Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua bahan kimia yang membentuk bumi kita merupakan contoh-contoh

materi, apakah bahan ini dijumpai di pensil, buku, hamburger, atau pada manusia.
Materi didefinisikan sebagai sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.

Untuk menetapkan definisi ini, kita harus berhati-hati menentukan massa karena

berbeda dari berat, meskipun kita sering mempertukarkan istilah tersebut. Apanila

kita menggunakan istilah massa, menunjukkan jumlah materi dalam suatu objek.

Untuk setiap objek, jumlah ini tetap dan tidak bergantung pada tempat objek berada.

Salah satu cara mengetahui massa adalah tidak terjadinya perubahan apabilanobjek

itu bergerak (Brady, 2002: 48)

Wujud dapat berubah dari wujud yang satu menjadi wujud yang lain. Suatu

padatan akan meleleh dan berubah menjadi cairan. Pemanasan lebih lanjut akan

mengubah cairan menjadi gas. Di sisi lain, pendinginan gas akan mengembunkannya

menjadi cairan. Pendinginan lebih lanjut akan membuatnya padat kembali. Perubahan

benda atau suatu zat daari padat ke cair disebut mencari, perubahan zat dari cair ke

padat disebut membeku, perubahan zat dari cair ke gas disebut menguap, perubahan

dari padat ke gas disebut meyublim dan perubahan dari gas ke cair disebut

mengembun (Chang, 2004: 6). Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka

dilakukanlah percobaan “Wujud Zat” untuk mengetahui tiga faktor yang menentukan

wujud zat pada temperature kamar dan tekanan atmosfir dan untuk mengetahui titik

leleh atau titik lebur kristal asam benzoat (C6H5COOH).

1
2

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja tiga faktor yang menentukan wujud zat pada temperature kamar dan

tekanan atmosfir?

2. Berapa titik leleh atau titik lebur kristal asam benzoat (C6H5COOH) ?

C. Tujuan Percobaan
Tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tiga faktor yang menentukan wujud zat pada temperature

kamar dan tekanan atmosfir.

2. Untuk mengetahui titik leleh atau titik lebur kristal asam benzoate

(C6H5COOH).
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Dasar
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat tersusun

atas partikel-partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Susunan dan sifat partikel setiap zat berbeda. Susunan dan sifat partikel

sangat menentukan wujud zat. Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan

volumenya tetap. Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau

lebih zat dalam komposisi yang bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam

larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada

zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh, jika sejumlah gula

dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada dasarnya

akan seragam (sama) di semua bagian (Putri, 2017: 147-148).

Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk

menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan

yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Untuk jumlah

terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang

berbeda pula, yang nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik

didih suatu larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu

sama dengan tekanan udara luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan)

(Putri, 2017: 147-148).

Suhu dan energi kalor merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Suhu

adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu

3
4

benda. Energi kalor adalah sesuatu yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih

tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah, dan sesuatu itu menyebabkan benda yang

bersuhu rendah tadi meningkat atau suhu benda tetap tetapi mengalami peubahan

wujud (Putri, 2017: 147-148).

Menurut Baharuddin dan fitria, (2013: 53-55), larutan terbagi atas lima yaitu

sebagai berikut:

1. Larutan pereaksi umum yang digunakan sebagai bahan untuk

berlangsungnya suatu reaksi. Larutan yang tidak memerlukan ketelitian

tinggi.

2. Larutan pereaksi khusus yang digunakan untuk menguji adanya zat

tertentu.

3. Larutan indicator kelompok senyawa yang memiliki sifat khas, yakni

warnanya dapat berubah oleh Ph larutannya.

4. Larutan buffer yang dapat mempertahankan pH lingkungannya dari

pengaruh seperti penambahan sedikit asam/basa kuat oleh pengenceran.

5. Larutan baku primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku sekunder

berfungsi untuk memastikan konsentrasi larutan terntentu.

B. Difusi

Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau bertempatnya suatu zat dalam

pelarut dari bagian konsentarasi tinggi ke konsetrasi rendah. Pada suatu gas,molekul-

molekulnya dapat sekali berdifusi dibandingkan dengan zat cair dan zat padat, sebab

molekul- melekulnya relatif akan bergerak dalam jarak jauh sebelum bertabrakan.

Pergerakan kearah tujuan sangat cepat karena dalam perjalannannya relatif hanya

hanya ada sedikit rintangan .Difusi menjadi molekul- molekul dari cairan dapat
5

bergerak keseluruh wadah. Akan tetapi karena molekul-molekul cairan terletak sangat

berbekaitan, maka jarak yang di tempuh di antara tumbukan antar molekulnya sangat

pendek, dinamakan lintasan lintasan bebas rata-rata (Brandy, 2013 :543).

Difusi dalam zat padat lebih lambat lagi daripada dalam cairan. Tidak saja

karena tidak molekul-molekulnya terikat kuat pada tempatnya. Molekul-molekul

dalam zat padat tidak bergerak bebas, walaupun tiap molekul mungkin akan bergetar

dan berlonjak-lonjak dalam ruang kecil yang terdapat dalam suatu kristal (Brandy,

2013 :544).

C. Bentuk dan Sifat Zat


Wujud zat merupakan bentuk- bentuk berbeda yang di ambil oleh berbagai

fase, ada tiga wujud zat yaitu padat, cair, padat dan gas, untuk zat padat, dan zat cair,

sifat-sifat fisik berasal dari letak molekul-molekunya kuat. kedua faktor yang

berdekatan jarak yang berdekatan dari molekul-molekul dan gaya antar molekul ada

hubungannya.Sifatnya berbentuk seperti bentuk,volume, dan kemampuan untuk

mengalir, tengangan permukaan,dan kecepatan menguap dan dipengaruhi oleh

kekuatan gaya antar moleku ( Brady,2013 : 554)

Sifat yang mudah dilihat dari gas, zat cair dan zat padat adalah bagaimana

perlakuannya apabilah di perpindah dari satu wadah ke wadah yang lain. Gas seperti

yang diketahuai akan mengembang dan memenuhi seluruh wadah yang di

tempatinya. Namun cairan mempunyai volume dan tepat dan akan berubah bentuk

sesuai dengan wadah yang ditempatinya. Gas dan zat cair keduanya adalah fluida,

dapat mengalir dan dapat di pompa dari suatu tempat ketempat yang lain, namun zat

padat bukanlah fluidadan bentuk juga volumenya ( Brady,2013 : 554).


6

D. Padatan

Padatan dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kristal dan amorf. Salah satu

contoh dari padatan kristal yakni es, dimana merupakan padatan yang memiliki

keteraturan yang kaku dan menjangkau jauh atom-atom, molekul-molekul dan ionnya

dapat menempati tempat tertentu. Susunan atom, molekulnya atau ion dalam padatan

kristal adalah sedemikian rupa sehingga gaya tarik-menarik antar molekulnya pada

keadaan maksimum. Gaya yang menyebabkan kestabilan kristal dapat berupa gaya

ion, ikatan kovalen, gaya Van der walss, ikatan hidrogen atau kombinasi gaya-gaya

ini. Padatan amorf seperti halnya gelas tidak memiliki susunan yang baik dan suatu

keteraturan molekul yang jauh (Chang, 2004: 378).

E. Cairan
Cairan adalah perubahan mutrual antara gas dan cairan, yakni penguapan dan

kondensasi. Hal ini digubnakan meluas dalam proses kimia detilasi, salah satu metode

pemurnian cairan yang paling luas dan bermamfaat dalam kaitan dengan ini

(Baharuddin, dkk., 2013:118).

Menurut Baharuddin, dkk., (2013:118-123), hukum fase sebagai perluasan

interkonvorsi cairan sebagai berikut:

1. Karakteristik cairan

Gas dapat dicairkan dengan mendinginkan pada tekanan tertentu. Ketika

suhunya dituangkan, energy kinetic molekul gas akan menurun dan akan menjadi

sebanding dengan gaya tarik antar molekulnya. Akhirnya jarak antar molekul

menurun sampai titik gas berubah menjadi cairan. Cairan memiliki volume yang tetap

tetapi cairan tidak memiliki bentuk yang tetap.


7

2. Sifat cairan

Seperti dalam kasus gas, energi kinetik molekul cairan tidak seragam tetapi

berfariasi terhadap keteraturan dalam keberagaman ini dan distribusi energi kinetik

ditentukan oleh hukum distribusi boltzman. Hukum ini dinyatakan bahwa partikel

yang paling berlimpah adalah partikel dengan energi kinetik rata-rata dan jumlah

partikel menurun dengan teratur ketika selisish energi kinetiknya dengan energi

rata-rata semakin besar.

Cairan cenderung untuk mengikuti bentuk wadahnya dan memiliki volume

tertentu, hal ini karena molekul-molekul dalam cairan saling memisah karena adanya

gaya tarik menarik antarmolekulnya. Tetapi molekul tersbut dapat bertukar tempat

dengan bebas sehingga cairan dapat mengalir, dituang, dan menyesuaikan bentuk

seperti wadahnya (Chang, 2004: 367-368).

Salah satu sifat yang berhubungan dengan zat cair adalah kental (viscous),

dimana setiap zat cair memiliki koefisen kekentalan yang berbeda-beda. Dalam dunia

otomotif pengetahuan tentang nilai viskositas dari berbagai jenis pelumas sangat

dibutuhkan karena tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan pelumas yang berbeda.

Pada saat ini sangat jarang ditemukan alat untuk menentukan nilai viskositas suatu

cairan, yaitu viskometer. Kekentalan adalah sifat suatu zat cair (fluida) disebabkan

adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair

tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya

kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan

kekentalan suatu zat cair. Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang

disebabkan oleh gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan


8

aliran fluida sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya

(Soebyakto, dkk,. 2016: 7)

Gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak disebut viskositas

(kekentalan). Besarnya gesekan tersebut dikatakan sebagai derajat kekentalan zat cair.

Kekentalan (viskositas) merupakan salah satu sifat zat cair yang memiliki koefisien

kekentalan yang berbeda-beda. Viskositas merupakan gaya gesekan antara lapisan-

lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu

melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya

kohesi antar molekul (Lubis, 2018: 27).

Suatu zat cair akan mendidih apabila molekul-molekul mendapat energi yang

cukup untuk membebaskan diri dari sesama molekul yang selanjutnya berubah

menjadi uap (Arlita, M. A. 2013). Ketika zat lain terlarut dalam air maka bahan dari

zat tersebut akan menjadi partikel-partikel, yang nantinya partikel ini akan mengikat

partikel air dan membebaskan diri menjadi uap, dengan kata lain molekul-molekul air

akan memerlukan energi yang lebih tinggi untuk mendidih. Waktu yang diperlukan

untuk mendidih pada larutan berbeda-beda tergantung besarnya jenis zat terlarut dan

konsentrasinya (Putri, 2017: 148)

Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas

perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau besar

sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu akan keluar

(mengendap di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu suatu larutan dapat

mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh (Adha, S. D.

2015) Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang

diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain (Putri, 2017: 148).
9

Air merupakan bahan pelarut yang universal, sehingga air merupakan pelarut

yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia misalnya seperti

garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organic.

Garam adalah suatu senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam.

Garam (NaCl) tidak dikonsumsi pada proses elektro kimia, oleh karena itu untuk

membuat konsentrasi elektrolit konstan perlu ditambahkan larutan dalam hal ini

adalah H2O atau aquades (Putri, 2017: 148).

Konsentrasi yang semakin tinggi yaitu gabungan antara NaCl dan H2O akan

menyebabkan kadar hidrogen dan asam yang terbentuk semakin tinggi. Semakin

banyak jenis zat terlarut yang dicampurkan maka semakin tinggi pula titik didih

larutannya. Jadi semakin besar konsentrasi larutan maka energi yang digunakan juga

semakin besar maka waktu yang diperlukan juga akan semakin kecil. Berdasarkan

uraian di atas maka peneliti memutuskan untuk mengambil judul Pengaruh

Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan (Putri, 2017: 148).

F. Gas
Gas memiliki gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat lemah sehingga

menyebabkan molekul-molekul dapat bergerak dengan cepat dan bebas sehingga

gerakan fisiknya hampir tidak tergantung dari kompisisi kimia lainnya. Bahkan

gerakan dari gas tersebut dikendalikan oleh volume, suhu, tekanan dan jumlah

molnya (Brady, 2002: 488).

Gas melakukan tekanan pada permukaan ketika saling bersentuhan karena

molekul gas senantiasa dalam kedaan bergerak. Tetapi tidak ada yang menyadari

dengan baik tekanan udara disekeliling kita. Tekanan gas ini dipengaruhi oleh tekanan
10

atmosfer sehingga semakin rapat udara maka semakin besar pula tekanan yang

dihasilkan (Chang, 2004: 125-126).

G. Integrasi Ayat
Ayat yang berhubungan dengan percobaan ini adalah Qs. Luqman 31: 10 yang

berbunyi:

ۖ ‫ث ففيِقهاَ فملن ككلل قدابثةة ۚ قوأقلنقزللقناَ فمقن الثسقماَفء قماَءء فقأ قلنبقلتقناَ ففيِقهاَ فملن‬
‫ض قرقوافسقيِ أقلن تقفميِقد بفككلم قوبق ث‬
‫قوأقللققىى ففيِ اللقلر ف‬

َ‫ت بفقغليِفر قعقمةد تققرلونققها‬


‫ق الثسقماَقوا ف‬ ‫ككلل قزلو ة‬
‫ج قكفريِةم قخلق ق‬

Terjemahnya :

“ Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-
gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan
memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air
hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang
baik”. (QS. Luqman 31: 10)

Semua benda di alam terdiri atas zat atau materi. Manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan
terdiri atas zat atau materi. Setiap zat tersusun atas berjuta-juta partikel. Berdasarkan
partikel-partikel penyusunnya, ahli fisika dapat membedakan antara zat padat, zat cair, dan
gas (Tafsiran).

BAB III
11

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Percobaan ini dilakukan pada hari Senin tanggal 11 November 2019 pukul 13.30-

16.00 Wita, bertempat di Laboratorium Analitik Jurusan Kimia Fakultas Sains dan

teknologi UIN Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan


1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu: thermometer, tabung thiele,

bunsen, statif, klem, kaca arloji, pipa kapiler, spatula, dan gunting

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu: Asam benzoat (C6H5COOH),

benang, korek api, dan minyak paraffin.

C. Prosedur Kerja
Penentuan Titik Lebur Zat Padat Asam benzoat (C6H5COOH)

Mengambil sebuah pipa kapiler yang salah satu ujungnya terbuka dan ujung

satunya ditutup dengan cara dibakar. Menggerus sedikit zat padat pada kaca arloji,

kemudian memasukkkan pada pipa kapiler sedemikian rupa sehingga zat padat

mencapai dasar pipa kapiler yang tertutup setinggi 3-4 mm dan tersusun rapi.

Selanjutnya pipa kapiler diikat dengan thermometer sedemikian rupa sehingga sampel

berdekatan dengan bola raksa. Memasukkan minyak parafin dalam tabung thiele,

kemudian memanaskan dengan api kecil sehingga temperature naik 1o-2oC per menit.

Mencatat temperatur saat zat mulai mencair dan sampai mencair semua. Besaran-

besaran temperature ini dicatat sebagai range titik lebur. ( Catatan: cara kerja ini

11
12

dapat digunakan bila titik lebur zat padat yang diperiksa terletak di antara 25 o-100o

C)

BAB IV
13

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

Sampel Suhu Awal Mencair Suhu Mencair Range

(oC) Keseluruhan (oC)

Asam Benzoat 108o 124o 16o

(C6H5COOH)

2. Reaksi

Dipanaskan

C6H5COOH (s) C6H5COOH (l)

3. Range (oC)

Range = Suhu mencair keseluruhan (oC) – Suhu mencair awaluhnya (oC)

= 124o C – 108o C

= 16o C

B. Pembahasan
Materi atau zat merupakan segala sesuatu yang menempati ruang dan

mempunyai massa. Ada tiga macam wujud zat, yaitu zat padat, cair, dan gas. Sifat zat

padat memiliki bentuk dan volumenya tetap, tidak tergantung pada tempatnya. Sifat

zat cair adalah volumenya tetap, tetapi bentuk berubah sesuai dengan tempatnya. Sifat

gas adalah bentuk dan volumenya berubah sesuai dengan tempatnya.


14

Pada percobaan wujud zat ini dilakukan untuk mengetahui titik lebur atau titik

leleh pada asam benzoat (C6H5COOH). Dari wujud zat padat menjadi zat cair ketika

dipanaskan. Percobaan ini diawali dengan membakar salah satu ujung pipa kapiler

dapat tertutup agar pada saat memasukkan asam benzoat (C6H5COOH) tidak keluar.

Lalu menggerus asam benzoat (C6H5COOH) pada kaca arloji dengan tujuan agar bisa

dimasukkan ke dalam pipa kapiler. Selanjutnya pipa kapiler diikat dengan sedemikian

rupa sehingga sampel berdekatan dengan bola raksa dengan tujuan untuk mengukur

suhu pada saat proses pemanasan pada asam benzoate (C 6H5COOH) . Memasukkan

minyak parafin dalam tabung thiele, kemudian memanaskan dengan api kecil.

Digunakan minyak parafin karena titik didih yang tinggi sehingga cepat mendidih.

Kemudian menggamati asam benzoate (C6H5COOH) pada saat mencair menunjukkan

suhu 108o C dan mencair seluruhnya 124o C jadi range yang didapatkan adalah 16o C.
15

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini, sebagai berikut:

1. Tiga faktor yang menentukan wujud zat pada temperatur kamar dan tekanan

atmosfir yaitu besarnya energi partikel dalam suatu zat, massa atom atau

massa molekul dari partikel dan bentuk geometri partikel.

2. Titik leleh atau titik lebur pada asam benzoate (C6H5COOH) adalah awal

mencair pada suhu 108o C dan mencair seluruhnya 124o C. Jadi range suhu

pada asam benzoate (C6H5COOH) adalah 16o C.

B. Saran
Saran untuk percobaan ini adalah sebaikmya untuk percobaan selanjutnya

bahan-bahan yang digunakan ditambah agar praktikan dapat mengetahui

perbandingan masing-masing larutan seperti larutan Asam Sulfat (H2SO4).

DAFTAR PUSTAKA
14
16

Putri, dkk. “ Pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju kenaikan suhu larutan.”
Jurnal pembelajaran Fisika 6, no. 2 (2017): 147-148
Chang, Raymond. General Chemstry. The Essential concepts. Terj. Buchari, dkk.
Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga, 2004.
Baharuddin, Maswati dan Fitria Azis. Modul Manajemen Laboratorium. Samata:
Alauddin University, 2013.
Baharuddin,dkk. Kimia Dasar I. Makasar: Alauddin University press, 2013.
Brady, James. Kimia Universitas. Tangerang: Binarupa Aksara , 2013.
Soebyakto, dkk,. “Nilai Koefisen Viskositas Diukur Dengan Metode Bola
Jatuh Dalam Fluida Viskos”. 13 no. 2. (2016): 7-10.
Lubis Azizah Nur. Pengaruh Kekentalan Cairan Terhadap Waktu Jatuh Benda
Menggunakan Fakking Ball Method. Ilmu Fisika dan Teknologi 2, no. 2, (2018): 26 –
32.

Anda mungkin juga menyukai