Anda di halaman 1dari 4

Laboratorium Kimia SMA Medhodist-3

Praktikum Bab XV Kelas XI.IPA-4 Semester 2


Tahun Pelajaran: 2022/2023
_________________________________________________________________________________
Judul : “Larutan Asam dan Basa”
Praktikan : Kelompok 3
Ketua : Samuel (25)
Anggota : 1) Edison Tan (3)
2) Evelyn Prakusya (7)
3) Thalia Aurelia Limberta (31)
Tanggal Pelaksanaan Praktikum : 26 January 2023
Tanggal Pengumpulan Laporan : 02 February 2023
_________________________________________________________________________________
I. Tujuan:
Mengamati sifat-sifat hasil reaksi larutan asam dengan larutan basa.
II. Landasan Teori:
Istilah asam berasal dari kata Latin acidus (asam), yang berkaitan dengan kata acer (tajam) dan acetum (cuka).
Cuka adalah larutan air dari asam asetat. Sedangkan istilah alkali (basa) berasal dari bahasa Arab al-qali, yaitu abu
dari suatu tanaman yang berkaitan dengan daerah rawa garam dan padang  pasir. Sebelumnya, sumber kata dari
basa adalah abu hasil pembakaran kayu. Sudah lama diketahui sifat yang mencolok bahwa asam dan basa dapat
saling menetralkan dan membentuk senyawa yang disebut garam.
Sifat yang  berkaitan erat dengan asam adalah rasanya asam, rasa seperti ditusuk jarum apabila terkena kulit,
kemampuannya melarutkan sebagian besar logam, dan kemampuannya melarutkan batu kapur dan mineral
karbonat lainnya. Basa memiliki rasa pahit dan licin, sifat dasar basa banyak ditemukan pada sabun dan zat
pembersih peralatan rumah tangga lainnya. Baik asam maupun basa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
warna dari unsur pokok tanaman tertentu. Misal, lakmus yang berasal dari sebangsa tumbuhan lumut, berwarna
merah dalam larutan asam, tetapi biru dalam larutan basa.
Beberapa teori yang mencoba menjelaskan tentang asam basa diantaranya Antoine Lavoisier yang mengemukakan
bahwa semua asam mengandung oksigen. Pada tahun 1810, Humphry Davy mengemukakan bahwa unsur dalam
asam bukan oksigen tetapi hidrogen, yang ditunjukkan oleh asam hidroklorik yang mengandung hanya atom H dan
Cl tanpa ada O.
Selain rasa, sifat-sifat asam dan basa juga dapat ditentukan dengan melihat pengaruhnya terhadap indikator.
Indikator asam basa merupakan suatu hal yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keasamaan atau kebasaan
suatu zat. Indikator dibagi menjadi dua, yaitu indikator tunggal dan indikator universal. Indikator tunggal hanya
dapat membedakan larutan  bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menentukan harga pH dan pOH. Indikator
universal dapat digunakan untuk membedakan larutan asam atau  basa dengan mengetahui harga pH atau pOH dari
larutan Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan
dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat member proton (ion H +)
kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah
asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Ciri-ciri asam
diantaranya rasanya asam, dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, mempunyai pH (derajat
keasaman) kurang dari 7, dapat menghantarkan listrik (termasuk larutan elektrolit), dengan logam tertentu dapat
mengahasilkan gas hidrogen dan bersifat korosif atau merusak bahan-bahan benda-benda yang dikenainya.
Konsep asam basa menurut beberapa ahli diantaranya teori Arrhenius, teori Bronsted-Lowry, dan teori Lewis.
Teori asam basa Arrhenius menjelaskan bahwa asam adalah senyawa yang di dalam air dapat melepaskan ion H +
sedangkan basa adalah senyawa yang di dalam air dapat menghasilkan ion OH-. Teori ini hanya terbatas untuk
larutan dengan pelarut berupa air. Teori asam basa Bronsted-Lowry menjelaskan bahwa asam adalah spesi yang
memberikan proton (donor H+) sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton (aseptor H+). Teori ini dapat
menjelaskan sifat asam basa suatu larutan meskipun pelarutnya bukan air. Teori asam basa Lewis menjelaskan
bahwa asam adalah spesi penerima pasangan elektron, sedangkan basa adalah spesi yang memberikan pasangan
elektron.
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk menentukan konsentrasi
suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui
konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi memegang peranan yang amat penting sehingga ada
kalanya sampai saat ini banyak orang yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri. Larutan yang
diketahui normalitasnya disebut larutan standar, biasanya dimasukkan dalam buret sebagai zat penitrasi atau titran.
Larutan yang akan ditentukan normalitasnya diletakkan dalam Erlenmeyer dan disebut juga sebagai zat yang
dititrasi atau analit.
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya
larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang
dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi. Larutan standar
sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan
kemurnian relatif rendah sehingga kondan cepat, konsentrasi diketahui dari hasil standarisasi. Larutan standar dapat
dibuat dengan cara melarutkan sejumlah senyawa baku tertentu yang sebelumnya senyawa tersebut ditimbang
secara tepat dalam volume larutan yang diukur dengan tepat.
III. Alat dan Bahan:
Alat Jumlah Bahan Jumlah
Gelas ukur 1 Larutan HCl 0,1 M 1 mL
Tabung reaksi 1 Larutan NaOH 0,1 M 1 mL
Larutan CH3COOH 0,1 M 1 mL
Larutan NH3 0,1 M 1 mL
Indikator universal 8
IV. Prosedur Kerja:
1. Ukur pH keempat lautan yang tersedia menggunakan kertas indikator universal. Catat hasilnya.
2. Ambil 1 mL lautan HCL 0,1 M, masukan larutan tersebut ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 1 mL larutan
NaOH 0,1 M kemudian goncangkan. Periksa pH larutan yang dihasilkan dengan indikator.
3. Lakukan hal yang sama untuk reaksi antara lautan lautan berikut ini:
a) CH3COOH + NH3
b) HCl + NH3
c) NaOH + CH3COOH
Untuk mengukur PH dengan kertas indikator caranya:
1. Buatlah potongan-potongan kertas indikator universal panjang setiap potong kurang lebih 1 cm.
2. Teteskan setiap larutan yang akan diukur pH pada kertas indikator universal dengan pipet tetes, kemudian
cocokkan warna yang terjadi pada skala pH indikator universal.
V. Data Pengamatan:
No
Larutan pH Sifat : asam/basa
.
1 HCl 0,1 M pH = 1 asam kuat
2 NaOH 0,1 M pH = 11 basa kuat
3 CH3COOH 0,1 M pH = 3 asam kuat
4 NH3 0,1 M pH = 8 basa lemah
5 HCl + NaOH pH = 7 netral
6 CH3COOH + NH3 pH = 3 asam kuat
7 HCl + NH3 pH = 2 asam kuat
8 NaOH + CH3COOH pH = 5 asam lemah
VI. Pertanyaan dan Tugas:
1. Bagaimana kekuatan sifat asam basa dari keempat larutan yang akan direaksikan ?
2. Bagaimana perubahan sifat asam basa yang terjadi setelah larutan direaksikan ?
3. Buatlah persamaan reaksi ionisasi keempat larutan yang digunakan. Jika hasil ionisasi saling direaksikan seperti
pada kegiatan tersebut maka interaksi ion-ion manakah yang berkaitan dengan perubahan sifat asam dan basa
larutan yang dihasilkan ?
Jawaban:
1. Asam kuat: HCl
Asam lemah: CH3COOH
Basa kuat: NaOH
Basa lemah: NH3
2. Reaksi ke-5 : Asam kuat + basa kuat akan saling menetralkan.
Reaksi ke-6 : Asam lemah + basa lemah akan menghasilkan sifat asam karena konsentrasi asam lebih besar dari
konsentrasi basa.
Reaksi ke-7 : Asam kuat + basa lemah akan menghasilkan sifat asam karena asam kuat menghasilkan H+ yang
lebih banyak.
Reaksi ke-8 : Asam lemah + basa kuat akan menghasilkan sifat basa karena basa kuat menghasilkan ion OH-
yang lebih banyak.
3. a) Reaksi ke-5 : NaOH + HCL → NaCl + H2O
RIL : Na +¿¿+ OH −¿¿ + H +¿¿ +Cl−¿¿ → Na +¿¿+Cl−¿+¿¿ H2O
−¿¿ +¿¿
RIB : OH + H → H2O
b) Reaksi ke-6 : CH3COOH + NH3 → (NH4)CH3COO
RIL : CH3COOH + NH3 → NH4- + CH3COO-
c) Reaksi ke-7 : HCl + NH3 → NH4Cl
+¿¿ −¿¿ −¿¿
RIL : H + Cl + NH3 → NH4-+ Cl
+¿¿
RIB : H + NH3 → NH4-

d) Reaksi ke-8 : NaOH + CH3COOH → NaCH3COO + H2O


+¿¿ −¿¿ +¿¿ −¿¿
RIL : Na + OH + CH3COOH → Na + CH 3 COO + H2O
RIB : OH −¿¿+ CH3COOH → CH3COO- + H2O
VII. Kesimpulan:
Dari percobaan asam basa yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Konsentrasi asam akan mempengaruhi kepekatan warna, jadi semakin pekat warna asam, maka akan semakin
tinggi konsentrasi asam atau pH asam tersebut. Begitu juga dengan basa, semakin pekat warna basa, maka
akan semakin tinggi konsentrasi basa atau pH basa tersebut.
VIII. Daftar Pustaka:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/kimia-dasar/laporan-praktikum-asam-basa/27909124

Anda mungkin juga menyukai