Anda di halaman 1dari 4

Bab 2

I.1.Definisi Fasa

Fasa adalah bagian sistem yang komposisi kimia dan sfat-sifat fisiknya
seragam, yang terdapat dari bagian sistem lainnya oleh adanya bidang batas.

Perilaku fasa yang dipunyai suatu zat murni adalah sangat beragam dan rumit,
akan tetapi data-datanya dapat dikumpulkan dan kemudian dengan
teermodinamika dapat dibuat ramalan-ramalan. Pemahaman mengenai
perilaku fasa berkembang dengan adanya aturan fasa Gibbs. Persamaan
Claussius dan  persamaan Clausius-Clapeyron menghubungkan perubahan
tekanan kesetimbangan dengan pengaruh suhu. Secara umum fasa dibedakan
menjadi tiga yaitu : fasa padat, fasa cair, dan fasa gas. Sifat suatu fasa dinyatakan
dengan sifat-sifat intensif, dan biasanyasifat-sifat intensif yang diperhatikan
adalah suhu, tekanan, dan kosentrasi.

Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kima dan sifat-sifat fisik seragam,
yang terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas. Pemahanam perilaku
fasa mulai berkembang degan adanya aturan fasa Gibbs. Untuk sistem satu
komponen persamaan Clausius dan Clausius-Clapeyron menghubungkan perubahan
tekanan kesetimbangan dengan suhu.

Banyaknya fasa dalam sistem diberi notasi P, gas atau campuran gas
adalah fasa tunggal. Kristal adalah fasa tunggal; dan dua cairan yang dapat
bercampur secara total membentuk fasa tunggal. Es adalah fasa tunggal (P=1)
walaupun es itu dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil. Campuran es dan
air adalah sistem dua fasa (P=2) walaupun sulit untuk menengtukan batas antara
fasa-fasanya. Canpuran dua logam adalah sistem dua fasa, jika logam-logam itu
tak dapat campur tettapi merupakan sistem satu fasa jika logam-logamnya bisa
bercampur. Cntoh ini menunjukkan bahwa memutuskan apakah suatu sisitem
terdiri dari satu fasa atau dua fasa tidak selalu mudah. Larutan padatan A dalam
B- campuran yang homogen dari dua komponen bersifat seragam pada skala
molekuler. Dalam larutan atom-atom A dikelilingi oleh atom-atom A dan B, dan
sembarang sampel yang dipotong dari padatan itu, bagaimana kecilnya adalah

1
contoh dari komposisi keseluruhannya. Banyaknya komponen dalam C adalah
keseluruhan jumlah minimum spesies bebas yang diperlukan untuk menentukan
komposisi semua fasa yang ada dalam sistem. Definisi ini mudah diberlakukan
jika spesies yang ada dalam sistem tidak bereaksi, sehingga kita hanya
menghitung banyaknya. Misalnya, air murni adalah sistem satu komponen (C=1)
dan canmpuran etanol dan air adaalah sistem satu komponen (C=2).

Adapun konsep kaidah fasa mencangkup :

1. Jumlah fasa (P) adalah jumlah bagian-bagian yang serba sama dalam
sistem. Fasa adalah jumlah bagian sistem yang bersifat homogen, dan
dapat dipisahkan dari bagian sistem yang lain dengan batas yang jelas.
Contoh:

 Kesetimbangan air dan uapnya P= 2

 Air = minyak dan uapnya P=2

 Santa/susu/krim pembersih muka P=3

2. Jumlah komponen (C) adalah jumlah terkecil zat-zat kimia yang terdiri
bebas (konsentrasimya dapat diubah dengan leluasa) yang dapat
digunakan untuk menyatakan komposisi dari setiap fasa dalam
sistem. Jumlah komponen dalam sistem adalah jumlah terkecil zat-zat
kimia yang terdiri bebas dengan zat-zat ini komposisi dari setiap fasa
yang ada dalam sistem harus dapat dinyatakan. Cara menentukan
jumlah komponen dalam kesetimbangan ada tiga yaitu :

 Hubungan reaksi kimia

 Kesamaan kosentrasi

 Kesamaaan jumlah muatan listrik

3. Derajat kebebasan didefinisikan sebagai jumlah peubah


thermodinamik yang dapat divariasikan secara tidak saling
bergantungan tanpa mengubah jumlah fasa yang berada dalam
keseimbangan. Derajat kebebasan f (kadang disebut varians v) dari
suatu sistem setimbang merupakan jumlah variabel intensif
independen yang diperlukan untuk menyatakan keadaan sistem

2
tersebut. Untuk menguraikan keadaaan kesetimbangan dari suatu
sistem yang terdiri dari beberapa fasa dengan beberapa spesi kimia,
kita dapat menentukan mol maisng-masing spesi dalam setiap fasa
serta suhu (T) dan tekanan (P). Akan tetapi penentuan mol tidak akan
kita lakukan karena massa setiap fasa dalam sistem tidak menjadi
perhatian kita. Massa atau ukuran dari setiap sistem fasa tidak
mempengaruhi posisi kesamaan potensial kimia, yang merupakan
variabel intensif.

I.2.Aturan Fasa

Pada tahun 1876, Gibbs menurunkan hubungan sederhana antara


jumlah fasa yang setimbang, jumlah komponennya dan jumlah besaran
intensif yang bebas yang harus dinyatakan untuk melukiskan keadaan sistem
secara lengkap. Aturan fase memberikan jumlah variabel dari aturan ini yang harus
ditentukan berubah-ubah untuk mengatur semua sisa variabel aturan fase. Suatu fase
adalah sebuah kehomogenan bagian dari bahan. Suatu gs atau campuran dari
beberapa gas, suatu cairan atau larutan cair, dan kristal padat adalah contoh dari fase.
Jumlah komponen ,c, dalam suatu sistem ialah bilangan terkecil, yang
menyatakan macam kelompok zat; dimana bagi tiap kelompok, komposisi
dalam tiap-tiap fasanya dapat dilukiskan sendiri. Jumlah komponen dapat
lebih kecil daripada macam zat,s, yang berada dalam sistem, karena mungkin
saja terdapat hubungan antara konsentrasi kesetimbangan berbagai zat dalam
sistem hingga untuk melukiskan sistem secara lengkap tidak perlu dinyatakan
sebanyak s kali.Terdapat dua macam hubungan antara konsentrasi komponen-
komponen yaitu kesetimbangan kimia dan keadaan awal. Bagi tiap
kesetimbangan kimia jumlah konsentrasi yang bebas berkurang sebuah.
Sebagai contoh, ila kalsium oksida padat, kalsium karbonat padat, dan gas
karbon dioksida berada dalam

3
kesetimbangan, jumlah komponen berkurang dengan satu oleh adanya
kesetimbangan kimia. Jumlah derajat kebebasan atau varian v suatu sistem ialah
bilangan terkecil yang menunjukkan jumlah variable bebas (tekanan, suhu,
konsentrasi berbagai fasa) yang harus diberi harga untuuk melukiskan keadaan
sistem.

I.3.Kesetimbangan Fasa
Kesetimbangan fasa merupakan perubahan spontan yang terjadi pada suhu
tertentu untuk suatu tekanan tertentu. Temperatur transisi merupakan temperatur
dimana fase kedua memiliki potensi nilai kimia adalah sama, yakni temperatur leleh
dan temperatur didih. Dalam gas dan cairan, mobilitas molekul-molekul
memungkinkan transisi berlangsung secara cepat, tetapi dalam padatan, ketidakstabilan
thermodinamika tertangkap didalamnya. Tekanan dan temperatur menentukan keadaan
suatu materi kesetimbangan fasa dari materi yang sama. Kesetimbangan fasa dari suatu
sistem harus memenuhi syarat antara lain: siterjadi perpindahan reversibel spesi kimia
dari suatu fasa ke fasa lain, dan seluruh bagian sistem mempunyai tekanan dan
temperatur yang sama.
Istilah fasa diidentikkan dengan wujud atau keadaan suatu materi, misalnya es
berwujud padat, air berwujud cair atau uang yang berwujud gas. Konsep ini tidak
benar karena sistem padatan dan sistem cairan dapat terdiri dari dari beberapa fasa.
Sedangkan gas cenderung bercampur sempurna sehingga dalam sistem gas hanya
terdapat satu fasa. Fasa dapat didefinisikan sebagai sistem yang : homogen dan
dipisahkan oleh batas yang jelas, sifat fisik dan sifat kimia berbeda dari sistem lain,
dan dapat dipisahkan secara mekanik dari bagian lain sistem itu.Adapun contoh dari
sistem fasa tersebut adalah:
1. Sistem satu fasa : dua cairan yang bercampur homogen
2. Sistem dua fasa : cairan polar (misal air) dan non polar (misal minyak) sistem
belerang padat
3. Sistem tiga fasa : es, uap air, dan air.

Didalam kesetimbangan fasa juga terdapat kesetimbangan fasa air dimana dinyatakan dengan
diagram fasa. Diagram fasa adalah sebuah diagram yang menunjukkan perubahan-perubahan
fase fisik dari suatu zat pada berbagai kondisi suhu dan tekanan. 4

Anda mungkin juga menyukai