Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ANALISIS SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

Dipersiapkan dan disusun oleh :


Rosdah
150 2016 0081
Telah dipertahankan di depan asisten pendamping pada tanggal
.................................................
Telah disetujui oleh:

Asisten Pendamping,

Ayyub Harly Nurung, S.Farm.,M.Sc tanggal….……….....................


ANALISIS SENSITIVITAS ANTIBIOTIK
Rosdah1 dan Ayyub Harly Nurung 2
1
Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI.
2
Asisten Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI.
Email: rosdahros98@yahoo.com

INTISARI

Antibiotik adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai
efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia didalam organisme,
khususnya dalam proses infeksi terhapat bakteri. Salah satunya yaitu jerawat, yang
merupakan penyakit kulit yang dikenal dengan acne vulgaris yang disebabkan oleh
bakteri propionibacterium acne. Hampir semua orang pernah mengalaminya.
Pengujian analisiss ensitivitas antibiotik sangat perlu dilakukan untuk melihat
seberapa sensitive obat antibiotik yang beredar dipasaran. Jerawat bentuknya seperti
bisul kecil-kecil, jerawat adalah kelainan berupa lapisan pilosebaseus yang disertai
penyumbatan dan penimbunan bahan keratin yang salah satunya disebabkan bakteri.
Tujuan dari sterilisasi ini untuk menentukan sensitivitas antibiotik terhadap suatu
penyakit acne (jerawat) dengan melihat zona hambatnya pada medium MHA (Muller
Hinton Agar) secara eksperimental. Antibiotik yang digunakan adalah ampicilin,
amoxicillin trihydrate, cefadroxil, ciprofioxacin HCl, clindamysin, doxicycline,
erythromycin strearate, cotrimoksazole , metroridazol, tetracykline. Mengguanakan
sampel mikroba uji yang telah diinkubasi. Berdasarkan pengamatan hasil analis
issensitivitas dari 10 antibiotik memiliki zona hambat yang berbeda-beda. Dari hasil
dapat disimpulkan bahwa antibiotik yang lebih sensitivitas untuk penyakit jerawat
yaitu obat antibiotic Cotrimoksazole® yang memiliki zona hambat yang luas yaitu
29,793 mm.

Kata Kunci : Sensitivitas, Antibiotik, pilosebaseus, Resistensi, Zona hambat, MHA


(Muller Hinton Agar), acne vulgaris.
PENDAHULUAN

Antibiotik digunakan untuk membasmi mikroba penyebab terjadinya infeksi.


Gejala infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh mikroba dan berbagai zat toksik
yang dihasilkan mikroba. Pada dasarnya suatu infeksi dapat ditangani oleh sistem
pertahanan tubuh, namun adakalanya sistem ini perlu ditunjang oleh penggunaan
antibiotik. Antibiotik yang digunakan untuk membasni mikroba penyebab infeksi
pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif. Artinya antibiotik harus bersifat
toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Toksisitas selektif
tergantung kepada struktur yang dimiliki sel bakteri dan manusia misalnya dinding
sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia, sehingga antibiotik dengan
mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri mempunyai toksisitas selektif relatif
tinggi.2
Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spectrum atau kisaran kerja
mekanisme aksi, strain penghasil, cara biosintesis maupun berdasarkan struktur
biokimianya. Berdasarkan spectrum atau kisaran kerjanya antibiotic dapat dibedakan
menjadi antibiotic berspektrum sempi (narrow spectrum) dan antibiotic berspektrum
luas ( broad spectrum). Berdasarkan mekanisme aksinya antibiotic dibedaka menjadi
lima, yaitu antibiotic dengan mekanisme menghambat sintesis dinding sel, perusakan
membrane plasma, penghambatan sintesis protein, penghambatan sintesis asam
nukleat, dan penghambatan sintesis metabolit esensial.2
Berdasarkan mekanisme kerjanya antimikroba dibagi dalam lima kelompok:2
1. Antibiotik yang menghambatsintesisdindingsel
Antibiotik ini adalah antibiotik yang merusak lapisan peptidoglikan yang
menyusun dinding sel bakteri gram positif maupun gram negative. Antibiotik
golongan ini dapat menghambat biosintesis peptidoglikan, sintesis mukopeptida
atau menghambat sintesis peptide dinding sel, sehingga dinding sel menjadi lemah
dan karena tekanan turgor dari dalam , sehingga dinding sel akan pecah atau lisis
sehingga bakteri akan mati. Contohnya itu penisilin.
2. Antibiotik yang merusak membrane sel
Membran plasma bersifat semi permeable dan mengendalikan transport
berbagai metabolit kedalam dan keluar sel. Adanya kerusakan pada membrane
plasma dapat menghambat atau merusak kemampuan membrane plasma sebagai
penghalang osmosis dan mengganggu sejumlah proses biosintesis yang
diperlukan dalam membrane, selain itu keruakan membrane sel menyebabkan
keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu protein, asam
nukleat, nukloeoti dadan lain-lain.
3. Antibiotik yang menghambatsintesis protein
Sel mikroba memerlukan sintesis berbagai protein untuk kelangsungan
hidupnya. Antibiotik ini memiliki spectrum luas dan bersifat bakteri sidal dengan
mekanisme penghambatan pada sintesis protein. Antibiotik ini berikatan pada
subunit 305 ribosom bakteri (beberapa terikat juga pada subunit 50S ribosom) dan
menghambat translokasi peptidil-Trnadarisitus Akesitus P, dan menyebabkan
kesalahan pembacaan mRNA dan mengakibatkan bakteri tidak mampu
menyintesis protein vital untuk pertumbuhannya.
4. Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat (DNA/RNA)
Penghambat pada sintesis asam nukleat berupa penghambat terhadap
transkripsi dan replikasi mikroorganisme. Yang termasuk antibiotic ini adalah
antibiotic golongan kuinolon dan rifampin. Rifampin menghambat sintesis
mRNA dengan cara mengikat subunit β-RNA polymerase bakteri sehingga
menghambat transkripsi mRNA.
5. Antibiotik yang menghambat sintesis metabolit esensial
Mikroba ini membutuhkan asam folat untuk kelansungan hidupnya. Mikroba
pathogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam amino benzoate (PABA)
untuk kehidupan hidupnya
Zona hambat adalah area jernih atau bersih yang mengelilingi cakram tempat
zat dengan aktivitas antimikroba terdifusi. Diameter zona hambatan dapat diukur
dengan penggaris dan hasil eksperimen ini merupakan satuan antibiogram.Ukuran
zonahambatan dapat dipengaruhi oleh kepadatan atau viscositas media biakan,
kecepatan difusi antibiotic, konsentrasi antibiotic dan sensitivitas organism terhadap
antibiotik.3
Intermediet suatu senyawa yang berperan serta dalam suatu reaksi itu dan
terjadi diantara bahan awal dan produk akhir reaksi itu.4
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan sensitivitas
antibiotik terhadap suatu penyakit acne (jerawat) dengan melihat zona hambatnya.
METODE PRAKTIKUM
Jenis Praktikum
Metode yang digunakan pada paraktikum ini yaitu metode ekperimental.
Metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi
yang terkendalikan.Dengan melihat kemampuandariantibiotikyang digunakan pada
medium MHA yang diinkubasi pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam berdasarkan zona
hambatan yang terbentuk.
Alat dan Bahan Praktikum
Alat-alat yang digunakan adalah cawan petri, lampu spiritus, ose bulat, paper disk,
pinset,spidol F, spoit, tabung reaksi dan vial. Bahan yang digunakan yaitu antibiotik
ampicillin, amoxicillin, cefadroxil, ciprofoliksacil, clindamycin, doxiciklin,
eritromisin, metroniclazol, kloramfenikol, tetrasiklin dan sampel jerawat serta wrap
dan tissue.
Sampel Praktikum
Sampel yang digunakan yaitu antibiotic ampicillin, amoxicillin, cefadroxil,
ciprofoliksacil, clindamycin, doxiciklin, eritromisin, metroniclazol, kloramfenikol,
tetrasiklindan sampel ACNE(jerawat).
Cara Kerja
Pembuatan Isolat sampel
Disiapkan medium berupa medium MHA, masukkan satu ose biakan sampel
ACNE (jerawat) kedalam medium miring untuk melihat apakah ada mikroba yang
tumbuh atau tidak. Diinkubasi selama 1 x 24 jam
Pengujian Sensitivitas Antibiotik
Dimasukan 10 mL medium MHA ke dalam vial dan dimasukan satu ose
isolate sampel ACNE (jerawat) dibuat sebanyak dua kali, kemudian dihomogenkan.
Kemudian dimasukan ke dalam 2 cawan petri, yang masing-masing terlebih dahulu
dipatronmenjadi 4 bagian. Setelah medium memadat dimasukan paper disk yang
sebelumnya telah dicelupan dalam obat antibiotic ampicillin, amoxicillin, cefadroxil,
ciprofoliksacil, clindamycin, doxiciklin, eritromisin, metroniclazol, kloramfenikol,
tetrasiklinke dalam cawan petri. Di inkubasi selama 1x24 jam dan diamati zona
hambat yang terbentuk dalam cawan petri.
Analisis Hasil
Untuk mengetahui hasil dari praktikum analisis sensitivitas antibiotik dilakukan
pengujian terhadap obat antibiotic ampicillin, amoxicillin, cefadroxil, ciprofoliksacil,
clindamycin, doxiciklin, eritromisin, metroniclazol, kloramfenikol, tetrasiklin untuk
menentukan antibiotik lebih sensitivitas untuk penyakit jerawat yang menggunakan
medium MHA dan diinkubasi pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam kemudian diamati
zona hambatan yang terbentuk.
HASIL PRAKTIKUM
Gambar Pengamatan

(a) (b)
Gambar : (a ) Hasil analisis sensitivitas antibiotic pada obat antibiotic erythromycin
stearate, ampicillin , tetracycline, metronidazol, cotrimoksazole.
(b) Hasil analisis sensitivitas antibiotic pada obat antibiotic ciprofioxacin,
amoxicillin trihydrate, doxicycline, clindamycin, cefadroxil.

Tabel 1. Analisis sensitivitas antibiotik pada obat antibiotic ampicillin, amoxicillin,


cefadroxil, ciprofioxacin, clindamycin, cotrimoksazole, doxicycline,
erythromycin, metronidazol, tetracycline, terhadap sampel jerawat pada
medium MHA
No Antibiotik Diameter Zona Hambatan
1 2 3 Rata-rata
1 Metronidazol - - - -
2 Amoxicilin - - - -
3 erythromycin - - - -
4 Ciprofioxacin - - - -
5 Cotrimoksazole 29,74 30,10 29,54 29,793
6 Tetracyline 23,44 28,27 27,31 26,34
7 Ampicillin 22,24 24,03 23,67 23,313
8 Cefadroxil 23,67 24,03 22,70 23,466
9 Doxiciklin 24,87 22,57 25,04 24,16
10 Clindamycin 21,62 23,96 28,18 24,586
PEMBAHASAN
Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spectrum atau kisaran kerja
mekanisme aksi, strain penghasil, cara biosintesis maupun berdasarkan struktur
biokimianya. Berdasarkan spectrum atau kisaran kerjanya antibiotic dapat dibedakan
menjadi antibiotic berspektrum sempi (narrow spectrum) dan antibiotic berspektrum
luas ( broad spectrum). Berdasarkan mekanisme aksinya antibiotic dibedaka menjadi
lima, yaitu antibiotic dengan mekanisme menghambat sintesis dinding sel, perusakan
membrane plasma, penghambatan sintesis protein, penghambatan sintesis asam
nukleat, dan penghambatan sintesis metabolit esensial.2
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat antibiotic yang lebih efektif
dalam menghambat bakteri penyebab penyakit ACNE (jerawat) dengan
menggunakan medium MHA dan dilihat zona hambatnya. Cara kerja dari praktikum
ini pertama dimasukan 10 mL medium MHA ke dalam vialsteril dan di masukan satu
ose isolat jerawat kedalam vial dibuat sebanyak dua kali, lalu dihomogenkan.
Kemudian tuang kedalam 2 cawan petri, yang telah dipatron menjadi 4 bagian.
Masukan paper diskyang telah dicelupan dalam larutan antibiotik ampicillin,
amoxicillin, cefadroxil, ciprofoliksacil, clindamycin, doxiciklin, eritromisin,
metroniclazol, kloramfenikol, tetrasiklinke dalam cawan petri. Diinkubasi selama 1 x
24 jam dan diamati zona hambat yang terbentuk dalam cawan petri.
Berdasarkan praktikum yg telah dilakukan dengan menggunakan 10 antibiotik
didapatkan rata rata dari setiap antibiotik yaitu Doxycytyline memiliki rata-rata
24,16, Tetracyclin memiliki rata-rata 26,34, Clyndamycin memiliki rata-rata 24,586,
Ampicillin memiliki rata-rata 23,33.
Dari tabel CLSI didapatkan bahwa antibiotik Doxycytyline memiliki rata-rata
24,16 dikatakan sensitif bila zona hambatnya ≥14, dikatakan intermediet 11-13 mm,
dan dikatakan resisten bila zona hambatnya ≤ 10 mm.
Tetracyclin memiliki rata-rata 26,36 dikatakan sensitif bila diameter zona
hambatnya ≥15 mm, dikatakan intermediet 12-14 mm , dan dikatakan resisten bila
zona hambatnya ≤ 11 mm.
cotrimoxasol memiliki rata-rata dikatakan sensitif bila diameter zona
hambatnya ≥4,14 mm, dan dikatakan resisten bila zona hambatnya ≤ 15 mm.
Clyndamycin memiliki rata-rata 20,11 dikatakan sensitif bila zona hambatnya
≥ 21 dikatakan intermediet 15-20 mm, dikatakan resisten bila zona hambatnya ≤ 14
mm.
Ampicillin memiliki rata-rata 23,313 dikatakan sensitif bila zona hambatnya ≥
17 dikatakan intermediet 14-16 mm, dikatakan resisten bila zona hambatnya ≤ 13
mm.
Cefadroxil memiliki rata-rata 23,466 dikatakan sensitif bila zona hambatnya ≥ 14,
dikatakan resisten bila zona hambatnya ≤ 5,79 mm.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa dari semua antibiotik yang digunakan yang
sensitive terhadap penyakit jerawat adalah ampicillin, tetracycline, cotrimoksazole.
doxicycline, clindamycin, cefadroxil.
SARAN
Adapun saran untuk praktikum ini yaitu agar praktikan memperhatikan
dengan baik penjelasan dari asisten, sehingga praktikum berjalan lancar dengan hasil
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganiswarna, S. G., et all. 2013. ”Farmakologi dan Terapi”. Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

2. Pratiwi, 2007. “Mikrobiologi Farmasi”. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

3. Radji, M, B. 2008. “Buku Ajar Analisis Hayati”. EGC. Jakarta.

4. Dachlan Y, Albahri. 2001. “Kamus istilah medis”, Penerbit Arkola. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai