Anda di halaman 1dari 47

cover???

PEMBUATANLARUTANPEREAKSI 1
Naur
ahf
it
iahsal a/19612087/C/7/3 1
sabi
l

I
. TUJUAN 3 91.5

Mahasiswamampumembuatberbagail
arutanper
eaksi
danl
arut
an
st
andardenganber
bagai
macam sat
uankonsentrasi
.

I
I. PEMBAHASAN 14

Larutandidefi
nisikansebagai campur anhomogenantar aduaat au
l
ebihzaty angterdispersibaiksebagai mol ekul,
atom maupuni on
yangkomposi si
ny adapatber pari
asi.Larutandapatberupagas, cai r
an,atau
padatan.Larut
anenceradal ahlarut
any angmengandungsebagi ankecilsolut
e,
rel
ativ
eterhadapjuml ahpelarut.Sedangkanl ar
utanpekatadalahl arut
an
yangmengandungsebagi anbesarsol ut
e.Sol uteadal
ahzatterlarut.
Sedangkansol vent(pelarut
)adalahmedi um dalam manasol uteterlar
ut
(Baroroh,2004).

Padaumumny azaty angdigunakansebagai pelar


utadal
ahai
r
(H2O),sel
ainairyangberfungsisebagai pelar
utadal
ahalcohol
,amoni
ak,
klorof
orm, benzena,
mi nyak,asam asetat,akantet
apikal
aumenggunakanai
r
biasanyat
idakdisebutkan(Gunawan, 2004) .

Dalam pembuat anlarutandengankonsent r


asitertentuseri
ng
dihasi
lkankonsentrasiyangt idakkit
aingi
nkan.Untukmenget ahui
konsentrasiyangsebenar ny
aper l
udil
akukanstandari
sasi .
standari
sasi
seri
ng
dil
akukandengant i
t r
asi.Zat-zatyangdidal
am jumlahy angrelati
vebesar
disebutpelar
ut(David,2001).

Unt
uk meny
atakan komposi
sil
arut
an secar
a kuant
it
ati
fdi
gunakan
konsent
rasi
.Konsent
rasidi
def
ini
sikan sebagaij
uml
ah zatt
erl
arutdal
am
set
iapsat
uanl
arut
anat
aupel
arut
,di
nyat
akandal
am sat
uanv
olume(
ber
at,
mol
)zatt
erl
arutdal
am sej
uml
ahv
olume(
ber
at,mol
)ter
tent
udar
ipel
arut
.
Ber
dasar
kan hali
nimunculsat
uan-
sat
uan konsent
rasi
,yai
tuf
raksimol
,
mol
ari
tas,mol
ali
tas,nor
mal
i
tas,ppm ser
tadi
tambahdenganper
senmassa
danper
senv
olume(
Bar
oroh,
2004)
.

Adabeber
apacar
aunt
ukmeny
atakankonsent
rasidal
am suat
ular
utan,
y
ait
u:
1) Mol (
n) Mol adal
ah uni
t j
uml
ah zat dal
am penget
ahuan ki
mia
di
maksuddengan mol
.Sat
u molzatmemi
l
ikikandungan par
ti
kely
ang
j
uml
ahny
asamaj
ugadenganj
uml
ahmoldenganmembagianat
aragr
am dan
massamol
ekul
rel
ati
ve.
2) Mol
ari
tas(
M)Meny
atakanj
uml
ahmol
zatt
erl
arutdal
am 1l
i
terl
arut
an.
3)Mol
ali
tas(
m)Meny
atakanj
umml
ahmol
zatt
erl
arutdal
am 1000gr
am pel
arut
.
4)Nor
mal
i
tas(
N)Mer
upakansat
uankonsent
rasiy
angsudahmemper
hit
ungkan
kat
iondanani
ony
angdi
kandungsebuahl
arut
an.Danmeny
atakanj
uml
ahmol
eki
val
enzatt
erl
arutdl
a1l
i
terl
arut
an.
5)% ber
at(
b/v
)at
au(
w/v
)adal
ahj
uml
ahber
at(
gram)zatt
erl
arutdl
am set
iap
100ml
lar
utan
6)%v
olume(
v/v
)Per
sent
ase(
v/v
)adal
ahj
uml
ahv
olume(
ml)zatt
erl
arutdal
am
t
iap100ml
lar
utan
7)Fr
aksiMol(
x)adal
ahper
bandi
ngananat
araj
uml
ahmolsuat
ukomponen
denganj
uml
ahmol
sel
uruhkomponeny
angt
erdapatdal
am l
arut
an.
8)Par
tPerMi
l
li
on(
ppm)Sat
uankonsent
rasii
nidigunakanunt
ukmenghi
tung
j
i
kal
arut
ansangatencerdal
amhi
ntunganpersej
uta.
9)Par
tPerBi
l
li
on(
ppb)Sat
uani
nij
ugadi
gunakanunt
ukmenghi
tungj
i
kal
arut
an
sangatencert
etapi
dal
am hi
tunganper
mil
i
ar.
Jadi
,i
tuadalahbeberapacar
adal
am meny
atakankonsent
rasi
dal
am suat
u
l
arut
an(Muli
ansyah,2014)
Sat
uankonsent
rasi
Lambang Nama Def
ini
si
Sat
uanFi
sika
%w/
w Per
senber
at

%v
/v Per
senv
olume

%w/
v Per
sen ber
at
v
olume
Ppm Par
tspermi
l
li
on

Ppb Par
tsperbi
l
li
on

Sat
uanki
mia
X Fr
aksi
mol

F For
mal

M Mol
al

N Nor
mal

m Eq Mi
l
iekui
val
en Seperser
ibumol
lar
utan
Osm Osmol
ar

M Mol
ar

(
Achmad,
2001)
.
Prosespengencer anadal ahmencampurl arutanpekat( konsent r
asi
ti
nggi)dengancar amenambahkanpel ar utagardiper olehv olumeakhi ryang
l
ebihbesar .Ji
kasuat ularutanseny awaki miayangpekatdi encerkan, kadang-
kadangsej umlahpanasdi lepaskan.Hal i
niter
utamadapatt erj
adi pada
pengenceranasam sul fatpekat .Agarpanasi nidapatdi hil
angkandengan
aman, asam sulf
atpekaty anghar usdi
t ambahkankedal am air,
tidakboleh
sebal
iknya.Jikaairditambahkankedal am asam sul fatpekat ,panasy ang
dil
epaskansedemi kianbesary angdapatmeny ebabkanai rmendadak
mendi di
hdanmeny ebabkanasam sul fatmemer ci
k.Ji kaki t
aber adadi
dekatnya,perci
kanasam sul f
ati nimer
usakkul it(Brady ,2000) .
Rumuspengencer
an:

M1V1=M2V2

Ket
:
M1=mol
ari
tasawal
lar
utan V1=v
olumeawal
lar
utan
M2=mol
ari
tasakhi
rlar
utan V2=v
olumeakhi
rlar
utan
(
gunawan,
2004)
.

I
II
. BAHANDANALAT 4.5

Natrium Hidroksida (NaOH)


Bahanyangdi gunakandalam praktikum pembuatanl
arutanpereaksi
yai
tuantaralai
n,kal
ium kromat(  
K2CrO4)danaquades.Sedangkanal at
-alat
yangdigunakandalam prakti
kum iniadalahneracaanali
ti
k(ohaus),
gelas
beaker100ml (
iwaki)
,labuukur100ml (
iwaki),
botolsemprot,
pipett
etes,
pengadukkaca,corongkaca, kacaarloj
i,
dansendoksungu.
8

37

4
9

9
10

minimal 2 jurnal
???????

1
1
3
13
5
8
36.5

4
3

15

89.5

offline: 87
2
2
3

8
36.5

3
3

Fe3+ + 3Cl-
2.5

3
2

2
5
97

8
38.5

2
3

2
reaksi dituliskan satu persatu

1.5

3
3

2
2

5
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 69

Analisis Logam Timbal (Pb) pada Lipstik yang Beredar di Kecamatan Pasar Jambi

Sholeha Annisa Martines1*, Madyawati Latief2, Havizur Rahman1


1
Program Studi Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi, Jambi
2
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi, Jambi

*Corresponding author: sholehaannisam@gmail.com

Abstract
Background: Lipstick is a cosmetic product made by cast printing from solid-based materials containing
dissolved and/or suspended dyes that meet the requirement criteria as a dye. This preparations contain waxes,
oils, and dyes as the three main ingredients and some additional material as antioxidants, preservatives, and
fragrances. Lead (Pb) in cosmetic products can come from some naturally occurring substances containing lead
(Pb) (such as dyes and pigments) or equipment used during the production process. Objective: The purpose of
the research is to find out the metal levels of lead (Pb) contained in preparations lipstick that is circulating in the
market of Jambi. Methods: The method used to find out the levels of lead (Pb) are qualitatively using color
reagents and quantitatively using AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Results: The results obtained
from the ten sample lipstick that was used positive contain lead (Pb) heavy metals is characterized by the
formation of a yellow precipitate by KI reagent. The average levels of the lead (Pb) heavy metal in lipstick is
0.899 µg/g. Conclusion: It is informed that the lipstick that is circulating in the market of Jambi is safe if used by
the community. On the basis of regulations issued by BPOM RI lead (Pb) content limit of heavy metal in
cosmetic < 20 µg/g.

Keywords: lipstick, lead (Pb), atomic absorption spectrophotometer

Abstrak
Pendahuluan: Lipstik adalah produk kosmetika yang dibuat dari cetak tuang bahan berbasis padatan yang
mengandung bahan pewarna terlarut dan/atau tersuspensi yang memenuhi kriteria/persyaratan sebagai pewarna.
Sediaan ini mengandung lilin, minyak, dan pewarna sebagai tiga bahan utama dan beberapa bahan tambahan
sebagai antioksidan, pengawet, dan parfum. Timbal (Pb) dalam produk kosmetik bisa berasal dari beberapa
bahan alami yang mengandung timbal (Pb) (seperti pewarna dan pigmen) atau peralatan yang digunakan selama
proses produksi. Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui kadar logam timbal (Pb) yang terkandung
dalam sediaan lipstik yang beredar di Kecamatan Pasar Jambi. Metode: Metode yang digunakan untuk
mengetahui kadar timbal (Pb) yaitu secara kualitatif menggunakan pereaksi warna dan secara kuantitatif
menggunakan SSA (Spektrofotometer Serapan Atom). Hasil: Hasil yang diperoleh yaitu dari 10 sampel lipstik
yang digunakan positif mengandung logam berat timbal (Pb) ditandai dengan terbentuknya endapan kuning oleh
reagen KI. Rata-rata kadar logam berat timbal (Pb) pada lipstik adalah 0,899 µg/g. Kesimpulan: Hal ini
menginformasikan bahwa lipstik yang beredar di Kecamatan Pasar Jambi aman jika digunakan oleh masyarakat.
Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh BPOM RI batas kandungan logam berat timbal (Pb) dalam
kosmetik yaitu < 20 µg/g.

Kata Kunci: lipstik, timbal (Pb), spektrofotometer serapan atom

PENDAHULUAN padatan yang mengandung bahan pewarna terlarut


Kosmetik adalah zat yang digunakan sebagai dan/atau tersuspensi yang memenuhi kriteria atau
produk perawatan pribadi untuk meningkatkan atau persyaratan sebagai pewarna (Agoes, 2015). Sediaan
melindungi penampilan atau menutupi bau tubuh ini mengandung lilin, minyak, dan pewarna sebagai
manusia (Massadeh dkk., 2017). Lipstik adalah produk tiga bahan utama dan beberapa bahan tambahan
kosmetika yang dibuat dari cetak tuang bahan berbasis sebagai antioksidan, pengawet, dan parfum (Gao dkk.,

P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 70

2014). Terdapat berbagai jenis produk lipstik yang kalibrasi yang sederhana dan efektif (Soares &
dijual di pasaran dengan izin edar yang dikeluarkan Nascentes, 2013).
oleh BPOM. Namun ada pula yang tidak terdaftar Di Jambi telah banyak beredar lipstik yang
sehingga tidak memiliki izin edar secara resmi. memiliki nomor registrasi dari BPOM. Uji
Di sisi lain, telah terjadi kekhawatiran konsumen pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti
bahwa kosmetik mengandung logam berat. Fokusnya terhadap sampel lipstik didapatkan hasil bahwa sampel
adalah logam berat dengan sifat toksik yang signifikan tersebut mengandung kation timbal (Pb²⁺). Komposisi
seperti timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), dan lipstik tersebut mengandung beberapa bahan yang
merkuri (Hg) (Massadeh dkk., 2017). Timbal (Pb) secara alami mengandung logam berat timbal (Pb),
dalam produk kosmetik bisa berasal dari beberapa yaitu: beeswax (≤ 10 ppm), iron oxides (≤ 10 ppm),
bahan alami yang mengandung timbal (Pb) (seperti dan titanium dioxide (≤ 60 ppm) (Rowe dkk., 2009).
pewarna dan pigmen) atau peralatan yang digunakan Logam berat yang terkandung pada bahan tersebut bisa
selama proses produksi (Sharafi dkk., 2015). berasal dari cemaran dalam proses pembuatannya.
Jika timbal (Pb) terakumulasi dalam tubuh, tingkat Berdasarkan ulasan tersebut, maka perlu dilaksanakan
paparan dan konsekuensinya yang signifikan, pengujian mengenai kadar logam timbal (Pb) yang
maka timbal (Pb) dapat membahayakan kesehatan yang terkandung dalam sediaan lipstik yang beredar di
serius, seperti keracunan akut dan kronis, serta Kecamatan Pasar Jambi.
perubahan patologis organ. Hal ini dapat menyebabkan
penyakit pada sistem kardiovaskular, ginjal, tulang, dan BAHAN DAN METODE
hati, bahkan dapat menyebabkan kanker saat timbal Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - Juni
(Pb) berlebihan terakumulasi dalam tubuh manusia 2018 di Laboratorium BLHD Kota Jambi serta
(Soares & Nascentes, 2013). Timbal (Pb) dalam tubuh Laboratorium Agroindustri dan Tanaman Obat,
terakumulasi dalam tulang, karena timbal (Pb) dalam Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi.
bentuk Pb2+ (ion timbal) dapat menggantikan Bahan
keberadaan Ca2+ (ion kalsium) dalam jaringan tulang Bahan yang digunakan yaitu HNO3 65% p.a E-
serta toksisitas timbal (Pb) digolongkan berdasarkan Merck, H2O2 30% p.a E-Merck, Pb(NO3)2 E-Merck,
organ yang dipengaruhinya (Arifiyana, 2018). KI, NaOH, HCl, aquabidest, aquadest, lipstik.
Berdasarkan penelitian Nourmoradi dkk. (2013), Alat
di Iran produk kosmetik lipstik yang sering digunakan Alat yang dibutuhkan adalah SSA
memiliki kadar timbal (Pb) 0,08 - 5,20 µg/g dan (Spektrofotometer Serapan Atom) Shimadzu tipe AA-
kadmium (Cd) 4,08 - 60,20 µg/g. Menurut Yatimah 7000, lemari asam, timbangan analitis, hot plate, pipet
(2014), di Ciputat sampel lipstik warna dark brown mikro, kertas saring Whatman No. 42, serta alat-alat
kode TR1 dan TR3 mengandung timbal (Pb) 29,75 ± gelas laboratorium.
2,98 µg/g dan 128,34 ± 9,48 µg/g. Selain itu warna Metode
shocking pink kode TR3 mengandung timbal (Pb) Pengambilan sampel
55,34 ± 7,12 µg/g. Sampel yang digunakan yaitu satu merek lipstik
Berdasarkan Mohamed dkk (2014), di Sudan yang teregistrasi oleh BPOM yang beredar di
evaluasi kandungan timbal (Pb) dalam lipstik yang Kecamatan Pasar Jambi. Sampel diperoleh dari 5 toko,
beredar menunjukkan konsentrasi timbal (Pb) dalam setiap toko diambil 2 sampel, jadi total sampel yang
lipstik berada pada berkisar 0,03 - 3,62 µg/g dengan dianalisis yaitu 10 sampel merek sama dengan nomor
timbal (Pb) terdeteksi pada 83,30% sampel yang diuji. batch berbeda. Teknik sampling yang digunakan yaitu
Kandungan timbal (Pb) yang terdeteksi pada semua purposive sampling. Berdasarkan Sabri & Hastono
sampel berada di bawah batas yang diizinkan oleh (2010), pemilihan sampel dilakukan oleh orang yang
FDA (USA Food and Drug Administration) untuk mengenal populasi yang akan diteliti. Sehingga sampel
timbal (Pb) 20 µg/g. tersebut representatif terhadap populasi yang diteliti.
Berbagai teknik analisis telah digunakan untuk Karakteristik sampel lipstik yang dikehendaki yaitu
penentuan logam dalam kosmetik, salah satunya yaitu lipstik yang beredar di Kecamatan Pasar Jambi. Sampel
FAAS (Flame Atomic Absorption Spectrometry). tersebut telah teregistrasi oleh BPOM. Harganya
Sampel kompleks seperti lipstik memerlukan konversi berkisar antara Rp 10.000 - Rp 12.000 serta memiliki
ke bentuk yang kompatibel dengan instrumentasi untuk seri warna yang diminati oleh masyarakat (orange
pink). Lipstik tersebut kemasannya memiliki nomor

P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 71

batch, komposisi (Tabel 1), expired date dan nama Pembuatan larutan induk
produsen. Komposisinya yaitu sebagai berikut. Dilarutkan 0,1598 g Pb(NO3)2 di dalam sejumlah
kecil HNO3 1 + 1 (1 mL HNO3 : 1 mL aquadest),
Tabel 1. Komposisi lipstik
ditambahkan 10 mL HNO3 pekat. Diencerkan dengan
No. Komposisi
1. Castor (Ricinus communis) oil aquadest sampai 1000 mL. Dalam 1,00 mL larutan
2. Myristil lactate induk mengandung 100 µg timbal (Pb) (APHA, 2012).
3. Isopropyl myristate Pembuatan kurva kalibrasi
4. Isopropyl lanolate Sebanyak 10 mL larutan induk timbal (Pb)
5. Candelilla (Euphorbia cerifera) wax
1000 ppm lalu dituang ke labu ukur 100 mL
6. Lanolin
7. Petrolatum menggunakan pipet. Diencerkan dengan aquabidest
8. Beeswax sampai dengan garis batas lalu ditambahkan HNO3
9. Carnauba (Copernicia cerifera) wax 1 mL, pengenceran dilanjutkan hingga 100 mL.
10. Ozokerite Dikocok homogen dan diperoleh larutan konsentrasi
11. Sorbitan sesquioleate
100 ppm. Selanjutnya larutan konsentrasi 100 ppm
12. Methylparaben
13. Propylparaben diencerkan menjadi 2 ppm; 1,5 ppm; 1 ppm; 0,5 ppm;
14. Parfum 0,2 ppm; dan 0 ppm. Kemudian diukur serapannya
15. Cl 15850 menggunakan spektrofotometer serapan atom pada
16. Cl 45380 panjang gelombang 283,3 nm (APHA, 2012).
17. Cl 45410
Validasi metode analisis
18. Cl 45370
19. Cl 42090 Uji linearitas
20. Cl 19140 Analisis regresi y = a + bx digunakan untuk
21. Cl 12085 menghitung koefisien korelasi (r) (Harmita, 2004).
22. Cl 77491 Keterangan:
23. Cl 77492
y = intensitas yang terbaca
24. Cl 77499
25. Cl 77742 a = tetapan regresi (intersep)
26. Cl 77891 b = koefisien regresi (slope)
27. Cl 42090 x = konsentrasi
28. Cl 77007 Uji batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)
29. Cl 77947
Perhitungan LOD dan LOQ menggunakan
30. Cl 75470
31. Cl 77510 persamaan regresi linear dari kurva kalibrasi (Harmita,
2004).
Preparasi sampel 3 𝑆𝑦/𝑥
Destruksi basah digunakan untuk preparasi sampel LOD =
𝑆𝑙
lipstik. Ditimbang masing-masing satu gram sampel 10 𝑆𝑦/𝑥
LOQ =
dimasukkan ke beaker glass Pyrex 100 mL 𝑆𝑙

(Nourmoradi dkk., 2013). Ditambahkan 20 mL HNO3 𝛴(𝑦−𝑦𝑖)²


𝑆𝑦⁄𝑥 =√
65%. Dipanaskan menggunakan hot plate dengan suhu 𝑛−2

100°C. Proses dilakukan hingga hilangnya asap Keterangan:


berwarna coklat. Selanjutnya ditambahkan 1 mL H2O2 LOD = batas deteksi
pekat untuk mempercepat proses oksidasi. Larutan LOQ = batas kuantitasi
didinginkan terlebih dahulu. Lalu ditambahkan 𝑆𝑦⁄𝑥 = simpangan baku residual
aquabidest hingga 50 mL. Penyaringan dilakukan 𝑆𝑙 = slope
dengan kertas saring Whatman No. 42. Pengujian menggunakan spektrofotometer serapan
Uji kualitatif kation timbal (Pb²⁺) atom
Digunakan tiga pereaksi warna yaitu larutan KI, Dibersihkan nebulizer spektrofotometer serapan
NaOH, dan HCl. Ditambahkan 2 - 3 tetes larutan atom dengan cara diaspirasikan aquadest yang
pereaksi dalam 1 mL larutan sampel. Terbentuknya mengandung 1,5 mL HNO3 pekat/L aquadest.
endapan kuning (KI), putih (NaOH), dan putih (HCl) Kemudian diaspirasikan blanko ke dalam
menunjukkan adanya kation timbal (Pb²⁺) (Ayuni & spektrofotometer serapan atom. Selanjutnya
Yuningrat, 2014). diaspirasikan sampel yang telah dipreparasi sebagai

P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 72

logam terlarut dan/atau logam total. Lalu dicatat Pada penelitian ini digunakan HNO3 65% yang
absorbansinya (APHA, 2012). berfungsi sebagai oksidator kuat, serta H2O2 sebagai
Penentuan kadar timbal (Pb) di sampel katalis untuk menyempurnakan proses oksidasi.
Penentuan kadar timbal (Pb) di sampel yaitu Pemanasan sampel dengan suhu 100°C bertujuan untuk
menggunakan persamaan regresi linier. mempercepat proses putusnya ikatan logam dengan
y = bx + a senyawa organik. Selama proses tersebut menimbulkan
Keterangan : asap coklat yang mengindikasikan zat organik dalam
x = absorbansi sampel sampel telah teroksidasi. Hal ini sesuai dengan
y = konsentrasi sampel Wulandari & Sukesi (2013) dalam Yatimah (2014),
b = slope yaitu timbulnya asap kecoklatan artinya HNO3 telah
a = intersep mengoksidasi senyawa organik. Hal ini akan terus
Berdasarkan BPOM RI (2014), perhitungan kadar berulang selama proses destruksi, kemudian akan
logam berat timbal (Pb) yaitu: berakhir setelah semua bahan organik terdekomposisi
C (µg/ml) semua.
Logam Pb (µg/g) = x F (mL)
B (g)
Uji kualitatif kation timbal (Pb²⁺)
Keterangan :
Pemisahan dan pengujian ion di dalam larutan
C = konsentrasi timbal (Pb) dalam sampel dari kurva
yang mengacu pada prosedur laboratorium merupakan
kalibrasi
analisis kualitatif. Identifikasi kualitatif adanya
F = faktor pengenceran sampel
kandungan logam berat dalam kosmetik dapat
B = bobot sampel dari larutan uji
dilakukan dengan menambahkan reagen tertentu pada
Analisis data
sampel kosmetik. Melalui penambahan ini sampel yang
Pengujian secara kualitatif dilakukan dengan
telah dipreparasi akan memberikan hasil berupa
menggunakan reaksi warna serta pengujian secara
perubahan warna larutan atau reaksi yang
kuantitatif menggunakan persamaan regresi linear.
menghasilkan endapan dengan warna tertentu
Penyajian data dilakukan dengan menggunakan tabel,
(Arifiyana, 2018).
diagram dan kurva kalibrasi.
Pada penelitian ini digunakan pereaksi warna KI,
HCl, dan NaOH. Hasil yang diperoleh ada di Tabel 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Validasi metode analisis
Preparasi sampel
Uji linearitas
Analisa suatu unsur logam pada sampel dengan
Linearitas merupakan kemampuan metode
spektrofotometer serapan atom, digunakan sampel
memperoleh hasil-hasil uji yang proporsional dengan
dalam bentuk larutan. Metode destruksi basah
konsentrasi analit pada kisaran yang diberikan. Selain
umumnya digunakan untuk analisis logam-logam berat
itu, merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi
beracun yang tidak tahan pemanasan tinggi atau mudah
yang menghubungkan respons (y) dengan konsentrasi
menguap (Connors, 1982). Menurut Rasyid dkk.
(x) (Gandjar & Rohman, 2017). Berdasarkan hasil yang
(2013), penentuan unsur dengan konsentrasi yang
diperoleh (Gambar 1) nilai koefisien korelasi (r) yaitu
sangat rendah dapat menggunakan metode destruksi
0,99678 dimana nilai tersebut mendekati 1. Hal ini
basah. Proses destruksi diharapkan dapat meninggalkan
menunjukkan bahwa konsentrasi sampel yang
logamnya, sehingga dalam analisis unsurnya tidak
diperoleh dapat dihitung dari nilai absorbansi.
saling mengganggu.
Tabel 2. Uji ualitatif kation timbal (Pb²⁺)
kKeterangan
No. Nama Sampel
KI HCl NaOH
1. 1A + - -
2. 1B + - -
3. 2A + - -
4. 2B + - -
5. 3A + - -
6. 3B + - -
7. 4A + - -
8. 4B + - -
9. 5A + - -
10. 5B + - -

P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 73

y = 0,006155x + 0,000116
R² = 0,99678
0.014
0.012
0.01
0.008
0.006
0.004
0.002
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5

Gambar 1. Kurva kalibrasi timbal (Pb)

Uji batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) pengukuran, serta memberikan hasil yang termasuk
Jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat cermat dan seksama (Dewi, 2011).
dideteksi yang masih memberikan respon signifikan Penentuan kadar timbal (Pb) di sampel
dibandingkan dengan blanko yang disebut sebagai Spektrofotometer serapan atom digunakan untuk
batas deteksi (LOD). Sedangkan parameter pada menentukan kadar timbal (Pb) di sampel. Pengukuran
analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil hasil destruksi sampel pada panjang gelombang
analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi 283,3 nm karena terjadi penyerapan cahaya oleh atom
kriteria cermat dan seksama disebut sebagai batas untuk melakukan transisi elektron dari tingkat dasar ke
kuantitasi (LOQ). Ada beberapa cara untuk tingkat eksitasi (Dewi, 2012). Menurut Yuyun dkk
memperoleh nilai LOD dan LOQ yaitu signal to noise, (2017), penggunaan metode spektrofotometri serapan
penentuan blanko, dan kurva kalibrasi (Rohman, 2018). atom dikarenakan memiliki sensitifitas yang tinggi,
Nilai LOD dan LOQ yang diperoleh dari logam proses cepat, jumlah cuplikan sedikit, spesifik terhadap
timbal (Pb) diperoleh dari perhitungan statistika unsur yang dianalisis, serta dapat digunakan untuk
menggunakan metode kurva kalibrasi. Hasilnya yaitu penentuan kadar unsur yang sangat rendah.
nilai LOD 0,195 ppm dan LOQ 0,649 ppm. Hal ini Hasil analisis kuantitatif (Tabel 3) menggunakan
menginformasikan bahwa metode tersebut dapat spektrofotometer serapan atom menunjukkan bahwa
digunakan untuk analisis logam timbal (Pb). logam timbal (Pb) terdeteksi dalam semua sampel
Terpenuhinya syarat uji sensitivitas karena lipstik yang diuji.
memberikan respon yang signifikan dalam tiap
Tabel 3. Kadar timbal (Pb) dalam lipstik
No. Kode Sampel Rata-Rata Absorban Rata-Rata Konsentrasi (µg/mL) Rata-Rata Kadar Timbal (µg/g)
1. 1A 2 x 10ˉ4 14 x 10ˉ2 ± 0,00 64 x 10ˉ1 ± 84 x 10ˉ6
4
2. 1B 2 x 10ˉ 14 x 10ˉ2 ± 0,00 64 x 10ˉ1 ± 84 x 10ˉ6
4
3. 2A 2 x 10ˉ 22 x 10ˉ2 ± 11 x 10ˉ2 1,00 ± 51 x 10ˉ1
4
4. 2B 3 x 10ˉ 3 x 10ˉ2 ± 0,00 1,37 ± 18 x 10ˉ4
4
5. 3A 25 x 10ˉ 22 x 10ˉ2 ± 11 x 10ˉ2 1,00 ± 51 x 10ˉ1
4
6. 3B 25 x 10ˉ 22 x 10ˉ2 ± 11 x 10ˉ2 1,00 ± 51 x 10ˉ1
4
7. 4A 25 x 10ˉ 22 x 10ˉ2 ± 11 x 10ˉ2 1,00 ± 51 x 10ˉ1
4
8. 4B 2 x 10ˉ 14 x 10ˉ2 ± 0,00 64 x 10ˉ1 ± 84 x 10ˉ6
4
9. 5A 25 x 10ˉ 22 x 10ˉ2 ± 11 x 10ˉ2 1,00 ± 51 x 10ˉ1
4
10. 5B 2 x 10ˉ 14 x 10ˉ2 ± 0,00 64 x 10ˉ1 ± 12 x 10ˉ4

Semua sampel lipstik tersebut mengandung logam logam berat timbal (Pb) dalam penelitian ini yaitu
berat timbal (Pb) dengan kadar (Gambar 2) yang 0,899 µg/g. Hal tersebut menginformasikan bahwa
rendah serta sesuai dengan Peraturan Kepala BPOM RI lipstik yang beredar di Pasar Jambi aman dan tidak
Nomor 17 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa berbahaya bagi kesehatan jika digunakan oleh
kandungan logam berat timbal (Pb) pada kosmetik masyarakat.
yaitu < 20 µg/g. Secara menyeluruh, rata-rata kadar

P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 74

1.6

1.4

1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
1A 1B 2A 2B 3A 3B 4A 4B 5A 5B

Gambar 2. Grafik kadar timbal (Pb) lipstik


Perbedaan hasil yang diperoleh dengan yang telah APHA. (2012). Standard Method for the Examination
dilaporkan oleh Nourmoradi dkk. (2013) kandungan of Water and Wastewater (22nd Ed.). New
timbal (Pb) pada lipstik yang sering digunakan di Iran York: American Public Health Association Inc.
yaitu 0,08 - 5,20 µg/g. Selain itu Effendi dkk. (2014) Arifiyana, D. (2018). Identifikasi Cemaran Logam
menyatakan bahwa lipstik yang beredar di Makassar Berat Timbal (Pb) pada Lipstik yang Beredar di
mengandung logam timbal (Pb) sebesar 3,504 - Pasar Darmo Trade Center (DTC) Surabaya
56,649 µg/g. Berdasarkan penelitian Elizabeth dkk. dengan Reagen Sederhana. Journal of Pharmacy
(2015) bahwa lipstik di Medan yang terdaftar dan tidak and Science; 3; 13-16.
terdaftar di BPOM mengandung logam timbal (Pb) Ayuni, N. P. S. A. & Yuningrat, N. W. (2014). Kimia
dengan kadar 0,8146 - 5,5916 mg/Kg. Analitik: Analisis Kualitatif dan Pemisahan
Nilai rata-rata konsentrasi dan kadar timbal (Pb) Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
yang diperoleh dari sampel lipstik (Tabel 3) memiliki BPOM RI. (2014). Peraturan Kepala Badan Pengawas
nilai standar deviasi yang kecil. Akar dari varian Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
merupakan standar deviasi atau disebut juga sebagai 17 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan
simpangan baku karena merupakan patokan luas area Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
di bawah kurva normal. Sedangkan variasi data di Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011
dalam kelompok data terhadap nilai rata-rata termasuk tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan
nilai variasi atau deviasi. Jika semakin besar nilai Logam Berat dalam Kosmetika. Jakarta: BPOM.
variasi, maka semakin bervariasi pula data tersebut Connors, K. A. (1982). A Textbook of Pharmaceutical
(Sabri & Hastono, 2010). Analysis. New York: John Wiley & Sons Inc.
Dewi. (2011). Analisa Cemaran Logam Timbal (Pb),
KESIMPULAN Tembaga (Cu), dan Kadmium (Cd) dalam
1. Sediaan lipstik yang beredar di Kecamatan Pasar Tepung Gandum secara Spektrofotometri
Jambi positif mengandung logam timbal (Pb) dengan Serapan Atom. Skripsi; Fakultas Matematika
kadar rata-rata 0,899 µg/g. dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
2. Kadar logam timbal (Pb) pada lipstik tidak melebihi Indonesia, Jakarta.
batas (< 20 µg/g) yang ditetapkan oleh BPOM RI. Dewi, D. C. (2012). Determinasi Kadar Logam Timbal
(Pb) dalam Makanan Kaleng Menggunakan
DAFTAR PUSTAKA Destruksi Basah dan Destruksi Kering.
Agoes, G. (2015). Sediaan Kosmetik (SFI-9). Alchemy; 2; 12-25.
Bandung: ITB Press. Effendi, N., Pratama, M. & Kamaruddin, H. (2014).
Analisis Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg)

P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 2 Desember 2018 75

dan Timbal (Pb) pada Kosmetik Lipstik yang Rasyid, R., Humairah & Zulharmitta. (2013). Analisis
Beredar di Kota Makassar dengan Metode Kadmium (Cd), Seng (Zn) dan Timbal (Pb) pada
Spektrofotometri Serapan Atom. As-Syifaa; 6; Susu Kental Manis Kemasan Kaleng secara
82-90. Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Jurnal
Elizabeth, P., Nurmaini & I. Chahaya, S. (2015). Farmasi Higea; 5; 62-71.
Analisis Kandungan Logam Timbal (Pb) pada Rohman, A. (2018). Validasi Penjaminan Mutu Metode
Lipstik Lokal yang Teregistrasi dan Tidak Analisis Kimia. Yogyakarta: UGM Press.
Teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Rowe, R. C., Sheskey, P. J. & M. E. Quinn. (2009).
Makanan (BPOM) serta Tingkat Pengetahuan Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth
dan Sikap Konsumen Terhadap Lipstik yang Edition. USA: Pharmaceutical Press and
Dijual di Beberapa Pasar di Kota Medan Tahun American Pharmacists Association.
2015. Jurnal Lingkungan dan Keselamatan Sabri, L. & Hastono, S. P. (2010). Statistik Kesehatan.
Kerja; 4; 1-10. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Gandjar, I. G. & Rohman, A. (2017). Kimia Farmasi Sharafi, K., Fattahi, N., Pirsaheb, M., Yarmoharmadi,
Analisis (Cetakan ke enam belas). Yogyakarta: H. & Davil, M. F. (2015). Trace Determination
Pustaka Pelajar. of Lead in Lipsticks and Hair Dyes using
Gao, P., Liu, S., Zhang, Z., Meng, P., Lin, N., Lu, B., Microwave-assisted Dispersive Liquid–liquid
Cui, F., Feng, Y. & Xing, B. (2014). Health Microextraction and Graphite Furnace Atomic
Impact of Bioaccessible Metal in Lip Cosmetics Absorption Spectrometry. International Journal
to Female College Students and Career Women, of Cosmetic Science; 37; 489-495.
Northeast of China. Enviromental Pollution; Soares, A. R. & Nascentes, C. C. (2013). Development
197; 214-220. of a Simple Method for the Determination of
Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Lead in Lipstick Using Alkaline Solubilization
Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu and Graphite Furnace Atomic Absorption
Kefarmasian; 1; 117-135. Spectrometry. Talanta; 105; 272-277.
Massadeh, A. M., El-khateeb, M. Y. & Ibrahim, S. M. Wulandari, E. A. & Sukesi. (2013). Preparasi
(2017). Evaluation of Cd, Cr, Cu, Ni, and Pb in Penentuan Kadar Logam Pb, Cd, dan Cu dalam
selected Cosmetic Products from Jordanian, Nugget Ayam Rumput Laut Merah (Eucheuma
Sudanese, and Syrian markets. Public Health; cottonii). Jurnal Sains dan Seni Pomits; 2; 15-
149; 130-137. 17.
Mohamed, F. A. H., Osman, B., Kariem, E. A. G., Yatimah, Y. D. (2014). Analisa Cemaran Logam Berat
Abdoon, I. H. & Mohamed, M. A. (2014). Kadmium dan Timbal pada Beberapa Merek
Evaluation of Lead Content in Topical Lipstik yang Beredar di Daerah Ciputat dengan
Cosmetics Commonly Used in Sudan. World Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom
Journal of Pharmaceutical Research; 4; 204- (SSA). Skripsi; Fakultas Kedokteran dan Ilmu
211. Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Nourmoradi, H., Foroghi, M., Farhadkhani, M. & Yuyun, Y., Peuru, A. R. A. & Ibrahim, N. (2017).
Dastjerdi, M. V. (2013). Assessment of Lead Analisis Kandungan Logam Berat Timbal dan
and Cadmium Levels in Frequently Used Kadmium pada Pengolahan Ikan Asin di
Cosmetic Products in Iran. Journal of Kabupaten Banggai Kepulauan. Journal of
Environmental and Public Health; 1-5. Pharmacy; 3; 71-76.

P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KALIUM IODAT DALAM GARAM


DAPUR YANG BEREDAR DI PASAR KOTA BITUNG DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Anggelia Nelisa Kapantow, Fatimawali, Adithya Yudistira
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Iodine deficiency disorder can be prevented by consumption of salt which contains iodine in
to the body. Based on Indonesian National Standard (SNI), concentration of Potassium iodide
(KIO3) were 30-80 ppm. The objectives of this research were to identify and determine
concentration of potassium iodide in salt which marketed in Bitung region. Samples were 9
branded salts and 1 sample unbranded. Identification was done by Potassium cation test and
Iodide anion test. Determination of Potassium iodide were done using spectrophotometer
UV-Vis. The results shows that 9 samples contains Potassium iodide (Branded salts), and 1
sample did not contains Potassium iodide (Unbranded salt). Based on spectrophotometer
analysis, there were 5 samples comply SNI of KIO3 (31,6-77,6 ppm), 5 samples did not
comply SNI of KIO3 (2,1-28 ppm).

Keywords : Potassium iodide, iodine salt, Spectrophotometry UV-vis, Bitung

ABSTRAK

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) dapat dicegah dengan mengkonsumsi garam
dapur yang mengandung iodium ke dalam tubuh. Garam harus memenuhi persyaratan
Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan kadar kalium iodat (KIO3) 30-80 ppm. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan menetapkan kadar kalium iodat dalam garam
dapur yang beredar di pasar Kota Bitung. Sampel yaitu semua garam bermerek (9 sampel)
dan garam tidak bermerek (1 sampel). Identifikasi dilakukan dengan uji kation kalium dan uji
anion iodat. Penetapan kadar kalium iodat dilakukan dengan metode Spektrofotometri UV-
Vis. Hasil identifikasi menunjukan dalam 9 sampel (garam bermerek) mengandung kalium
iodat, sedangkan 1 sampel garam tidak bermerek tidak mengandung kalium iodat. Hasil
penetapan kadar dengan Spektrofotometri UV-Vis terdapat 5 sampel garam yang memenuhi
persyaratan SNI dengan kadar KIO3 (77,6-31,6 ppm), 5 sampel garam yang lain tidak
memenuhi persyaratan SNI dengan kadar KIO3 (28-2,1 ppm).

Kata Kunci : Kalium iodat, garam beriodium, spektrofotometri UV-Vis, Bitung.

90
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN sendiri, sehingga harus diperoleh dari luar


Iodium merupakan mineral yang (Gunung, 2004).
diperlukan oleh tubuh dalam jumlah relatif Data Riskesdas tahun 2007
kecil, tetapi mempunyai peranan yang menunjukan konsumsi garam beriodium di
sangat penting untuk pembentukan Sulawesi Utara mencapai 89%, berarti
hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini dibawah target 100%, yang terdiri atas
sangat berperan dalam metabolisme di Kota Tomohon (99%), Minahasa Selatan
dalam tubuh. Kekurangan iodium dapat (98%), Kepulauan Sangihe Talaud (97%),
berakibat buruk bagi manusia, akibat yang Minahasa Utara (96%), Kepulauan Talaud
dapat ditimbulkan antara lain (93%), Bolaang Mongondow (92%), Kota
berkurangnya tingkat kecerdasan, Manado (92%), Minahasa (85%), dan yang
pertumbuhan terhambat, penyakit gondok, terendah Kota Bitung (50%). Berdasarkan
kretin endemik (cebol), berkurangnya SNI Nomor 01-3556-2000 garam harus
kemampuan mental dan psikologi, mengandung iodium dihitung sebagai
meningkatnya angka kematian prenatal, kalium iodat yang bekisar antara 30-80
serta keterlambatan perkembangan fisik ppm.
anak (lambat dalam mengangkat kepala,
tengkurap dan berjalan) (Hendrawan, METODOLOGI
2000). Iodium yang berlebihan dapat Penelitian ini telah dilakukan pada
menimbulkan kejadian kelainan autoimun. bulan November 2012 – Januari 2013 di
Kelebihan iodium juga dapat Laboratorium Analisis Farmasi FMIPA
meningkatkan kejadian iodine-induced Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT)
hyperthyroidism (IIH), penyakit autoimun Manado dan Balai Teknik Kesehatan
tiroid dan kanker tiroid (Gunung, 2004). Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit
Menurut keputusan Presiden No. Menular (BTKL-PPM) Kelas I Manado.
69 tahun 1994, semua garam yang beredar Penelitian ini adalah penelitian
di Indonesia harus mengandung iodium deskriptif laboratorium yang bertujuan
yaitu garam yang telah diperkaya dengan untuk menggambarkan sifat dari suatu
kalium iodat (KIO3). Hampir seluruh keadaan secara sistematis yaitu
makanan menggunakan garam sebagai menggambarkan kadar kalium iodat dalam
penyedap rasa, serta banyak digunakan garam-garam dapur beriodium yang
untuk bahan tambahan dalam industri beredar di Kota Bitung dengan metode
pangan, selain itu, karena harga garam Spektrofotometri UV-Vis.
dapur relatif murah dan terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat maka Alat dan Bahan Penelitian
pemerintah memilih garam dapur menjadi Alat-alat yang digunakan :
garam konsumsi sebagai media Spektrofotometer UV-Vis (UV Mini 1240
penyampaian iodium ke dalam tubuh Shimadzu), alat-alat gelas (pyrex), pipet
(Purnawati, 2006). volume, pipet tetes, neraca analitik, oven.
Garam beriodium mempunyai Bahan-bahan yang digunakan:
bentuk, rasa dan bau sama seperti garam Kalium Iodat (KIO3), asam perklorat 75%
yang tidak ditambahkan kalium iodat, (HClO4), asam fosfat (H3PO4) 85%,
sehingga sulit untuk memastikan akuabides, kertas saring whatman no. 41,
kecukupan kalium iodat dalam garam kertas kanji, kalium tiosianat (KSCN) 0,1
(Almatsier, 2003). Penambahan suatu M, pati, sampel garam dapur bermerek
senyawa iodium berupa kalium iodat dan sampel garam dapur produksi
dalam garam dimaksudkan untuk rumahan.
mencukupi kebutuhan tubuh manusia,
karena tubuh tidak dapat memproduksi

91
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

Sampel Analisis Kuantitatif Kalium Iodat


Sampel garam dapur beriodium dengan Metode Spektrofotometri UV-
diambil di pusat pasar kota Bitung Vis
sebanyak 10 sampel dimana yang a. Pembuatan Larutan Baku Kalium
digunakan sebagai sampel adalah semua Iodat (KIO3)
garam dapur bermerek yang dikemas dan Timbang kurang lebih 1 g kalium
sampel garam dapur produksi rumahan asli iodat yang telah dikeringkan pada suhu
kota Bitung. 110º hingga bobot tetap, kemudian
larutkan dengan akuabides dalam labu
Pembuatan Larutan Pereaksi tentukur 100 ml sampai tanda tera dan
Pereaksi yang akan dibuat adalah homogenkan.
KSCN 0,1 M dan kertas kanji. Kalium b. Pembuatan Kurva Kalibrasi
tiosianat (KSCN) 0,1 M dibuat dengan Dari pembuatan larutan baku
melarutkan 972 mg kalium tiosianat dalam diperoleh larutan dengan konsentrasi
akuabides dan diencerkan sampai menjadi 10000 ppm. Dari larutan ini dipipet 5 ml
100 ml dalam labu tentukur (Vogel, 1985). masukan kedalam labu ukur 100 ml,
Kertas kanji dibuat dengan cara 500 mg encerkan dengan aquabides sampai garis
pati diaduk dengan 5 ml air dan tambahkan tanda sehingga diperoleh konsentrasi 500
dengan 100 ml air mendidih sambil terus ppm.Pipet larutan baku (500 ppm) 1 ml; 2
diaduk, didihkan selama 3 menit dan ml; 4 ml; 6 ml; 8 ml, masing-masing
didinginkan, kemudian celupkan kertas dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml,
saring kedalam larutan kanji (Ditjen POM, tambahkan aquabides sampai batas tanda
1979). dan homogenkan. Diperoleh larutan
dengan konsentrasi 10 ppm; 20 ppm; 40
Analisis Kualitatif Kalium Iodat dengan ppm; 60 ppm; 80 ppm dan diukur
Kation Kalium dan Anion iodat pada serapannya pada panjang gelombang
Sampel maksimum 352 nm dan sebagai blanko
Uji kation kalium dilakukan digunakan akuabides.
dengan cara: Timbang 0,1 g sampel garam c. Penentuan Kadar Sampel
dapur, tambahkan 10 mL akuabides dan Sebanyak 10 sampel yang akan di
dihomogenkan, tambahkan 1 mL larutan teliti, masing-masing ditimbang 0,1 g
asam perklorat kemudian dikocok pelan kemudian masukkan ke dalam tabung
akan terbentuk endapan kristal putih reaksi dan tambahkan akuabides 10 ml,
kemudian catat hasil yang di dapat dan kocok dan homogenkan. Kemudian ukur
ulangi proses yang sama untuk semua serapannya pada panjang gelombang 352
sampel (Vogel, 1985). mn.
Uji anion iodat dilakukan dengan
cara: Masukkan kertas kanji yang telah PEMBAHASAN
diolah kedalam tabung reaksi, tambahkan Pada penelitian ini sebelum
1 ml kalium tiosianat 0,1 M, tambahkan 1 dilakukan analisis kuantitatif terhadap
ml larutan sampel yang telah ditambahkan kalium iodat yang terdapat dalam sampel,
1-3 tetes asam fosfat 85 % akan terjadi perlu dilakukan pemeriksaan pendahuluan
warna biru kemudian catat hasil yang di secara kualitatif walaupun dalam sampel
dapat dan ulangi proses yang sama untuk garam dapur beriodium bermerk pada
semua sampel (Vogel, 1985). kemasannya telah dicantumkan
mengandung kalium iodat. Adapun hasil
pemeriksaan kualitatif kalium iodat dalam
sampel dapat dilihat pada Lampiran 1 dan
Lampiran 2 berikut.

92
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

Dari data dilihat bahwa 10 sampel masih sangat jauh dari kualitas yang
yang di uji semuanya positif terbentuk seharusnya, hal ini dapat terjadi karena
endapan kristal putih. Pada uji kualitatif produksi pembuatan garam di Indonesia
kation kalium terjadi endapan kristal putih yang masih tradisional, sistem pengawasan
karena adanya reaksi ikatan kompleks yang belum efektif serta belum
antara kalium dan perklorat. diberlakukannya sanksi secara tegas,
Dari data dilihat bahwa 10 sampel karena ± 90 % produsennya adalah
yang diperiksa hanya 9 sampel positif termasuk pengusaha kecil (BRKP, 2001).
mengandung kalium iodat yaitu semua Menurut DepKes RI Perusahaan yang
garam dapur beriodium bermerk belum menerapkan SNI pada umumnya
sedangkan 1 sampel garam dapur tidak adalah industri kecil yang berada di sentra
bermerk negatif mengandung kalium iodat. produksi yang perlu dibina sistem
Pada uji kualitatif anion iodat terjadi manajemen mutu, pelatihan teknik
warna biru karena adanya reaksi antara produksi dan bantuan peralatan mesin
iodat dan tiosianat dalam suasana asam yang iodisasi garam dimana peralatan iodisasi
akan membebaskan I2 dan bereaksi dengan yang digunakan produsen masih
kertas kanji (Vogel, 1985). sederhana, sehingga kadar iodium dalam
garam tidak homogen.
Pemeriksaan Kuantitatif Kalium Iodat Adapun 5 sampel lainnya yang
metode Spektrofotometri UV-Vis diperiksa mengandung kalium iodat
Analisis sampel dengan metode dengan kadar sesuai dengan persyaratan
spekrofotometri UV-Vis diawali dengan SNI yaitu garam dapur beriodium sampel
pengukuran larutan baku kalium iodat A (48,85 ppm), sampel B (77,6 ppm),
yang dibuat dengan konsentrasi 10, 20, 40, sampel C (31,6 ppm), sampel D (56,7
60, 80 ppm. Kurva baku kalium iodat pada ppm), sampel F (40,2 ppm).
konsentrasi 10-80 ppm memberikan Berdasarkan penelitian ini dapat
persamaan garis y = 0,01x + 0.0107 digambarkan bahwa dari beberapa sampel,
dengan nilai koefisien korelasi sebesar mutu dan kualitas garam dapur sebagai
0,9976. Hasil pengukuran larutan baku garam konsumsi masih harus lebih
kalium iodat dapat dilihat pada lampiran 3. ditingkatkan dan peredaran garam dapur
Dari lampiran 4 dapat dilihat dipasaran harus lebih diawasi untuk
bahwa semua sampel garam dapur mencapai kecukupan gizi iodium bagi
mengandung kalium iodat dengan kadar masyarakat.
yang berbeda-beda, kadar tertinggi dalam Angka kecukupan iodium setiap
sampel B yaitu 76,63 ppm dan yang paling harinya sangat kecil, yaitu antara 90 µg-
rendah 1,05 ppm dalam sampel tidak 200 µg/hari tergantung dari umur dan
bermerek asli pembuatan asal kota Bitung. kondisi fisiologi. Apabila iodium dalam
Berdasarkan persyaratan SNI bahan makanan rendah, konsumsi garam
Nomor 01-3556.2-1994/Rev 2000 garam beriodium 30 ppm sebanyak 10 gram per
konsumsi beriodium harus mengandung hari dapat mencukupi kebutuhan iodium.
iodium yang dihitung sebagai kalium iodat Akibat defesiensi iodium saat ini diketahui
berkisar antara 30 - 80 ppm. Hasil tidak hanya pembesaran kelenjar tiroid,
penelitian dari 10 sampel ada 5 garam tetapi jauh lebih luas yaitu keguguran,
dapur yang tidak memenuhi dan 5 sampel lahir mati, cacat bawaan, kretin, dan
memenuhi persyaratan SNI. Garam dapur hipotiroid (DGKM, 2007).
yang tidak memenuhi persyaratan yaitu Untuk menghindari kerugian bagi
sampel E (11 ppm), sampel G (12,5 ppm), konsumen akibat salah memilih garam
sampel H (20,3 ppm), sampel I (28 ppm) dapur untuk dikonsumsi, sebaiknya
dan sampel J (2,1 ppm) yang paling masyarakat memilih garam dapur yang
terendah, artinya mutu dalam garam ini dijual bebas di pasaran memiliki

93
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

kesesuaian dengan Peraturan Menteri sampel garam dapur yang lain kadar
Perindustrian R.I NO.42/M- kalium iodatnya tidak memenuhi
IND/PER/11/2005 mengenai persyaratan persyaratan SNI yaitu garam dapur sampel
pengemasan dan pelabelan garam E (11 ppm), sampel G (12,5 ppm), sampel
beriodium yaitu garam yang akan H (20,3 ppm), sampel I (28 ppm) dan
dipasarkan, wajib dikemas dalam wadah sampel J (2,1 ppm).
yang ditutup rapat sehingga aman selama
pengangkutan dan penyimpanan, untuk DAFTAR PUSTAKA
menjamin ketepatan berat bersih garam, Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu
maka pengisian dan penimbangan Gizi. Gramedia: Jakarta.
dilakukan secara mekanis dan manual. DGKM. (2007). Gizi Dan Kesehatan
Berat bersih isi garam konsumsi yang Masyarakat. FKM Universitas
diperdagangkan adalah 50 kg, 25 kg, 5 kg, Indonesia: Jakarta
1 kg, 500 g, 250 g, dan 100 g. Pada Ditjen POM. 1979. Farmakope
kemasan garam konsumsi harus ditulis Indonesia. Edisi III. Departemen
dengan jelas keterangan berupa tulisan Kesehatan Republik Indonesia:
“Garam Beriodium”, kandungan kalium Jakarta. Hal: 694.
iodat (KIO3) minimal 30 ppm, berat Gunung, I, K. 2004. Perhitungan Kadar
bersih, tanda / logo SNI, nomor Iodium dalam Yodisasi Garam
pendaftaran dari BPOM, komposisi isi untuk Penanggulangan GAKI di
garam konsumsi, merk dagang, nama dan Daerah Endemik. Majalah
alamat perusahaan. Kedokteran Udayana.
Purnawati, W. 2006. Pengaruh Teknik
KESIMPULAN Iodisasi dan Lama Penyimpanan
Dari 10 sampel garam dapur yang Terhadap Kadar Kalium iodat
di teliti, terdapat 5 sampel yang memenuhi [skripsi]. Fakultas MIPA UNS.
persyaratan SNI yaitu garam dapur sampel Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif
A (48,85 ppm), sampel B (77,6 ppm), Makro dan Semimikro.
sampel C (31,6 ppm), sampel D (56,7 Penterjemah: Setiono, L
ppm), sampel F (40,2 ppm), sedangkan 5

LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Kation Kalium dalam garam dapur
Reaksi dengan Asam
No. Sampel
Perklorat
1. A Endapan kristal putih
2. B Endapan kristal putih
3. C Endapan kristal putih
4. D Endapan kristal putih
5. E Endapan kristal putih
6. F Endapan kristal putih
7. G Endapan kristal putih
8. H Endapan kristal putih
9. I Endapan kristal putih
10. J Endapan kristal putih

94
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Anion Iodat dalam garam dapur

Pereaksi denganKertas
No. Sampel Kanji, Kalium Tiosianat,
dan Asam Fosfat 85%

1. A Biru keunguan
2. B Ungu
3. C Biru keunguan
4. D Biru keunguan
5. E Biru
6. F Ungu
7. G Biru
8. H Biru
9. I Biru
10. J Tidak terjadi warna

Lampiran 3. Kurva baku kalium iodat

Absorbansi
1
0,8 y = 0.01x + 0.0107
Absorban

0,6 r² = 0.9976
Absorbansi
0,4
0,2
Linear
0 (Absorbansi)
0 50 100

Konsentrasi (ppm)

Lampiran 4. Hasil Analisis Kuantitatif metode Spektrofotometri UV-Vis

Konsetrasi
Sampel Absorbansi
(ppm)
A 0,016 0,4885
B 0,018 0,776
C 0,014 0,316
D 0,016 0,567
E 0,012 0,110
F 0,015 0,402
G 0,012 0,125
H 0,013 0,203
I 0,013 0,280
J 0,011 0,021

95

Anda mungkin juga menyukai