Anda di halaman 1dari 20

Fisioterapi

Pada Jantung
Koroner
Gabriela Febriadum Randa

PO714241181017

D.I V A TK.II I
DEFINISI PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit Jantung Koroner adalah gangguan pada arteri koroner yang


disebabkan adanya aterosklerosis. Aterosklerosis koroner inilah yang
menyebabkan lumen (lubang) arteri koroner menyempit dan akhirnya
menyebabkan penyumbatan aliran darah ke jantung sehingga suplai
darah menjadi tidak adekuat atau terjadi ketidakseimbangan antara
kebutuhan oksigen yang diperlukan dengan persediaan oksigen yang
diberikan oleh pembuluh darah koroner.
ETIOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER

Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan,


penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah
ke otot jantung yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang
parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat
merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan berakhir
dengan kematian.
PATOFISIOLOGI PENYAKIT JANTUNG
KORONER
Perkembangan PJK dimulai dari penyumbatan pembuluh jantung oleh plak pada
pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah pada awalnya disebabkan
peningkatan kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein) darah berlebihan dan
menumpuk pada dinding arteri sehingga aliran darah terganggu dan juga dapat
merusak pembuluh darah.
Penyumbatan pada pembuluh darah juga dapat disebabkan oleh penumpukan
lemak disertai klot trombosit yang diakibatkan kerusakan dalam pembuluh darah.
Kerusakan pada awalnya berupa plak fibrosa pembuluh darah, namun selanjutnya
dapat menyebabkan ulserasi dan pendaeahan di bagian dalam pembuluh darah yang
menyebabkan klot darah. Pada akhirnya, dampak akut sekaligus fatal dari PJK berupa
serangan jantung.
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JANTUNG
KORONER
PJK tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko
terkena PJK meskipun kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada orang
yang berumur 65 tahun ke atas, ditemukan 20 % PJK pada laki-laki dan
12 % pada wanita. Pada tahun 2002, WHO memperkirakan bahwa
sekitar 17 juta orang meninggal tiap akibat penyakit kardiovaskuler,
terutama PJK (7,2 juta) dan stroke (5,5 juta).
Sebelum berusia 40 tahun, perbedaan kejadian PJK antara pria dan
wanita adalah 8:1, dan setelah usia 70 tahun perbandingannya adalah
1:1. Pada pria insiden puncak manifestasi klinik PJK adalah pada usia
50 – 60 tahun, sedangkan pada wanita pada usia 60 – 70 tahun. Pada
wanita PJK terjadi sekitar 10-15 tahun lebih lambat daripada pria dan
risiko meningkat secara drastis setelah menopause.
Hal tersebut berbeda dengan survei penyakit jantung yang pernah
dilakukan di Semarang, menemukan adanya perbedaan prevalensi
penyakit jantung antara pria dan wanita.
FISIOTERAPI PADA JANTUNG KORONER

a. Fase I: Inpatient
Program latihan inpatient dapat dilakukan
sejak 48 jam setelah gangguan jantung
sepanjang tidak terdapat ada kontraindikasi.
Latihan fisik yang dilakukan terbatas pada
aktivitas sehari-hari misalnya gerakan tangan
dan kaki dan pengubahan postur. Program
latihan biasanya berupa terapi fisik
ambulatory yang diawasi. Contoh Aktivitas
Pada Fase Inpatient.
b. Fase II: Out-Patient (pulang dari rumah sakit sampai dengan 12
minggu merupakan program dengan pengawasan)

1. Latihan siku

Cara:
• Berdiri dengan siku menekuk
dan dikatupkan pada dada
• Luruskan siku kearah depan.
• Tekuk kembali siku.
• Ulangi sampai dengan 10 kali.
2. Latihan Elevasi Lengan

Cara:
• Berdiri dengan siku menekuk
di dada
• Luruskan siku dan lengan
kearah atas
• Tekuk kembali keposisi semula
• Ulangi sampai dengan 10 kali
3. Latihan ekstensi lengan

Cara:
• Berdiri dengan siku menekuk
kearah dada.
• Lengan direntangkan kearah
disamping pinggang
• Katupkan kembali lengan pada
dada
• Ulangi sampai dengan 10 kali
4. Latihan elevasi lengan ii

Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka
selebar bahu dan lengan
disamping badan.
• Dengan tetap meluruskan siku
angkat lengan keatas kepala.
• Turunkan lengan kembali
kesamping badan.
• Ulangi sampai dengan 10 kali.
5. Latihan gerak melingkar
Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka selebar
bahu dan lengan disamping badan.
• Rentang kantangan setinggi bahu.
• Gerakakan secara melingkar tangan
dan lengan dengan arah depan dengan
tetap meluruskan siku.
• Ulangi sampai dengan 10 kali.
• Lakukan gerakan memutar
kebelakang sampai dengan 10 kali.
6. Latihan jalan ditempat (mulai hari ke-5)

Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka
selebar bahu dengan lengan
ditekuk kedepan
• Angkat satu kaki dengan menekuk
lutut seperti saat berbaris
• Ayunkan lengan untuk membantu
menjaga keseimbangan
• Ulangi sampai dengan 10 kali
7. Latihan menekuk pinggang

Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka selebar
bahu
• Tekuk lengan sehingga tangan
menyentuh pinggangkanan
• Pertahankan kaki dan punggung tetap
lurus
• Ulangi sampai dengan 10 kali
• Tekuk lengan sehingga tangan
menyentuh pinggang kiri
• Ulangi sampai 10 kali
8. Latihan memutar pinggang

Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka
selebar bahu, tekuk lengan dan
tempat kantangan di pinggang
• Putar tubuh kekanan dan
kemudian kembali
• Putar tubuh kekiri dan kemudian
Kembali
• Ulangi sampai dengan 10 kali
9. Latihan menyentuh lutut (mulai hari ke-7)

Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka selebar
bahu, lengan diangkat diatas kepala.
• Tekuk punggung sampai tangan
menyentuh lutut.
• Angkat kembali lengan keatas kepala
• Putar tubuh kekiri dan kemudian
kembali
• Ulangi sampai dengan 10 kali.
10. Latihan menekuk lutut (mulai minggu ke-3)

Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka
selebar bahu, tangan
menyentuh pinggang.
• Tekuk punggung kedepan
dengan lutut juga menekuk.
• Kembali luruskan punggung
• Ulangi sampai dengan 10 kali.
c. Fase III: Pemeliharaan

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melanjutkan ke fase


pemeliharaan adalah kapasitas fungsional pasien, status klinis serta
tingkat pengetahuan pasien tentang gangguan jantung yang dialaminya.
Program latihan pada fase pemeliharaan pada dasarnya sama dengan
individu normal dengan penekanan pada latihan jenis aerobik. Beberapa
tindakan fisioterapi yang dapat diberikan pada pasien jantung koroner:
Chest Mobilization
Diathermy Breathing Exercise Static Bicycle
Exercise
• Berupa infrared • Jenis breathing • Merupakan jenis • Pada pasien penyakit
radiation bertujuan exercise pursed lip latihan untuk jantung koroner
mengurangi spasme breathing bertujuan meningkatkan dapat diberikan
otot superfisial, untuk meningkatkan pengembangan dada, olahraga berupa
memperlancar exhalasiudara, dengan pemberian static bicycle dengan
peredaran darah, dan meningkatkan latihan shoulder frekuansi 3 kali
melunakan kulit dan tekanan aliran udara, berupa merentangkan seminggu selama 5
connective tissue menurunkan gradient kedua lengan dan menit (disesuaikan
superfisial dengan tekanan transmural, stretching pectoralis. dengan kapasitas
adanya peredaran dan membantu fisik pasien).
darah yang lancar. pereduksian
hambatan udara.
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

#salamsehat

Anda mungkin juga menyukai