NIM 210301044
FAKULTAS/PRODI PERTANIAN/AGROTEKNOLOGI-1
SEMESTER GANJIL(1)
TUJUAN PERCOBAAN
- Untuk mengetahui pengertian larutan penyangga
- Untuk mengetahui pembagian larutan penyangga
- Untuk mengetahui teori asam basa
- Untuk mengetahui pembagian indikator asam basa
- Untuk mengetahui aplikasi percobaan
ALAT
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Botol aquadest
- Gelas ukur
- Indikator universal
- Beaker glass
- Pipet tetes
BAHAN
- Aquadest(l)
- HCl(aq) 1 M
- NaOH(aq) 1 M
- CH3COOH(aq) 1 M
- CH3COONa(aq) 1 M
- NH4OH(aq) 1 M
- NH4Cl (aq) 1 M
- Indikator PP(aq)
- Indikator Metil Orange(aq)
- Indikator BTB(aq)
PROSEDUR PERCOBAAN
A. Pengujian pH
I. Pengujian pH terhadap larutan bukan buffer
- Disediakan tiga buah tabung reaksi
- Diisi masing – masing tabung reaksi dengan 1 mL aquadest, 1 mL HCl 1 M, dan
NaOH 1 M
- Diukur dan dicatat pH masing-masing larutan tersebut
- Ditambahkan sebanyak 1 tetes HCl 1 M kedalam masing-maing larutan
- Diiukur dan dicatat kembai pH dari masing-masing larutan
DATA PERCOBAAN
A. Pengujian pH
Keasaman (pH)
1. air suling 7 2 13
2. NaOH 1M 14 13 14
3. HCl 1 M 2 1 12
B. Larutan buffer
1. buffer asam
(CH3COOH + 5 5 5
CH3COONa)
2. buffer basa
(NH4OH + NH4Cl) 10 10 10
C. Sampel
2 1 3
Air Jeruk Nipis
Pengamatan
Daerah
Indikator PP Indikator MO Indikator BTB
Netral ( Aquadest) Tidak Berwarna/
Jingga/Orange Hijau Tua
Bening
Asam (HCl 1M) Tidak Berwarna/
Merah Lembayung Kuning
Bening
Basa (NaOH 1M)
Ungu Jingga/Orange Biru pekat
Sampel (Air Jeruk Nipis)
Bening Merah Lembayung Kuning
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum dengan judul ” Pengendalian Keasaman (pH) Larutan Buffer dan
Penggunaan Indikator” dapat diberikan kesimpulan bahwa:
1. Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang menjaga pH dengan cukup
konstan dan memiliki kemampuan untuk menahan perubahan pada pH saat pengenceran
atau penambahan sedikit asam atau basa.
2. Secara umum, larutan penyangga dibagi menjadi dua jenis, yaitu larutan penyangga asam
dan larutan penyangga basa.
a. Larutan penyangga asam
Larutan penyangga asam merupakan larutan penyangga yang terdiri dari asam lemah
dan basa konjugasinya. Larutan penyangga ini berfungsi untuk mempertahankan pH
pada kondisi asam (pH < 7). Adapun contoh larutan penyangga asam adalah campuran
antara CH3COOH dan CH3COONa. Campuran tersebut mengandung basa konjugasi
CH3COO–.
b. Larutan penyangga basa
Larutan penyangga basa merupakan larutan penyangga yang terdiri dari basa lemah dan
asam konjugasinya. Larutan ini berfungsi untuk mempertahankan pH pada kondisi basa
(pH > 7). Adapun contoh larutan penyangga basa adalah campuran antara NH4OH dan
NH4Cl. Campuran tersebut mengandung asam konjugasi NH4+.
Setelah Quipperian tahu jenis-jenis larutan penyangga, kini saatnya mempelajari
bagaimana sihpembuatan larutan penyangga.
3. Dari berbagai teori definisi asam basa yang pernah diajukan, terdapat tiga teori yang sangat
bermakna, antara lain teori asam basa Arrhenius, teori asam basa Brønsted–Lowry,
dan teori asam basa Lewis.
a. Teori asam basa Arhenius
Konsep asam basa menurut Arhenius dapat dilihat dari ion yang dihasilkan ketika suatu
senyawa dilarutkan ke dalam air. Jika suatu senyawa atau spesi menghasilkan ion H+ saat
dilarutkan ke dalam air maka disebut asam. Sebaliknya, spesi yang akan menghasilkan ion
OH- di dalam air disebut basa.
Contohnya :
HCl (aq) ------> H+ + Cl-
CH3COOH (aq) -------> CH3COO- + H+
NH4OH (aq) ------> NH4+ + OH-
SARAN
Berdasarkan praktikum yang telah diselenggarakan ,berikut merupakan beberapa saran dari
penulis sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan kualitas praktikum di kemudian hari.
Bagi Asisten Laboratorium
1. Sebaiknya asisten laboratorium dapat menjelaskan terlebih dahulu materi praktikum
sebelum pengerjaan responsi sehingga praktikan memiliki pengetahuan dasar terhadap
materi dan memahami sepenuhnya serta mampu menyerap ilmu dari pembelajaran
praktikum ini.
2. Sebaiknya asisten laboratorium memberikan kurun waktu lebih terhadap pengerjaan
responsi sehingga pengerjaan responsi dapat secara maksimal dilakukan praktikan dengan
hasil yang memuaskan.
Bagi Praktikan
1. Sebaiknya praktikan melakukan pengecekan lebih dahulu terhadap segala kebutuhan
selama praktikum seperti buku responsi, konektivitas jaringan dll. sebagai upaya
meminimalisir kendala teknis selama praktikum berlangsung.
2. Sebaiknya praktikan mempelajari lebih dahulu mengenai judul praktikum serta prosedur
pelaksanaannya sebagai dasar pemahaman sehingga mampu mengikuti praktikum dengan
baik.