gram-negatif yang patogenik.


16

Bakteri patogenik yang sensitif terhadap amoxicillin adalah Staphylococci,

Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli

dan P. mirabilis. Amoxicillin kurang efektif terhadap spesies Shigella dan bakteri

penghasil beta-laktamase. Spektrum kerjanya seperti ampisilin, tetapi jumlah yang

diabsorpsi lebih banyak (Mutschler, 1991).

Kemudian diinjeksi Caviplex yaitu multivitamin yang berarti adalah

kombinasi beberapa vitamin diantaranya vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin

D, vitamin E dan Zink. Fungsi dan kegunaan dari kombinasi vitamin tersebut

adalah vitamin B kompleks membantu mengontrol dan menjaga kadar

homosistein dalam darah. Vitamin C memiliki aktivitas antioksidan dan dapat

mengurangi stress oksidatif dan peradangan oksidatif. Selain itu vitamin C

mempunyai efek meningkatkan sintesis vasopressor, fungsi sel kekebalan tubuh

dan fungsi endovaskular serta memberikan modifikasi imunologis epigenetik.

Vitamin D bekerja untuk mencegah terjadinya kelebihan sitokin maupun

kelebihan bradykinin dan mempercepat pemulihan serta meningkatkan produksi

cathelicidin, komponen mikrobisidal dari sistem kekebalan tubuh. Vitamin E yang

berfungsi sebagai antioksidan juga mampu memelihara sistem kekebalan tubuh

dan melindungi dari radikal bebas. Zink berfungsi untuk membantu sistem

kekebalan tubuh melawan bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit. Tubuh

juga membutuhkan zink untuk membuat protein dan DNA, materi genetik di

semua sel, serta penting untuk menjaga fungsi indera perasa dan penciuman.

Selain itu zink memiliki aktivitas antivirus dengan cara menghambat polymerase

virus RNA sehingga menghambat replikasi secara in vitro (Rukmana, 1997).


18

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan maka kucing

didiagnosa menderita piometra. Penentuan diagnosis penyakit dapat dilakukan

dengan kultur bakteri, uji hematologi lengkap, dan radiografi atau X-ray thorax

bagian abdomen. Kucing Imon ditangani dengan melakukan pembedahan untuk

mengangkat ovarium dan uterus (ovariohisterektomi) dan dilanjutkan pemberian

antibiotika dan analgesik. Pada hari ke-9 pasca operasi luka bekas insisi sudah

mengering, kulit menyatu dengan baik, dan sudah tidak lagi mengeluarkan leleran

dari alat kelamin.

5.2 Saran

Jika tidak ingin dikawinkan untuk menghindari agar kasus piometra tidak

terjadi pada kucing kesayangan kita adalah dengan melakukan tindakan

pembedahan ovariohisterektomi terutama pada kucing usia muda, karena dapat

menghindari pembentukan estrogen dan progesteron secara berlebihan.


19

DAFTAR PUSTAKA

Alex. 2012. Panduan Lengkap Memelihara Anjing dan Kucing. Yogyakarta:


:Pustaka Baru Press. 32.
Capello, K., Bortolotti, L., Lanari, M., Baioni, E., Mutinelli, F., Vascellari, M.,
2015. Estimate of the size and demographic structure of the owned dog
and cat population living in Veneto region (north-eastern Italy). Prev.
Vet. Med. 118, 142–147.
Erlangga, M. E., Sitanggang, R. H. dan Bisri, T. 2015. Perbandingan Pemberian
Deksametason 10 mg dengan 15 mg Intravena sebagai Adjuvan
Analgetik terhadap Skala Nyeri Pascabedah pada Pasien yang
Dilakukan Radikal Mastektomi Termodifikasi. Jurnal Anestesi
Perioperatif. 3(3): 146–154.
Fieni, F., Topie, E. and Gogny, A. 2014. Medical treatment for piometra in dogs.
Reproduction in Domestic Animals 49(2): 28–32.
Fitriana, O. dan Latief, J. 2019. Evaluasi Program PKL FKIP UHAMKA
(Penelitian Evaluatif berdasarkan CIPP. Jurnal Utilitas. 5(1): 7–16.
Frandson D.,Sleeckx, N., de Rooster, H., Veldhuis Kroeze, E.J., Van Ginneken,
C., Van Brantegem, L., 2009. Canine mammary tumours, an overview.
Reprod. Domest. Anim. 46, 1112–1131.
Indrawati, V. 2015. Piometra pada Kucing. Artikel 004 - Vitapet Animal Clinic:
1–3.
Integrated Taxonomic Information System (ITIS). 2005. Mammals Species in The
World: A Taxonomy and Geographic Reference, 3rd ed. 1 & 2: 2142.
Diakses dari https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?
search_topic=TSN&s earch_value=726821#null [Juni; 2021].
Jitpean, S., Bodil Strom-Holst., Ulf Emanuelson., Odd V. Hoglund., Ann
Pettersson., C. A.-B. and R. H. 2014. Outcome of pyometra in female cats
and predictors of peritonitis and prolonged postoperative hospitalization in
surgically treated cases. BMC Veterinary Research Swedia. 10: 6.
Kartika, W. B., Lestari, D.L.P dan Raharjo A., 2020. Studi kasus : Lyxacariasis
pada Kucing Persia. Indonesia Medicus Veterus. 9(2) : 169-176.
Kelung, C. J., Lumenta, A. S. M. . dan Kambey, F. D. 2017. Sistem Pakar
Pengenalan dan Penanganan Awal Penyakit Pada Kucing di Manado.
Jurnal Teknik Informatika. 1–7.
Kumar, A. and Saxena, A. 2018. Canine Piometra: Current Perspectives on Causes
and Management – A Review. The Indian Journal of Veterinary Sciences
20

and Biotechnology. 14(1): 52-56.


Mahesh, R., Prasad, V. D., Devarathnam, J., Sumiran, N., Kamalakar, G., and
Kumar, R. S. 2014. Successful Management of a Critical Case of
Piometra in a Bitch: A CaseReport. Research Journal of Animal,
Veterinary and Fishery Sciences. 2(8): 21–23.
Mutschler, E. (1991) Dinamika obat Edisi kelima. Penerbit IPB. Bandung.
Noor, R.R., 1998. Genetika Ternak. Penebar swadaya. Jakarta
Patrick, A. 2016. Pola Kejadian Piometra Pada Kucing Di Rumah Sakit Hewan
Pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Universitas Airlangga. [Skripsi].
Prestiana, D. I. 2017. Insidensi Piometra Melalui Pemeriksaan Radiologi Pada
Kucing Di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Airlangga. Universitas Airlangga. [Skripsi].
Rachman, S. D. dkk 2016. Produksi Penisilin Oleh Penicillium Chrysogenum
L112 Dengan Variasi Kecepatan Agitasi Pada Fermentor 1 L. Kartika
Jurnal Ilmiah Farmasi. 4(2): 1–6.
Rahayu, N. F. 2021. Pyometra pada Kucing Domestic Short Hair. Media
Kedokteran Hewan. 32(1): 1.
Rukmana R. 1997. Ikan Nila. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.S.
Simarmata, Y. , Lakapu, A., and Anom, I. D. 2020. Laporan Kasus : Piometra Pada
Anjing Golden Retriever. Jurnal Kajian Veteriner. 8(1): 81–91.
Subronto. 2014. Ilmu Penyakit Hewan Kesayangan: Anjing (Canine Medicine).
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 115–118.
Tophianong, T. C. dan Utami, T. 2020. Laporan Kasus: Diagnostik Pencitraan
Ultrasonografi dan Gambaran Darah Pada Anjing Golden Retriever
Penderita Piometra Terbuka. Jurnal Kajian Veteriner. 7(2): 107–113.
Widodo, S. 2011. Diagnostik Klinik Hewan Kecil. IPB Press.Bogor.
21

LAMPIRAN
 Log Book PKL
22

 Operasi pengangkatan Uterus Kucing Imon

 Uterus yang telah dikeluarkan.

 Luka Kucing Imon pada hari ke 9.


23

 Kegiatan selama PKL di LandVet.id


 Scabies pada kucing

 Mastitis pada kucing

 FLUTD pada kucing

 Calicivirus pada kucing


24

 Fraktur tibia fibula pada kucing

 Penanganan Partus pada anjing

 Otitis pada kucing

 Menjadi asisten Operasi

Anda mungkin juga menyukai