Disusun Oleh :
NPM : E1G022074
Kelompok :4
2022
BAB I PENDAHULUAN
Asam basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa latin acetumyang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa arab
yang berarti abu. Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan
kita. Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang
kita konsumsi sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita
gunakan (sabun, deterjen, dll) adalah basa.(Munif, A dkk. 2018).
Teori asam basa yang banyak digunakan dalam mempelajari kimia antara lain
teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-lawry, dan teori asam basa
G.N.Lewis (Maju, L. 2013).
Jika sejumlah asam dan basa murni ekuivalen dicampur dan larutannya
diuapkan, suatu zat kristalin tertinggal, yang tak mempunyai ciri-ciri khas suatu asam
maupun basa, pada zaman dahulu dinamai garam ( Cairns, dan Mak, 2016).
Konsep asam basa merupakan dasar untuk mempelajari konsep hidrolisis
garam. Hal ini terlihat pada reaksi garam dengan air pada materi hidrolisis garam.
Garam terbentuk dari reaksi asam dan basa. Garam yang terlarut dalam air akan
mengalami ionisasi membentuk kation dan anionnya. Kation yang berasal dari basa
lemah dan anion yang berasal dari asam lemah dapat mengalami hidrolisis garam.
Kekuatan asam basa telah dijelaskan pada teori asam basa Bronsted Lowry. Pada teori
asam basa Bronsted Lowry telah dijelaskan tentang hubungan asam basa konjugasi
( Ratna, 2019).
Konsep pH ini diperkenalkan pertama kali oleh ahli kimia Denmark yang
bernama Sorensen pada tahun 1990 (Devidan Syafnil, 2022)
Senyawa asam dan senyawa basa dapat digolongkan menjadi asam kuat, asam
lemah, basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan
ion H ⁺, sedangkan kekuatan basa ditentukan oleh kemampuanmenghasilkan OH
⁻. Banyaknya ion H ⁺ atau ion OH⁻ yang dihasilkan, ditentukan oleh derajat ionisasi (
Maju, L. 2013).
BAB III
METODOLOGI
3 Pipet lebih kurang 2 mL larutan yang telah tersediakan ke dalam masing- masing tabung
reaksi.
4 Tentukan pH dengan menggunakan kertas pH indikator universal
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
BAB V PEMBAHASAN
Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki
rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau sering disebut
dengan korosif. Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas
hydrogen, sebagai indicator sederhana terhadap senyawa asam, dapat dipergunakan
kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yangdapat
menetralkan asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa
pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa
digunakan untuk berbagai keperluan.Sebagai indicator sederhana senyawa basa dapat
dipergunakan kertas lakmus, dimana basa dapat mengubah kertas lakmus merah
menjadi biru.
Konsep asam basa menurut Brosted Lowry mempunyai keterbatasan, terutama di
dalam menjelaskan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa tanpa proton (H+).
Misalnya, reaksi antara senyawa NH3 dan BF3 dan beberapa reaksi yang melibatkan
senyawa kompleks. Pada tahun 1932 ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru
mengenai asam basa, sehingga dikenal adanya basa Lewis dan asam Lewis. Menurut
konsep trsebut yang dimaksud dengan basa Lewis adalah suatu senyawa yang dapt
memberikan pasangan electron kepada senyawa lain atau donor pasangan electron,
sedangkan asam Lewis adalah senyawa yang mampu menerima pasangan electron
atau akseptor electron.
Praktikum kali ini membahas tetang bagaimana melihat indicator asam, basa dan
garam. Dimana sudah dijelaskan bahwa basa adalah senyawa kimia yang menyerap
ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu
ditunjukkan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik
merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa
kuat dan basa lemah.
Sedangkan asam adalah senyawa kimia yang pH nya kurang atau dibawah 7.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih dari 7. Asam dapat dibagi menjadi asam kuat
dan asam lemah.
Garam merupakan campuran larutan dari kedua senyawa yaitu asam dan basa.
Biasanya garam ini mempunyai pH netral yaitu sama dengan 7, Biasa nya untuk
menentukan apakah senyawa itu bersifat asam atau basa digunakan alat sebagai
berikut :
Identifikasi Sifat Asam – Basa Larutan
1. Kertas Lakmus
2. Indikator Universal
3. Indikator Alami
Menentukan sifat asam basa larutan dapat dilakukan dengan indikator alami,
contoh : kembang sepatu, kol merah, dan kulit manggis. Bila larutan di campur
dengan sari bunga sepatu, maka larutan berubah warna menjadi hijau (basa), atau tetap
Merah (netral), Atau juga Merah menyala (asam).
Pada praktikum ini kami menggunakan indikator universal, Indikator universal
merupakan campuran dari beberapa idikator yang memiliki perubahan warna
berbeda, sehingga semua perubahan warna itu menyatu dan sebagai hasilnya,
indicator universal ini memilki perubahan dari merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-
ungu. Cara menggunakan indikator Universal adalah dengan mencocokan kertas
indikator yang telah dicelupkan pada larutan dengan warna yang setara pada kemasan
kertas indikator. Sehingga larutan-larutan tersebut bisa digolongkan kedalam
golongan, sebagai berikut,pertama golongan asam kuat adalah asam yang terionisasi
sempurna sebagai elektrolit kuat, Ka ≥10-2. Larutan yang termasuk asam kuat
adalah HCL, H2SO4, CH3COO. Setelah asam kuat golongan berikutnya adalah, asam
lemah.
Asam lemah adalah asam yang terionisasi sebagian bersifat sebagai elektrik lemah,
Ka<10-2.
Dalam larutann yang di gunakan saat praktikum tidak ditemukan golongan asam
lemah. Selanjutnya, basa kuat adalah basa yang terionisasi sempurna bersifat sebagai
elektrolit kuat, Kb ≥ 10-2.
Larutan yang termasuk kedalam golongan basa kuat adalah NaOH, NH 4OH.
Sama seperti halnya asam lemah, untuk larutan yang kami amati tidak ada larutan
yang termasuk kedalam golongan basa lemah. Namun, diketahui terdapat dua larutan
yang termasuk kedalam golongan netral yaitu diantaranya, NH4CL dan NaCL.
Keterbatasan alat dan bahan pada praktikum kali ini membuat kami tidak bisa menghintung
konsentrasi molaritas suatu larutan yang kami amati. Tapi perlu diketahui seperti
yang dikutip dari buku penuntun praktikum kimia, konsentrasi larutan yang
dihitung adalah konsentrasi H+ dalam larutan yang dinyatakan dengan pH.
Hubungan pH dan H+ adalah :
pH = - log (H+)
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat kita simpulkan bahwa
untuk mengetahui pH suatu larutan, kita dapat mengetahui nya dengan berbagai cara,
dari mulai mencicipi rasa nya hingga menggunakan kertas lakmus, kertas indikator
universal, serta kertas indikator alami. Selain itu saat melakukan praktikum banyak
terdapat perbedaannya, oleh karena itu kita harus membuktikan kebenarannya dengan
perhitungan.
6.2 Saran
Untuk para praktikan agar dapat kondusif pada saat praktikum dilaksanakan agar
para praktikan yang lain dapat memahami apa yang CoAss jelaskan, dan juga pada
saat praktikum para praktikan diharapkan memakai masker serta jas lab.
DAFTAR PUSTAKA
Bengkulu.
Munik, A dkk. 2018. Pemanfaatan warga bunga sebagai indikator alami asam basa.