“SIFAT ZAT”
b. Liquid (Cair)
Jarak antar molekul pada fase cair tidak jauh berbeda dengan fase padat, tetapi
molekul-molekulnya tidak lagi berada pada posisi tetap relatif satu sama lain dan
molekulnya dapat beruputar dan berpindah dengan bebas. Gaya antar molekul pada
fase ini lebih lemah dibandingkan fase padat, tetapi relatif kuat dibandingkan gas.
Gambar 2 Kelompok molekul bergerak satu sama lain dalam fase cair
c. Gas
Jarak antar molekul berjauhan satu sama lain, dan tatanan molekul tidak ada.
Molekul gas bergerak secara acak, terus-menerus bertabrakan satu sama lain dan
dengan dinding wadah tempat mereka berada. Khususnya pada kepadatan rendah,
gaya antarmolekul sangat kecil, dan tumbukan adalah satu-satunya cara interaksi
antar molekul. Molekul dalam fase gas mempunyai tingkat energi yang jauh lebih
tinggi dibandingkan dalam fase cair atau padat. Oleh karena itu, gas harus
melepaskan sejumlah besar energinya sebelum dapat mengembun atau membeku.
Pada gambar terlihat piston silinder yang berisi air dalam fase cairan (cairan
tertekan), yang memiliki tekanan 1 atm dan temperatur 20°C. Cairan tertekan atau
compressed liquid merupakan zat yang belum akan menguap. Panas dipindahkan ke
air sampai temperatur meningkat dan air dalam wujud cair mulai memuai dan volume
spesifik meningkat. Untuk mengakomodir proses ekspansi air, maka piston akan
bergerak sedikit keatas. Tekanan didalam silinder tetap konstan pada 1 atm. Air
merupakan cairan tertekan pada kondisi ini karena air belum mulai menguap.
b. Uap Jenuh dan Uap Super Panas (Saturated Vapor and Superheated Vapor)
Pada garis penguapan, silinder berisi cairan dan uap pada jumlah yang sama.
ketika panas terus ditransfer, bagian dari cairan jenuh menguap (saturated liquid-
vapor mixture). Campuran atau Saturated Liquid Vapor Mixture merupakan keadaan
di mana fase cairan dan uap bersama berada dalam kesetimbangan.
Pada kondisi ini, seluruh silinder diisi oleh uap yang berada pada batas fase
cair. setiap kehilangan kalor dari uap ini akan menyebabkan sebagian uap mengalami
kondensasi atau perubahan fase dari uap menjadi cair. Uap yang akan mengembun
unutk berkondensasi disebut uap jenuh. Oleh karena itu, kondisi ini dinamakan uap
jenuh (saturated vapor).
Apabila panas terus diberikan, temperatur mulai meningkat dan ketika kalor
dari uap dipindahkan, temperatur akan turun sedikit, tetapi kondensasi tidak terjadi,
selama temperatur tetap diatas 100°C dengan tekanan 1 atm. Uap yang tidak akan
mengalami kondensasi disebut dengan uap panas lanjut (superheated vapor). Oleh
karena itu air pada kondisi ini merupakan uap yang sangat panas atau uap kering.
5. Temperatur Jenuh dan Tekanan Jauh (Saturation Temperature and Saturation Pressure)
Temperatur di mana air mulai mendidih yang tergantung pada tekanannya. Oleh
karena itu, jika tekanan tetap, maka itulah temperatur titik didihnya.
Temperatur Jenuh (Tsat) : Temperatur di mana zat murni berubah fase pada tekanan
yang diberikan.
Tekanan Jenuh (Psat) : Tekanan di mana zat murni berubah fase pada temperatur
yang diberikan.
Jenis-Jenis Panas
Panas Laten : Jumlah energi yang diserap atau dilepaskan selama proses
perubahan fasee
Panas Laten Fusi : Jumlah energi yang diserap selama mencair. Hal ini setara dengan
jumlah energi yang dilepaskan selama pembekuan
Panas Laten Penguapan : Jumlah energi yang diserap selama penguapan dan itu
adalah setara dengan energi yang dilepaskan selama kondensasi.
Besaran dari kalor laten tergantung pada temperatur atau tekanan di mana perubahan fasa
terjadi. Pada tekanan 1 atm, panas laten fusi air 333.7 kJ/kg dan panas laten penguapan
2256.5 kJ/kg.
Tabel 2 Variasi tekanan atmosfer standar dan suhu didih (saturasi) air dengan ketinggian
Gambar 11 Diagram T-v dari proses peruahan fase tekanan konstan zat murni pada berbagai tekanan
Ketika tekanan ditingkatkan terus menerus maka garis jenuh akan terus menyusut,
dan ini akan menjadi titik ketika tekanan mencapai 22,06 MPa, titik ini disebut sebagai
titik kritis didefiniskan sebagai titik di mana keadaan cair jenuh dan uap jenuh identik.
Temperatur, tekanan, dan volume spesifik dari suatu zat pada titik kritis disebut
Temperatur kritis (Tcr), Tekanan kritis (Pcr), dan volume spesifik kritis (vcr). Contohnya
untuk air, Pcr 5 22.06 MPa, Tcr 5 373.958C, dan vcr 5 0.003106 m3 /kg. Untuk helium,
Pcr 0.23 MPa, Tcr 2267.858C, dan vcr 0.01444 m3 /kg.
Gambar 12 critical point
Pada tekanan superkritis (P>Pcr) diatas tekanan kritis, tidak ada perbedaan proses
perubahan fase (mendidih). Sebaliknya, volume spesifik zat akan terus meningkat dan
setiap saat hanya akan ada satu fasa.
Garis yang bertemu pada titik kritis, akan membentuk kurva seperti gambar
diatas. Semua keadaan cairan terkompresi terletak di wilayah sebelah kiri garis cairan
jenuh yang disebut wilayah cairan terkompresi. Sementara itu, semua keadaan uap panas
lanjut yang terletak di sebelah kanan garis uap jenuh disebut sebagai daerah uap panas
lanjut. Pada dua wilayah tersebut zat berada dalam fase tunggal. Semua keadaan yang
melibatkan kedua fase pada kesetimbangan terletak dibawah kurva yang disebut daerah
campuran uap jenuh.
b. Diagram P-v
Bentuk umum diagram Pv suatu zat murni sangat mirip diagram T-v, tetapi garis T =
konstan pada diagram ini menurun, seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah
Piston-silinder yang berisi air cair pada 1 MPa dan 1508C. Air pada keadaan ini ada
sebagai cairan terkompresi. Sekarang beban-beban yang ada di atas piston dilepas
satu persatu sehingga timbul tekanan di dalam silinder berkurang secara bertahap,
seperti gambar di bawah
Gambar 15 Piston-Cylinder
Air bertukar panas dengan lingkungannya sehingga suhunya tetap. Ketika tekanan
berkurang, volume air sedikit meningkat. Ketika tekanan mencapai nilai tekanan
saturasi pada suhu yang ditentukan (0,4762 MPa), air mulai mendidih. Selama proses
penguapan ini, suhu dan tekanan tetap konstan, tetapi volume spesifiknya meningkat.
Setelah tetes terakhir cairan menguap, dilakukan reduksi lebih lanjut dalam tekanan
menghasilkan peningkatan lebih lanjut dalam volume spesifik. Perhatikan bahwa
selama proses perubahan fase, tidak kehilangan bobot apa pun. Hal itu akan
menyebabkan tekanan dan suhu turun [ Tsat = f(Psat)], dan prosesnya tidak lagi
isotermal. Ketika proses ini diulangi untuk suhu lain, jalurnya serupa diperoleh untuk
proses perubahan fasa. Menghubungkan cairan jenuh dan keadaan uap jenuhnya
berdasarkan kurva, didapatkan diagram P-v dari zat murni, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 15.
Kedua diagram ini hanya berbeda pada padat-cairnya wilayah saturasi. Diagram T-v
sangat mirip dengan diagram P-v, terutama untuk zat yang berkontraksi pada
pembekuan. Fakta bahwa air memuai saat dibekukan mempunyai konsekuensi
penting
alam. Jika air menyusut saat membeku seperti kebanyakan zat lainnya, maka es yang
terbentuk akan lebih berat daripada air cair, dan akan mengendap di dasar sungai,
danau, dan lautan, bukannya mengambang di atas. Sinar matahari tidak akan pernah
mencapai lapisan es ini, dan dasar banyak sungai, danau, dan lautan terkadang
tertutup es, sehingga sangat mengganggu kehidupan laut.
c. Diagram P-T
Diagram ini sering disebut diagram fasa karena ketiga fasanya terpisah satu
sama lain dengan tiga baris. Garis sublimasi memisahkan padatan dan uap daerah,
garis penguapan memisahkan daerah cair dan uap, dan garis leleh (atau fusi)
memisahkan daerah padat dan cair. Ketiga garis bertemu di titik tripel, dimana ketiga
fase hidup berdampingan dalam kesetimbangan. Garis penguapan berakhir pada titik
kritis karena tidak ada perbedaan dibuat antara fase cair dan uap di atas titik kritis. Zat
yang mengembang dan menyusut pada titik beku hanya berbeda pada garis lelehnya
Gambar 18 Diagram P-V
7. Tabel Sifat
Pada sebagian besar zat, hubungan antar sifat termodinamika terlalu rumit untuk
diungkapkan dengan persamaan sederhana. Oleh karena itu, properti sering kali disajikan
dalam bentuk tabel. Beberapa sifat termodinamika dapat diukur dengan mudah, namun
ada pula yang tidak dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan hubungan antara
sifat-sifat tersebut dan sifat-sifat yang dapat diukur. Hasil pengukuran dan perhitungan ini
disajikan dalam tabel dalam format yang mudah digunakan. Tabel uap digunakan untuk
mendemonstrasikan penggunaan tabel properti termodinamika. Tabel properti zat lain
digunakan dengan cara yang sama.
Untuk setiap zat, sifat termodinamika tercantum di lebih dari satu tabel. Faktanya,
tabel terpisah disiapkan untuk setiap wilayah yang diminati seperti uap super panas,
cairan terkompresi, dan wilayah jenuh (campuran). Tabel properti diberikan dalam
lampiran dalam satuan SI dan Inggris. Tabel dalam satuan bahasa Inggris mempunyai
nomor yang sama dengan tabel dalam SI, diikuti dengan pengenal E. Tabel A–6 dan A–
6E, misalnya, mencantumkan sifat-sifat uap air super panas, yang pertama dalam SI dan
yang kedua dalam satuan bahasa Inggris.
a. Enthalpy – Kombinasi Sifat
Pada tabel terdapat dua sifat baru : entalpi h dan entropi s. Entropi adalah properti
yang terkait dengan hukum kedua termodinamika. Dalam analisis jenis proses tertentu,
khususnya pada pembangkit listrik dan pendinginan, sering ditemukan kombinasi
propertiu+ PV . Kombinasi ini didefinisikan sebagai properti baru, entalpi, dan diberi
simbol h :
kJ
h=u+ PV ( )
kg
atau
H=U + PV (kJ )
Entalpi total H dan entalpi spesifik h dirujuk secara sederhana sebagai entalpi
karena konteksnya menjelaskan mana yang dimaksud. Perhatikan bahwa persamaan yang
diberikan di atas adalah homogen secara dimensional. Artinya, satuan hasil kali tekanan-
volume mungkin berbeda dari satuan energi dalam hanya dengan satu faktor (Gbr. 3–26).
Untuk menganalisis campuran ini dengan baik, perlu mengetahui proporsi fase
cair dan uap dalam campuran tersebut. Hal ini dilakukan dengan mendefinisikan sifat
baru yang disebut kualitas x sebagai rasio massa uap terhadap massa total campuran:
muap
x=
mtotal
Di mana
mtotal=mliquid +mvapor =mf +mg (kg)
Kualitas mempunyai arti penting hanya untuk campuran jenuh. Ini tidak ada
artinya di daerah cair terkompresi atau uap super panas. Nilainya antara 0 dan 1.
Kualitas sistem yang terdiri dari cairan jenuh adalah 0 (atau 0 persen), dan kualitas
sistem yang terdiri dari uap jenuh adalah 1 (atau 100 persen). Dalam campuran jenuh,
kualitas dapat berfungsi sebagai salah satu dari dua sifat intensif independen yang
diperlukan untuk menggambarkan suatu keadaan. Perhatikan bahwa sifat-sifat cairan
jenuh tetap sama baik cair sendiri maupun dicampur dengan uap jenuh. Selama proses
penguapan, hanya jumlah cairan jenuhnya yang berubah, bukan sifat-sifatnya. Hal
yang sama dapat dikatakan mengenai uap jenuh.
Campuran jenuh dapat dianggap sebagai kombinasi dua subsistem : cairan
jenuh dan uap jenuh. Namun, jumlah massa untuk setiap fase biasanya tidak
diketahui. Oleh karena itu, seringkali lebih mudah untuk membayangkan bahwa
kedua fase tercampur dengan baik, membentuk campuran homogen. Maka sifat-sifat
“campuran” ini hanyalah sifat rata-rata dari campuran cairan-uap jenuh yang ditinjau.
Inilah cara melakukannya.
Misalkan sebuah tangki berisi campuran cairan-uap jenuh. Volume yang
ditempati oleh cairan jenuh adalah V f , dan volume yang ditempati oleh uap jenuh
adalah V g. Volume total V adalah jumlah keduanya:
V =V g +V f (m3 ¿
3
V =mv → mt v avg=mf v f + mg v g (m )
mf =mt −mg →mt v avg=(m ¿ ¿ t−mg )V f +mg v g ¿
Membagi dengan mt
v avg=( 1−x ) V f + x v g (m3 /kg ¿
Jika x=m g /mf Hubungan ini juga dapat dinyatakan sebagai
v avg=v f + xv fg (m3 /kg ¿
Berdasarkan persamaan ini, kualitas dapat dikaitkan dengan jarak horizontal pada
diagram P-v atau T-v
Gambar 21 Kualitas dikaitkan dengan jarak horizontal
v avg −v f
Pada suhu atau tekanan tertentu, pembilang Persamaan x= adalah jarak
v fg
antara keadaan sebenarnya dan keadaan cair jenuh, dan penyebutnya adalah panjang
seluruh garis horizontal yang menghubungkan keadaan cair jenuh dan uap jenuh.
Keadaan kualitas 50 persen terletak di tengah-tengah garis horizontal ini.
Analisis yang diberikan di atas dapat diulangi untuk energi dalam dan entalpi
dengan hasil sebagai berikut:
kJ
uavg =uf + xufg ( )
kg
kJ
h avg=h f + xhfg ( )
kg
Semua hasil memiliki format yang sama, dan dapat diringkas dalam satu
persamaan sebagai
y avg = y f + xy fg
dimana y adalah v, u, atau h. Subskrip “rata-rata” (untuk “rata-rata”) biasanya
dihilangkan demi kesederhanaan. Nilai sifat rata-rata campuran selalu berada di antara
nilai cairan jenuh dan uap jenuh.
Akhirnya, semua keadaan campuran jenuh terletak di bawah kurva saturasi, dan
untuk menganalisis campuran jenuh, yang kita butuhkan hanyalah cairan jenuh dan data
uap jenuh (Tabel A–4 dan A–5 untuk air).
Tabel properti juga tersedia untuk campuran padat-uap jenuh. Sifat campuran uap
es-air jenuh, misalnya, tercantum pada Tabel A–8. Campuran padat-uap jenuh dapat
dimaknai seperti halnya campuran cair-uap jenuh.
d. Uap Super Panas
Di daerah sebelah kanan garis uap jenuh dan pada suhu di atas suhu titik kritis,
suatu zat berada dalam bentuk uap super panas. Karena daerah super panas merupakan
daerah satu fasa (hanya fasa uap), suhu dan tekanan tidak lagi merupakan sifat yang
bergantung dan keduanya dapat dengan mudah digunakan sebagai dua sifat yang
independen dalam tabel. Format tabel uap super panas adalah :
.
Gambar 22 Sebagian tabel A-6
Dalam tabel ini, properti dicantumkan terhadap suhu untuk tekanan yang dipilih
dimulai dengan data uap jenuh. Suhu saturasi diberikan dalam tanda kurung mengikuti
nilai tekanan.
Dibandingkan dengan uap jenuh, uap super panas mempunyai ciri-ciri :
Tekanan yang lebih rendah (P, Psat pada T tertentu)
Temperatur lebih tinggi (T. Tsat pada P tertentu)
Volume spesifik yang lebih tinggi (v.vg pada P atau T tertentu)
Energi internal yang lebih tinggi (u .ug pada P atau T tertentu)
Entalpi yang lebih tinggi (h.hg pada P atau T tertentu)
e. Cairan Terkompresi
Tabel cairan terkompresi tidak tersedia secara umum, dan Tabel A–7 adalah satu-
satunya tabel cairan terkompresi. Format Tabel A–7 sangat mirip dengan format tabel uap
super panas. Salah satu alasan kurangnya data cairan terkompresi adalah independensi
relatif dari sifat cairan terkompresi terhadap tekanan. Variasi sifat zat cair yang
dikompresi dengan tekanan sangat ringan. Meningkatkan tekanan 100 kali lipat
sering menyebabkan properti berubah kurang dari 1 persen.
Dengan tidak adanya data cairan terkompresi, perkiraan umum adalah
memperlakukan cairan terkompresi sebagai cairan jenuh pada suhu tertentu. Hal ini
karena sifat cairan yang dikompresi lebih bergantung pada suhu daripada tekanan.
Dengan demikian,
y ≅ y f @T
Untuk cairan terkompresi, di mana y adalah v, u, atau h. Dari ketiga sifat tersebut,
yang nilainya paling sensitif terhadap variasi tekanan adalah entalpi h. Meskipun
perkiraan di atas menghasilkan kesalahan yang dapat diabaikan pada v dan u, kesalahan
dalam h mungkin mencapai tingkat yang tidak diinginkan. Namun, kesalahan pada
tekanan dan suhu rendah hingga sedang dapat dikurangi secara signifikan dengan
mengevaluasinya
h ≅ hf @ T + v f @ T ¿ )
Secara umum, cairan terkompresi mempunyai ciri-ciri
Tekanan yang lebih tinggi (P. Psat pada T tertentu)
Suhu yang lebih rendah (T, Tsat pada P tertentu)
Volume spesifik yang lebih rendah (v , vf pada P atau T tertentu)
Energi internal yang lebih rendah (u , uf pada P atau T tertentu)
Entalpi yang lebih rendah (h , hf pada P atau T tertentu)
Namun tidak seperti uap super panas, sifat cairan terkompresi tidak banyak
berbeda dari nilai cairan jenuhnya.
Contoh Soal :
1.8 m³ tangki rigid berisi uap air 20 ℃. Sepertiga dari volume tangki berada dalam fasa
cair dan sisanya dalam bentuk uap. Tentukan
a. Tekanan uap
b. Kualitas campuran
c. Densitas dari campuran
Solusi :
Vapor
V = 1.8 m³
T = 20 ℃ .
1
Liquid
3
a. P@ 220℃ =2319.6 kPa (Tabel A-4)
1
b. V f = (1.8 m³) = 0.6 m³
3
2
Vg = (1.8 m³) = 1.2 m³
3
3
v g=0.086094 m /kg (Tabel A-4)
3
v f =0.001190m /kg (Tabel A-4)
Vg 1.2 m ³
mg = = =13.94 kg
v g 0.086094 m3 /kg
Vf 0.6 m ³
mf = = =504.20 kg
v f 0.001190m3 /kg
mtotal=mf +mg=504.20 kg+13.94 kg=518.1 kg
mg 13.94 kg
x= = =0.0269
mf 504.20 kg
c. v=v f + x (v ¿ ¿ g−v f )¿
3 3
m m 3
v=¿ 0.001190 + 0.0269(0.086094 −0.001190 m /kg)
kg kg
3
v=0.003474 m /kg
1 1
ρ= = =287.85 kg /m ³
v 0.03474 m3 /kg