PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua bahan kimia yang membentuk bumi kita merupakan contoh-contoh
materi, apakah bahan ini dijumpai di pensil, buku, hamburger, atau pada manusia.
Materi didefinisikan sebagai sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Untuk menetapkan definisi ini, kita harus berhati-hati menentukan massa karena
berbeda dari berat, meskipun kita sering mempertukarkan istilah tersebut. Apanila
kita menggunakan istilah massa, menunjukkan jumlah materi dalam suatu objek.
Untuk setiap objek, jumlah ini tetap dan tidak bergantung pada tempat objek berada.
Salah satu cara mengetahui massa adalah tidak terjadinya perubahan apabilanobjek
Wujud dapat berubah dari wujud yang satu menjadi wujud yang lain. Suatu
padatan akan meleleh dan berubah menjadi cairan. Pemanasan lebih lanjut akan
mengubah cairan menjadi gas. Di sisi lain, pendinginan gas akan mengembunkannya
menjadi cairan. Pendinginan lebih lanjut akan membuatnya padat kembali. Perubahan
benda atau suatu zat daari padat ke cair disebut mencari, perubahan zat dari cair ke
padat disebut membeku, perubahan zat dari cair ke gas disebut menguap, perubahan
dari padat ke gas disebut meyublim dan perubahan dari gas ke cair disebut
mengembun (Chang, 2004: 6). Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka
dilakukanlah percobaan “Wujud Zat” untuk mengetahui tiga faktor yang menentukan
wujud zat pada temperature kamar dan tekanan atmosfir dan untuk mengetahui titik
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja tiga faktor yang menentukan wujud zat pada temperature kamar dan
tekanan atmosfir?
2. Berapa titik leleh atau titik lebur kristal asam benzoat (C6H5COOH) ?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tiga faktor yang menentukan wujud zat pada temperature
2. Untuk mengetahui titik leleh atau titik lebur kristal asam benzoate
(C6H5COOH).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Dasar
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat tersusun
atas partikel-partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Susunan dan sifat partikel setiap zat berbeda. Susunan dan sifat partikel
sangat menentukan wujud zat. Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan
volumenya tetap. Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat dalam komposisi yang bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada
zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh, jika sejumlah gula
dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada dasarnya
yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Untuk jumlah
terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang
berbeda pula, yang nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik
didih suatu larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu
sama dengan tekanan udara luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan)
Suhu dan energi kalor merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Suhu
adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu
3
4
benda. Energi kalor adalah sesuatu yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih
tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah, dan sesuatu itu menyebabkan benda yang
bersuhu rendah tadi meningkat atau suhu benda tetap tetapi mengalami peubahan
Menurut Baharuddin dan fitria, (2013: 53-55), larutan terbagi atas lima yaitu
sebagai berikut:
tinggi.
tertentu.
5. Larutan baku primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku sekunder
B. Difusi
pelarut dari bagian konsentarasi tinggi ke konsetrasi rendah. Pada suatu gas,molekul-
molekulnya dapat sekali berdifusi dibandingkan dengan zat cair dan zat padat, sebab
molekul- melekulnya relatif akan bergerak dalam jarak jauh sebelum bertabrakan.
Pergerakan kearah tujuan sangat cepat karena dalam perjalannannya relatif hanya
hanya ada sedikit rintangan .Difusi menjadi molekul- molekul dari cairan dapat
5
bergerak keseluruh wadah. Akan tetapi karena molekul-molekul cairan terletak sangat
berbekaitan, maka jarak yang di tempuh di antara tumbukan antar molekulnya sangat
Difusi dalam zat padat lebih lambat lagi daripada dalam cairan. Tidak saja
dalam zat padat tidak bergerak bebas, walaupun tiap molekul mungkin akan bergetar
dan berlonjak-lonjak dalam ruang kecil yang terdapat dalam suatu kristal (Brandy,
2013 :544).
fase, ada tiga wujud zat yaitu padat, cair, padat dan gas, untuk zat padat, dan zat cair,
sifat-sifat fisik berasal dari letak molekul-molekunya kuat. kedua faktor yang
berdekatan jarak yang berdekatan dari molekul-molekul dan gaya antar molekul ada
Sifat yang mudah dilihat dari gas, zat cair dan zat padat adalah bagaimana
perlakuannya apabilah di perpindah dari satu wadah ke wadah yang lain. Gas seperti
tempatinya. Namun cairan mempunyai volume dan tepat dan akan berubah bentuk
sesuai dengan wadah yang ditempatinya. Gas dan zat cair keduanya adalah fluida,
dapat mengalir dan dapat di pompa dari suatu tempat ketempat yang lain, namun zat
D. Padatan
Padatan dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kristal dan amorf. Salah satu
contoh dari padatan kristal yakni es, dimana merupakan padatan yang memiliki
keteraturan yang kaku dan menjangkau jauh atom-atom, molekul-molekul dan ionnya
dapat menempati tempat tertentu. Susunan atom, molekulnya atau ion dalam padatan
kristal adalah sedemikian rupa sehingga gaya tarik-menarik antar molekulnya pada
keadaan maksimum. Gaya yang menyebabkan kestabilan kristal dapat berupa gaya
ion, ikatan kovalen, gaya Van der walss, ikatan hidrogen atau kombinasi gaya-gaya
ini. Padatan amorf seperti halnya gelas tidak memiliki susunan yang baik dan suatu
E. Cairan
Cairan adalah perubahan mutrual antara gas dan cairan, yakni penguapan dan
kondensasi. Hal ini digubnakan meluas dalam proses kimia detilasi, salah satu metode
pemurnian cairan yang paling luas dan bermamfaat dalam kaitan dengan ini
1. Karakteristik cairan
suhunya dituangkan, energy kinetic molekul gas akan menurun dan akan menjadi
sebanding dengan gaya tarik antar molekulnya. Akhirnya jarak antar molekul
menurun sampai titik gas berubah menjadi cairan. Cairan memiliki volume yang tetap
2. Sifat cairan
Seperti dalam kasus gas, energi kinetik molekul cairan tidak seragam tetapi
berfariasi terhadap keteraturan dalam keberagaman ini dan distribusi energi kinetik
ditentukan oleh hukum distribusi boltzman. Hukum ini dinyatakan bahwa partikel
yang paling berlimpah adalah partikel dengan energi kinetik rata-rata dan jumlah
partikel menurun dengan teratur ketika selisish energi kinetiknya dengan energi
tertentu, hal ini karena molekul-molekul dalam cairan saling memisah karena adanya
gaya tarik menarik antarmolekulnya. Tetapi molekul tersbut dapat bertukar tempat
dengan bebas sehingga cairan dapat mengalir, dituang, dan menyesuaikan bentuk
Salah satu sifat yang berhubungan dengan zat cair adalah kental (viscous),
dimana setiap zat cair memiliki koefisen kekentalan yang berbeda-beda. Dalam dunia
otomotif pengetahuan tentang nilai viskositas dari berbagai jenis pelumas sangat
Pada saat ini sangat jarang ditemukan alat untuk menentukan nilai viskositas suatu
cairan, yaitu viskometer. Kekentalan adalah sifat suatu zat cair (fluida) disebabkan
adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan
kekentalan suatu zat cair. Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang
(kekentalan). Besarnya gesekan tersebut dikatakan sebagai derajat kekentalan zat cair.
Kekentalan (viskositas) merupakan salah satu sifat zat cair yang memiliki koefisien
lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu
melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya
Suatu zat cair akan mendidih apabila molekul-molekul mendapat energi yang
cukup untuk membebaskan diri dari sesama molekul yang selanjutnya berubah
menjadi uap (Arlita, M. A. 2013). Ketika zat lain terlarut dalam air maka bahan dari
zat tersebut akan menjadi partikel-partikel, yang nantinya partikel ini akan mengikat
partikel air dan membebaskan diri menjadi uap, dengan kata lain molekul-molekul air
akan memerlukan energi yang lebih tinggi untuk mendidih. Waktu yang diperlukan
untuk mendidih pada larutan berbeda-beda tergantung besarnya jenis zat terlarut dan
perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau besar
sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu akan keluar
mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh (Adha, S. D.
2015) Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain (Putri, 2017: 148).
9
Air merupakan bahan pelarut yang universal, sehingga air merupakan pelarut
yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia misalnya seperti
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organic.
Garam adalah suatu senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam.
Garam (NaCl) tidak dikonsumsi pada proses elektro kimia, oleh karena itu untuk
membuat konsentrasi elektrolit konstan perlu ditambahkan larutan dalam hal ini
Konsentrasi yang semakin tinggi yaitu gabungan antara NaCl dan H2O akan
menyebabkan kadar hidrogen dan asam yang terbentuk semakin tinggi. Semakin
banyak jenis zat terlarut yang dicampurkan maka semakin tinggi pula titik didih
larutannya. Jadi semakin besar konsentrasi larutan maka energi yang digunakan juga
semakin besar maka waktu yang diperlukan juga akan semakin kecil. Berdasarkan
Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan (Putri, 2017: 148).
F. Gas
Gas memiliki gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat lemah sehingga
gerakan fisiknya hampir tidak tergantung dari kompisisi kimia lainnya. Bahkan
gerakan dari gas tersebut dikendalikan oleh volume, suhu, tekanan dan jumlah
molekul gas senantiasa dalam kedaan bergerak. Tetapi tidak ada yang menyadari
dengan baik tekanan udara disekeliling kita. Tekanan gas ini dipengaruhi oleh tekanan
10
atmosfer sehingga semakin rapat udara maka semakin besar pula tekanan yang
G. Integrasi Ayat
Ayat yang berhubungan dengan percobaan ini adalah Qs. Luqman 31: 10 yang
berbunyi:
ۖ ث ففيِقهاَ فملن ككلل قدابثةة ۚ قوأقلنقزللقناَ فمقن الثسقماَفء قماَءء فقأ قلنبقلتقناَ ففيِقهاَ فملن
ض قرقوافسقيِ أقلن تقفميِقد بفككلم قوبق ث
قوأقللققىى ففيِ اللقلر ف
Terjemahnya :
“ Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-
gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan
memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air
hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang
baik”. (QS. Luqman 31: 10)
Semua benda di alam terdiri atas zat atau materi. Manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan
terdiri atas zat atau materi. Setiap zat tersusun atas berjuta-juta partikel. Berdasarkan
partikel-partikel penyusunnya, ahli fisika dapat membedakan antara zat padat, zat cair, dan
gas (Tafsiran).
BAB III
11
METODE PENELITIAN
16.00 Wita, bertempat di Laboratorium Analitik Jurusan Kimia Fakultas Sains dan
Alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu: thermometer, tabung thiele,
bunsen, statif, klem, kaca arloji, pipa kapiler, spatula, dan gunting
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu: Asam benzoat (C6H5COOH),
C. Prosedur Kerja
Penentuan Titik Lebur Zat Padat Asam benzoat (C6H5COOH)
Mengambil sebuah pipa kapiler yang salah satu ujungnya terbuka dan ujung
satunya ditutup dengan cara dibakar. Menggerus sedikit zat padat pada kaca arloji,
kemudian memasukkkan pada pipa kapiler sedemikian rupa sehingga zat padat
mencapai dasar pipa kapiler yang tertutup setinggi 3-4 mm dan tersusun rapi.
Selanjutnya pipa kapiler diikat dengan thermometer sedemikian rupa sehingga sampel
berdekatan dengan bola raksa. Memasukkan minyak parafin dalam tabung thiele,
kemudian memanaskan dengan api kecil sehingga temperature naik 1o-2oC per menit.
Mencatat temperatur saat zat mulai mencair dan sampai mencair semua. Besaran-
besaran temperature ini dicatat sebagai range titik lebur. ( Catatan: cara kerja ini
11
12
dapat digunakan bila titik lebur zat padat yang diperiksa terletak di antara 25 o-100o
C)
BAB IV
13
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
(C6H5COOH)
2. Reaksi
Dipanaskan
3. Range (oC)
= 124o C – 108o C
= 16o C
B. Pembahasan
Materi atau zat merupakan segala sesuatu yang menempati ruang dan
mempunyai massa. Ada tiga macam wujud zat, yaitu zat padat, cair, dan gas. Sifat zat
padat memiliki bentuk dan volumenya tetap, tidak tergantung pada tempatnya. Sifat
zat cair adalah volumenya tetap, tetapi bentuk berubah sesuai dengan tempatnya. Sifat
Pada percobaan wujud zat ini dilakukan untuk mengetahui titik lebur atau titik
leleh pada asam benzoat (C6H5COOH). Dari wujud zat padat menjadi zat cair ketika
dipanaskan. Percobaan ini diawali dengan membakar salah satu ujung pipa kapiler
dapat tertutup agar pada saat memasukkan asam benzoat (C6H5COOH) tidak keluar.
Lalu menggerus asam benzoat (C6H5COOH) pada kaca arloji dengan tujuan agar bisa
dimasukkan ke dalam pipa kapiler. Selanjutnya pipa kapiler diikat dengan sedemikian
rupa sehingga sampel berdekatan dengan bola raksa dengan tujuan untuk mengukur
suhu pada saat proses pemanasan pada asam benzoate (C 6H5COOH) . Memasukkan
minyak parafin dalam tabung thiele, kemudian memanaskan dengan api kecil.
Digunakan minyak parafin karena titik didih yang tinggi sehingga cepat mendidih.
suhu 108o C dan mencair seluruhnya 124o C jadi range yang didapatkan adalah 16o C.
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini, sebagai berikut:
1. Tiga faktor yang menentukan wujud zat pada temperatur kamar dan tekanan
atmosfir yaitu besarnya energi partikel dalam suatu zat, massa atom atau
2. Titik leleh atau titik lebur pada asam benzoate (C6H5COOH) adalah awal
mencair pada suhu 108o C dan mencair seluruhnya 124o C. Jadi range suhu
B. Saran
Saran untuk percobaan ini adalah sebaikmya untuk percobaan selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
14
16
Putri, dkk. “ Pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju kenaikan suhu larutan.”
Jurnal pembelajaran Fisika 6, no. 2 (2017): 147-148
Chang, Raymond. General Chemstry. The Essential concepts. Terj. Buchari, dkk.
Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga, 2004.
Baharuddin, Maswati dan Fitria Azis. Modul Manajemen Laboratorium. Samata:
Alauddin University, 2013.
Baharuddin,dkk. Kimia Dasar I. Makasar: Alauddin University press, 2013.
Brady, James. Kimia Universitas. Tangerang: Binarupa Aksara , 2013.
Soebyakto, dkk,. “Nilai Koefisen Viskositas Diukur Dengan Metode Bola
Jatuh Dalam Fluida Viskos”. 13 no. 2. (2016): 7-10.
Lubis Azizah Nur. Pengaruh Kekentalan Cairan Terhadap Waktu Jatuh Benda
Menggunakan Fakking Ball Method. Ilmu Fisika dan Teknologi 2, no. 2, (2018): 26 –
32.