V1 . M1 = V2 . M2
1 . M1 = 50 . 0,08
M1 =4M
% massa × ρ ×10
M=
Mr
% masaa ×1× 10
4=
60
%=24 %
3. Indikator fenolftalein merupakan asam diprotik dan tidak berwarna. Indikator fenolftalein terurai menjadi
bentuk tidak berwarna dan kemudian dengan hilangnya proton kedua menjadi ion dengan sistem konjugasi,
menghasilkan warna merah. Fungsi penambahan indikator fenolftalein pada titrasi asam basa yaitu untuk
menentukan titik ekuivalen. Indikator fenolftalein berubah warna di sekitar titik ekivalen dan merupakan
indikator yang sesuai. Indikator fenolftalein (pp) digunakan sebagai indikator pembanding dalam proses titrasi
basa kuat-asam kuat, hasil yang diperoleh menunjukkan rentang pH yaitu 9,83-4,20 dengan warna merah muda
menjadi tidak berwarna.
VII. Kesimpulan:
Titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah ditentuan
konsentrasinya (larutan standar), titrasi asam basa adalah suatu titrasi dengan menggunakan reaksi asam basa
(reaksi penetralan). Titrasi harus dihentikan apabila larutan NaOH dicampurkan dengan CH 3COOH berubah
warna dari bening hingga menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil
konsentrasi dari CH3COOH tersebut, sehingga harus sangat hati-hati pada saat melakukan praktikum. Kadar
asam cuka perdagangan yang diperoleh adalah 24%
VIII. Daftar Pustaka:
https://www.academia.edu/30129326/
laporan_praktikum_titrasi_asam_basa_dan_konstanta_keasaman_ka_modul_2_docx