TINJAUAN KEPUSTAKAAN
adaptasi yang baik pada iklim tropis dan beranak sepanjang tahun. Bobot badan
dewasa domba lokal dapat mencapai 30-40 kg pada jantan dan betina 20-25 kg
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Arthiodactyla
Family : Bovidae
Genus : Ovis
Domba lokal yang di Indonesia terdapat berbagai jenis salah satunya adalah
Domba Priangan. Domba Priangan merupakan salah satu rumpun domba yang
sangat baik selain mudah beradaptasi dengan lingkungan. Domba Priangan juga
mampu bertahan dengan mutu pakan rendah, domba tersebut juga bersifat prolifik.
serta mempunyai bobot karkas 45-50% (Herman, 2005). Domba Priangan berasal
dari persilangan tiga rumpun domba yaitu Domba Merino, Domba Kaapstad dan
Domba Lokal (Merkens dan Soemirat, 1926). Keberadaan domba ini tersebar luas
hampir di seluruh wilayah Jawa Barat terutama di Kabupaten Garut, Sumedang, dan
Bandung.
11
Domba Priangan mempunyai fisik kombinasi antara telinga rubak (>8 cm)
dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong (Heriyadi, dkk. 2011). Domba
Priangan mempunyai umur pubertas yang dicapai lebih awal (Sutama, 1992), tidak
tropis dan dapat beranak sepanjang tahun (Natasasmita, 1969) dapat beranak
banyak dan dapat bunting kembali setelah sebulan melahirkan (Diwyanto dan
Inounu, 2001).
yang tertinggal setelah dipanen (Shiddieqy, 2005). Jerami padi merupakan salah
satu pakan alternatif yang paling banyak dipakai untuk memenuhi kekurangan
hijauan pakan ternak (Yanuartono dkk., 2019). Potensi jerami ditunjukkan dengan
Jerami padi memiliki beberapa kelemahan yaitu kandungan lignin dan silika
yang tinggi, namun rendah kandungan energi, protein, mineral dan vitamin. Selain
rendah nilai nutrisi, kecernaan jerami juga rendah karena sulit didegradasi oleh
mikroba rumen (Sarnklong dkk., 2010). Selain hal tersebut diatas, kelemahan yang
lain adalah karena jerami memiliki faktor pembatas seperti zat anti nutrisi (Mathius
dan Sinurat, 2001) serta kandungan serat kasar yang tinggi dan protein kasar serta
dan tingkat palatabilitas jerami yang rendah (Gultom dkk., 2013).
produktivitas ternak akibat pakan sulit dicerna sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan optimal bagi ternak. Meskipun jerami padi mengandung serat kasar
tinggi, tetapi dengan dilakukan pengolahan yang sesuai dapat membuat bahan
12
Penggunaan jerami secara langsung atau sebagai pakan tunggal tidak dapat
cerna jerami padi dapat hingga 70 % dan kandungan proteinnya dapat mencapai 5
penambahan bahan pakan yang memiliki kualitas yang baik seperti konsentrat
untuk memenuhi dan meningkatkan produktivitas ternak (Shanahan dkk., 2004).
2.3 Fermentasi
nutrisi yang sesuai dengan karakteristik jerami padi karena prosesnya relatif mudah
serta hasilnya bersifat palatable sehingga lebih disukai ruminansia (Liu dkk., 2015).
dengan cara menumbuhkan jamur, bakteri atau menambahkan enzim yang dapat
mendegradasi lignoselulosa, lignoselulosa merupakan salah satu komponen serat
kasar yang dapat mengganggu kecernaan (Ma’sum, 2012). Proses fermentasi harus
menghasilkan asam laktat sebagai produk utama, karena asam laktat berperan
sebagai pengawet dalam silase, yang dapat mencegah hijauan dihancurkan atau
diserang oleh mikroorganisme pembusuk, serta dapat menjadi sumber energi ternak
yang mengkonsumsinya (Widyastuti, 2008).
merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
fermentasi baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai upaya untuk
13
satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu fermentasi. Pada suhu yang
sesuai mikroorganisme akan tumbuh dan berkembang dengan baik.
dirombak menjadi massa sel juga akan sedikit tetapi dengan waktu yang lebih lama
(Fardiaz, 1992). Semakin lama waktu fermentasi maka semakin banyak zat
makanan yang dirombak, seperti bahan kering dan bahan organik. Fermentasi
selama 20 hari dapat mengurangi bahan organik, bahan kering, dan abu pada jerami
(Kasmiran, 2011).
meningkatkan kualitas jerami, memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dan
lebih mudah diterapkan (Wina, 2005). Mikroba yang terkandung dalam probiotik
dan lignohemiselulosa, sehingga jerami padi menjadi lebih mudah dicerna oleh
mikroba rumen (Antonius, 2009).
2.4 Lipid
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut
dalam air dan dapat diekstraksi dari sel dan jaringan dengan pelarut non-polar
(seperti kloroform atau eter) (Murray dkk., 2009). Lipid memiliki arti lain sebagai
gugus ester (-COOR), yang tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam larutan
non polar, seperti eter, aseton, bensin, karbon tetraklorida, dan lain sebagainya
(Baraas, 2006). Lipid larut dalam pelarut organik seperti aseton, alkohol, kloroform,
14
eter, dan benzena (Bintang, 2010). Beberapa lipid bertindak sebagai komponen
Kolesterol dapat berbentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak
rantai panjang yang disebut sebagai kolesterol ester. Kolesterol ester adalah bentuk
Kolesterol berperan penting dalam pembentukan beberapa zat penting dalam tubuh,
yaitu: asam empedu yang diproduksi oleh hati, hormon steroid, vitamin D3, dan
hati dan kemudian disebarkan ke jaringan dan plasma (Murray dkk., 2009). Jumlah
yang disintesis tergantung pada kebutuhan tubuh dan jumlah makanan yang
diperoleh seperti karbohidrat, protein atau lemak (Almatsier, 2002). Energi yang
(Adam, 2009). Ikatan itulah yang menyebabkan lipid bisa larut, menyatu dan
mengalir di peredaran darah.
(Very Low Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High
antara komponen lemak dan protein berbeda pada setiap kelompok lipoprotein yang
2.4.1 Lipoprotein
Lipid atau lemak umumnya bersifat hidrofobik oleh karena itu dibutuhkan
suatu pelarut atau gugus protein yaitu apoprotein. Senyawa lipid bersama
mentranspor lipid dalam darah, antara lain kolesterol dan trigliserida (Jim, 2013).
Liproptein berfungsi sebagai pengangkut lipid dari hati ke jaringan dan dari
kolesterol dalam darah ketika asupan kolesterol dalam makanan tidak mencukupi
trigliserida dan kolesterol ester, dikelilingi lapisan permukaan yang dibentuk oleh
fosfolipid amfipatik (mempunyai dua daerah yaitu hidrofobik dan hidrofilik
sekaligus) serta sedikit kolesterol bebas dengan apoprotein yang terdapat pada
terdiri dari partikel dengan densitas, ukuran, dan komposisi protein yang berbeda-
beda. Densitas lipoprotein ditentukan oleh jumlah lipid per partikel.
kilomikron dan VLDL yaitu lipoprotein yang paling besar dan kurang padat.
Umumnya trigliserida dalam plasma ditranspor dalam kilomikron atau VLDL, dan
dalam LDL dan HDL. Lipoprotein yang paling berpengaruh terhadap kolesterol
16
adalah protein High Density Lipoprotein (HDL) dan Low Density Lipoprotein
(LDL) (Adriani dkk., 2017). Kadar HDL kolesterol darah dapat menggambarkan
kondisi umum kadar kolesterol (Adriani dkk., 2017).
merupakan produk akhir dari hidrolisis VLDL. Sekitar 70% kolesterol plasma
total terdapat di dalam LDL. Lipoprotein LDL terdiri dari 75% lipid (35%
kolesterol ester, 10% kolesterol bebas, 10% trigliserida, 20% fosfolipid) dan 25%
protein (Jim, 2013). LDL memiliki massa jenis 1,006-1,063 g/m1 (Linder, 2006).
hati menuju jaringan perifer. LDL yang melayang-layang dalam darah akan
ditangkap oleh reseptor LDL. Sel reseptor LDL ini berfungsi sebagai pengatur
peredaran kolesterol dalam darah. Bila reseptor terganggu maka LDL dalam darah
akan meningkat sehingga dibawa oleh LDL ke aliran darah juga bertambah
kolesterol oleh reseptor (Kathleen dkk., 2006). Kolesterol yang telah disintesis
akan berikatan dengan LDL reseptor menuju sel-sel hati, yang akan digunakan
kadar LDL akan selalu diikuti dengan peningkatan kolesterol darah, sehingga
dapat dikatakan bahwa kadar LDL kolesterol berhubungan langsung dengan kadar
2006). HDL merupakan partikel paling kecil dan padat yang disintesis dalam hati
dan usus, dan mengandung 50% lipid dan 50% protein. HDL memiliki densitas
lipoprotein lain dan kadar protein tidak menentukan besar kecilnya ukuran
partikel. Massa jenis HDL yaitu 1,063-1,25 g/ml (Linder, 2006).
dalam sel, keseimbangan dikelola oleh pengangkatan sterol dari membran pada
tingkat yang sama dengan jumlah kolesterol yang disintesis menuju hati (Dietschy,
(Murray dkk, 2003). Selain itu HDL berperan sebagai Reverse Cholesterol
VLDL akan dihidrolisis oleh lipoprotein lipase dalam sirkulasi, dan lipoprotein
Lipoprotein). Partikel IDL kemudian diserap oleh hati dan mengalami pemecahan
18
lebih lanjut menjadi produk akhir yaitu LDL. LDL akan diserap dan dikatabolisme
oleh reseptor LDL di hati. LDL ini bertugas menghantar kolesterol ke dalam
tubuh. HDL berasal dari hati dan usus selama terjadi hidrolisis kilomikron
kolesterol ini akan mengalami perpindahan dari HDL menjadi VLDL dan IDL
sehingga dengan demikian terjadi kebalikan arah transpor kolesterol dari perifer
menuju hati (Adam, 2009).