Anda di halaman 1dari 18

PEMBUATAN DAN PENETAPAN PH LARUTAN BUFFER DENGAN PH METER

NAURA AZZAHRA/19612113/C/2/3

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan penyiapan larutan buffer dan menetapkan pH larutan
dengan pH meter.

II. PENDAHULUAN
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat
mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan
asam, basa, ataupun pengenceran. Dengan kata lain, pH larutan penyangga tidak akan
berubah walaupun pada larutan tersebut ditambah sedikit asam kuat, basa kuat atau
jika larutan tersebut diencerkan. Larutan buffer mengandung zat terlarut yang bersifat
penyangga.Penyangga memiliki komponen asam basa mengatasi penurunan pH. Asam
dan basaini merupakan pasangan konjugasi (Padmono,2007).
Larutan buffer adalah campuran asam lemah dengan garamnya dari basa kuat
atau campuran basa lemah dengan garamnya dari asam kuat. Misalnya CH3COOH
denganCH3COONa dan larutan NH3 dengan larutan NH4CI. Campuran larutan
inimempunyai sifat penyangga (penahan) terhadap usaha untuk mengubah pH
penambahan sedikit asam, sedikit basa, atau penambahan air tidak mengubah pH
larutan (Pujiyanti, 2008).
pH adalah derajat keasaman untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan
yang dimiliki oleh suatu larutan pH didefinisikan sebagai logaritma dari aktivitas ion
hidrogen dalam larutan. pH merupakan kuantitas tak berdimensi. pH umumnya diukur
menggunakan elektroda gelas yang mengukur perbedaan potensial antara electron yang
sensitif dengan aktivitas ion hidrogen dengan elektroda referensi (Charles,1984).
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda potensial
sel dari suatu sel elektokimia. Pada potensiometri mempelajari hubungan antara
konsetrasi dengan potensial. Metode ini digunakan untuk mengukur potensial, pH suatu
larutan, menentukan titik akhir titrasi, dan menentukan konsentrasi ion-ion tertentu
dengan menggunakan elektroda selektif ion (Basset, 1994).
pH meter adalah alat untuk mengukur yang bekerja dengan menguraikan derajat
tingkat kadar keasaman dari suatu larutan. pH merupakan singkatan dari potensial
hidrogen, yang biasanya didefinisikan sebagai negatif logaritma dari aktivitas ion
hidrogen. pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat derajat
keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion hidrgen. Umumnya pH meter
terdiri dari probe pengukur khusus (elektroda gelas) yang terhubung dengan meter
elektonik yang mengukur dan menampilkan hasil pembacaan pH (Oxtoby, 2001).
Penentuan kalibrasi pH meter dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain,
teknik satu titik yaitu kalibrasi pada pH yang akan diukur, buffer standar pH 4 untuk
larutan asam, buffer standar pH 7 untuk larutan netral, dan pH 10 untuk larutan basa,
teknik kedua adalah dua titik, jika larutan bersifat asam maka digunakan buffer dua titik,
jika larutan bersifat asam maka digunakan 2 buffer standar yaitu pH 4 dan pH 7,
sedangkan untuk larutan basa digunakan buffer standar pH 7 dan pH 10 serta teknik
multi titik yaitu menggunakan buffer standar. Prinsip utama pH meter adalah
pengaturan atas listrik yang tercatat pada sensor pH akibat suasana ionik dilarutan,
sensor pH berfungsi untuk mengubah besaran non elektronik menjadi besaran elektrik
atau tegangan, untuk mengetahui karakteristik dan sesitifitas sensor pH maka dilakukan
pengujian dengan buffer pH 4, 7, atau 10 (Sidiq, 2008).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pH meter, gelas beaker, neraca
analitik, pipet ukur 25 ml dan 10 ml, kaca arloji, magnetic stirrer, stirrer, dan pengaduk
kaca.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tissue, asam sitrat anhidrat
(C₆H₈O), Na2HPO4, aquadest, dan buffer pH 4 dan 7.
VI. KESIMPULAN

Buffer merupakan larutan yang cenderung mempertahankan pHnya, namun


buffer sendiri memiliki kapasitas tertentu dimana jika ditambahkan sejumlah asam atau
basa kuat akan merubah pH buffer itu sendiri. Dengan adanya perubahan pH tersebut,
praktikan dapat menetapkan pH larutan dengan bantuan alat pH meter secara baik dan
benar.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Basset, J. 1994. Buku Vogel Kimia Analitik Kuantitatif Organik. Kedokteran EGC: Jakarta.

Charles, W. 1984. Kimia Dasar Keenam Jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Oxtoby, D. 2001. Prinsip Kimia Modern. Erlangga: Jakarta.

Pujiyanti, S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 3. Platinum. Jakarta.

Sidiq, Raharjo, P. 2008. Pengukuran Suhu dan Air Tambak Terhetegrasi Dengan Data
Logger, Junal EECI. 2(1) ; 23-25
PH ASAM LEMAH PADA BERBAGAI KONSENTRASI

NAURA AZZAHRA/19612113/C/2/3

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengamati efek pengenceran pada asam asetat (asam lemah).

II. PENDAHULUAN
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita mengenal zat yang kita golongkan sebagai asam,
misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa dan lain-lain. Kita juga mengenal
berbagai zat yang bisa digolongkan sebagai basa misalnya kapur sirih , kaustik soda,
air sabun, air abu dan lain-lain. Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan
dikelompokan kedalam tiga digolongkan, yaitu bersifat asam, basa dan netral.
Meskipun asam dan basa mempunyai rasa yang berbeda tidaklah bijaksana untuk
menunjukkan keasaman atau kebasaan dengan cara mencicipinya karena banyak
diantaranya dapat merusak kulit atau bersifat racun (Perrucci, H.Ralph.1987).
Teori asam basa yang banyak digunakan antara lain teori asam basa Arrhenius,
teori asam basa Bronsted-Lawry, dan teori asam basa Lewis.
Menurut asam basa Bronsted-Lawry, asam adalah suatu spesies kimia (molekul
atau ion) yang dapat mendonorkan suatu proton kepada spesies kimia yang lain.
Menurut Lewis, asam adalah suatu spesies yang dapat menerima electron bebas.
Sedangkan menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang apabila terlarut dalam
air dapat menghilangkan ion H+.
Berkenaan dengan teori asam basa sifat larutan yang penting adalah kekuatan
asam dan basa. Kekuatan asam dan basa dapat diketahui dan pH larutan atau
dengan menggunakan inidkator asam basa. pH adalah parameter yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH kurang
dari 7, larutan basa mempunyai pH diatas 7, sedangkan larutan netral mempunyai
ph 7, pH larutan dapat ditentukan dengan menggunakan indicator universal atau
dengan pH meter (Perrucci, H.Ralph.1987).
Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan asam tersebut untuk menghasilkan
ion hidrogen (H+) dan derajat ionisasi atau konstanta asam dan kekuatan suatu basa
(OH-) ditentukan oleh kemampuan basa untuk menghasilkan ion hidroksida (OH-).
Penggolongan senyawa asam sebagai berikut:
1. Asam kuat
Asam kuat adalah asam yang terionisasi sempurna, sehingga bersifat elektolit
kuat . seperti HCL, H2SO4, dan HNO3.
2. Asam Lemah
Asam lemah adalah asam yang terionisasi sebagian, sehingga bersifat
elektrolit lemah, seperti HCN, HCLO, HF, HNO2. (Syurki, 2003).

Beberapa metode pengamatan pH disuatu larutan, sebagai berikut:

1. Indikator
2. Indikator universal dan pH meter dengan alat yang digunakan adalah kertas
indikator dan pH meter
3. Indikator alami yaitu indicator yang hanya dapat menunjukan apakah zat
tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pHnya
(Sastrojamidjojo, H, 2008).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pH meter dengan elektroda gelas,
gelas beaker 100 ml (pyrex), labu ukur (pyrex), botol pencuci yang berisi aquadest,
larutan buffer dengan pH 4 dan 7, serta tissue.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquadest, larutan
asam etanoat (CH₃COOH) yang diencerkan dengan konsentrasi 0,1 M; 0,01 M; 0,001
M; 0,0001 M dan larutan asam klorida (HCL) yang diencerkan dengan konsentrasi 1
M; 0,01 M; 0,001 M; 0,0001 M.
VI. KESIMPULAN

Dalam percobaan pH asam lemah pada berbagai konsentrasi dapat kan efek
pengenceran terhadap disosiasi asam asetat menurut prinsip Le-Chatelier yaitu
adanya pengurangan konsentrasi dalam zat terlibat dengan reaksi maka
kesetimbangan bergeser kejumlah molekul yang lebih besar.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Petrucci, H. Ralph, 1987. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga: Jakarta.

Petrucci, H. Ralph, 19898. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga: Jakarta.

Sastrojamidjojo, Harjono, 2008. Kimia Dasar “ Titrasi Asam Basa” . Yudhistira:


ksokdoskJakarta.

Syurki. 2003. Kimia “Cara Menentukan pH Asam basa dan Garam”. Medan: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai