Anda di halaman 1dari 11

REKAYASA IDE

MATAKULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PERGAULAN MAHASISWA DAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM


MENERAPKAN SILA PERSATUAN INDONESIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : TIUR MAIDA BR NABABAN

NIM : 4193131051

KELAS : KIMIA DIK A 2019

DOSEN PENGAMPU: Dra. Yusna Melianti,M.H

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa,dimana telah
memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas “REKAYASA IDE” matakuliah “Pendidikan
Kewarganegaraan”.

Dalam penyusun makalah ini,saya tidak lupa mengucapkan banyak terima


kasih kepada Ibu Dra. Yusna Melianti,M.H yang telah memberikan tugas
Rekayasa Ide, sehingga saya dapat lebih memahami lebih jauh mengenai RI. Dan
oleh sebab itu saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.

Saya sadar makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna,untuk itu
saya berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Dan saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan seluruh
pembaca pada umumnya. Akhir kata penulisan saya ucapkan terima kasih.

Medan, 13 November 2020

Mahasiswa

TIUR MAIDA BR NABABAN

NIM : 4193131051

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
I.1 LATAR BELAKANG..................................................................................1
I.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
I.3 TUJUAN........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
KERANGKA BERFIKIR.....................................................................................3
II.1 ARTI MAKNA SILA PERSATUAN INDONESIA.................................3
II.2 IMPLIMENTASI SILA PERSATUAN INDONESIA............................3
II.3 LINGKUNGAN SOSIAL...........................................................................4
BAB III....................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................5
III.1 PENERAPAN SILA PERSATUAN INDONESIA DALAM
PERGAULAN MAHASISWA..........................................................................5
III.2 PANDANGAN PANCASILA MENGENAI PERGAULAN
MAHASISWA....................................................................................................5
III.3 LANGKAH-LANGKAH MENYELESAIKAN MASALAH
PERGAULAN MAHASISWA..........................................................................6
BAB IV....................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................7
IV.1 KESIMPULAN..........................................................................................7
IV.2 SARAN.......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Tahun ajaran pada semester ganjil sangat identik dengan adanya


mahasiswa- mahasiswa baru yang ingin menuntut ilmu pada sebuah perguruan
tinggi di Indonesia. Mereka tentunya bukan hanya berasal dari satu daerah atau
wilayah. Mengenai daerah asal masing-masing mahasiswa tentunya banyak
sekali perbedaan yang dibawa dari daerah asal masing-masing. Perbedaan
tersebut antara lain bahasa sehari-hari, gaya pergaulan, dan cara berkomunikasi.
Perbedaan-perbedaan inilah yang membuat mahaiswa-mahasiswa enggan
untuk berteman yang mahasiswa dari daerah lain, dan akhirnya hanya berkumpul
dengan orang-orang dari daerahnya sendiri dan membentuk kelompok-
kelompok.
Adanya kelompok-kelompok ini tanpa disadari membuat mahasiswa-
mahasiswa merasa nyaman dan membatasi pergaulan mereka dengan yang lain.
Pengelompokan mahasiswa-mahasiswa ini tentunya sangat bertentangan dengan
sila ketiga dalam pancasila, yaitu persatuan Indonesia
Padahal dalam implementasinya terdapat butir berikut : Memajukan
pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berBhinneka Tunggal Ika.
Butir ini mengkehendaki pergaulan, hubungan baik ekonomi, politik, dan budaya
antar suku, pulau dan agama, sehingga terjalin masyarakat yang rukun, damai
dan makmur.
Hal inilah yang melatar belakangi penulisan makalah ini, dimana akan
dibahas apa yang menyebabkan mahasiswa enggan untuk bergaul dengan
mahasiswa dari daerah lain serta bagaimana pandangan pancasila mengenai hal
ini.

1
I.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasakan hal-hal yang melatarbelakangi penulisan makalah ini, maka


dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan di angkat adalah sebagai berikut :

1. Kenapa mahasiswa-mahasiswa enggan untuk bergaul dengan mahasiswa


dari daerah lain?
2. Apa yang menyebabkan mahasiswa lebih senang berkumpul dengan
mahasiswa-mahasiswa dari daerahnya sendiri ?
3. Bagaimana pandangan pancasila mengenai hal itu ?
4. Apa yang akan terjadi bila hal ini terus dibiarkan ?

5. Langkah-langkah apa saja yang bisa digunakan untuk menyelesaikan


masalah ini ?

I.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa memahami tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam


kehidupan di kampus.
2. Mahasiswa mampu memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang berBhinneka Tunggal Ika.

2
BAB II
KERANGKA BERFIKIR

II.1 ARTI MAKNA SILA PERSATUAN INDONESIA

Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah
belah. Persatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi”. Persatuan dan
kesatuan bangsa indonesia yang kita rasakan saat ini, terjadi dalam proses yang
dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk
dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat indonesia
sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali. Butir-butir
implementasi sila ketiga adalah sbb :

1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa


diatas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

3. Cinta tanah air dan bangsa.

4. Bangga, berani, dan percaya diri sebagai warga negara indonesia.

5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang


berbhinneka tunggal ika.

II.2 IMPLIMENTASI SILA PERSATUAN INDONESIA

1. Nasionalisme

Nasionalisme berarti rasa kesatuan yang tumbuh dalam hati kelompok


manusia berdasarkan cita-cita yang sama dalam satu ikatan organisasi
kenegaraan indonesia. Persatuan indonesia adalah proses untuk menuju
terwujudnya nasionalisme indonesia.
2. Cinta bangsa dan tanah air

Kecintaan kepada negara akan melahirkan rasa kebangsaan yang besar


dan kecintaan ini adalah bukan milik pribadi, melainkan milik setiap warga

3
sebuah negara maka akan melahirkan sebuah “isme” yang bersifat nasional dan
dikenal dengan nasionalisme. Semangat kebangsaan dan persatuan akan
menyuburkan rasa cinta tanah air yang membangkitkan kemauan untuk membela
dan mempertahankan NKRI dengan dasar negara pancasila dan UUD 1945.

3. Menggalang persatuan dan kesatuan indonesia

Persatuan dan kesatuan nasional harus bisa kita pelihara dan


perkokoh. Usaha- usaha ini tidak ada henti-hentinya. Karena persatuan dan
kesatuan bangsa merupakan kekuatan dan modal utama bagi bangsa untuk maju
dan mencapai cita- citanya.

4. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan


perbedaan warna kulit
Kita terdiri dari berbagai suku, ras, budaya, dan bahasa yang berbeda-
beda dan kita menyadari itu tetapi kita lebih menyadari kebulatan nekad untuk
bersatu padu sebagai bangsa indonesia.
5. Menimbulkan rasa senasib dan sepenanggungan

Menumbuhkan rasa senasib sepenanggungan dapat dilakukan dengan


melihat perjalanan bangsa dari awal kemerdekaan sampai saat ini. Sehingga
kesadaran inilah yang harus dibentuk pada setiap jiwa-jiwa manusia indonesia
yang berdaulat guna menghindari adanya rasa tersisih, atau tidak diperhatikan
oleh pemerintah bahkan lebih berpikir untuk memisahkan diri dari NKRI.
II.3 LINGKUNGAN SOSIAL

Sosial berarti kemasyarakatan atau keadaan dimana terdapat kehadiran


orang lain. Dan lingkungan sosial berarti lingkungan yang terdiri dari makhluk
sosial (manusia). Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan
yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Lingkungan sosial berawal dari lingkungan keluarga. Lingkungan
keluarga adalah lingkungan yang pertama kali didapatkan oleh anak, dan
berpengaruh terhadap perilaku anak. Kemudian dari lingkungan keluarga bisa
mencakup lebih luas menjadi lingkungan sosial, tidak hanya di rumah melainkan
bisa juga di dalam masyarakat.

4
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 PENERAPAN SILA PERSATUAN INDONESIA DALAM


PERGAULAN MAHASISWA

Mahasiswa dan generasi muda adalah harapan bagi masa depan bangsa.
Mahasiswa adalah yang mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk mengambil
peran dalam proses pembangunan untuk kemajuan bangsa di masa depan.
Dalam sila ketiga yaitu “persatuan indonesia” memiliki pengaruh yang
cukup besar dalam sejarah bangsa indonesia. Sila ini merupakan pedoman dan
kunci keberlangsungan bangsa indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku,
agama, ras, serta kebudayaan terutama dalam mendongkrak semangat generasi
muda indonesia untuk mempertahankan keutuhan bangsanya.
Namun, sejumlah mahasiswa tidak melaksanakannya, karena banyak
diantara mereka lebih asyik berkumpul dengan yang satu daerah dengannya,
seharusnya mahasiswa bergaul dengan mahasiswa yang lain, karena kehidupan
kampus juga termasuk lingkungan sosial yang harus membentuk interaksi yang
besar.

III.2 PANDANGAN PANCASILA MENGENAI PERGAULAN


MAHASISWA

Pancasila menginginkan adanya persatuan dan kesatuan dari seluruh


rakyat indonesia. Tidak hanya satu untuk daerah asalnya, melainkan untuk
seluruh daerah. Karena dalam pancasila memandang bahwa indonesia adalah
bangsa yang berbhinneka tunggal ika.

5
III.3 LANGKAH-LANGKAH MENYELESAIKAN MASALAH
PERGAULAN MAHASISWA

Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan acara


yang membuat mahasiswa bisa berkumpul, bermain, dan saling bekerja sama
dalam menyelesaikan masalah, atau mengadakan suatu proyek yang melibatkan
mahasiswa- mahasiswa. Sehingga mahasiswa dapat memupuk rasa persatuan dan
kesatuan dan bisa menjalin pertemanan.
Salah satunya dengan mendirikan organisasi baik di dalam kampus
maupun diluar kampus. Dengan begitu, mahasiswa dapat mempererat hubungan
mereka yang bukan satu daerah tetapi dari daerah lain juga, dan bisa juga saling
sharing ilmu dan pengalaman.

6
BAB IV
PENUTUP

IV.1 KESIMPULAN

1. Persatuan Indonesia merupakan kunci keberlangsungan bangsa


Indonesia yang terdiri dari macam suku, ras, agam, budaya, dan ethis.
2. Generasi muda adalah mahasiswa yang merupakan makhluk sosial
yang ada di kehidupan kampus.
3. Untuk memajukan pergaulan mahasiswa demi kesatuan dan persatuan
bangsa yang berbhinneka tunggal ika, mahasiswa dapat mengikuti
organisasi-organisasi di dalam kampus maupun diluar kampus.

IV.2 SARAN

Penulis mengharapkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya penerapan


nilai- nilai pancasila dalam kehidupan kampus, seperti sila persatuan indonesia.
Perbedaan tidak menghalangi dan membatasi diri untuk mengembangkan
pergaulan dan relasi yang lebih luas lagi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan.1995.Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan, Yogyakarta :


Paradigma.

Rahma, Srijanti A dan Purwanto S.K.2008. Etika Berwarga Negara pendidikan


kewarganegaraan di perguruan tinggi, Jakarta : Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai