Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS II

TREND ISSUE DALAM MATERNITAS KOMPLEMENTER

“MASASE ENDORPIN”

OLEH : KELOMPOK 8

NI KOMANG LINDA RAHMAYANTI (17.321.2732)

NI MADE BELLA PRATIWI PUTRI (17.321.2736)

NI NYOMAN DESY CANDRA SARI (17.321.2748)

NI WAYAN WENA WARDANI (17.321.2757)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Masase Endorphin”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas Mata Kuliah
MATERNITAS.
Penyusun menyadari terwujudnya makalah ini tidak akan terlaksana tanpa
bantuan dan pengarahan dari semua pihak yang telah membimbing. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi
semua pembaca.

Denpasar, 18 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Terapi Komplementer .................................................................................. 3

2.1.1 Pengertian Terapi Komplementer ...................................................... 3

2.1.2 Jenis Terapi Komplementer Dalam Maternitas .................................. 4

2.2 Masase Endorpin .......................................................................................... 11

2.2.1 Pengertian Masase Endorpin .............................................................. 11

2.2.2 Cara melakukan Masase Endorpin ..................................................... 11

2.2.3 Pengaruh Masase Endorpin pada proses Persalinan........................... 13

2.2.4 Manfaat Masase Endorpin .................................................................. 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 16

3.2 Saran ............................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Proses persalinan identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani. Secara
fisiologis nyeri terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi sebagai upaya
membuka servik dan mendorong kepala bayi kearah panggul. Nyeri pada
persalinan kala I merupakan proses fisiologis yang disebabkan oleh proses dilatasi
servik, hipoksia otot uterus saat kontraksi, iskemia korpus uteri dan peregangan
segmen bawah rahim dan kompresi saraf di servik.
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan
hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat
menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokonstriksi pembuluh darah.
Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi
uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya
iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak.
Salah satu cara penatalaksanaan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
persalinan dengan masase endorpin. Masase endorpin merupakan sebuah terapi
sentuhan/pijatan ringan yang cukup diberikan untuk wanita hamil, di waktu
menjelang hingga saatnya melahirkan. Hal ini disebabkan karena pijatan dapat
merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endorpin yang merupakan pereda
rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman Selama ini endorpin sudah
dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya. Beberapa diantaranya adalah
mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks, mengendalikan rasa nyeri serta
sakit yang menetap, mengendalikan perasaan stress, serta meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. Endorpin dalam tubuh bisa dipicu munculnya melalui berbagai
kegiatan, seperti pernapasan yang dalam dan relaksasi serta meditasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Terapi Komplementer ?
2. Apa saja jenis terapi komplementer ?
3. Apa pengertian masase endorpin?
4. Bagaimana cara melakukan masase endorpin?
5. Apa pengaruh masase endorpin pada proses persalinan?
6. Apa manfaat dari masase endorpin dalam proses persalinan?

1.3 Tujuan

1. Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa dapat melakukan masase endorpin untuk
mengurangi nyeri persalinan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa diharapkan mengetahui dan memahami pengertian dari
Terapi komplementer
b. Mahasiswa diharapkan mengetahui dan memahami jenis terapi
komplementer
c. Mahasiswa diharapkan mengetahui dan memahami pengertian masase
endorpin
d. Mahasiswa diharapkan mengetahui dan mampu melakukan masase
endorpin
e. Mahasiswa diharapkan mengetahui dan memahami pengaruh dari
masase endorpin untuk proses persalinan
f. Mahasiswa diharapkan mengetahui apa saja manfaat dari masase
endorpin dalam proses persalinan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Terapi Komplementer


2.1.1 Pengertian
Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis
konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis
yang konvensional.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan
komplementer tradisional atau sering disebut dengan CAM (Complementary
Alternative Medicine) adalah pengobatan non konvensional yang di
tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektivitas yang
tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik.
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkualitas
yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama
proses konsepsi atau kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru
lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra
pelayanan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Terapi Komplementer pada Keperawatan
Maternitas merupakan suatu pengobatan non konvensional untuk
meningkatkan derajat kesehatan, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif yang ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan
dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa
nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari
beserta keluarganya.

3
2.1.2 Jenis Terapi Komplementer Pada Keperawatan Maternitas
1. Hipnoterapi
Hypnotherapy yaitu suatu terapi yang dilakukan dengan cara
hipnosis yakni perubahan status kesadaran saat konsentrasi individu
terfokus dan distraksi minimal, hipnosis juga bisa digunakan untuk
mengendalikan nyeri, hipnosis dapat mencegah stimulus nyeri dalam
otak menembus pikiran sadar, hipnosis bekerja dengan mengaktifkan
saraf dalam otak yang menyebabkan pelepasan zat seperti morfin
alamiah yang disebut enkefalin dan endorphin.
Indikasi untuk semua orang termasuk anak-anak yang memiliki
keluhan ataupun tidak ada keluhan. Dalam bidang kesehatan, khususnya
keperawatan maternitas, terapi ini diindikasikan untuk mengurangi
intensitas nyeri haid (dismenore), mengurangi rasa gelisah dan rasa
nyeri saat persalinan.
Kontraindikasi pada hypnoterapi adalah bagi orang yang tidak
dapat fokus, tidak bisa mengerti komunikasi yang diberikan dan bagi
orang yang tidak bisa mendengar.
2. Yoga dan Meditasi
a) Yoga
Yoga merupakan pengendalian aktivitas pikiran dan penyatuan roh
pribadi dengan roh tertinggi. Yoga juga dapat diartikan sebagai salah
satu disiplin terhadap diet makan, tidur, pergaulan, kebiasaan,
berkata dan berfikir, serta satu usaha sistematis untuk mengendalikan
pikiran.
b) Meditasi
Meditasi adalah praktik relaksasi yang melibatkan pengosongan
pikiran dari semua hal yang menarik, membebani maupun
mencemaskan dalam hidup sehari-hari. Meditasi merupakan kegiatan
mental terstruktur, dilakukan selama jangka waktu tertentu, untuk
menganalisa, menarik kesimpulan, dan mengambil langkah-langkah

4
lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan atau membolak-
balik dalam pikiran, memikirkan, merenungkan.
3. Senam
a) Senam Hamil
Senam hamil merupakan latihan yang dilakukan oleh ibu hamil
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil,
memperlancar peredaran darah, mengurangi keluhan kram atau
pegal-pegal, dan mempersiapkan pernafasan, aktifitas otot dan
panggul untuk menghadapi proses persalinan yang aman, lancar dan
spontan.
Kontraindikasi: preeklamsia, KPD, perdarahan trimester II dan
III, kemungkinan lahir prematur, incopeten cervik, diabetes, anemia,
thyroid, aritimia, palpitasi, riwayat perdarahan, penurunan / kenaikan
BB berlebihan.
b) Senam Nifas
Senam nifas adalah suatu aktivitas yang dianjurkan untuk
dilakukan bagi ibu pada masa nifas. Senam nifas dapat dilakukan 6
jam setelah melahirkan normal dan untuk ibu yang melahirkan
dengan operasi, senam nifas dapat dilakukan setelah 24 jam operasi.
Tujuan dilakukan senam nifas yaitu memperbaiki elastisitas otot-otot
yang telah mengalami peregangan, memperlancar sirkulasi darah,
mencegah kesulitan buang air kecil, mengembalikan rahim pada
posisi semula (involusi), memperlancar lochea dan kontraksi uterus,
dan membantu kelancaran ASI.
c) Senam Dismenore
Senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri saat haid. Hal ini disebabkan saat
melakukan olahraga atau senam tubuh akan menghasilkan
endorphin. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami

5
yang diproduksi otak dan susunan syaraf tulang belakang sehingga
menimbulkan rasa nyaman.
4. Akupunktur
Akupunktur merupakan pengobatan yang dilakukan dengan cara
menusukkan jarum di titik-titik tertentu pada tubuh pasien. Maksudnya
adalah untuk mengembalikan sistem keseimbangan tubuh sehingga
pasien sehat kembali. Prinsip dasar cara penyembuhan akupunktur, yaitu
dengan tusukan jarum (secara umum dengan menggunakan benda tajam)
yang berarti pemberian suatu rangsangan ke dalam tubuh.
5. Akupresur
Akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologis yang
paling efektif dalam manajemen nyeri persalinan dan merupakan
pendekatan pengobatan Timur Kuno serta teknik untuk melancarkan
energi vital yaitu: menekan titik tertentu (yang dikenal dengan nama
acupoint) dengan menggunakan telunjuk maupun ibu jari untuk
menstimulasi aliran energi di meridian.
6. Terapi Herbal (Ayurweda)
Tumbuhan obat atau disebut dengan Ausadha dalam bahasa
sansekerta. Tumbuhan yang dapat dipergunakan sebagai bahan obat dan
sebagainya. Artinya, tumbuhan tersebut berkhasiat menghilangkan rasa
sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, membunuh bibit penyakit dan
memperbaiki organ yang rusak serta menghambat pertumbuhan tidak
normal seperti tumor dan kanker.
Bagian-bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat
yaitu akar, rimpang, umbi, batang dan kulit batang, daun, biji, bunga,
dan buah. Konsep dari pemberian terapi herbalisme yaitu upaya
pengobatan dengan tanaman obat yang dilakukan secara profesional
oleh pengobat herbal.

6
7. Aromaterapi
Aroma terapi ialah salah satu jenis pengobatan alternative yang
menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal
sebagai minyak essensial, dan senyawa aromatic lainnya dari tumbuhan
yang bertujuan untuk mempengaruhi suasana hati atau kesehatan
seseorang. Cara penggunaan aroma terapi dapat dengan penghirupan,
pengompresan, pengolesan dikulit, perendaman dan akan lebih efektif
disertai pijatan.
8. Terapi Musik/Instrumental
Terapi musik pada managemen persalinan adalah suatu bentuk
kegiatan yang mempergunakan musik dan lagu/nyanyian secara terpadu
dan terarah didalam membimbing ibu selama menghadapi persalinan
untuk mencapai tujuan relaksasi bagi ibu saat nyeri kontraksi dirasakan.
9. Massage / Masase
Beberapa jenis teknik masase yang dapat digunakan antara lain
yaitu:
a) Effluerage
Massage effleurage merupakan analgesia psikologi yang
dilakukan sejak awal bersalin (inpartu), yang dapat menimbulkan
reaksi relaksasi. Massage effleurage adalah pemberian tindakan
stimulasi kuteneus, tindakan ini hampir sama dengan tindakan
pemberian aroma terapi, hipnotis, akupuntur dan yoga.
Adanya perbedaan tingkat nyeri antara sebelum dan sesudah
pemberian massage effleurage, disebabkan karena gerakan massage
effleurage (dimulai dengan sentuhan telapak tangan pada daerah
yang terasa nyeri, manfaat massage effleurage) dapat menimbulkan
rasa nyaman dan relax, sehingga mampu mengurangi rasa nyeri pada
ibu saat bersalin (inpartu). Massage effleurage atau tindakan
tindakan mengusap-usap abdomen secara perlahan, seirama dengan
pernafasan saat kontraksi, yang digunakan untuk mengalihkan

7
pikiran ibu, supaya ibu tidak memusatkan perhatiannya pada
kontraksi.
b) Kneading
Salah satu jenis massage yang dapat dimanfaatkan untuk
menurunkan nyeri persalinan adalah teknik kneading. Kneading
adalah memijat menggunakan tekanan yang sedang dengan sapuan
yang panjang, meremas menggunakan jari-jari tangan diatas lapisan
superficial dari jaringan otot. Teknik kneading membantu
mengontrol rasa sakit lokal dan meningkatkan sirkulasi.
Teknik kneading dapat memberikan efek fisiologis berupa
peningkatan aliran darah, aliran limfatik, stimulasi sistem saraf,
menghilangkan rasa sakit dengan cara meningkatkan ambang rasa
sakit oleh karena merangsang peningkatan produksi hormon
endorpin, meningkatkan aliran balik vena yang akan membantu
secara efisien pengembalian darah ke jantung, serta membantu
mengalirkan asam laktat yang tertimbun dalam otot sehingga
membantu mempercepat eliminasi asam laktat dalam darah dan otot
Berikut ini merupakan macam-macam pijat yang biasa dilakukan
pada maternitas:
1) Pijat Oxytocin
Setelah melahirkan, seringkali ibu merasa cemas, tidak
tenang, hilang semangat, dan sebagainya. Jika kondisi ini terus-
menerus berlanjut maka akan muncul asumsi-asumsi negatif.
Perasaan negatif ini akan membuat refleks oksitosin menurun dan
produksi ASI pun terhambat.
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang
belakang mulai dari nervus ke 5-6 sampai scapula yang akan
mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk menyampaikan
perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar. Pijat
oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi

8
ketidaklancaran produksi ASI dan merangsang hormon prolaktin
dan oksitosin setelah melahirkan.
2) Pijat Perineum
Pijat ini dilakukan beberapa minggu sebelum melahirkan
tujuannya adalah untuk meningkatkan peredaran darah /
meningkatkan elastisitas perenium, mencegah terjadinya robekan
perineum maupun episiotomi. Disamping itu juga untuk
mempersiapkan jaringan perenium dengan baik untuk proses
peregangan pada saat persalinan akan mengurangi robekan
perenium dan mempercepat proses penyembuhan. Keuntungan
masase perineum antara lain:

a. Menstimulasi aliran darah ke perineum yang akan membantu


mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
b. Membantu ibu lebih santai di saat pemeriksaan vagina

c. Membantu menyiapkan mental ibu terhadap tekanan regangan


perineum di kala kepala bayi akan keluar
d. Menghindari terjadinya episiotomi

e. Melancarkan aliran darah ke daerah perineum dan vagina

f. Dengan masase aliran hormon membantu melemaskan otot-


otot dasar panggul sehingga proses persalinan menjadi lebih
mudah
g. Membantu ibu mengontrol diri saat mengejan

3) Refleksiologi
Refleksiologi adalah cara pengobatan dengan merangsang
berbagai daerah refleks (zona atau mikrosistem) di kaki, tangan
dan telinga yang ada hubungannya dengan berbagai kelenjar,
organ dan bagian tubuh lainnya.

9
Bagi wanita hamil, refleksiologi bisa membantu
mengurangi ketegangan dan memberikan relaksasi yang
diperlukan selama kehamilan. Obyek pijat utamanya adalah
telapak kaki dan tangan, lebih tepatnya titik-titik refleksi
(pressure points). Refleksiologi terbukti meringkankan keluhan
ibu hamil di tiap trimester seperti:

a. Trimester pertama

Rasa mual dan muntah ibu hamil di trimester awal dapat


diringankan atau bahkan diatasi dengan melakukan terapi pijat
refleksiologi. Sebab, dapat mengembalikan keseimbangan
tubuh, mengatasi kelelahan dan mencegah morning sickness
calon ibu.

b. Trimester kedua

Melakukan refleksiologi secara rutin mengoptimalkan


kesehatan ibu hamil. Bahkan, di setiap minggu terapis dapat
memberikan program pijat refleksiologi dengan penekanan
yang berbeda.

c. Trimester ketiga

Mempersiapkan ibu dan janin untuk siap menghadapi


proses persalinan. Jika posisi janin sungsang, pijat
refleksiologi dapat merangsang janin berputar dan masuk jalan
lahir. Pijat refleksiologi yang rutin dan tepat juga mendukung
aliran oksigen dan nutrisi lebih lancar untuk ibu dan janin.

10
2.2 Masase Endorpin
2.2.1 Pengertian Masase Endorpin
Masase endorpin merupakan terapi sentuhan dan pemijatan ringan,
dan dinilai cukup penting diberikan kepada ibu hamil, diwaktu menjelang
hingga saatnya melahirkan. Hal ini disebabkan karena pijatan merangsang
tubuh untuk melepaskan senyawa endorpin yang merupakan pereda rasa
sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman.
Selama ini endorpin sudah dikenal sebagai zat yang banyak
manfaatnya. Beberapa diantaranya adalah, mengatur produksi hormon
pertumbuhan dan seks, mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap,
mengendalikan perasaan stress, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Endorpin dalam tubuh bisa dipicu munculnya melalui berbagai kegiatan,
seperti pernapasan yang dalam dan relaksasi, serta meditasi.

2.2.2 Cara Melakukan Masase Endorpin

Gambar 1.1 Massase Lengan

1. Ambil posisi senyaman mungkin bisa dilakukan dengan duduk atau


berbaring miring. Sementara pendamping persalinan berada didekat ibu
(duduk disamping atau dibelakang ibu).

11
2. Tarik napas yang dalam lalu keluarkan dengan lembut sambil
memejamkan mata. Sementara itu pasangan, suami atau pendamping
persalinan mengelus permukaan luar lengan ibu, mulai dari tangan
sampai lengan bawah. Mintalah ia untuk membelainya dengan sangat
lembut yang dilakukan dengan menggunakan jari-jemari atau hanya
ujung-ujung jari saja.
3. Setelah kurang lebih 5 menit, mintalah pasangan untuk berpindah
kelengan/tangan yang lain.
4. Meski sentuhan ringan ii hanya dilakukan dikedua lengan, namun
dampaknya luar biasa. Ibu akan merasa bahwa seluruh tubuh menjadi
rileks dan tenang.

Cara 2:

Teknik sentuhan ringan ini juga sangat efektif jika dilakukan dibagian punggung.

Gambar 1.2 Massase Punggung


1. Ambil posisi berbaring miring atau duduk.
2. Pasangan atau pendamping persalinan mulai melakukan pijatan lembut
dan ringan dari arah leher membentuk huruf V terbalik, ke arah luar
menuju sisi tulang rusuk.
3. Terus lakukan pijatan-pijatan ringan ini hingga ketubuh ibu bagian
bawah belakang.

12
Gambar 1.3 Massase Bagian Belakang

4. Suami dapat memperkuat efek pijatan lembut dan ringan ini dengan kata-
kata yang menentramkan ibu. Misalnya, sambil memijat lembut suami
bisa mengatakan “Saat aku membelai lenganmu, biarkan tubuhmu
menjadi lemas dan santai” atau “Saat kamu merasakan setiap belaianku,
bayangkan endorpin-endorpin yang menghilangkan rasa sakit dilepaskan
dan mengalir keseluruh tubuhmu”. Bisa juga dengan mengungkapkan
kata-kata cinta.
5. Setelah melakukan endorpin masase sebaiknya pasangan langsung
memeluk istrinya, sehingga tercipta suasana yang benar-benar
menenangkan.

2.2.3 Pengaruh Masase Endorpin pada Proses Persalin


Pengaruh Masase pada Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Kala I
Fase Laten Persalinan Normal Melalui Peningkatan Kadar Endorpin”
memaparkan bahwa Masase mengganggu transmisi nyeri dengan cara
meningkatkan sirkulasi neurotransmitter yang dihasilkan secara alami oleh
tubuh pada sinaps neural di jaras sistem saraf pusat. Endorpin berikatan
dengan membran prasinaptik, menghambat pelepasan substansi P yang
dapat menghambat transmisi nyeri sehingga nyeri berkurang.
Selama ini endorpin sudah dikenal sebagai zat yang banyak
manfaatnya. Beberapa diantaranya adalah, mengatur produksi hormon

13
pertumbuhan dan seks, mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap.
Endorpin merupakan neurotransmitter atau neuromodulator yang
menghambat pengiriman pesan nyeri, dengan demikian keberadaan
endorpin
pada sinaps sel saraf menyebabkan penurunan sensasi nyeri. Oleh
karena itu seseorang yang memiliki kadar endorpin rendah akan lebih
merasakan nyeri dibandingkan dengan yang kadar endorpin tinggi.
Selain rangkaian yang menghubungkan nosiseptor perifer dengan
struktur SPP yang lebih tingi untuk persepsi nyeri SSP juga mensekresi
analgesik endogen penekan nyeri. SSP menekan penyaluran nyeri sewaktu
impuls tersebut masuk ke medulla spinalis. Ada dua jalur analgesik
desenden yaitu pada substansia grisea periakuaduktus dan stimulasi
formatio retikularis di dalam batang otak yang berikatan dengan
reseptor opiat di ujung serat nyeri aferen. Pengikatan ini menekan pelepasan
substansia P melalui inhibisi prasinaps, sehingga transmisi nyeri ke pusat
yeng lebih tinggi dihambat.
2.2.4 Manfaat Masase Endorpin
Endorpin dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya. Beberapa
diantaranya adalah mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks,
mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap. Mengendalikan
perasaan stress, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Munculnya
endorpin dalam tubuh bisa dipicu melalui berbagai kegiatan, seperti
pernafasan yang dalam dan relaksasi, serta meditasi. Karena diproduksi
oleh tubuh manusia sendiri, endorpin dianggap zat penghilang rasa sakit
terbaik.
Masase endorpin ini sangat bermanfaat sebab bisa memberikan
kenyamanan, rileks dan juga tenang pada wanita yang sedang hamil dan
melahirkan. Selain itu juga, terapi masase endorpin ini juga bisa
mengembalikan denyut jantung juga tekanan darah pada keadaan yang

14
normal. Hal ini yang membuat terapi ini bisa membantu serta melancarkan
proses pada persalinan.
Masase endorpin sebaiknya dilakukan pada ibu hamil yang usia
kehamilanya sudah memasuki 36 minggu, karena pada usia ini masase
endorpin dapat merangsang keluarnya hormon oksitosin yang bisa
memicu datangnya proses persalinan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terapi Komplementer pada Keperawatan Maternitas merupakan suatu
pengobatan non konvensional untuk meningkatkan derajat kesehatan,
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang ditujukan
kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan,
masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan
bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya.
Masase endorpin merupakan terapi sentuhan dan pemijatan ringan,
dan dinilai cukup penting diberikan kepada ibu hamil, diwaktu menjelang
hingga saatnya melahirkan. Hal ini disebabkan karena pijatan merangsang
tubuh untuk melepaskan senyawa Endorpin yang merupakan pereda rasa
sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman.
Pemijatan ringan dapat meningkatkan pelepasan oksitosin sebuah
hormon yang memfasilitasi persalinan yang dapat mempercepat proses
persalinan dan opiat endogen yang dapat mengurangi nyeri persalinan.
Masase mengganggu transmisi nyeri dengan cara meningkatkan sirkulasi
neurotransmitter yang dihasilkan secara alami oleh tubuh pada sinaps neural
di jaras sistem saraf pusat. Endorpin berikatan dengan membran prasinaptik,
menghambat pelepasan substansi P yang dapat menghambat transmisi
nyeri sehingga nyeri berkurang.

3.2 Saran
Diharapkan kepada institusi pelayanan dapat mengedukasi kepada pasien
tentang pengaruh dan manfaat masase endorpin serta dapat menerapkannya
dalam menolong persalinan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Azzizah, I.N., dkk. 2011. Pengaruh Endorpin Masase Terhadap Intensitas Nyeri Kala I
Persalinan Normal Ibu Primipara Di Bps S Dan B Demak Tahun 2011.
http//:jurnal.unimus.ac.id. Diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 16.15 WIB

Kuswandi, Lanny. 2011. Keajaiban Hypno-Birthing. Jakarta: Pustaka Bunda

Mongan, M. 2009. Hypno Birthing : Metode Melahirkan Secara Aman, Mudah dan
Nyaman. Jakarta

Murray, M.L. & Huelsmann, G.M. 2013. Persalinan & Melahirkan: Praktik Berbasis
Bukti. Jakarta: EGC

Setyawati, 2013. Menghilangkan nyeri saat persalinan dengan endorpin masase diambil
dari http://www.dwp-purworejo.org/berita-129-menghilangkan-nyeri-saat-
persalinan-denganendorpin- masase-.html. Diakses pada 27 Oktober 2015 pukul
11.15 WIB

Yani, dkk. 2015. Pengaruh Masase pada Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Kala I
Fase Laten Persalinan Normal Melalui Peningkatan Kadar Endorpin.
http://jurnal.fk.unand.ac.id diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 16.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai