Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Disusun Oleh:

Nama : Widy Sholeh Kurniawan

Npm : E1C023070

Prodi : Peternakan

Hari/jam : Rabu/27 September 2023

Tanggal

Dosen : 1.Dra. Devi Silsia,M.si

2.Drs. Syafnil,M.si

Ko Ass : Annisa Fadillah ( E1G022094)

Objek Praktikum : PH ASAM, BASA DAN GARAM

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSUTAS BENGKULU
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Larutan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bersifat asam,basa, dan


netral. Menurut teori Arrhenius, zat dalam air yang menghasilkan ion H + disebut
asam, sedangkan zat yang ada didalam air teripnisasi menghasilkan ion OH -
adalah basa.
Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang bersifat asam, basa, maupun
netral. Cara menentukan sifat asam dan basa larutan secara tepat yaitu
menggunakan indikator. Indikator yang dapat digunakan adalah indikator asam
basa. Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan
asam, basa, dan garam. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa, atau
netral dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator atau indikator
alami.
Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7 atau suatu zat yang dapat
memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat
menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Basa adalah senyawa kimia
yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam air. Basa memiliki pH
lebih besar dari 7 atau basa adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan
dalam air Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah
yang digunakan untuk basa kuatBasa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa
lemah. Kekuatan basa sangat bergantung pada kemampuan basa tersebut
melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
Garam ialah senyawa yang sering juga kita temui bahkan kita konsumsi,
garam yang kita konsumsi pada umumnya merupakan senyawa NaCl, hasil
persenyawaan dari ion natrium (Na+) dan ion klorida
(Cl-). Banyak sekali jenis garam yang ada di muka bumi ini namun garam-
garam tersebut terbentuk berdasarkan jenis reaksi yang berbeda-beda dan
berdasarkan sifat keasaman dan kebasaannya.
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan
sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien
aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia
bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH- nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator
universal.
2. Mahasiswa dapat menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Indikator asam-basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila


pH lingkungannya berubah. Indikator asam-basa terdiri dari beberapa
jenis, yaitu metil merah, metil orange, fenolftalein, fenol merah, metil
kuning, pentamethoxy merah, bromophenol biru, timol biru, dan
sebagainya (Okoduwa, 2015).
Larutan didefinisikan sebagai zat homogen yang merupakan
campuran dari dua komponen atau lebih, yang dapat berupa gas, cairan
atau padatan. Secara kimia larutan terbagi menjadi dua jenis, yaitu larutan
asam dan basa. Kata asam berasal dari bahasa latin, yaitu acidus yang
berarti masam. (Sastrohamidjojo, 2016).

Bila asam di reaksikan dengan basa akan terbentuk garam. Bila


garam-garam itu di larutkan dalam air, larutan tidak selalu netral, karna
sebagian anion(ion negative) dan kation (ion positif) dari larutan garam
atau keduanya dapat bereaksi dengan air, reaksi ini dinamakan
hidrolisis/hidrolisa. Akibatnya ion hydrogen (H+) dan ion hidroksil (OH-)
tertinggal dengan berlebihan dalam larutan, dan akibatnya larutan menjadi
asam atau basa. (syafnil:2015)

Ada banyak konsep abstrak dan saling berhubungan dengan


konsep sebelumnya pada konsep hidrolisis garam. Konsep asam basa
merupakan dasar untuk mempelajari konsep hidrolisis garam. Hal ini
terlihat pada reaksi garam dengan air pada materi hidrolisis garam. Garam
terbentuk dari reaksi asam dan basa. Garam yang terlarut dalam air akan
mengalami ionisasi membentuk kation dan anionnya. Kation yang berasal
dari basa lemah dan anion yang berasal dari asam lemah dapat mengalami
hidrolisis garam. Kekuatan asam basa telah dijelaskan pada teori asam
basa Bronsted Lowry. (Orwat, Bernard, dan Milkuli, 2017 )

Ada beberapa potensi lokal berupa tanaman di Kalimantan Selatan


yang melimpah dan bisa dimanfaatkan dalam praktikum asam basa,
misalkan limau kuit, kunyit, labu kuning, karawila, pucuk merah, dan
arbei. Beberapa potensi lokal tersebut dapat digunakan sebagai indikator
alami untuk menentukan sifat zat asam atau basa. Indikator alami dapat
dibuat dari bagian tanaman berwarna seperti kunyit, kembang sepatu, daun
kubis ungu, dan lain-lain (Lestari 2016).
BAB III
METODEOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Tabung Reaksi 1.pH indikator universal
2. Erlenmeyer volume 50/100mL 2. HCL
3. Pipet ukur 10 ml 3. H2SO4
4. Pipet ukur 5 ml 4.HCH3COO
5. Kaca Arloji 5. NaOH
6. Corong kaca 6. NH4OH
7. Rak tabung reaksi 7. NaCH3COO
8. Pipet biasa 8. Asam borak
9.NH4Cl
10.Na2SO3
11.NaCl

3.2 Prosedur Kerja

1. Membersihkan 10 buah tabung reaksi dengan deterjen, lalu


mengeringkannya
2. Meletakkan di rak tabung reaksi dengan mulut tabung ke atas
3. Pipet lebih kurang 2 mL larutan yang telah disediakan ke dalam
masing-masing tabung reaksi
4. Menentukan pH dengan menggunakan kertas pH indikator
universal
5. Menghitung konsentrasi masing-masing larutan di atas
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

No Nama larutan PH Golongan Konsentrasi


(Molaritas)

1 NaCl 5 Asam Lemah 1 X 10 – 5M

2 Na2SO3 8 Basa Lemah 1 X 10 – 8 M

3 NH4Cl 5 Asam Lemah 1 X 10 – 5 M

4 Asam Borak 4 Asam Kuat 1 X 10 – 4M

5 NH4OH 9 Basa Lemah 1 X 10 – 5M

6 HCH3COO 3 Asam Kuat 1 X 10 – 3 M

7 NaOH 12 Basa Kuat 1 X 10 – 2 M

8 HCl 1 Asam Kuat 1 X 10 – 1 M

9 H2SO4 3 Asam Kuat 1 X 10 – 3M

10 NaCH3COO 3 Asam Lemah 1 X 10 – 3 M


BAB V

PEMBAHASAN

Molaritas dari PH NaCL = 5

PH = - log (H+)

5 = - log ( H+)

H+ = 1 X 10 – 5 M

Molaritas dari PH Na2SO3 = 8

Ph = - log (H+)

8 = - log ( H+)

H+ = 1 X 10 – 8 M

Molaritas dari PH NH4Cl = 5

Ph = - log (H+)

5 = - log ( H+)

H+ = 1 X 10 – 5M

Molaritas dari PH Asam Borak = 4

PH = - log (H+)

4 = - log ( H+)

H+ = 1 X 10 – 4 M

Molaritas dari ph NH4OH = 9

POH = 14 – PH
POH = 14 – 9

POH = 5

POH = - Log ( OH -)

5 = - Log (OH -)

OH- = 1 X 10 – 5 M

Molaritas dari PH HCH3COO = 3

PH = - log (H+)

3 = - log ( H+)

H+ = 1 X 10 – 3 M

Molaritas dari ph NaOH = 12

POH = 14 – PH

POH = 14 – 12

POH = 2

POH = - Log ( OH -)

2 = - Log (OH -)

OH- = 1 X 10 – 2 M

Molaritas dari PH HCL = 1

PH = - log (H+)

1 = - log ( H+)
H+ = 1 X 10 – 1M

Molaritas dari PH H2SO4 = 3

PH = - log (H+)

3 = - log ( H+)

H+ = 1 X 10 – 3M

Molaritas dari PH NaCH4COO = 3

PH = - log (H+)

3 = - log ( H+)

H+ = 1 X 10 – 3M
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Dengam menggunakan pH indikator universal, berbagai sifat larutan dapat
saya tentukan dengan mudah, cukup dengan mencelupkan kertas pH indikator
universal pada larutan beberapa detik kemudian tinggal mencocokan warna
yang ada dengan yang ada di kotak pH indikator universal. Dari berbagai
larutan yang saya uji, terdapat beberapa larutan yang bersifat asam ataupun
basa. Larutan yang bersifat asam diantaranya yaitu HCl (pH 3 Asam Kuat),
H2SO4 (pH 3 Asam Kuat), NaCH3COO (pH 6 Asam Lemah), NH4CL (pH 6
Asam Lemah), dan CH3COOH (pH 2 Asam Kuat). Sedangkan larutan yang
bersifat basa yaitu NaOH (pH 9 Basa Lemah), dan Na2SO4 (pH 8 Basa
Lemah).
2. Setelah melakukan praktikum, praktikan dapat menghitung konsentrasi larutan
dengan pH tertentu dengan menggunakan berbagai rumus yang ada di buku
penuntun praktikum.

5.1.2 Saran

Sebaiknya praktikan datang tepat waktu agar tidak tertinggal materi.


Selain itu juga diharapkan agar praktikan dapat lebih tertib ketika
praktikum berlangsung agar apa yang dijelaskan oleh ko Ass dapat
dimengerti dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Lestari.2016. Kertas Indikator Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L)


untuk UjiLarutan Asam-Basa. Jurnal Pendidikan Madrasah 1 (1). 69-84
Okoduwa, Mbora, Adu, Adeyl. 2015. Comparative Analysis of the Properties of
AcidBase Indicator of Rose (Rosa setigera), Allamanda
(Allamandacathartica), and
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2016. Kimia Dasar. Gajah Mada University
PressYogykarta. Freaky. 2012. Asam, Basa, dan Garam. Jakarta : Erlangga
Orwat, K., Bernard, P., Mikuli, A.M. 2017. Alternative Conceptions of Common
Salt Hydrolysis among Upper Secondary School Students. Journal of
Baltic Science Education. 16(1) 64-76.

Anda mungkin juga menyukai