Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MIKROBIOLOGI LANJUTAN

“Fotosintesis pada Mikroba”

Biologi A - Kelompok 4
1. Agustina A. Silab (1701040069)
2. Arni Taloim (1701040026)
3. Bernadeta Bolang (1701040022)
4. Jewiska Oktavia Inang (1701040072)
5. Sindari Lestari Here (1701040006)
6. Viviana Ningsih Mella (1701040018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Fotosintesis pada Mikroba ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak akan
terselesaikan dengan baik tanpa bimbingan dan dukungan serta motivasi dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan, saran, dan masukan
konstruktif yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Kupang, Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fotosintesis............................................................................ 3
2.2 Jenis-Jenis Pigmen Fotosintesis pada Mikroba....................................... 4
2.3 Membran dan Aparatus Fotosintetik pada Mikroba................................ 6
2.4 Pusat Reaksi & Pigmen Antena pada Aparatus Fotosintetik Mikroba.... 8
2.5 Keanekaragaman Jenis Mikroba.............................................................. 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................. 12
Daftar Pustaka.............................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fotosisntesis telah dikenal sebagai proses biokimia yang memegang
peranan terpenting dalam segala bentuk kehidupan dipermukaan bumi.
Fotosintesis adalah proses konversi energi cahaya matahari menjadi energi
kimia. Dua hasil fotosintesis yang terkenal adalah oksigen dan glukosa
(Campbell et al, 2008). Dua molekul tersebut dapat dimanfaatkan makhluk
hidup lain untuk memenuhi kebutuhan mereka akan energi. Glukosa
diproduksi dengan memfiksasi CO2 dari lingkungan dengan energi hasil
fotolisis air. Dan molekul organik yang diproduksi secara langsung oleh
fotosintesis adalah G3P atau Gliseraldehid 3-fosfat yang akan digunakan
dalam proses glukoneogenesis yang akan menghasilkan glukosa atau
biomolekul lain untuk kebutuhan sel.
Fotosintesis  pada mikrob memiliki keunikan dibanding fotosintesis yang
telah dikenal. Tidak semua mikrobia menggunakan air sebagai donor elektron
dan menghasilkan oksigen dari reaksinya. Terdapat beberapa bakteri yang
menggunakan H2S dan H2 sebagai donor elektron (Madigan et al,   2011).
Jenis bakteri tersebut menempuh jalur fotosintesis anoksigenik yang tidak
menghasilkan oksigen dari reduksi donor elektronnya.
Mikrobia fotosintetik, baik mikrob fotosintetik oksigenik atau anoksigenik
memiliki potensi sebagai agen anti global warming karena kemampuan
memfiksasi CO2 . CO2 dikenal sebagai salah satu gas rumah kaca yang
jumlahnya terus bertambah seiring makin tingginya penggunaan bahan bakar
minyak dan penebangan hutan sebagai pabrik fiksasi CO2 utama di bumi.
Mikrobia fotosintetik memiliki kelebihan dibanding tumbuhan sebagai
“mesin” fiksasi kelebihan CO2 di udara. Kelebihan tersebut adalah waktu
generasi yang sangat singkat dan kemampuan mikrobia tersebut
berfotosintesis dan bertahan hidup dalam lingkungan yang ekstrim.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan fotosintesis mikroba?
1.2.2 Bagaimana jens-jenis pigmen pada fotosintesis mikroba?
1.2.3 Bagaimana membran dan aparatus fotosintetik pada mikroba?
1.2.4 Bagaimana pusat reaksi dan pigmen antena pada aparatus fotosintetik
mikroba?
1.2.5 Bagaimana keanekaragaman jenis mikroba fotosintetik?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian fotosintesis mikroba.
1.3.2 Untuk mengetahui jens-jenis pigmen pada fotosintesis mikroba.
1.3.3 Untuk mengetahui membran dan aparatus fotosintetik pada mikroba.
1.3.4 Untuk mengetahui pusat reaksi dan pigmen antena pada aparatus
fotosintetik mikroba.
1.3.5 Untuk mengetahui keanekaragaman jenis mikroba fotosintetik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fotosintesis Mikroba


Fotosintesis merupakan proses fisiologis yang paling penting dalam
kehidupan. Fotosintesis adalah konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Organisme yang memperoleh energi dengan cara tersebut disebut organisme
fototrof. Energi cahaya digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi materi
organik sehingga proses biosintesis materi organik yang menggunakan energi
cahaya disebut juga fotoautotrof.
Fotosintesis membutuhkan pigmen yang sensitif terhadap cahaya yaitu
klorofil yang umumnya terdapat pada tumbuhan, alga dan beberapa organisme
prokariot. Cahaya matahari, dalam bentuk paket energi (foton) diabsorpsi oleh
pigmen sensitif tersebut dan dikonversi menjadi ATP yang digunakan sebagai
energi untuk memulai proses fotosintesis.
Fotosintesis terdiri dari dua reaksi utama yang saling berhubungan yaitu
produksi ATP dan reduksi CO2 menjadi materi organik yang dibutuhkan oleh
sel. Organisme autotrof umumnya memproduksi ATP dan elektron untuk
mereduksi CO2 dengan mereduksi NADH atau NADPH. Kedua molekul
tersebut diproduksi dengan mereduksi NAD+ atau NADP+ dari berbagai donor
elektron. Beberapa bakteri fototrop menggunakan berbagai senyawa dari
lingkungannya untuk direduksi. Senyawa tersebut antara lain H2S dan H2.
Sedangkan tumbuhan hijau, algae dan Sianobakteria menggunakan H2O
sebagai sumber elektron.
Oksidasi H2O oleh tumbuhan hijau, algae dan sianobakteria menghasilkan
oksigen hingga jalur fotosintesis organisme diatas disebut fotosintesis
oksigenik. Sedangkan organisme yang tidak menghasilkan oksigen pada jalur
fotosintesisnya disebut dengan fotosintesis anoksigenik (Gambar 2.1).
Gambar 2.1 Tipe fotosintesis berdasarkan preducing power dan produk
berupa oksigen
Fotosintesis anoksigenik umumnya ditempuh oleh bakteri ungu
(proteobacter), bakteri hijau sulfur dan bakteri hijau non-sulfur. Bakteri-bakteri
anoksigenik tersebut dikenal mampu dihup didaerah yang ekstrem seperti
kutub, tempat dengan salinitas tinggi dan tempat dengan suhu tinggi seperti di
sekitar sumber air panas bersulfur (Castenholz et al, 1988).

B. Jenis-Jenis Pigmen Fotosintesis pada Mikroba


Organisme fotosintetik memiliki berbagai macam klorofil atau bakteriofil.
Klorofil merupakan molekul yang berhubungan dengan phorphyrin dan,
tetraphyrole. Kedua molekul tersebut merupakan struktur utama yang
menyusun sitokrom. Namun, pada klorofil pusat molekulnya adalah
magnesium. Sedangkan pada sitokrom terdapat atom besi (Fe).  Pada klorofil
juga terdapat gugus-gugus substituen yang mengikat klorofil pada daerah
membran sel yang disebut membran fotosintetik.
Terdapat beberapa perbedaan antara jenis klorofil dan bakteriofil terutama
perbedaan variasi panjang gelombang cahaya yang dapat diabsorpsi oleh kedua
pigmen tersebut. Seperti klorofil b yang dapat mengapsorpsi gelombang cahaya
dengan panjang gelombang maksimal 660nm.
Klorofil a dan b umumnya dimiliki oleh tumbuhan sedangkan klorofil d
dimiliki oleh beberapa prokariot fototrop sedangkan klorofil e hanya
ditemukan pada beberapa eukariot fototropik saja. Pada organisme fotosintetik
oksigenik pigmen utamanya adalah klorofil a dan b sedangkan organisme
fotosintesis anoksigenik lebih banyak ditemukan bakterioklorofil sebagai
pigmen utama. Bakterioklorofil umumnya dapat mengabsorpsi gelombang
cahaya dari 800nm hingga 925nm (Gambar 2.2).

Gambar 2.2 Struktur serta spektrum klorofil

Seperti klorofil, bakteriofil juga memiliki keanekaragaman berdasarkan


jenis gugus substituent pada molekul (Gambar 2.3). Masing-masing memiliki
gugus-gugus subtituen dan daya absorpsi berbeda terhadap gelombang cahaya.
Misalnya bakterioklorofil C5 pada bakteri hijau non-sulfur yang memiliki daya
absorpsi maksimal 740nm sedangkan bakterioklorofil g pada heliobakteria
memiliki rentang absorpsi 670nm-788nm.

Gambar 2.3 Keragaman pigmen bakterioklorofil berdasarkan jenis


subtituennya
Keragaman jenis pigmen fotosintetik memungkinkan organisme tersebut
mampu berfotosintesis secara maksimal berapapun panjang gelombang cahaya
yang diterimanya. Keragaman jenis pigmen tersebut memungkinkan
kesuksesan fotosintesis dalam kondisi ekologis yang beragam dan tidak ada
kompetisi untuk memperebutkan daerah dengan intensitas cahaya tertinggi
dalam suatu habitat.
Pigmen lain yang berperan penting dan banyak terdapat pada orgenisme
fotosintetik adalah karotenoid. Karotenoid adalah pigmen hidrofob yang
memiliki warna kuning, nila, merah cokelat dan hijau. Karotenoid selalu
terletak berdekatan dengan klorofil atau bakterioklorofil sebagai pigmen
asesori yang membantu absorpsi cahaya atau sebagai fotoprotektor yang
melindungi dua pigmen fotosintesis tersebut dari intensitas cahaya yang
merusak.
Energi cahaya yang tinggi dapat merusak sel karena memicu terjadinya
reaksi yang menghasilkan senyawa toksik dari oksigen seperti monooksigen
yang merupakan radikal bebas. Jenis karotenoid antara lain beta karoten,
klorobakten dan gamma karoten.

C. Membran dan Aparatus Fotosintetik pada Mikroba


Pigmen-pigmen fotosintesis yang disebutkan sebelumnya membentuk
kompleks (aparatus fotosintetik) pada suatu area pada membran sel yang
disebut membran fotosintesis. Lokasi membran fotosintesis memiliki
perbedaan antara organisme prokariot dan eukariot. Pada organisme eukariot
membran fotosintesis terletak pada organel yang disebut kloroplas.
Pigmen fotosintesis melekat pada kloroplas di membran berlipatan yang
disebut tilakoid. Kompleks tilakioid membentuk struktur bertumpuk (grana).
Pada kloroplas terdapat matriks yang melingkupi grana dan disebut stroma
(Gambar 2.4).
Gambar 2.4 Struktur kloroplas

Fotosintesis organisme tersebut terintegrasi langsung pada membran sel.


Integrasi pigmen fotosintetik tersebut dapat terjadi secara invaginasi (pelipatan
membran sel) pada bakteri ungu dan terintegrasi langsung pada membran sel
pada heliobakteria. Sedangkan pada bakteri hijau, pigmen tersusun dalam
kompleks yang disebut klorosom. Klorosom adalah kompleks antena “raksasa”
yang masing-masing bakterioklorofilnya tidak berikatan dengan protein.
Klorosom terdiri dari bakteriofil c, d atau e yang menyalurkan energi cahaya
yang diserap ke klorofil a sebagai pusat reaksi pada membran sitoplasma
(Gambar 2.5).

Gambar 2.5 Posisi klorosom pada membran sel


D. Pusat Reaksi dan Pigmen Antena pada Aparatus Fotosintetik Mikroba
Untuk membentuk sebuah aparatus fotosintesik dibutuhkan sekitar 50-300
pigmen fotosintesis. Dari sejumlah besar pigmen fotosintesis tersebut terdapat
beberapa pigmen yang menjadi pusat reaksi (reaction center). Pada pusat reaksi
terjadi konversi langsung energi cahaya menjadi ATP. Dan kompleks pusat
reaksi dikelilingi pigmen lain yang berfungsi sebagai “antena”. Pigmen antena
tersebut berfungsi sebagai alat pemanenan foton dan mengarahkannya pada
pusat reaksi (Gambar 2.6).

E. Keanekaragaman Jenis Mikroba Fotosintetik


1. Fotosintesis Anoksigenik
a. Fotosintesis Bakteri Ungu (Purple Bacteria)
Bakteri ungu yang mampu melaksanakan fotosintesis adalah
bakteri ungu sulfur dan non-sulfur. Bakteri ungu sulfur menggunakan
H2S sebagai energi reduksi dalam rangkaian fotosintesisnya.
Sedangkan bakteri ungu non-sulfur tidak menggunakan H2S sebagai
energi reduksi karena bagi bakteri tersebutm H2S bersifat toksik.
Energi reduksi bakteri ungu non-sulfur menggunakan hidrogen dan
senyawa lain.
Proses fotolisis H2S dimulai dengan penangkapan foton oleh
pigmen bakteriofil P870. Elektron yang tereksitasi dari P870 ditransfer
ke bakteriofoetin dan dilanjutkan pada ubikuinon A (UQB). Setelah
mencapai UQA, elektron ditransfer lagi ke UQB.
UQB bergerak menuju membran sel dan tereduksi oleh proton menjadi
ubikuinol (UQH2). UQH2 hanya mampu memindahkan dua proton tiap
dua elektron hingga elektron UQH2 ditransfer ke sitokrom bc 1  yang
dilanjutkan ke sitokrom C2. Elektron dari sitokrom C2 dikembalikan ke
pusat reaksi (bakterioklorofil P870) yang telah ter-fotoeksitasi
elektronnya (Gambar 2.7).
Gambar 2.7 Proses fotolisis dan aliran elektron pada bakteri ungu

ATP disintesis selama terjadinya aliran elektron pada UQB ke


UQH2. Pergerakan proton dari sitoplasma menuju kompleks
fotosintesis mengaktifkan ATPase yang juga berfungsi sebagai proton
transporter. Aliran elektron berhenti ketika elektron diterima kembali
oleh P870. Karena aliran elektronnya membentuk siklus yang kontinu,
pembentukan ATP ini disebut fotofosforilasi siklik.
Produksi ATP pada siklus tersebut tidak mencukupi kebutuhan sel.
Maka saat elektron ditransfer ke kompleks ubikuinon, elektron
ditransfer balik melawan dinamika energinya dan langsung mereduksi
NAD(P)+ menjadi NAD(P)H. Prosen ini dipicu oleh gerakan proton
dan pembalikan aktivutas normal pada “kompleks I” pada rantai
transport elekton.
b. Fotosintesis Bakteri Hijau (Hijau Sulfur)
Bakteri hijau merupakan organisme fototrof yang menggunakan
senyawa sulfida sebagai energi reduksi. Senyawa tersebut antara lain
H2S dan TiS.  Energi cahaya diterima oleh pigmen Bchl P840 sebagai
pusat reaksi dan elektron yang tereksitasi diterima oleh isomer klorofil
a yuang disebut aseptor primer (A0) kemudian dilanjutkan ke A1
(kuinoid). Elektron dari A1 diterima oleh molekul FeS pada pusat
reaksi lalu elektron tertransfer ke feredoksin yang berada di membran
sel. Elektron selanjutnya diterima kembali oleh Bchl P840.
Dalam proses ini dapat terjadi fotofosforilasi non-siklik bila
elektron dari feredoksin langsung digunakan untuk menyintesis
NADPH dan tidak kembali ke Bchl P840. Sedangkan fotofosforilasi
siklik terjadi bila elektron dari rantai transport dikembalikan ke Bchl
P840 sebagai pusat reaksi (Gambar 2.8).

Gambar 2.8 Aliran elektron pada bakteri hijau sulfur


2. Fotosintesis Oksigenik
Tidak seperti fotosintesis anoksigenik, fotosintesis oksigenik memiliki
dua fotosistem yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I memiliki
klorofil a dengan daya absorpsi gelombang cahaya 700nm (P700nm) dan
fotosistem II memiliki P680 sebagai pusat reaksi.  Dan kompleks
fotosistem ini terletak dimembran tilakoid pada kloroplas untuk tumbuhan
dan beberapa alga. Pada sianobakteriaia,  kompleks fotosistem terintegrasi
pada membran sel. Aliran elektron pada fotosintesis oksigenik
digambarkan sebagai “Skema Z”. Pada fotosintesis tipe ini dilakukan
fotolisis air untuk menghasilkan ATP dan NADH dan dihasilkan oksigen
sebagai “produk akhir” dari reaksi fotolisis tersebut.
Fotosintesis Sianobakteri
Sianobakteriaia memiliki jalur fotosintesis mirip dengan tumbuhan
hijau yaitu melalui dua fotosistem P700 (fotosistem I) dan P680
(fotosistem II). Elektron melalui dua jalur yaitu melalui jalur siklis dan
non siklis. Jalur non-siklis terjadi pada fotosistem I dan II sedangkan jalur
siklis hanya terjadi pada fotosistem I. Pigmen yang digunakan sebagai
penerima cahaya biasaya adalah pigmen klorofil a, b atau c dan beberapa
spesies sianobakteria menggunakan klorofil d sebagai pusat reaksi.
Proses fotosintesis sianobakteria mirip dengan fotosintesis bakteri
hijau sulfur. Namun terdapat perbedaan pada senyawa yang menjadi
“donor sementara” elektron pada proses aliran energi. Perbedaan tersebut
antara lain:
1. Sianobakteria menggunakan dua macam kuinon (plastokuinon dan
filokuinon, sedangkan bakteri hijau sulfur hanya satu saja.
2. Jenis sitokrom bakteri hijau sulfur adalah bc1 sedangkan pada
sianobakteria b6f.
3. Resipien elektron setelah sitokrom pada bakteri hijau sulfur adalah
plastosianin, sedangkan sianobakteria adalah sitokrom C555as.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fotosintesis merupakan proses fisiologis yang paling penting dalam
kehidupan. Fotosintesis adalah konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Organisme yang memperoleh energi dengan cara tersebut disebut organisme
fototrof.
Organisme fotosintetik memiliki berbagai macam klorofil atau bakteriofil.
Klorofil merupakan molekul yang berhubungan dengan phorphyrin dan,
tetraphyrole. Kedua molekul tersebut merupakan struktur utama yang
menyusun sitokrom. Pada klorofil juga terdapat gugus-gugus substituen yang
mengikat klorofil pada daerah membran sel yang disebut membran fotosintetik.
Pigmen-pigmen fotosintesis yang disebutkan sebelumnya membentuk
kompleks (aparatus fotosintetik) pada suatu area pada membran sel yang
disebut membran fotosintesis.
Untuk membentuk sebuah aparatus fotosintesik dibutuhkan sekitar 50-300
pigmen fotosintesis. Dari sejumlah besar pigmen fotosintesis tersebut terdapat
beberapa pigmen yang menjadi pusat reaksi (reaction center).
Bakteri ungu yang mampu melaksanakan fotosintesis adalah bakteri ungu
sulfur dan non-sulfur. Bakteri ungu sulfur menggunakan H2S sebagai energi
reduksi dalam rangkaian fotosintesisnya. Bakteri hijau merupakan organisme
fototrof yang menggunakan senyawa sulfida sebagai energi reduksi. Senyawa
tersebut antara lain H2S dan TiS. 
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil. A, Reece, B. Jane, Urry, Lisa, A, Jackson, B. Robert . 2008.


Biology 8th Edition. Benjamin Cummings Ltd.

Madigan, M.T, Martinko, M., Stahl, A. David, Clark, P. David. 2011. Brock
Biology of Microorganism 13th Edition. Benjamin Cummings Ltd.

Anda mungkin juga menyukai