Disusun Oleh :
Teori asam basa yang banyak digunakan dalam mempelajari kimia antara lain teori
asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-lawry, dan teori asam basa G.N.Lewis.
Menurut Bronsted-Lawry, asam adalah suatu spesies kimia (molekul atau ion) yang
dapat mendonorkan suatu proton kepada spesies kimia yaang lain atau dengan kata lain
sebagai proton donor. Basa adalah suatu spesies kimia (molekul atau ion) yang dapat
menerima suatu proton dari spesies kimiayang lain atau dengan kata lain sebagai akseptor.
Menurut Lewis, asam adalah suatu spesies yang dapat menerima elektron bebas,
sedangkan basa adalah suatu spesies yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas.
Sedangkan menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang apabila terlarut dalam air
dapat menghasilkan ion H+ (atau H3O+). Basa adlah suatu zat yang apabila terlarut dalam
airdapat mengahasilak ion OH-.
Sifat asam-basa suatu larutan dapat ditunjukkan dengan mengukur pH-nya. pH adalah
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam
mempunyai pH < 7, larutan basa mempunyai Ph > 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH
= 7. pH larutan dapat ditentukan dengan menggunakan (indikator universal atau dengan pH-
meter).
Berkenaan dengan teori asam-basa, sifat larutan yang penting adalah kekuatan asam dan
kekuatan basa. Kekuatan asam dan basa dapat diketahui dari ph larutan atau dengan
menggunakan indikator asam-basa.
Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan warna berbeda
dalam larutan asam dan basa misalnya kertas lakmus. Lakmus akan berwarna merah dalam
larutan yang bersifat asam dan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa.
Senyawa asam dan senyawa basa dapat digolongkan menjadi asam kuat, asam lemah,
basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion
H ⁺, sedangkan kekuatan basa ditentukan oleh kemampuan menghasilkan OH ⁻. Banyaknya
ion H ⁺ atau ion OH⁻ yang dihasilkan, ditentukan oleh derajat ionisasi.
Keasaman suatu larutan disebabkan adanya ion H+. Konsentrasi ion hidronium [H+]
dalam larutan encer umumnya sangat rendah, tetapi sangat menenukan sifat-sifat larutan,
terutama larutan dalam air. Menurut penelitian, konsentasi ion H+ harganya sangat kecil,
sehingga untuk menghindari kesulitan dari penggunaan angka-angka yang terlalu kecil,maka
pada tahun 1909 S.P.I Sorensen mengusulkan konsep Ph ( pangkat ion hydrogen) untuk
menyatakan skala konsentrasi ion H+ suatu larutan.
Reaksi suatu laritan asam denga dicampurkan dengan larutan basa adalah sebagai
berikut:
HA → H ⁺ + A ⁻
LOH → L ⁺ + OH ⁻
Oleh karena nilai tetapan ionisasi air (Kw) relatif sangat kecil, maka sudah dapat
dipastikan bahwa ion H+ dariiasam akan bereaksi dengan ion OH- dari basa membentuk air.
H ⁺ + OH ⁻ → H2O
Itulah sebabnya reaksi asam dengan basa disebut reksi penetralan. Pembawa sifat
asam (H+) bereaksi dengan pembawa sifat basa (OH-) membawa air yang bersifat netral.
Selanjutnya yang terjadi dengan ion negatif sisa asam dan ion positif sisa basa yaitu Ion-ion
tersebut akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Jadi reaksi asam
dengan basa menghasilkan garam dan air, sehingga reaksi asam dengan basa bisa juga disebut
sebagai reaksi penggaraman.
Asam + Basa → Garam + air
1. Rasanya pahit
2. Terasa licin seperti sabun saat disentuh
3. Dari segi reaktivitasnya, senyawa basa bersifat kaustik yaitu dapat merusak kulit jika
senyawa basa tersebut berkadar tinggi
4. Basa juga merupakan senyawa elektrolit atau dapat menghantarkan arus listrik
((Petrucci, R. H. dan Suminar, 1987).
Ph = - log (H+)
8 = - log ( H+)
H+ = 1 X 10 – 8 M
Ph = - log (H+)
5 = - log ( H+)
H+ = 1 X 10 – 5M
PH = - log (H+)
1 = - log ( H+)
H+ = 1 X 10 – 1M
PH = - log (H+)
3 = - log ( H+)
H+ = 1 X 10 – 3M
PH = - log (H+)
3 = - log ( H+)
H+ = 1 X 10 – 3M
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan dari hasil praktikum ini yaitu :
Asam menghasilkan ion hidrogen dalam air sedangkan basa menghasilkan ion
hidroksida dalam air.
Konsentrasi larutan yang dihitung adalah konsentrasi H+ dalam larutan tersebut yang
dinyatakan dengan pH.
Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan asam untuk menghasilkan ion hidrogen
(H+) dan derajat ionisasi atau konstanta asam.
Kekuatan basa ( hidroksida/ OH-) ditentukan oleh kemampuan basa untuk
menghasilkan ion hidroksida (OH-) atau derajat ionisasi atau konstanta basa
Faktor yang mempengaruhi kekuatan relatif asam-basa yaitu kepolaran, ukuran atom
muatan dan bilangan oksidasi.
Bila asam direaksikan dengan basa akan terbentuk garam. Bila garam-garam itu
dilarutkan di dalam air, larutan tidak selalu netral karena sebagian anion dan kation
dari larutan garam atau keduanya dapat beraksi dengan air,reaksi ini disebut
hidrolisis/hidrilisa.
6.2 Saran
Saran dalam percobaan ini, Praktikan harus mengikuti aturan praktikum dengan baik,
agar praktikum berjalan dengan secara kondusif. Dan praktikan harus teliti dalam meneliti pH
suatu larutan karena PH suatu larutan sangatlah berpengaruh terhadap penggolongan suatu
zat. Praktikan juga harus dapat menghitung PH serta dapat mengidentifikasi senyawa berupa
asam, basa, dan garam.
DAFTAR PUSTAKA