Anda di halaman 1dari 9

BAB I.

PERANAN INDUSTRI PETERNAKAN

Industri peternakan disamping berperan sebagai penghasil bahan makanan berupa daging
telur dan susu, juga merupakan kegiatan yang mendatangkan pendapatan, sebagai
penghasil bahan baku industry, penyedia lapangan pekerjaan, sebagai penghasil pupukl
organic, sumber pariwisata, dan penyedia bahan untuk pengembangan ilmu dan teknologi.

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mempelajari buku ini diharapkan mahasiswa sudah mempunyai dasar-dasar
pengetahuan tentang ilmu dan industri peternakan.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah menyelesaikan Bab Pendahuluan diharapkan mahasiswa dapat:
 menjelaskan peranan industri peternakan dalam perekonomian Indonesia.
 tujuan industri peternakan
 menyebutkan arti beberapa istilah dalam Ilmu dan Industri Peternakan

URAIAN MATERI

1.1. Piramid Gizi

Kesehatan merupakan milik manusia yang sangat berharga. Untuk mempertahankan agar tubuh
selalu dalam keadaan sehat diperlukan asupan makanan yang cukup baik kuantitas maupun
kualitasnya. Sejak dulu kita mengenal istilah empat sehat lima sempurna yang proporsi
asupannya seperti piramida (Gambar 1). Penyajian makanan berdasarkan piramida memenuhi
beberapa prinsip yaitu; gizi seimbang sesuai dengan umur dan aktivitas, jenis bahan makanan
bervariasi, dan cukup jumlahnya, tidak berlebihan. Pada dasar piramida tertera gambar air
minum dan bahan makanan pokok sebagai sumber kabohidrat/zat tenaga. Orang dewasa
memerlukan sekitar 8 gelas atau lebih air mimum setiap harinya untuk mendukung metabolisme
normal dalam tubuhnya. Dari piramida makanan ini dapat pula diketahui bahwa manusia
memerlukan banyak makanan sumber karbohidrat sebagai sumber zat tenaga atau energi, dan
bahan tersebut dapat bervariasi dari nasi, roti, jagung, ubi, sagu dan sejenisnya. Pada lapis kedua,
ditunjukkan bahwa manusia harus mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan sebagai sumber
mineral, vitamin dan serat. Kedua jenis bahan ini dapat saling menggantikan, namun sebaiknya
mengkonsumsi keduanya karena semakin bervariasi sumber bahan makanan maka semakin baik.
Rendahnya kandungan zat gizi pada bahan yang satu dilengkapi oleh bahan makanan yang
lainnya.

1
Gambar 1. Piramida makanan

Bahan makanan yang merupakan produk peternakan seperti daging, telur, susu dan ikan sebagai
sumber protein hewani berada pada lapis ke tiga bersama dengan sumber protein nabati seperti
biji kacang-kacangan. Lapis ke empat (teratas) ditempati oleh berbagai jenis makanan tambahan
seperti gula, minyak, kopi, suplemen vitamin, garam yang kebutuhannya relative kecil.

1.2. Peran Ternak Bagi Masyarakat

a. Sebagai penyedia pangan dan sandang


Daging sapi (beef), daging domba (mutton) dan daging kambing (chevon) sangat digemari
oleh sebagian besarmasyarakat. Pork (daging babi) digemari oleh masyarakat non-muslim,
tetapi sebagian besar masyarakat yang beragama hindu tidak mengkonsumsi beef. Produk
peternakan yang konsumsinya terus meningkat adalah telur dan daging unggas terutama yang
berasal dari ayam pedaging (broiler) karena harganya yang relative lebih murah dan
bervariasinya cara penyajiannya. Walaupun tidak umum, banyak orang juga mengkonsumsi
daging kuda. Beberapa jenis sapi, kambing, unta, domba dan ternak lain dipelihara untuk
menghasilkan susu dan produk susu. Disamping penghasil daging ternak juga menghasilkan
wool dan kulit (leather) sebagai bahan sandang. Produksi ternak berupa daging, telur dan

2
susu berasal dari ternak ruminansia (sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, dan
domba) dan ternak non ruminansia (babi, kuda, ayam buras, ayam ras petelur, ayam
ras pedaging, itik dan burung puyuh).
Data statistik tahun 2013 menunjukkan bahwa pada tahun 2012 total produksi daging
sebanyak 2.666,10 ribu ton yang terdiri dari daging sapi dan kerbau 545,87 ribu ton, kambing
dan domba 109,57 ribu ton, babi 232,14 ribu ton, ayam buras 267,49 ribu ton, ayam ras
pedaging 1.400,47 ribu ton, ayam ras petelur 66,05 ribu ton dan ternak lainnya 44,50 ribu ton.
Sedangkan produksi daging terbesar disumbang oleh ayam ras pedaging (52,53%), sapi
dan kerbau (20,47%), ayam buras (10,03%) dan babi (8,71%). Bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya (2011) produksi daging mengalami peningkatan yaitu 4,38%
dengan peningkatan terbesar berasal dari ternak kuda (33,67%), diikuti ternak itik (6,64%),
ayam ras petelur (6,28%), sapi potong (4,86%), ayam ras pedaging (4,68%), kerbau
(4,62%), babi (3,27%), dan ayam buras (1,02%). Namun selain mengalami peningkatan
terdapat penurunan produksi daging bila dibandingkan dengan tahun 2011 pada ternak
kambing dan domba dengan nilai masing-masing -1,70% dan -5,21% (Anonim, 2014).
Pada tahun 2008 rata-rata konsumsi protein hewani penduduk Indonesia 5.45g/kapita/hari,
terdiri atas 2.4g daging dan 3.05g susu dan telur. Konsumsi protein hewani yang bersumber
dari produk ternak pada tahun yang sama baru mencapai 5.93 kg daging, 6.91 kg susu dan
6.37 kg telur/ per kapita/tahun . Sementara itu pertambahan penduduk Indonesia meningkat
sekitar 1.3% pertahun dan pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 273 juta (BPS,
2008). Semakin meningkatnya jumlah penduduk,dibarengi dengan peningkatan pendapatan
dan kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani, akan menyebabkan lonjakan
permintaan pangan hewani. Oleh karena itu pengembangan ternak di Indonesia utamanya
ditujukan untuk menyediakan bahan makanan sumber protein hewani bagi masyarakat.

b. Sebagai Sumber Tenaga


Keberadaan ternak besar dan kecil dimanfaatkan untuk sumber tenaga menarik alat-alat
pertanian dan alat transportasi. Pada tahun 1920 di Amerika sebanyak 25 juta kuda digunakan
sebagai ternak kerja. Walaupun kemajuan dibidang teknologi demikan pesat dalam
menghasilkan mesin-mesin pertanian (pengolah tanah), keberadaan sumber tenaga ternak ,
misalnya ternak kerbau dan sapi sebagai pembajak sawah masih dipertahankan terutama
untuk lahan yang tofografinya berbukit-bukit sehingga penerapan mekanisasi pertanian
modern menjadi sangat sulit. Di wilayah tertentu , misalnya di pulau Lombok ternak kuda
masih menjadi alat tranfortasi. Di Yogyakarta ternak kuda mempunyai peran sebagai delman
yang mengangkut para wisatawan untuk menikmati indahnya pantai Parang Tritis.

3
c. Sebagai Penghasil Pupuk
Hasil samping berupa kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi
tanaman. Disamping itu kotoran ternak dapat menghasilkan bahan bakar berupa gas methan
apabila diproses melalui pembuatan BIO-Gas.

d. Sebagai Sumber Penghasilan.


Dengan memelihara ternak maka peternak dapat memperoleh pendapatan guna
memenuhikebutuhan rumah tangganya. Para petani/ternak dipedesaan memelihara ternak
sebagai tabungan yang dapat dijual di saat mereka memerlukan dana, misalnya menjelang
tahun ajaran baru, atau untuk pendanaan naik Haji. Pada tahun 2013 kontribusi peternakan
terhadap Pendapatan Domestik Bruto adalah sekitar 86 triliun rupiah.
.
e. Sebagai Sumber Bahan Industri
Hasil utama dan hasil samping dari ternak dapat digunakan untuk bahan baku industri. Telur,
daging dan susu dapat digunakan dalam berbagai industri makanan. Kulit, bulu, tulang dan 
lainnya dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri kerajinan.

f. Sebagai Sumber Lapangan Kerja.


Dengan semakin berkembangnya usaha peternakan maka akan membutuhkan tenaga kerja
yang lebih banyak. Industri peternakan adalah industri biologis sehingga campur tangan
manusia mutlak diperlukan. Oleh karena itu jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam industri
peternakan dan industri lain yang terkait juga terus meningkat. Demikian juga halnya denganr
rumah tangga yang terlibat dalam sektor peternakan.

4
g. Sebagai Sumber Penelitian untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maka ternak merupakan sarana penelitian yang efektif
bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

h. Sebagai Sumber Pariwisata


Dari segi sosial, maka ternak merupakan daya tarik wisata tersendiri, khususnya terkait
dengan hobi atau kesenangan (Funcy). Hal ini nampak pada ramainya pengunjung saat
adanya kontes ternak.

i. Sebagai Sumber Status Sosial.


Kepemilikan Ternak dapat meningkatkan status sosial bagi seseorang atau sekelompok orang
khususnya kepemilikan ternak-ternak pilihan.

Untuk dapat berperan seperti tersebut di atas maka ternak harus bebas dari:
1. lapar dan haus.Kebutuhan hidup pokok (maintenance) dan kebutuhan untuk memproduksi
tenaga, daging, telur dan susu harus terpenuhi.
2. luka dan rasa sakit

5
3. stres,dan
4. bebas dari rasa tidak nyaman.

Oleh karena itu tujuan dari industri peternakan adalah:


• Untuk mempertahankan/meningkatkan populasi ternak
• Untuk menyediakan bahan pangan (daging,telur, susu) yang aman, sehat, utuh dan halal
(ASUH), dan bahan sandang seperti wool, kulit dan yang lainnya
• Untuk menyediakan pakan ternak (feed meal)
• Untuk menghasilkan obat-obatan (Animal Medications)
• Untuk menghasilkan peralatan dan mesin-mesin untuk mendukung perkembangan
peternakan.

1.3. Istilah- istilah dalam Peternakan.


Dalam Undang-Undang Pokok kehewanan yaituUndang Undang no 41 tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang no. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
ditetapkan beberapa Istilah sebagai berikut.

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:


1. Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, Benih, Bibit,
Bakalan,Ternak Ruminansia Indukan, Pakan, Alat dan Mesin Peternakan, budi daya Ternak,
panen, pascapanen,pengolahan, pemasaran, pengusahaan, pembiayaan,serta sarana dan
prasarana.
2. Kesehatan Hewan adalah segala urusan yang berkaitan dengan pelindungan sumber daya
Hewan,kesehatan masyarakat, dan lingkungan serta penjaminan keamanan Produk Hewan,
Kesejahteraan Hewan, dan peningkatan akses pasaruntuk mendukung kedaulatan,
kemandirian, danketahanan pangan asal Hewan.
3. Hewan adalah binatang atau satwa yang seluruhAtau sebagian dari siklus hidupnya berada di
darat, air, dan/atau udara, baik yang dipelihara maupunyang di habitatnya.
4. Hewan Peliharaan adalah Hewan yang kehidupannya untuk sebagian atau seluruhnya
bergantung padamanusia untuk maksud tertentu.
5. Ternak adalah Hewan peliharaan yang produknya diperuntukan sebagai penghasil pangan,
bahan baku industri, jasa, dan/atau hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian.
6. Ternak Ruminansia Betina Produktif adalah Ternak ruminansia betina yang organ
reproduksinya masih berfungsi secara normal dan dapat beranak.
7. Ternak Ruminansia Indukan adalah Ternak betinab ukan bibit yang memiliki organ reproduksi
normaldan sehat digunakan untuk pengembangbiakan.
8. Satwa Liar adalah semua binatang yang hidup didarat, air, dan/atau udara yang masih
mempunyai sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia.
9. Sumber Daya Genetik adalah material tumbuhan, binatang, atau jasad renik yang mengandung
unitunityang berfungsi sebagai pembawa sifatketurunan, baik yang bernilai aktual maupun
potensial untuk menciptakan galur, rumpun, atau spesies baru.
6
10. Benih Hewan yang selanjutnya disebut Benih adalahbahan reproduksi Hewan yang dapat
berupa semen, sperma, ova, telur tertunas, dan embrio.
11. Bibit Hewan yang selanjutnya disebut Bibit adalah Hewan yang mempunyai sifat unggul dan
mewariskan serta memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan.
12. Rumpun Hewan yang selanjutnya disebut Rumpun adalah segolongan hewan dari suatu
spesies yang mempunyai ciriciri fenotipe yang khas dan dapat diwariskan pada keturunannya.
13. Bakalan Ternak Ruminansia Pedaging yang selanjutnya disebut Bakalan adalah ternak
ruminansia pedaging dewasa yang dipelihara selama kurun waktu tertentu hanya untuk
digemukkan sampai mencapai bobot badan maksimal pada umur optimal untuk dipotong.
14. Produk Hewan adalah semua bahan yang berasal dari Hewan yang masih segar dan/atau telah
diolahatau diproses untuk keperluan konsumsi, farmakoseutika, pertanian, dan/atau kegunaan
lainbagi pemenuhan kebutuhan dan kemaslahatan manusia.
15. Peternak adalah orang perseorangan warga Negara Indonesia atau korporasi yang melakukan
usahaPeternakan.
16. Perusahaan Peternakan adalah orang perseorangan atau korporasi, baik yang berbentuk badan
hokum maupun yang bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mengelola usaha Peternakan dengan kriteria dan
skala tertentu.
17. Usaha di bidang Peternakan adalah kegiatan yang menghasilkan produk dan jasa yang
menunjang usaha budi daya Ternak.
18. Inseminasi Buatan adalah teknik memasukkan maniatau semen ke dalam alat reproduksi
Ternak betinasehat untuk dapat membuahi sel telur dengan menggunakan alat inseminasi
dengan tujuan agarTernak bunting.
19. Pemuliaan Ternak yang selanjutnya disebut Pemuliaan adalah rangkaian kegiatan untuk
mengubah komposisi genetik pada sekelompokTernak dari suatu rumpun atau galur
gunamencapai tujuan tertentu.
20. Usaha di bidang Kesehatan Hewan adalah kegiatan yang menghasilkan produk dan/atau jasa
yang menunjang upaya dalam mewujudkan Kesehatan
21. Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak
diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan
berkembangbiak.
22. Bahan Pakan adalah bahan hasil pertanian, perikanan, Peternakan, atau bahan lain serta yang
layak dipergunakan sebagai Pakan, baik yang telah diolah maupun yang belum diolah.
23. Kawasan Penggembalaan Umum adalah lahannegara atau yang disediakan Pemerintah atau
yang dihibahkan oleh perseorangan atau perusahaan yang diperuntukkan penggembalaan
Ternak masyarakat skala kecii sehingga Ternak dapat leluasa berkembang biak.
24. Veteriner adalah segala urusan yang berkaitan dengan Hewan, Produk Hewan, dan penyakit
Hewan.
25. Medik Veteriner adalah penyelenggaraan kegiatan praktik kedokteran hewan.
26. Otoritas Veteriner adalah kelembagaan Pemerintah atau Pemerintah Daerah yang
bertanggung jawab dan memiliki kompetensi dalam penyelenggaraan Kesehatan Hewan.
7
29. Dokter Hewan adalah orang yang memiliki profesi dibidang kedokteran hewan dan
kewenangan Medik Veteriner dalam melaksanakan pelayanan Kesehatan Hewan.
30. Dokter Hewan Berwenang adalah Dokter Hewan yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan jangkauan tugas
pelayanannya dalam rangka penyelenggaraan Kesehatan Hewan.
31. Medik Reproduksi adalah penerapan Medik Veteriner dalam penyelenggaraan Kesehatan
Hewan di bidang reproduksi hewan.
32. Medik Konservasi adalah penerapan Medik Veteriner dalam penyelenggaraan Kesehatan
Hewan di bidang konservasi Satwa Liar.
33. Penyakit Hewan adalah gangguan kesehatan padaHewan yang disebabkan oleh cacat genetik,
proses degeneratif, gangguan metabolisme, trauma, keracunan, infestasi parasit, prion, dan
infeksi mikroorganisme patogen.
34. Penyakit Hewan Menular adalah penyakit yang ditularkan antara Hewan dan Hewan, Hewan
dan manusia, serta Hewan dan media pembawa penyakit Hewan lain melalui kontak langsung
atau tidak langsung dengan media perantara mekanis seperti air, udara, tanah, Pakan,
peralatan, dan manusia,atau melalui media perantara biologis seperti virus, bakteri, amuba,
atau jamur.
35. Penyakit Hewan Menular Strategis adalah penyakit Hewan yang dapat menimbulkan angka
kematiandan/atau angka kesakitan yang tinggi pada Hewan, dampak kerugian ekonomi,
keresahan masyarakat, dan / atau bersifat zoonotik.
36. Zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari Hewan kepada manusia atau sebaliknya.
37. Wabah adalah kejadian penyakit luar biasa yangdapat berupa timbulnya suatu Penyakit
Hewan Menular baru di suatu wilayah atau kenaikan kasusPenyakit Hewan Menular
mendadak yang dikategorikan sebagai bencana nonalam.
38. Kesehatan Masyarakat Veteriner adalah segala urusan yang berhubungan dengan Hewan dan
Produk Hewan yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kesehatan manusia.
39. Obat Hewan adalah sediaan yang dapat digunakan untuk mengobati Hewan, membebaskan
gejala, atau memodifikasi proses kimia dalam tubuh yang meliputi sediaan biologik,
farmakoseutika, premiks, dan sediaan Obat Hewan alami.
40. Alat dan Mesin Peternakan adalah semua peralatan yang digunakan berkaitan dengan
kegiatan Peternakan, baik yang dioperasikan dengan motor penggerak maupun tanpa motor
penggerak.
41. Alat dan Mesin Kesehatan Hewan adalah peralatan kedokteran Hewan yang disiapkan dan
digunakan untuk Hewan sebagai alat bantu dalam penyelenggaraan Kesehatan Hewan.
42. Kesejahteraan Hewan adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan
mental Hewan menurut ukuran perilaku alami Hewan yangperlu diterapkan dan ditegakkan
untuk melindungi Hewan dari perlakuan Setiap Orang yang tidak layak terhadap Hewan yang
dimanfaatkan manusia.
43. Tenaga Kesehatan Hewan adalah orang yang menjalankan aktivitas di bidang Kesehatan
Hewan berdasarkan kompetensi dan kewenangan Medik Veteriner yang hierarkis sesuai
dengan pendidikan formal dan/atau pelatihan Kesehatan Hewan bersertifikat.
8
44. Peternakan murni adalah cara peternakan dimana perkembangbiakan ternak-ternaknya
dilakukan dengan jalan pemacekan antara ternak/hewan yang termasuk dalam satu rumpun.
45. Perusahaan peternakan adalah usaha peternakan yang dilakukan pada tempat tertentu serta
perkembang biakannya dan manfaatnya diatur dan diawasi oleh peternak-peternak.
46. Kelas Ternak adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa-bangsa ternak yang dibentuk dan
dikembangkan mula-mula disuatu daerah tertentu.
47. Bangsa Ternak (Breed) adalah Suatu kelompok dari ternak yang memiliki persamaan dalam
bentuk morphologis, sifat-sifat fisiologis dan bentuk anatomis yang karakteristik untuk tiap-
tiap bangsa dan sifat-sifat persamaan ini dapat diturunkan pada generasi selanjutnya.

Perlatihan

1. Sebutkan penanan industry peternakan bagi masyarakat


2. Apa tujuan adanya industry peternakan
3. Apakah perbedaan antara Hewan dan Ternak.

Anda mungkin juga menyukai