Anda di halaman 1dari 58

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI

PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DIRUMAH SAKIT


GRANMED LUBUK PAKAM TAHUN 2021

PROPOSAL

Disusun Oleh :

Nia Pratiwi Siregar

17.11.123

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
T.A 2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal dengan Judul:

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI PASIEN


POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DIRUMAH SAKIT GRANMED
LUBUKPAKAM TAHUN 2021

Oleh :

Nia Pratiwi Siregar


17.11.123

Telah disetujui untuk diujikan dan dipertahankan dihadapan Komisi penguji

Proposal pada ujian sidang Proposal Program Studi Keperawatan Program

Sarjana Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan MEDISTRA

Lubuk Pakam

Lubuk Pakam, April 2021

Pembimbing

Sabirin Berampu,SST,M.Fis
NIK.05.14.13.10.1964
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal dengan Judul :

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI PASIEN


POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DIRUMAH SAKIT GRANMED
LUBUKPAKAM TAHUN 2021
Oleh :

Nia Pratiwi Siregar


17.11.123

Telah disetujui untuk diujikan dan dipertahankan dihadapan Komisi penguji


Proposal pada ujian sidang Proposal Program Studi Keperawatan Program
Sarjana Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan MEDISTRA
Lubuk Pakam

Lubuk Pakam, April 2021

Komisi Penguji :

1.

2.

3. Sabirin Berampu, SST ,M.Fis


NIK.05.14.13.10.1964

Disahkan oleh :

Dekan Ketua Program Studi

Kuat Sitepu, S.Kep,.Ns.,,M.Kes Tati Murni Karokaro,S.Kep,Ns.,M.Kep


NPP. 01.96.26.02.1972 NPP. 01.02.28.02.1980
LEMBAR PERNYATAAN

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK TTERHADAP NYERI


PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DIRUMAH SAKIT
GRANMED LUBUKPAKAM TAHUN 2021

PROPOSAL

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proposal ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara secara tertulis

diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.

Lubuk Pakam, April 2021

Peneliti

Nia Pratiwi Siregar


17.11.123
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ini panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa

karena atas Rahmat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan

penulisan proposal yang berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi Musik Terhadap

Nyeri Pasien Post Operasi Sectio Caesarea (SC) Dirumah Sakit Granmed Lubuk

Pakam”.

Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk

menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar serjana di Program Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan

MEDISTRA Lubuk Pakam. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, peneliti

menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi

maupun tulisan dan pembahasannya, namun demikian peneliti mengharapkan

adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang. Kiranya

tulisan ini dapat menambah bahan kepustakaan dan menjadi bahan bagi kita

semua.

Dalam menyelesaikan proposal ini Peneliti mendapat banyak bantuan

moril maupun materil, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan rasa terimah kasih kepada :

1. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes, selaku Ketua Yayasan

MEDISTRA Lubuk Pakam.

2. Ns, Rahmad Gurusinga S.Kep.,M.Kep. Selaku Rektor Institut Kesehatan

MEDISTRA Lubuk Pakam.

3. Ns, Kuat Sitepu, S.Kep, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan

Fisioterapi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam.

i
4. Ns,Tati Murni Karo karo, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan

MEDISTRA Lubuk Pakam.

5. Sabirin Berampu, SST, M.Fis, selaku dosen pembimbing proposal saya

yang sangat membantu memberikan arahan serta membimbing saya

6. Ns,Dian Anggri Yanti, S.Kep, M.Kep, selaku Seketaris Prodi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan

MEDISTRA Lubuk Pakam.

7. Arif Sujatmiko M.Kes, selaku direktur Rumah Sakit Grandmed Lubuk

Pakam

8. Ns, Samuel Ginting S.Kep, selaku wali tingkat saya yang telah banyak

memberi masukan kepada saya sehingga peneliti bisa menyelesaikan

proposal ini.

9. Seluruh Staff Dosen Institut kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam yang

telah banyak mendidik peneliti selama proses perkuliahan dan staf non

akademik yang membantu memfasilitasi secara administrasi.

10. Kepada kedua orang tua peneliti Ibunda Suirianti dan ayahanda Rollis

Siregar dan kakak saya Andrini Syahfitri Siregar, serta kedua adik saya

Try Mayang Sari Siregar dan Anang Pratama yang telah memberikan

motivasi, cinta dan dukungan baik dari segi materi maupun lainnya serta

mendoakan saya selama proses pendidikan.

11. Untuk sahabat-sahabat saya yang telah mengajari saya banyak hal yang

selalu membantu dan bersama saya selama empat tahun ini.

ii
12. Seluruh teman mahasiswa/i S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Institut

kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam, yang telah memberikan semangat

dan masukan dalam penyusunan proposal ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan ketidaksempurnaan baik dari segi penyusun maupun tata

bahasanya, untuk peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga

skripsi ini dapat bemanfaat bagi kita terlebih bagi institusi pendidikan serta

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.

Lubuk Pakam, April 2021

Peneliti

Nia Pratiwi Siregar


NIM : 17.11.123

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR SKEMA ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................ 3
1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 4
1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan................................................... 4
1.4.2 Bagi Rumah Sakit...................................................................... 4
1.4.3 Bagi Peneliti.............................................................................. 4
1.4.4 Bagi Pasien................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 5
2.1 Sectio caesarea..................................................................................... 5
2.1.1 Defenisi Sectio caesarea................................................................... 5
2.2 Etiologi Sectio caesarea....................................................................... 6
2.2.1 Jenis – jenis Nyeri...................................................................... 8
2.2.2 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Nyeri................................. 10
2.2.3 Penatalaksanaan Nyeri............................................................... 13
2.2.4 Distraksi Audio/Pendengaran.................................................... 15
2.2.5 Penilaian Intensitas Nyeri.......................................................... 16
2.3 Terapi Musik........................................................................................ 16
2.3.1 Defenisi Terapi Musik............................................................... 16
2.3.2 Jenis Terapi Musik..................................................................... 18
2.3.3 Manfaat Musik........................................................................... 18

iv
2.3.4 Efek Terapi Musik Terhadap Nyeri........................................... 20
2.3.5 Cara Kerja Musik....................................................................... 20
2.4 Kerangka Teori.................................................................................... 21
2.5 Kerangka Konsep................................................................................. 21
2.6 Hipotesis.............................................................................................. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 23

3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian.......................................................... 23


3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian............................................................. 24
3.2.1 Tempat Penelitian...................................................................... 24
3.2.2 Waktu Penelitian........................................................................ 24
3.3 Populasi Dan Sampel........................................................................... 25
3.3.1 Populasi Penelitian.................................................................... 25
3.3.2 Sampel Penelitian...................................................................... 25
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel (Sampling).................................. 27
3.4 Kriteria Sampel.................................................................................... 27
3.4.1 Kriteia Inklusi................................................................................... 27
3.4.2 Kriteria Eklusi Penelitian.................................................................. 28
3.5 Variabel Dan Defenisi Operasional..................................................... 28
3.5.1 Variabel..................................................................................... 28
3.5.2 Defenisi Operasional................................................................. 28
3.6 Metode Pengumpulan Data.................................................................. 29
3.7 Pengolahan Data.................................................................................. 30
3.8 Analisa Data......................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 32

v
DAFTAR TABEL

Nomor Nama Tabel Halaman

3.1 Tabel Rencana Kegiatan Penelitian....................................................... 32


3.2 Variabel dan Definisi Operasional......................................................... 36

vi
DAFTAR SKEMA

Nomor Nama Tabel Halaman

2.3 Kerangka Teori........................................................................................... 21

2.4 Kerangka Konsep........................................................................................ 21

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Skala Numeric................................................................................. 16


Gambar 3.1 Rancangan Penelitian.................................................................... 32

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar permohonan Menjadi Responden..................................... 41


Lampiran 2 : Persetujuan Menjadi Responden................................................... 42
Lampiran 3 : Kuisioner Penelitian...................................................................... 43
Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Proposal.......................................................... 49

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Persalinan merupakan suatu hal yang dinanti oleh ibu hamil untuk dapat

merasakan kebahagiaan. Persalinan yang dialami oleh seseorang calon ibu berupa

pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia

luar. Namun bagi beberapa wanita, persalinan kadang diliputi oleh rasa takut dan

cemas terhadap rasa nyeri saat persalinan (Abasi,2015).

Persalinan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu persalinan secara normal

atau spontan (lahir melalui vagina)dan persalinan abnormal atau persalinan

dengan bantuan suaatu prosedur seperti sectio caesarea (SC).Pada proses SC

dilakukan tindakan pembedahan,berupa irisan di perut ibu (laparotomi) dan rahim

(histerektomi) untuk mengeluarkan bayi (Batubara dkk,2015;Abasi,2016). Baik

direncanakan (dijadwalkan) atau tidak (darurat), kehilangan pengalaman

meahirkan anak secara tradisional dapat memberikan efek negative pada konsep

diri wanita. Suatu upaya dilakukan untuk mempertahankan fokus pada kelahiran

seorang anak lebih utama dari pada prosedur operasi. Yaitu ibu melahirkan

melalui abdomen, bukan pervaginaan (Manurung,2013)

Secsio caesarea adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan

dimana irisan dilakukan diperut ibu (laparotomi) dan Rahim (histerotomi) untuk

mengeluarkan bayi. Bedah sectio caesarea umumnya dilakukan ketika proses

persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena beresiko kepada

komplikasi medis lainnya (Hartati,Amalia,Mafticha, 2015)

1
2

Menurut World Health Organzation (WHO) tahun 2016 memperkirakan

angka persalinan dengan operasi adalah sekitar 10% sampai 15% dari semua

proses persalinan di Negara-negara berkembang dibandingkan dengan Amerika

Serikat sekitar 23% dan kanada 21% pada tahun 2015. Sedangkan di inggris

angka kejadiannya relative stabil yaitu antara 11-12%, di italia pada tahun 2014

sebesar 3,2%-14,5%, pada tahun 2015 meningkat menjadi 17,5% Survey WHO

(2016) juga melaporkan bahwa sekitar 5%-34% dari total infeksi nosokomial

adalah infeksi luka operasi (WHO, 2016).

Persalinan melalui Sectio Caesarea tetap mengandung resiko dan kerugian

yang lebih besar, resiko kematian dan komplikasi lebih besar seperti resiko

kesakitan dan menghadapi masalah fisik pasca operasi yang menimbulkan rasa

sakit, perdarahan, infeksi, kelelahan, sakit punggung, sembelit dan gangguan

tidur. (Grace, 2017).

Berdasarkan data dari Depertemen Kesehatan RI, di Indonesia angka

kejadian sectio caeserea mengalami peningktan pada tahun 2000. Jumlah Ibu

bersalin dengan sectio caeserea 47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002

sebesar 47,13%, tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun

2005 sebesar 51,59%, tahun 2006 sebesar 53,68% (Kemenkes RI, 2018Respon

respon nyeri yang dirasakan oleh pasien merupakan efek samping yang timbul

setelah menjalani suatu operasi. Nyeri yang disebabkan operasi biasanya membuat

pasien sangat kesakitan. Selama periode pasca perioperatif, proses keperawatan

diarahkan pada menstabilkan kembali keseimbangan fisiologi pasien,

menghilangkan rasa nyeri dan pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat

dan intervensi segera membantu pasien kembali pada fungsi yang optimal nya
3

dengan cepat, aman,dan senyaman mungkin ketidak nyamanan atau nyeri

bagaimana pun keadaannya harus diatasi dengan manajemen nyeri, karna

kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia.

Terapi musik sebagai teknik relaksasi yang digunakan untuk penyembuhan

suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang

digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti musik

klasik,instrumentalia dan slow musik (potter,2015 dikutip dari Erfandi 2016).

Menurut survey awal penelliti memperoleh data dari Rumah Sakit

Grandmed Lubuk Pakam pasien rawat inap pada tahun 2020 bulan Oktober-

Desember berjumlah 467 orang.(Rekam Medik Rumah Sakit Grandmed Lubuk

Pakam) Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Pemberian Terapi Musik Terhadap

Nyeri Pasien Post Operasi Sectio Caesarea (SC) Di RS GrandMed Lubuk Pakam

Tahun 2020.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan penelitian ini adalah : Apakah ada

pengaruh pemberian terapi musik terhadap nyeri pasien post operasi sectio

caesarea (SC) di RS Grandmed Lubuk Pakam ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari uraian perumusan masalah diatas tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi musik terhadap nyeri pada

pasien post operasi SC di ruang rawat inap RS Grand Med Lubuk Pakam.
4

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui derajat nyeri sebelum pemberian terapi musik pada

pasien operasi sectio caesarea (SC)

2. Untuk mengetahui derajat nyeri setelah pemberian terapi musik pada

pasien operasi sectio caesarea (SC)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan dapat menambah informasi dan referensi yang berguna bagi

mahasiswa/I Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam tentang pengaruh

pemberian terapi musik terhadap nyeri pada pasien post operasi Cectio Caesarea

(SC) di ruang rawat inap RS Grandmed Lubuk Pakam Tahun 2021.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan sumbangan

pemikiran serta bahan evaluasi bagi pasien post operasi Sectio Caesarea (SC) di

Rumah Sakit Grandmed.

1.4.3 Bagi Peneliti

Bagi peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman

dalam mengembangkan diri, Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai data tambahan untuk peneliti selanjutnya terutama berhubungan dengan

pemberian terapi musik terhadap nyeri pasien post operasi Sectio Caesarea (SC).

1.4.4 Bagi Pasien

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan

pengetahuan tentang pemberian terapi musik terhadap nyeri pasien post operasi

Sectio Caesarea (SC.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. SECTIO CAESAREA

2.1.1 Definisi sectio caesarea

Operasi Caesar menurut J. Dunn, dalam buku Obstetrics and

Gynecology, menyebutkan sebagai caesarean section, laparatomy, atau

abdominal delivery. Dalam bukunya, yaitu mengartikan sebagai persalinan

untuk melahirkan janin dengan berat 500 gram atau lebih, melalui

pembedahan di perut dengan menyayat dinding rahim. Istilah Caesar

sendiri berasal dari bahasa Latin caedere yang artinya memotong atau

menyayat. Tindakan yang dilakukan tersebut bertujuan untuk melahirkan

bayi melalui tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut dan

dinding rahim. Menurut sejarah operasi Caesar, bayi terpaksa dilahirkan

melalui cara ini apabila persalinan alami sudah tidak efektif. Ada pun

beberapa jenis tindakan sectio caesarea yaitu :

1. Sectio caesarea klasik atau korpal (Solehati 2017)

Dengan sayatan memanjang melalui korpus uteri kira-kita sepanjang 10 cm.

setelah diding perut dan peritoneum parietal terbuka pada garis tengah dibalut

beberapa kain kasa panjang antara dining perut dan dinding uterus untuk

mencegah masuknya air ketuban dan darah ke rongga perut. Dilakukan insisi pada

bagian tengah korpus uteri sepanjang 10-12 cm dengan ujung bawah di atas batas

plika vesiko uterine. Dilakukan lubang kecil pada kantong ketuban untuk

mengisap air ketuban sebanyak mungkin. Lubang ini kemudian dilebarkan, dan

5
6

janin dilahirkan dari rongga perut untuk memudahkan tindakan selanjutnya. Dan

diberikan suntikan 10 satuan oksitosin dalam diding uterus dan palsenta serta

selaput ketuban dikeluarakan secara manual. Kemudian didind uterus di tutup

dengan jahitan catgut yang kauat dalam dua lapisan: lapisan pertama terdiri atas

jahitan simpul dan lapisan kedua atas jahitan menerus. Selanjutnya dilakukan

jahitan catgut yang lebih tipis, yang mengikutsertakan peritoneum serta bagian

luar mio,etrium dan yang menutupi jahitan yang terlebih dahulu dengan rapi.

2. Sectio caesarea transperitonalis profunda (Solehati, 2017)

Dengan sayatan melintang kongkat pada segmen bawah Rahim kira-kira

10 cm Dauercatheter dipasang dan wanita berbaring dalam letak trendelengburg

ringan. Diakdakan insisi pada didnding perut pada garis tengah simfisis sampai

beberapa sentimeter di bawah pusat. Setelah peritoneum dibuka, dipasang

speculum perut dan lapangan operasi dipisah oleh rongga perut dengan satu kain

kasa panjang atau lebih. Peritoneum pada didning uterus depan dan bawah

dipegang dengan pinset, plia vesiko-uterina dibuka dan insisi ini diterusakn

melintang jauh ke lateral, kemudian kandung kencing dengan peritoneum di depan

uterus didorong ke bawah dengan jari.

2.2 Etiologi sectio caesarea

Persalinan merupakan upaya melahirkan janin yang ada di dalm

rahim ibunya. Apabila harus dilakukan tindakan operasi ada empat alasan,

yaitu utuk keselamatan ibu dan janin ketka persalinan berlangsung, tidak

terjadi kontraksi, distosia(persalinan macet) sehingga menghalangkan

pesalinan alami, dan bayi dalam keadaan darurat sehingga harus segera
7

dilahirkan, tetapi jalan lahir tidak mungkin dilalui janin. Jadi, penyebab

dilakukannya operasi pada persalinan sebagai berikut :

1. Indikasi yang berasal dari janin

Fetal distress(gawat janin), mal plasentasi dan mal posisi kedudukan

janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan

vakum atau forceps ekstraksi (Solehati, 2017).

2. Indikasi yang berasal dari Ibu

Yaitu pada primigrapida dengan kelainan letak, primi para tua disertai

kelianan letak, disposisi sefalo pelvc (disproporsi janin/panggul), sejarah

kahamilan dan persalinan yang buruk, panggul sempit, plasenta previa terutama

pada primigravida, komplikasi kehamlan yaitu preeclampsia, atas permintaan,

kehamlan yang di sertai penyakt (jantung,DM), gangguan jalan persalinan (kista

ovarium, dan miomi uteri). Terjadi kelanan pada Ibu dan kehamilan pada janin

menyebabkan persalnan normal tidak memnungkinkan akhrnya harus dilakukan

sectio cesarean (Solehati,2017).

International association for the Study of Pain (IASP) menyatakan

bahwa nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial

yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter

& Perry 2016). Caffery menyatakan nyeri adalah segala sesuatu yang

dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja ketika

seseorang mengatakan nyeri (Potter & Perry 2016).

Nyeri dapat diatasi dengan intervensi manajemen nyeri tertama pada

nyeri post operasi yaitu dengan pemberian terapi farmakologi dan terapi
8

nonfarmakologi. Terapi farmakologi terkadang dapat menimbulkan efek

samping yang juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien.

Banyak pilihan terapi nonfarmakologi yang merupakan tindakan mandiri

perawat dengan berbagai keuntungan diantaranya tidak menimbulkan efek

samping,simple dan tidak berbiaya mahal.Terapi ini dapat dilakukan

dengan cara teknik relaksasi,distraksi,stimulasi dan imajinasi terbimbing

(Rosdalh dan Kawalski,2015).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan nyeri merupakan gangguan

ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh robekan atau kerusakan jaringan

sehingga muncul sensasi nyeri.

2.2.1 Jenis-jenis nyeri

1) Nyeri berdasarkan waktu (durasi)

a) Nyeri akut

Nyeri akut yaiitu nyeri yang diakibatkan oleh satu

penyakit,radang,atau injuri.Nyeri jenis ini biasanya biasanya bersifat

tiba-tiba.Nyeri akut mengidentifikasi bahwa kerusakan atau cedera sudah

terjadi, sehingga nyeri akut berkurang sejalan dengan terjadinya

penyembuhan.Nyeri akut ini pada umumnya terjadi selama kurang dari

(enam) bulan.

b) Nyeri kronik

Nyeri kronik yaitu nyeri yang konstan dan interminan periode yang

menetap sepanjang suatu periode.Nyeri ini dapat menjadi lebih berat jika

dipengaruhi oleh lilngkungan dan factor kejiwaan.Nyeri kronis dapat

berlangsung lebih dari 6 (enam) bulan (Judha, Sudarti & Fauziah 2012).
9

2) Klasifikasi nyeri berdasarkan asal

a) Nyeri nosiseptif

Nyeri nosiseptif (Nociceptive pain ) merupakan nyeri yang

diakbiatkan oleh aktifitas atau sensitifitas nosiseptor prifer yang

merupakan reseptor khusus yang menghantarkan stimulus

noxious. Nyeri nosiseptif perifer dapat terjadi karena adanya

stimulus yang mengenai kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat,dll.

Hal ini terjadi akibat dari pada nyeri post operatif dan nyeri

kanker. Nyeri nosiseptif termasuk nyeri akut, karena nyerik ini

mengenai perifer dan letaknya lebih terlokalisasi`

b) Nyeri neuropatik

Nyeri neuropatik adalah nyeri hasil suatu cedera atau

abnormalitas yang didapatkan pada struktur saraf perifer maupun

sentral. Nyeri ini bertahan lebih lama dan merupakan proses input

syaraf sensorik yang abnormal oleh sistem syaraf perifer. Nyeri

ini sulit diobati karena nyeri neuropatik ini merupakan nyeri

kronis (Andarmoyo 2016)

3) Nyeri berdasarkan lokasi

a) Nyeri somatic superfisial (kulit)

Nyeri kulit berassal dari struktur-struktr superfisial kulit dan

jaringan subkutis. Stimulus yang efektif untuk menimbulkan nyeri

dikulit dapat berupa rangsangan mekanis, suhu, kimiawi, atau


10

listrik. Pada kulit yang terlibat, nyeri sering dirasakan sebagai

penyengat, tajam, meringis, atau seperti terbakar, tetapi apabila

pembuluh darah ikut berperan menimbulkan nyeri, sifat nyeri

menjadi berdenyut.

b) Nyeri somatik dalam

Nyeri somatik dalam mengacu pada nyeri yang berasal dari otot,

tendon, ligamentum, tulang, sendi, dan arteri. Struktur-struktur ini

memiliki reseptor nyeri sehingga lokalisasi nyeri kulit dan

cenderung menyebar ke daerah sekitar.

c) Nyeri visera

Nyeri visera mengacu kepada nyeri yang berasal dari organ-organ

tubuh. Reseptor nyeri visera lebih jarang dibandingkan dengan

reseptor nyeri somatik dan terletak di dinding otot polos organ-

organ berongga.Mekanis utama yang dapat menimbulkan nyeri

visera adalah peregangan atau distensi abnormal dinding atau

kapsul organ, iskemia, peradangan.

d) Nyeri alih

Nyeri alih yaitu nyeri yang berasal dari salah satu daerah ditubuh

tetapi dirasakan didaerah lain.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri

Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain:

1) Usia

Usia merupakan variable penting yang mempengaruhi nyeri,

khususnya pada anak dan lansia. Perbedaan perkembangan yang


11

ditemukan diantaranya kelompok usia ini dapat mempengaruhi

bagaimana anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri.

2) Secara umum, pria wanita tidak berbeda secara makna dalam respon

terhadap nyeri.Jenis kelamin merupakan suatu factor dalam

mengekspresikan nyeri. Toleransi nyeri sejak lama telah menjadikan

subyek penelitian yang melibatkan pria dan wanita, tetapi toleransi

nyeri dipengaruhi oleh factor biokimia dan merupakan yang unik

pada setiap individu tanpa memperhatikan jenis kelamin.

3) Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu

mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa

yang diterima oleh kebudayaan mereka. Menurut pendapat Clancy &

vicar yang dikutip dari (Perry & Potter 2015), menyatakan bahwa

sosialisasi budaya menentukan prilaku psikologis seseorang dalam

hal ini dapat mempengaruhi pengeluaran fisiologis opiat endogen

dan sehingga terjadilah persepsi nyeri.

4) Makna nyeri

Makna nyeri adalah pengalaman nyeri dan cara seseorang

beradaptasi dengan nyeri. Seseorang akan mempersepsikan nyeri

dengan cara yang berbeda-beda apabila nyeri tersebut memberikan

kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman dan tantangan misalnya

seorang wanita yang sedang bersalin akan mempersepsikan nyeri

berbeda dengan pukulan pasangannya. Derajar dan kualitas nyeri ini

akan dipersepsikan klien yang berhubungan dengan makna nyeri.


12

5) Perhatian

Tingkat seseorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri

dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat

dihubungkan dengan nyeri yang meningkat sedangkan upaya

pengalihan (dikstraksi) dihubungkan dengan respon nyeri yang

menurun (Potter & Perry 2016).

6) Ansietas

Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas

seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat

menimbulkan suatu perasaan ansietas

7) Keletihan

Keletihan dapat meningkatkan persepsi nyeri dan rasa kelelahan

menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan

kemampuan koping. Hal ini terjadi karena masalah pada setiap

individu yang menderita penyakit dalam jangka waktu yang lama.

8) Pengalaman sebelumnya

Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu

akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan

datang. Saat individu sudah lama mengalami nyeri dan sering

mengalami nyeri tanpa pernah sembuh maka rasa takut akan muncul,

dan sebaliknya apabila ndividu mengalami rasa nyeri dengan jenis

yang sama berulang-ulang, tetapi kemudian nyeri tersebut dengan


13

berhasil dihilangkan akan lebih mudah bagi individu tersebut untuk

menginnterprestasikan sensasinyeri akibatnya, klien akan lebih siap

untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk

menghilangkan nyeri.

9) Gaya koping

Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat

merasa kesepian, gaya koping mempengaruhi mengatasi nyeri.

10) Dukungan keluarga dan sosial

Faktor lain yang mempengaruhi respon nyeri adalah kehadiran

orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap

klien. Nyeri dirasakan saat kehadiran orang yang bermakna bagi

pasien akan meminimalkan kesepian dan ketakutan apabila ada

keluarga atau teman, seringkali pengalaman nyeri membuat klien

semakin tertekan, sebaliknya tersediannya seseorang yang

memberikan dukungan sangat berperan dalam memberikan

kenyamanan (Perry & Potter 2016).

2.2.3 Penatalaksanaan nyeri

1) Penatalaksanaan nyeri farmakologi

Untuk meringankan nyeri dari ringan sampai berat bissa

menggunakan analgesik, Analgesik yang sering digunakan yaitu

jenis aanalgesik non narkotik dan obat anti inflamasi nonsteroid

(NSAID), analgesik narkotik atau opiate dan tambahan atau adjuvant

(Andarmoyo 2017).
14

2) Penatalaksanaan nyeri non farmakologi

Manajemen non farmakologi ssangat beragam, Banyak literature

yang membicarakan mengenai teknik-teknik peredaan nyeri tersebut.

Berikut ini beberapa mengenai tindakan-tindakan tersebut.

1. Bimbingan antisipasi

Nyeri yang dirasakan oleh seorang individu biasanya akan

menimbulkan kecemasan, sedangkan kecemassan sendiri bisa

meningkatkan persepsi nyeri, kecemasan klien dapat berasal

dari pemahaman yang kurang mengenai nyeri atau penyakitnya

sehingga dalam hal ini perlu adanya suatu teknik modifikasi

yang secara langsung menurunkan kecemasan dan nyeri yang

dirasakan akibat kurangnya pemahaman tentang penyakitnya

2. Distraksi

Distraksi adalah memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu

selain nyeri, atau dapat diartikan lain bahwa distraksi adalah

suatu tindakan pengalihan perhatian pasien ke hal-hal diluar

nyeri. Dengan demikian, diharapkan pasien tidak terfokus pada

nyeri lagi dan dapat menurunkan kewaspadaan pasien terhadap

nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Distraksi

diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi

system control desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit

stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak. Keefektifan


15

distraksi tergantung pada kemampuan pasien untuk menerima

dan membangkitkan input sensori selain nyeri (Smelzer &

Bare, 2015) teknik ini biasanya tidak efektif diberikan pada

pasien pada nyeri berat atau nyerti akut. Hal ini disebabkan

pada nyeri berat atau akut, pasien tidak dapat berkonsentrasi

dengan baik dan tidak cukup baik untuk ikut serta dalam

aktivitas mental dan fisik yang kompleks.

2.2.4 Distraksi audio/pendengaran

Pengalihan perhatian selain nyeri yang diarahkan kedalam tindakan-

tindakan melalui organ pendengaran music yang disukai atau

mendengarkan suara kicauan burung serta gemercik air. Saat

mendengarkan music, individu dianjurkan untuk memilih musik yang

disukai dan musik tenang seperti musik klasik dan diminta untuk

berkonsentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk

menggerakan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang,mengetukan

jari atau kaki (Andarmoyo,2016). Terapi musik menyembuhkan secara

fisik dan psikis manusia. Para peneliti dari The Neuron, melalui MRI scan

membuktikan bahwa otak melepas zat dopamine (Hormon yang terkait

dengan system otak, memberikan perasaan kenikmatan dan penguatan

untuk memotivasi seorang secara proaktif melakukan kegiatan tertentu)

saat melakukan terapi musik dalam kapasitas yang tidak berlebihan

(Natalia, 2016). Dalam pelaksanaan penggunaan musik untuk mengontrol

nyeri dalam meningkatkan kenyamanan.


16

Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental dan

fisik dari ketegangan dan stress sehingga dapat meningkatkan toleransi

terhadap nyeri. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri dari atas nafas

abdomen dengan frekuensi lambat,berirama. Pasien dapat memejamkan

mata dan bernafas dengan perlahan dan nyaman. Irama yang konstan dapat

dipertahankan dengan menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap

inhalasi (“hirup, dua, tiga”) dan ekshalasi (“hembuskan, dua , tiga”).

Pada saat perawat mengajarkan ini, akan sangat membantu bila

menghitung dengan bersama pasien pada awalnya,Nafas yang lambat,

berirama, juga dapat digunakan sebagai teknik distraksi. Hampir semua

orang dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari metode-metode

relaksasi. Periode dan ketegangan yang terjadi dengan nyeri kronis dan

yang meningkatkan nyeri (Smelzer & Bre,2015).

2.2.5 Penilaian intesitas nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala sebagai

berikut :

Skala Numerik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 2.2

Sumber : Potter & Perry 2006

Keterangan :

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri Ringan

4-6 : Nyeri sedang

7-9 : Nyeri berat


17

10 : Nyeri tak tertahan

2.3 Terapi Musik

2.3.1 Definisi Terapi Musik

Terapi musik sebagai teknik yang digunakan untuk penyembuhan

suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis

musik yang digunakan dalam terapi music dapat disesuaikan dengan

keinginan,seperti klasik,instrumentalis,dan slow musik (Potter & Perry

2015). Terapi musik adalah suatu proses yang menggabungkan antara

aspek penyembuhan musik itu sendiri dengan kondisi dan situasi baik fisik

atau tubuh, spiritual,kognitif dan kebutuhan sosial seseorang (Natalia

2017)

Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental

dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre,

bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musi

yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.Musik memiliki

kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan

pikiran seseorang. Musik diterapkan menjadi sebuah terapi dan musik

dapat meningkatkan,memulihkan, memelihara kesehatan fisik,mental,

emosiona,sosial,dan spiritual.Hal ini disebabkan musik memiliki beberapa

kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman,menenangkan, membuat

rileks, berstruktur dan bersifat universal.

Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh

semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk

menginterprestasi alunan musik.Terapi musik sangat mudah diterima


18

organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran

disalurkan kebagian otak yang memproses emosi (system limbik) (Eka

2015).

Musik adalah suatu komponen yang dinamis yang dapat

mempengaruhi psikologi maupun fisiologi bagi pendengarnya (Wilgram

2015,Anjali & Ulrich 2016).NewZealand Society for Musik Therapy

(NZSMT) (2016) menyatakan bahwa terapi musik terbukti efektifitasnya

untuk implementasi pada bidang kesehatan, karena musik dapat

menurunkan kecemasan, nyeri,stress,dan menimbulkan mood yang positif

(Zaeland society for musik therapy 2005 dalam Novita 2017).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpullkan bahwa terapi musik

adalah terapi menggunakan media musik dalam pengobatan yang dapat

mempengaruhi aspek seseorang dalam penyembuhan baik fisim maupun

mental dengan musik alunan lembut yang menenangkan.

2.3.2 Jenis Terapi Musik

1. Pasif-Reseftif

Dalam sesi reseftif, klien akan mendapat terapi dengan mendengarkan

musik. Terapi ini lebih menekankan pada phisycal, emotional

intellectual,aesthetic of spiritual dari musik yang digunakan dapat bermacam

jenis dan style tergantung dengan kondisi yang dihadapi klien (Natalia 2013).

2.3.3 Manfaat Musik

Manfaat terapi musik antara lain:

1) Musik pada bidang kesehatan


19

a) Menurunkan tekanan darah melalui ritmik musik yang stabil

memberikan irama teratur pada system jantung manusia.

b) Menstimulasi kerja otak, dengan mendengarkan musik dengan

harmony yang baik akan menstimulasi otak untuk melakukan

proses analisa terhadap lagu tersebut.

c) Meningkatkan imunitas tubuh yaitu suasana yang ditimbulkan

oleh oleh musik akan mempengaruhi system kerja hormone

manusia dan jika kita mendengar music baik atau posiitif maka

hormon yang meningkatkan imunitas tubuh juga akan

berproduksi.

2) Musik Meningkatkan kecerdasan

a) Daya ingat kegiatan bernyanyi dengan lirik lagu dan

menghafalkan lirik lagu akan melatih daya ingat

b) Konsentrasi pada saat terlibat dalam bermusik misalnya

menyanyi,bermain instrumen akan menyebabkan otak bekerja

secara terfokus.

3) Musik meningkatkan kerja otak, mengaktifkan motorik halus dan

motoric kasar, Musik ssebagai kegiatan gerak tubuh

(menari,berolahraga,dll)

4) Musik dapat meningkatkan produktifitas,kreatifitas dan

imajinasi.Musik menyebabkan tubuh menghasilkan suara kita sendiri

yang indah maka hormon “kebahagiaan” (beta-endorfin) akan

berproduksi (Natalia 2018).

5) Relaksasi
20

Mengistirahatkan tubuh dan pikiran merupakan manfaat yang pasti

dirasakan setelah melakukan terapi musik sehingga klien akan

merasakan perasaan rileks,tubuh lebih bertenaga dan fikiran lebih

fresh. Terapi music memberikan kesempatan bagi tubuh dan fikiran

untuk mengalami relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel

daslam tubuh akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami

berlangsung,,produksi hormone tubuh diseimbangkan dan pikiran

mengalami penyegaran (Eka 2017)

2.3.4 Efek terapi musik terhadap nyeri

Efek terapi musik pada nyeri adalah distraksi terhadap pikiran

tentang nyeri, menurunkan kecemasan, menstimulasi ritme nafas lebih

teratur, menurunkan ketegangan tubuh , memberikan gambaran positif

pada visual imageri,relaksasi, dan meningkatkan mood yang positif.Terapi

musik dapat mendorong prilaku kesehatan yang positif, mendorong

kemajuan pasien selama masa pengobatan dan pemulihan (Schou 2016

dalam mahanani 2018).

2.3.5 Cara kerja musik

Musik yang bersifat sedatif tidak hanya efek distraksi dalam inhibisi

persepsi nyeri (Alexander 2015)` Musik dipercaya dapat meningkatkan

pengeluaran hormone endorphin (Wilgram 2015, Nilson 2018 & Chiang

2018 dalam Novita 2018). endorfin merupakan ejektor dari rasa rileks dan

ketenangan yang timbul, midbrain mengeluarkan Gama AminoButyric

Acid (GABA) yang berfungsi menghambat hantaran implus listrik dan

ssatu neuron ke neuron lainnya oleh neurontransmiter didalam sinaps.


21

Midbrain mengeluarkan enkepalin dan beta endorfin dan zat tersebut dapat

menimbulkan efek anelgesik yang akhirnya mengeliminasi

neurotransmitter rasa nyeri pada pusat persepsi dan interprestasi sensorik

somatic di otak sehingga efek yang bisa muncul adalah nyeri berkurang

(Guyton & Hall 2018).


22

2.4 Kerangka Teori

Sectio Caesarea

Sectio Caesarea adalah


proses persalinan dengan
melalui pembedahan
dimana irisan dilakukan
diperut ibu (Laparotomi)

Nyeri

Terapi Musik adalah


usaha meningkatkan
kualitas fisik dan mental
dengan rangsangan suara Relaksasi
yang terdiri dari
melodi,ritme,harmoni,ti Distraksi
mbre,bentuk dan gaya
yang diorganisir
sedemikian rupa hingga
tercipta musik yang Nyeri Berkurang
bermanfaat untuk
kesehatan fisik dan
mental

2.5 Kerangka konsep

Menurut Nursalam (2017) kerangka konsep penelitian merupakan

abstraksi dari suatu realitas sehingga dapat dikomunikasikan dan

membentuk teori yang menjelaskan keterkaitan antara variable yang


23

diteliti. Adapun kerangka konsep pada penelitian yang berjudul pengaruh

pemberian terapi music terhadap nyeri pasien post operasi sectio caesarea

(SC) di Rs Grandmed lubuk pakam.

Variable independen Variabel dependen

Terapi musik Nyeri pasien SC

: variabel yang diteliti


Keterangan

: Pengaruh

Skema 2.2 kerangka konsep

2.6 hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian (Nursalam,2017). Hipotesis didalam penellitian ini

adalah ada pengaruh pemberian terapi musik terhadap nyeri pasien post

operasi sectio caesarea (SC) di RS Grandmed lubuk pakam.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis dan rancangan penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif bersifat eksperimen yaitu pre-

eksperimen. Rancangan penelitian menggunakan one group pre-post test tanpa

menggunakan kelompok pembanding (kontrol), tetapi pada pengujian pertama

(pre test)yang memungkinkan penelitian dapat menguji perubahan-perubahan

yang terjadi setelah adanya eksperimen (program).pada penelitian ini peneliti

melakukan intervensi yaitu pemberian terapi musik terhadap subjek penelitian

dengan sengaja terencana kemudian dinilai pengaruhnya pada pengujian kedua.

Desain penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pretest perlakuan

01 x 02

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

Keterangan :

O1 : Nilai sebelum dilakukan pemberian terapi musik

X : Perlakuan pemberian terapi musik

O2 : Nilai sesudah dilakukanpemberian terapi musik

39
32

3.2. Waktu dan tempat penelitian

3.2.1 Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rs Grandmed lubuk pakam.

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Februari-Juli 2021 di Rumah Sakit

Grandmed Lubuk Pakam. Untuk lebih jelas lihat tabel berikut ini.

Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Penelitian

JADWAL BULAN KEGIATAN JULI 2021


N KEGIATAN
O JANUARI FEBRUA MARET APRIL MEI 2021 JUNI
2021 RI 2021 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
judul
2 Bimbingan
proposal(BAB
I,II,III)
3 Sidang
proposal
4 Perbaikan
proposal
5 Penelitian
6 Analisa Data
7 Bimbingan
hasil penelitan
8 Sidang

3.3.Populasi dan sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2017),definisi populasi adalah sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generelasasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
33

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya’’.Menurut survey awal penelliti

memperoleh data dari Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam jumlah pasien post

operasi Sectio Caesarea (SC) bulan Oktober-Desember 2020 berjumlah 467

orang.(Rekam Medik Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam)

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populaasi (Notoatmojo, 2012). Rumus perhitungan Sampel

menggunakan rumus purposive sampling penelitian Setiadi (2007) dalam fahmi

(2018).

n=N . Z 2¿ ¿ ¿

467. ( 1,96 )2 ( 0,92 ) (0,08)


n=
¿¿

467.3,8146 .0,0736
n=
4,66+0,28

131,112
n=
4,94

n = 26,5 = 26 orang

Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel didapatkan sebanyak 26

orang pasien post operasi sectio caesarea.

Keterangan:
34

Jumlah Sampel

n : Jumlah besar Sampel


N : Jumlah populasi
d : Derajat ketepatan yang digunakan (0,1)
(Z 1 α /2 )2 = Nilai Z pada curva normal untuk (a =0,05 = 1,96)
P : Proporsi target populasi adalah 0,92
q : 1-p (1-0,92 =0,08)

Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan metode purposive

sampling dengan mengambil sampel untuk tujuan tertentu.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel (sampling)

Teknik sampling dibagi menjadi dua kelompok yaitu probability sampling

dan non probability sampling. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

probability sampling, Menurut Sugiyono (2017:82) “probability sampling adalah

teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.

Probability sampling terdiri dari simple random sampling, proponate stratified

random, sampling area (cluster) sampling. Pada penelitian ini penelliti

menggunakan simple random sampling, kemudian menurut Sugiyono (2017:82)

Simple Random sampling adalah pengambilan anggota ssampel dari populasi

yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

itu.

3.4. Kriteria Sampel


35

3.4.1 Kriteria Inklusi

Untuk membatasi karakteristik dari sampel, dilakukan beberapa kriteria,

sebagai berikut :

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

a) Bersedia menjadi subyek penelitian.

b) Ibu post sectio caesarea yang telah dirawat 2-3 hari

c) Responden yang mau bekerja sama dengan penelitian.

3.4.2 Kriteria ekslusi penelitian ini adalah :

a) Pasien yang tiba-tiba menolak menjadi responden karena alasan

tertentu

b) Pasien post operasi caesarea yang mengalami penurunan tingkat

kesadaran

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional

3.5.1 Variabel

Variabel penelitian ini adalah :

a. Variable independent (variable bebas) pada penelitian ini adalah terapi

music

b. Variable dependent (Variabel terikat) pada peneliti ini adalah nyeri pasien

SC

3.5.2 Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut


36

(Notoatmojo,2012 dalam Melisa,2018). Defenisi operasional pada penelitian ini

dapat dilihat pada table 3.2.

Tabel 3.2. Variabel dan Definisi Operasional


NO Variabel Definisi operasional Alat ukur Skala ukur Hasil
1 Variable Terapi musik handphone
independen.Terapi merupakan
musik mendengarkan
musik yang memiliki
alunan musik yang
lembut,memiliki
fungsi dalam
pengobatan atau
penyembuhan
kepada pasien post
op SC
2 Variabel Nyeri merupakan Skala nyeri Menunjukkan
dependent. rasa tidak nyaman (NRS) intensitas nyeri
Nyeri pasien post yang dirasakan oleh dengan skala :0
op SC pasien operasi sectio s/d 10
caesarea akibat luka
insisi

3.6 Metode Pengumpulan Data

a. Data primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari

individu atau perseorangan seperti hasil wawancara, observasi di rumah

sakit grandmed lubuk pakam. Teknik pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi .


37

b. Data sekunder

Data sekunder sering disebut juga metode penggunaan bahan dokumen,

karena dalam hal ini peneliti tidak secara langsung mengambil data sendiri

tetapi meneliti dan memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh

pihak-pihak lain.

3.7 Pengolahan Data

Menurut (Notoadmojho,2012 dalam melisa,2018) pengolahan data

merupakan salah satu langkahn penting. Hal ini disebabkan karena data yang

diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan informasi

yang benar, pengelolaan data dilakukan melalui empat tahap yaiu:

a) Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data

yang diperoleh.

b) Coding (Memberi Kode)

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapan

datanya kemudian diberi kode oleh peneliti sebelum diolah.

c) Data Entry (Memasukkan Data)

Data Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan kedalam tabel atau database computer

d) Data Cleaning

Pemeriksaan kemballi terhadap semua data yang telah dimasukkan

kedalam program computer untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan kode ketidaklengkapan dan sebagainya.


38

3.8 Analisa Data

Setelah tahap pengolahan data telah dilakukan maka selanjutnya dilakukan

analisa terhadap data. Analisa data suatu penelitian,biasanya melalui prosedur

bertahap antara lain (Notoatmojo,2010):

a. Analisis Univariat

Tujuan dari analisa univariat adalah untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti secara

sederhana.

b. Analisa Bivariat

Analisis ini diperlukan untuk menjelaskan atau mengetahui apakah ada

pengaruh atau perbedaan yang signifikan antara variabel independent

dengan variabel dependen Analisis Bivariat dilakukan setelah karakteristik

masing-masing variabel diketahui. Data dianalisis untuk perhitungan

bivariat yang pada penelitian ini menggunakan uji paired-test dengan

tingkat kepercayaan 95% (p≤ α = 0,05). Pembuktian ini dilakukan untuk

membuktikan hipotesa ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap

penurunan rasa nyeri pada pasien post oprasi caesarea apabila p ≤ α = 0,05

dan dibantu dengan menggunakan program komputerisasi dan program

statistik SPSS.
DAFTAR PUSTAKA

Abasi, Hardi (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


& NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Meda Action Publishing.
Andarmoyo, S (2016) Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Andarmoyo, S (2017). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan
Tingkat Skala Nyeri Pasien Post Operasi. Diakses dari:
http://www.google.co.id/url?
q=https://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/jit/article/view
%20File/526/114.
Batubara, et al. (2015). Hubungan pengetahuan, nyeri pembedahan sectio caesaria
dan bentuk puting dengan pemberian air susu ibu pertama kali pada ibu
post partum. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of
Nursing).
Ela, 2015. Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman melaksanakan dan
menerapkan hasil penelitian). Jakarta : CV. Trans Info Media.
Grace, Rini, Susilo & Kumala, Feti. (2017). Panduan Asuhan Nifas & Evidence
Based Practice. Yogyakarta: Deepublish
Hartati Amelia, dkk. (2015). Efektifitas pemberian intervensi spiritual “spirit
ibu”terhadap nyeri post sectio caesarean (SC) pada rs sultan agung dan
rs roemani semarang. Journal Media Ners,1.
Judha, Sudarti &Fauziah. (2015). Efektivitas Terapi Murotal Dan Terapi Musik
Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi Di
Pekalongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol V (2) September 2015.
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kemenkes RI.
Kemenkes RI. (2019). Strategi Penurnan AKI dan Neonatal 2019. Diakses dari :
http://www.kesmas.kemkes.go.id/portal/konten/~rilis-berita/021517-di-

39
40

rakesnas-2019_-dirjen-kesmas-paparkan-strategi-penurunan-aki-dan-
neonatal.
Manurung, dkk. (2013). Kehebatan Musik Untuk Mengasah Kecerdasan Anak.
Yogyakarta: Power Books Ihdina.
Natalia. (2016). Terapi Musik (Bidang Keperawatan). Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Novita, Dian. (2017). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi Open
Reduction and Internal Fixation (ORIF) di RSUD DR. H. Abdul Moeloek
Propinsi Lampung. Depok.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan: Jakarta: rineka cipta.
Potter & Perry. (2016). Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses, dan
praktik (ed.4, vol 1). Jakarta : EGC. ____________. (2016). Buku ajar
fundamental keperawatan konsep, proses, dan praktik (ed.4, vol 2). Jakarta :
EGC.
Rosdahl, C. B., & Kowalski, M. T. (2015). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Edisi
10. Jakarta: EGC.
Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Dan
Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta : EGC.
Solehati, (2017). Asuhan Kebidanan 3. Yogyakarta: Rhineka Cipta Sugeng
Sugiyono. (2017). Statistika untuk penelitian. Bandung : C.V Alfabeta
41

Lampiran 1

Lembar Permohonan Menjadi Responden


PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI PASIEN
POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DI RS GRANDMED LUBUK
PAKAM TAHUN 2021
Responden yang terhormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nia Pratiwi Siregar
Nim : 17.11.123
Mahasiswa : Program Studi Keperawatan Program Sarjana
Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan

MEDISTRA Lubuk Pakam

Dalam kesempatan ini peneliti akan melakukan penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Terapi Musik Terhadap Nyeri Pasien Post

Operasi Sectio Caesarea (SC) Di Rumah Sakit GrandMed Lubuk Pakam Tahun

2021. Penelitian ini ditujukan untuk menyelesaikan program pendidikan Sarjana

Keperawatan pada Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fakultas

Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam .

Saya memohon kesediaan bapak/ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian

ini dengan cara menjawab pertanyaan yang diberikan melalui lembar kuisioner

yang sesuai dengan kondisi dari ibu tanpa dipengaruhi orang lain. Hasil jawaban

yang saya dapatkan akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk

laporan penelitian. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Lubuk Pakam,April 2021

Peneliti

Nia Pratiwi Siregar


42

Lampiran 2

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan untuk berpartisipasi sebagai

responden penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Terapi Musik

Terhadap Nyeri Pasien Post Operasi Sectio Caesarea(SC) Di Rumah Sakit

Grandmed Lubuk Pakam Tahun 2021”.

Nama :

Umur :

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh Pemberian Terapi

Musik Terhadap Nyeri Pasien Post Operasi Sectio Caesarea(SC) Di Rumah Sakit

Grandmed Lubuk Pakam Tahun 2021”.

Yang Dilaksanakan Oleh :

Nama : Nia Pratiwi Siregar

Nim : 17.11.123

Umur : 21 Tahun

Pendidikan : Ilmu Keperawatan Institut Kesehatan Medistra LubukPakam

Alamat : Jl. Sudirman. Lubuk Pakam

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela tanpa adanya

paksaan dari pihak manapun untuk dipergunakan seperlunya.

Lubuk Pakam,April 2021

Responden Peneliti

( ) ( Nia Pratiwi Siregar )


43

Lampiran 3

Kuisioner Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI PASIEN

POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DI RS GRANDMED LUBUK

PAKAM TAHUN 2021

A. Identitas Responden

1. Nomor Responden :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :

4. Pendidikan :

B. Kuisioner

5. Mohon diisi dengan memberikan tanda check list (V) pada kolom

jawaban yang telah disediakan.

6. Setiap pernyataan hanya memerlukan 1 jawaban

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA


44

LUBUK PAKAM

LEMBAR WAWANCARA:

A. Biodata Pasien

Nama Initial :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Diagnosa Medis :

Umur :

Op hari ke :

( ) Pretest ( ) Post test

B. Kuesioner Tingkat Kecemsan – HRS-A (Hamilton Rating Scale for

Anxiety)

1. Penilaian :

1 : tidak ada gejala (tidak ada gejala sama sekali)

2 : gejala ringan (satu dari gejala yang ada)

3 : gejala sedang (separuh dari gejala yang ada)

4 : gejala berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada)

5 : gejala berat sekali (semua gejala ada)

2. Penilaian derajat kecemasan Skor

˂ 14: tidak ada kecemasan


45

14-20 : kecemasan ringan

21-27 : kecemasan sedang

28-41 : kecemasan berat

42-56 : kecemasan berat sekali/pan

Berilah tanda check list (√) pada jawaban yang paling sesuai dengan

pendapat Ibu.

a. Perasaan cemas

( ) Firasat buruk

( ) Mudah tersinggung

( ) Takut akan pikiran sendiri

( ) Mudah emosi

b. Ketegangan

( ) Merasa tegang

( ) Lesu

( ) Mudah terkejut

( ) Tidak dapat istirahat dengan tenang

( ) Mudah menangis

( ) Gemetar

( ) Gelisah

c. Ketakutan

( ) Pada gelap

( ) Ditinggal sendiri

( ) Pada orang asing

( ) Pada kerumunan banyak orang

d. Gangguan tidur
46

( ) Sukar memulai tidur

( ) Mimpi yang menakutkan

e. Gangguan kecerdasan

( ) Sulit mengingat

( ) Sulit berkonsentrasi

( ) Sering bingung

( ) Banyak pertimbangan

f. Perasaan Depresi

( ) Kehilangan Minat

( ) Sedih

( ) Kehilangan semangat

( ) Perasaan berubah-ubah

g. Gejala somatik (otot-otot)

( ) Nyeri otot

( ) Kaku

( ) Kedutan otot

( ) Gigi gemertak

( ) Suara tak stabil

h. Gejala sensorik

( ) Telinga berdengung

( ) Penglihatan kabur

( ) Muka merah dan pucat

( ) Merasa lemah

i. Gejala kardiovaskuler
47

( ) Denyut nadi cepat

( ) Berdebar-debar

( ) Nyeri dada

( ) Rasa lemah seperti mau pingsan

j. Gejala pernafasan

( ) Rasa tertekan di dada

( ) Perasaan tercekik

( ) Merasa nafas pendek/sesak

( ) Sering menarik nafas panjang

k. Gejala gastrointestinal

( ) Sulit menelan

( ) Mual muntah

( ) Perut terasa penuh dan kembung

( ) Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan

l. Gejala Urogenitatia

( ) Sering Kencing

( ) Tidak dapat menahan kencing

m. Gejala otonom

( ) Mulut kering

( ) Muka kering

( ) Mudah berkeringat

( ) Sakit kepala

( ) Bulu roma berdiri/merinding

n. Perilaku sewaktu wawancara


48

( ) Gelisah

( ) Tidak tenang

( ) Mengerutkan dahi

( ) muka tegang

( ) Nafas pendek dan cepat

( ) Jari-jari gemetar

Jumlah skor : ........

Kesimpulan :

a. Tidak ada kecemasan

b. Kecemasan ringan

c. Kecemasan sedang

d. Kecemasan berat

e. Kecemasan sangat berat (panic)


49

lampiran 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (sop)


“Teknik Distraksi ( Musik Klasik )”

Pengertian Pemanfaatan kemampuan musik dan elemen


musik oleh terapis kepada klien
Tujuan Memperbaiki kondisi fisik, emosional, dan
kesehatan spiritual pasien.
Persiapan alat & bahan 1. Hand phone

PROSEDUR

a. Pre Interaksi

1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)


2. Siapkan alat-alat
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4. Cuci tangan

b. Tahap orientasi

5. Beri salam dan panggil klien dengan namanya


6. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga

c. Tahap kerja
7. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
8. Menanyakan keluhan utama klien
9. Jaga privasi klien. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
10. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan
seperti relaksasi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa
sakitMenetapkan ketertarikan klien terhadap musik.
11. Identifikasi pilihan musik klien.
12. Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam musik.
13. Pilih pilihan musik yang mewakili pilihan musik klien
14. Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman.
15. Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan
telepon selama mendengarkan musik.
16. Dekatkan tape musik/CD dan perlengkapan dengan klien.
17. Pastikan tape musik/CD dan perlengkapan dalam kondisi baik.
18. Dukung dengan headphone jika diperlukan.
19. Nyalakan music dan lakukan terapi music.
20. Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras.
21. Hindari menghidupkan musik dan meninggalkannya dalam waktu yang
50

lama.
22. Fasilitasi jika klien ingin berpartisipasi aktif seperti memainkan alat musik
atau bernyanyi jika diinginkan dan memungkinkan saat itu.
23. Hindari stimulasi musik setelah nyeri/luka kepala akut.
24. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan
seperti relaksasi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
25. Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik.
26. Identifikasi pilihan musik klien. d. Terminasi
27. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
28. Simpulkan hasil kegiatan
29. Berikan umpan balik positif
30. Kontrak pertemuan selanjutnya
31. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
32. Bereskan alat-alat
33. Cuci tangan
d. Dokumentasi
35. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
 Nama Pasien, Umur, Jenis kelamin, dan lain-lain
 Keluhan utama
 Tindakan yang dilakukan (terapi musik)
 Lama tindakan
 Jenis terapi musik yang diberikan
 Reaksi selama, setelah terapi pemberian terapi music
 Respon pasien.
 Nama perawat
 Tanggal pemeriksaan
51

Lampiran 5

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL

Nama : Nia Pratiwi Siregar

Nim : 17.11.123

Judul :Pengaruh Pemberian Terapi Musik Terhadap Nyeri Pasien

Post Operasi Sectio Caesarea (SC) Di Rumah Sakit Grandmed

Lubuk Pakam Tahun 2021

Materi Paraf
No Tanggal Saran
Bimbingan pembimbing
1. 02 Januari 2021 Pengajuan Judul Perbaikan lokasi

Proposal penelitian
2. 03 Januari 2021 Perbaikan Judul Acc Judul

Proposal
3. 13 Maret 2021 Konsul Bab I, II, -Perbaikan

III penulisan

-Perbaikan

Materi Bab I, II,

III
52

4 28 Maret 2021 Konsul Bab -Perbaikan

I,II,III Materi

Anda mungkin juga menyukai