1
mengganti kebun meraka dari perkebunan karet menjadi perkebunan kelapa sawit.
Hasil tanaman sawit merupakan komunitas ekspor utama dari Indonesia. Limbah
tanaman sawit memiliki keragaman produk dan gizi sebagai pakan. Penggunaan
lebih lanjut akan banyak membutuhkan teknologi pakan, seperti pengolaham dan
pengawetan limbah, tempat penyimpanan dan bagi para petani yang belum
terbiasa, maka diperlukan pelatihan peternak dalam mengelola pengolahan limbah
tersebut.
Keterbatasan yang dimiliki oleh limbah industri pengolahan sawit adalah
palatabilitasnya yang rendah sehingga kurang disukai oleh ternak (Siregar, 2009).
Selain itu beberapa jenis limbah hanya mampu mensuplai kebutuhan energi untuk
kebutuhan hidup pokok saja karena kecernaan rendah dan kandungan protein yang
juga rendah sehingga belum dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak secara
maksimal.
Salah satu caranya adalah dengan fermentasi. Menurut Mathius et al.,
(2009), jika pelepah sawit difermentasi maka protein akan naik menjadi dua kali
lipat dan menurunkan SK menjadi separoh serta meningkatkan kecernaan dari
43,2% menjadi 58%. Selanjutnya Mathius (2008), menyatakan fermentasi pelepah
sawit dapat dijadikan sebagai pengganti pakan sampai 33% dari konsumsi BK.
Dari uraian diatas maka secara keseluruhan satu ha kelapa sawit dapat
menampung 2-3 ST (Panjaitan et al., 2010) dan dapat meningkatkan PBB ternak
dari ± 0,340kg/hr menjadi ±0.6kg/hr jika diberi pelepah, solid dan bungkil
(Mathius et al., 2009). Salah satu cara pengolahan yang dapat dilakukan untuk
menurunkan kandungan serat kasar dan zat anti nutrisi tersebut, antara lain dengan
perlakuan secara fisik (pemanasan dengan tekanan uap).
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
2. Batasan Masalah
3. Rumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh fermentasi
secara fisik terhadap pelepah kelapa sawit terhadap kadar nutrisi pelepah.
C. Tujuan
2
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Memanfaatkan sumber daya lokal berupa limbah pelepah sawit untuk
meningkatkan performans ternak ruminansia.
2. Mengetahui sejauh mana pelepah kelapa sawit yang di fermentasi secara
fisik dapat meningkatkan nutrisi pelepah.
D. Signifikasi
Kontribusi yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah peningkatan
kadar nutrisi limbah dari perkebunan yaitu pelepah kelapa sawit. Hal ini akan
menciptakan penurunan biaya pakan peternakan sapi yang biasanya sampai 70%
bisa dikurangi dan diminimalkan. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat petani peternak dan terciptanya sistem integrasi antara tanaman dan
ternak.
E. Sistematika Penulisan
3
BAB II. TEORI
A. Kajian Teori
A.1 Pakan Ternak Ruminansia
Pakan adalah segala sesuatu yang dikonsumdi oleh ternak selama 24 jam
untuk kebutuhan pertumbuhan, produksi dan reproduksinya. Sapi potong yang
berkembang di Indonesia, merupakan bangsa sapitropis, terdiri dari sapi lokal, dan
sapi impor (Sarwono dan Arianto,2008). Menurut Sugeng (2008), ciri-ciri bangsa
sapi tropis yaitu memiliki gelambir, kepala panjang, dahisempit, ujung telinga
runcing, bahu pendek, garis punggung berbentuk cekung, kaki panjang,
tubuhrelatif kecil, dengan bobot badan 250-650kg, tahan terhadap suhu tinggi,
tahan terhadap caplak.
Secara alamiah pakan utama ternak sapi adalah hijauan yang dapat berupa
rumput alam ataulapangan, rumput unggul, leguminosa, limbah pertanian serta
tanaman hijauan lainnya. Dalampemilihan pakan hijauan harus diperhatikan
disukai ternak atau tidak, mengandung racun (toxin)atau tidak yang dapat
membahayakan perkembangan ternak yang mengkonsumsi. Namunpermasalahan
yang ada bahwa hijauan di daerah tropis mempunyai kualitas yang kurang baik
sehingga untuk memenuhi kebutuhan nutrien perlu ditambah dengan pemberian
pakan konsentrat(Siregar, 2008). Pemberian pakan pada sapi potong dapat
dilakukan secara ad libitum dan restricted (dibatasi). Pemberian secara ad libitum
sering kali tidak efisien karena akan menyebabkanbahan pakan banyak terbuang
dan pakan yang tersisa menjadi busuk sehingga ditumbuhi jamurdan sebagainya
yang akan membahayakan ternak bila termakan (Santosa, 2007).
Tingkat konsumsi ternak ruminansia umumnya didasarkan pada konsumsi
bahan keringpakan, baik dalam bentuk hijauan maupun konsentrat, persentase
4
konsumsi bahan keringmemiliki grafik meningkat sejalan dengan pertambahan
berat badan sampai tingkat tertentu,kemudian mengalami penurunan. Ratarata
kemampuan konsumsi bahan kering bagi ruminansia adalah 2 – 3 % dari berat
badan (Gunawan,2013), atau 2,5 – 3,2 % menurut(Sugeng, 2008).
Jumlah kebutuhan pakan setiap ternak berbeda tergantung pada jenis
ternak, umur,fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh
(normal, sakit) danlingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi
udara) serta bobot badannya. Rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan
Penelitian Internasional (NationalResearch Council) mengenai standarisasi
kebutuhan nutrisi ternak dapat dijadikanpatokan untuk menentukan kebutuhan
nutrisi ternak ruminansia. Pemenuhankebutuhan pakan dari bahan-bahan yang
tersedia dapat ditentukan melalui suatumetode formulasi pakan. Pada umumnya
pemberian pakan kepada ternak ruminansiasekitar 10% dari berat badan (BPTU
Sembawa, 2008). Pemberian pakan hijauan sebaiknya terdiri dari 60-70% rumput-
rumputan (gramineae)dan 30-40% kacang-kacangan (leguminosa).
A.2 Potensi Limbah Kelapa Sawit Sebagai Pakan Ternak
Salah satu sumber bahan pakan non-konvensional yang belum
dimanfaatkan secara optimal, namun berpotensi dan dapat diandalkan adalah yang
berasal dari industri kelapa sawit. Produk samping perkebunan dan industri
kelapa sawit tersedia sepanjang tahun. Produk sampingan dan hasil ikutan tersebut
akan terus bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun seiring dengan semakin
luasnya areal penanaman. Tingginya laju perluasan lahan perkebunan kelapa
sawit tersebut merupakan tantangan tersendiri yang mengharuskan kita untuk
dapat mengoptimalkan manfaat sumber daya yang ada tersebut sehingga dapat
memberikan nilai tambahan bagi usaha perkebunan kelapa sawit. Pemanfaatan
produk samping dan ikutan industri kelapa sawit merupakan pilihan yang cukup
bijak untuk dapat dimanfaatkan secara optimal.
Peluang yang sangat memungkinkan dalam penyediaan bahan pakan
alternatif sumber hijauan yang dapat dipergunakan untuk pengembangan usaha
sapi potong adalah pada saat tanaman ini telah menghasilkan. Produk samping
yang dapat diperoleh dari tanaman utama adalah produk hasil ikutan pengolahan
buah kelapa sawit dan pengolahan inti sawit (Wanzahari et al., 2013). Produk
5
sampingan asal tanaman utama dimaksud adalah pelepah (fronds), daun (leaves)
dan batang (trunk) ( Kuswandi, 2011). Kelapa sawit merupakan tanaman dengan
nilai ekonomis yang cukup tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil
minyak nabati. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia saat ini mencapai 6,5 juta
ton per tahun dan diperkirakan pada tahun 2012 akan meningkat menjadi 15 juta
ton per tahun, kerena terjadinya pengembangan lahan. Limbah perkebunan kelapa
sawit yang mengandung sejumlah padatan tersuspensi, terlarut dan mengambang
merupakan bahan-bahan organic dengan konsentrasi tinggi (Kasnawati, 2011).
Limbah industri pengolahan sawit dibagi atas 2 macam yaitu limbah yang
berasal dari kebun seperti pelepah, daun dan batang (Kawamoto et al, 2001) dan
limbah yang berasal dari pengolahan buah kelapa sawit yaitu tandan kosong, serat
perasan buah, lumpur sawit dan bungkil inti kelapa sawit (Mathius, 2008). Produk
samping yang dihasilkan baik yang berasal dari tanaman maupun pengolahan
buah kelapa sawit berpotensi sebagai bahan pakan ternak ruminansia (Wan Zahari
et al, 2003). Utomo et al (2001) menambahkan bahwa industry kelapa sawit
menghasilakan limbah yang berpotensi sebagai pakan ternak yaitu bungkil inti
sawit, serat perasan buah, tandan buah kosong dan solid.
6
Gambar 1. Komponen Hasil Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit
Produksi CPO pabrik pengolahan kelapa sawit di Indonesia pada saat ini
sangatlah tinggi, yaitu mencapai 16.000211 ton dari beberapa propinsi di
Indonesia. Liwang (2003) menyatakan bahwa setiap hektar tanaman kelapa sawit
dapat menghasilkan 4 ton CPO/tahun yang diperoleh dari 16 ton Tandan Buah
Segar (TBS). Selanjutnya setiap 1 ton TBS menghasilkan 294 kg lumpur, 35 kg
bungkil kelapa sawit dan 180 kg serat perasan. Jumlah ini dapat disetarakan
dengan 1.132 kg lumpur sawit, 514 kg bungkil kelapa sawit, 2.681 kg serat
perasan dan 3.389 kg tandan kosong untuk setiap hektar/tahun seperti tampak
pada Tabel 1.
Table 1. Produksi Produk Samping Tanaman dan Olahan Kelapa Sawit
untuk setiap Hektar
Produksi
Produk Samping Bahan Segar Bahan Kering Bahan Kering
(kg) (%) (kg)
Daun tanpa lidi 1.430 46.18 658
Pelepah 20.000 26.07 5.214
Tandan kosong 3.680 92.10 3.386
Serat perasan 2.880 93.11 2.681
Lumpur sawit (solid) 4.704 24.07 1.132
Bungkil kelapa sawit 560 91.83 514
Total Biomassa 13.585
7
ini setara denagn 20 ribu kg pelepah segar yang dihasilkan setiap tahun. Dari
Total bahan kering pelepah yang dihasilkan dalam setahun untuk satu hektar
5.214 kg, dengan asumsi bahwa luasan perkebunan sawit yang telah berproduksi
adalah 5 juta Ha, maka jumlah bahan kering pelepah yang tersedia untuk
dimanfaatkan sebagai bahan pakan sumber serat/hijauan adalah sejumlah 26.4 juta
ton (Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008).
A. 3 Pengolahan Limbah Sawit Secara Kimia
(H2SO4), asamklorida (HCl) dan natrium klorida (NaCl). Perlakuan dengan alkali
8
Melalui proses kimia pencernaan limbah pertanian dapat ditingkatkan
dengan pembasahan alkali dan asam (Pigden dan Bender, 1978). Klopfensstein
9
Karbohidrat disusun oleh tiga unsur utama yaitu C, H, O dengan
perbandingan 1: 2: 1 dan kadang-kadang terdapat unsur tambahan S, N, dan P
(Rizal, 2006). Serat kasar seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin adalah bahan
organik yang tidak larut dalam pemanasan asam dan basa kuat yang encer
(Crampton dan Harris, 1989) dan merupakan karbohidrat yang tidak mudah
dicerna karena adanya ikatan lignoselulosa.
B. Penelitian Terdahulu
Ditinjau dari kandungan nutrient pelepah kelapa sawit dapat dipergunakan
sebagai sumber atau pengganti hijauan yang umum diberikan sebagai bahan dasar
pakan. Hasil penilitian Wanzahari (2013), kecernaan bahan kering pelepah yang
telah diolah dapat mencapai 45%.
Menurut Matius (2008), pemanfaatan limbah sawit dengan ternak
berpotensi mengembangkan 2 – 3 juta ekor ternak sapi untu setiap 1.0 juta ha
kebun kelapa sawit yang ada. Limbah daun kelapa sawit dari hasil penelitian
Sitompul (2014), menyatakan bahwa setiap pelepah dapat menyediakan daun
kelapa sawit sejumlah 0,5 kg. Nilai tersebut setara dengan bahan kering sejumlah
658 kg/ha/thn dan dengan luaasan tanam yang telah berproduksi. Maka bahan
kering yang dihasilkan adalah 3.3 juta ton. Selanjutnya menurut Ruswendi et al.
(2006), implementasi perbaikan pakan sapi penggemukan selama dua bulan
menggunakan paket teknologi pakan tambahan berupa pelepah daun kelapa sawit
sebanyak 1.5 kg/ekor/hari dan solid sebanyak 1.3 kg/ekor/hari meningkatkan
bobot badan sapi Bali hampir mencapai dua kali lipat lebih baik dibandingkan
dengan Sapi Bali yang hanya diberi pakan hijauan saja.
10
BAB III. METODELOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Data yang
digunakan merupakan data primer dan sekunder. Data primer berasal dari data
yang didapat dari hasil penelitian di laboratorium. Data sekunder didapat dari
hasil penelitian- penelitian terdahulu.
B. Pendekatan Penelitian
B.1 Jadwal Pelaksanaan
Rencana jadwal penelitian dapat dilhat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rencana jadwal penelitian
No Kegiatan Tahun 1. Bulan ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persiapan pelepah kelapa sawit
2 Analisis kandungan nutrisi pelepah
kelapa sawit
3 Persiapan pengolahan
4 Pengolahan secara fisik
5 Analisis setelah pengolahan
6 Analisis data
7 Pengolahan data
8 Pembuatan Laporan Akhir
11
Pelepah kelapa Sawit
Pengeringan
Tepung olahan
Analisa
12
Keterangan : Yij= Hasil pengamatan pada perlakuan ke i dan ulangan
ke-j
u = Nilai tengah umum
Ti= Pengaruh perlakuan ke-i
€= Pengaruh sisa (acak) ke-j yang mendapat perlakuan ke-i
13
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Peningkatan Kadar Air Limbah Pelepah Kelapa Sawit yang
Difermentasi Secara Kimia
Tabel 3. Peningkatan Kadar Air Limbah Pelepah Kelapa Sawit yang Difermentasi
Secara Kimia
Perlakuan Kadar Air (%)
A 12.80A
B 11.80A
C 11.34A
D 73.93B
Keterangan : Superskrip yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda sangat
nyata (P<0.01)
14
5. Personalia Tim Peneliti
15
kelapa sawit untuk
penelitian
d. Menyiapkan alat dan
bahan untuk pengolahan
limbah sawit
e. Melaksanakan penelitian
f. Membuat laporan
penelitian
2 Yoshi Lia A Prodi Teknologi 8 a. Analisis limbah sawit
Peternakan Hasil Ternak sebelum pengolahan
Faperta b. Pengolahan secara fisik
UNIKS c. Analisis Limbah sawit
setelah pengolahan
3 Muslim Prodi Nutrisi dan 8 a. Persiapan alat dan bahan
Peternakan Makanan untuk fermentasi
Faperta Ternak b. Fermentasi Limbah
UNIKS Kelapa Sawi
6. Anggaran Penelitian
1. Biaya Analisa
Material Justifikasi Pembelian Kuantitas @ (Rp) Harga
16
1. Teluk Kuantan – Analisis Proksimat 1 Orang 500.000 500.000
Padang Laboratorium
2. Biaya Transfortasi Transfortasi 1 kali 150.000 150.000
pelepah sawit
Sub Total 650.000
Total 3.500.000
Total : Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah
B. Riwayat Pendidikan
17
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Universitas Andalas Universitas Andalas -
Tinggi
Bidang Ilmu Produksi Ternak Produksi Ternak -
Tahun Masuk/Lulus 2007/2011 2012/2014 -
Judul Skripsi/Tesis Penerapan Aspek Pengaruh Penambahan -
Teknis, Produksi Dan Daun Ubi Kayu
Kualitas Susu (Manihot Utilissima)
Kambing Peranakan Dalam Pakan Terhadap
Ettawa (PE) Di Performa Produksi Dan
Ciboluk Farm Kualitas Susu Kambing
Kabupaten Lima Puluh Peranakan Ettawa (PE)
Kota
Nama Pembimbing 1. Dr. Ir. Elly Roza.,MS 1. Prof. Dr. Ir. Salam N -
2. Dr. Ir. Arief.,MS Aritonang,.MS
2. Prof. Dr. Ir.
Arnim.,MS
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pendanaan
Sumber Jlh (juta Rp)
1 2011 Kualitas Susu Kambing PE (Peranakan Etawa) Dosen -
yang diberi Ransum Berbasis Limbah Industri
Pengolahan Sawit
2 2011 Hubungan Periode Laktasi Dengan Produksi Mandiri 2 Juta
Susu Kerbau Lumpur (Swamp Buffalo) Di Nagari
Pamatang Panjang Kecamatan Sijunjung
Kabupaten Sijunjung
3 2014 Pengaruh Pemberian Daun Ubi Kayu (Manihot Dosen -
Utillisima) Terhadap Produksi Susu, Total
Protein Dan
Glukosa Darah Kambing Peranakan Ettawa (PE)
18
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pendanaan
Sumber Jlh (juta Rp)
1 2014 Peningkatan Produksi Ternak Kerbau di Desa UNIKS 3.071
Petapahan Kecamatan Gunung Toar
2 2015 Penggunaan Kotoran Sapi Sebagai Bahan Baku UNIKS 3.071
Pembuatan Kompos
3 2016 Pelatihan Ketepatan Deteksi Birahi pada Ternak UNIKS 6.821
Sapi dan Kerbau Betina
19
2 Seminar Nasional II Pengaruh Pemberian Daun Ubi 2015
Pengembangan Ternak Kayu (Manihot Utillisima) Fakultas
Lokal Terhadap Produksi Susu, Total Peternakan
Protein Dan Glukosa Darah UNAND
Kambing Peranakan Ettawa (PE)
3 Seminar Nasional Kualitas Susu Kambing Fakultas Pertanian
Pengembangan Pertanian Peranakan Ettawa (PE) Dengan Universitas
berbasis Sumberdaya Lokal Penambahan Daun Ubi Kayu Almuslim Bireuen
Untuk Mencapai Kedaulatan (Manihot Utilissima) – Provinsi Aceh
Pangan dan Energi
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan penugasan penelitian
20
2.Identitas Diri Anggota
3. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama PT Universitas Mataram Institut Pertanian Bogor -
Teknologi Pengolahan Teknologi dan Produksi
Bidang Ilmu -
Hasil Ternak (TPHT) Ternak
Tahun Masuk- 2004 – 2008 2009 – 2012 -
21
Lulus
Produksi Susu Kambing
Segar dan Olahannya
Penggunaan Tepung
Judul Sebagai Pangan Fungsional
Terigu dan Tapioka
Skripsi/Tesis/Di Kaya Omega-3 Hasil -
Terhadap Sifat Kimiawi
sertasi Pemberian Ransum Yang
Corned Beef
Mengandung Campuran
Garam Karboksilat Kering
Nama Dr. Ir Rarah R.A.
Pembimbing/Pr Rusdi Matnur, S.Pt., MP Maheswari, DEA & Dr. Ir. -
omotor Bagus P. Purwanto, M.Agr
22
Tahun
1 Pengaruh Pemberian Ransum Yang
Mengandung Campuran Garam Vol. 9 No. 2
Jurnal
Karboksilat Kering Terhadap Kualitas September 2012,
Peternakan
dan Kandungan Asam Lemak Susu ISSN 1829-8729
Kambing
2 Pengaruh Fermentasi dan Churning Susu Vol. 4 No. 2, Oktober
Green
kambing Kaya Omega-3 Terhadap 2013 ISSN : 2252-
Swarnadwipa
Kandungan Asam Lemak Susu 861X
3 Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun
Katuk (Saouropus androginus) Dan
Vol. 5 No. 1, Mei
Ekstrak Temulawak (Curcuma Green
2014 ISSN 2252-
xanthoriza) Dalam Air Minum Terhadap Swarnadwipa
861X
Performans Ayam
Broiler
4 Penerapan Aspek Teknis Pemeliharaan Vol. 5 No. 1, Mei
Green
Ternak Kambing Kacang di Kecamatan 2014 ISSN 2252-
Swarnadwipa
Inuman Kabupaten Kuantan Singingi 861X
5 Pegaruh Penambahan Jahe (Zingiber Vol. 4 No. 1, Mei
Green
officinale) Terhadap Nilai Organoleptik 2015 ISSN 2252-
Swarnadwipa
Telur Asin 861X
6 Pengaruh Lama Penyimpanan Dengan
Vol. 4 No. 2, Oktober
Larutan Kulit Manggis Green
2015 ISSN 2252-
(Garcinia mangostana L.) Terhadap Swarnadwipa
861X
Kualitas Telur Itik
7 Kajian Kualitas Fisik Telur Ayam Ras di Vol. 3 No. 2, Oktober
Green
Pasar Tradisional di Kabupaten Kuantan 2014 ISSN 2252-
Swarnadwipa
Singingi 861X
8 Pengaruh Substitusi Tepung Tapioka
Vol. 3 No 1 Januari –
dengan Tepung Ubi Jalar Kuning
Jurnal UNIKS Maret 2016 ISSN
(Ipomoea trifida) Terhadap Nilai
2407-4594
Organoleptik Bakso Ayam
23
6. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
Nama Temu Ilmiah/
No. Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Seminar
1 Seminar Nasional dan Pengaruh Substitusi Tepung 09 April 2016,
Rakor – V Forum Tapioka Dengan Tepung Ubi Fakultas Pertanian
Komunikasi Perguruan Jalar Ungu (Ipomoea Batatas Univ. Al Muslim,
Tinggi Pertanian Aceh Blackie) Terhadap Nilai Bireuen – Prov. Aceh
(FKPTPA) Organoleptik Bakso Ayam
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai tidak kesesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Penugasan Penelitian.
24
Daftar Pustaka
Adeka. 2009. Pengaruh pengolahan limbah udang secara fisiko-kimia terhadap
kandungan khitin, lemak kasar, kalsium, phosphor, Skripsi. Fakultas
Peternakan Universitas Andalas, Padang.
BPS Kabupaten Kuantan Singingi. 2015. Kuantan Singingi Dalam Angka. No.
Publikasi: 14.01.92850.2015.02
Carlile, M dan S.W. Watkinson. 1995. The Fungi Academic Press. Inc, London.
Gunawan. 2013. Peran kelembagaan dalam peningkatan mutu sapi Bali di wilayah
sumber bibit. Ilmu-ilmu Pertanian, 18:103-110.
Kasnawati. 2011. Penggunaan limbah sabut kelapa sawit sebagai bahan untuk
mengolah limbah cair.ILTEK. 6 (12): 891-898
Kurniawan, T.A and Babel. 2006. Comparison of low-cost adsorbents for treating
wastewater laden with heavy metals. Chemical Engineering Journal 118 (1-
2):83-98.
25
Mathius, I-W dan A.P. Sinurat. 2009. Pemanfaatan Bahan Pakan Inkonvensional
untuk Ternak. Wartozoa. Vol. 11 no. 2: 20-31. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Bogor.
Panjaitan, T.,Quigley, S.P., Mc Lennan, S,R., dan Poppi,D.P. 2010. Effect of the
concentration of Spirulina algae in the drinking water on water intake by
cattle andthe proportion of algae bypassing the rumen. Amin. Prod. Sci., 50,
405-409.
Parakkasi, A. 1992. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. PT. Angkasa,
Bandung.
Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Wan Zahari, M., and Alimon, A.R. 2014. Use of palm krnel cake and oil palm by-
products in compound feed. Palm Oil Developments, 40: 5-9.
26