Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan tentang peralatan laboratorium. Peralatan


laboratorium merupakan salah satu hal yang harus ada di laboratorium.
Pengenalan alat-alat penting dulakukan untuk keselamatan kerja saat
melakukan praktikum. Alat-alat laboratorium bisa rusak bahkan dapat
membahayakan jika penggunaannya sala. Oleh sebab itu, perlunya
pengenalan agar mengetahui penggunaannya dengan baik dan benar.
Pada praktikum kali ini kami menggunakan timbangan trimple bean,
timbangan analitik digital,pipet ukur, pipet gondok, gelas ukur, buret,
labu takar, erlenmeyer,beaker gelas, bola hisap. Dengan cara kerja dari
praktikum
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum memulai pengamatan terhadap suatu peristiwa alam, tentu


penentuan objek pengamatan harus dilakukan. Dan apabila suatu pengamatan
terfokus kepada suatu peristiwa alam, tentu objek pengamatan tidak terlepas
dari seputar sebab-musabab dari peristiwa alam tersebut, ciri-ciri yang
mengindikasikan terjadinya peristiwa alam tersebut, hingga efek peristiwa
alam tersebut di masa yang akan datang.
Reaksi kimia, adalah suatu peristiwa alam yang paling dasar. Hal tersebut
mendasari banyak peristiwa alam lainnya, mulai dari ledakan supernova di
ruang angkasa hingga proses kimiawi di otak ketika laporan praktikum ini
sedang ditulis. Sebagaimana peristiwa-peristiwa alam yang lain, reaksi kimia,
juga mempunyai unsur-unsur seperti sebab-musabab, ciri-ciri, dan efek yang
menggambarkan suatu keadaan apakah reaksi kimia telah atau sedang terjadi
atau tidak.
Percobaan ini dilakukan untuk menyelidiki apakah fakta-fakta yang ada
mengenai reaksi kimia yang penulis pelajari secara teoritis adalah benar atau
salah. Dan berdasarkan berbagai informasi yang penulis dapatkan mengenai
reaksi kimia, penulis menyimpulkan bahwa : Suatu reaksi kimia terjadi apabila
terbentuk endapan, terbentuk gas, terjadi perubahan suhu, dan perubahan warna.
Dengan demikian, setelah hipotesis diungkapkan maka tahap selanjutnya
adalah menguji hipotesis dengan serangkaian percobaan.

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini ialah untuk mengamati reaksi kimia yang
berlangsung dengan mengobservasi perubahan-perubahannya.

1.3 Manfaat Percobaan


Manfaat dari percobaan ini ialah agar para praktikan mengetahui ciri-ciri yang
menunjukkan keberlangsungan suatu reaksi kimia. Dalam konteks
pengembangan ilmu, percobaan ini sangat bermanfaat bagi para praktikan agar
mampu menerapkan ilmu-ilmu mereka mengenai reaksi kimia untuk
menciptakan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi kehidupan umat dan bangsa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan


antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang
terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya
dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau
lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara
klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron
dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya
konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-
partikel elementer seperti pada reaksi nuklir. Reaksi-reaksi kimia yang berbeda
digunakan bersama dalam sintesis kimia untuk menghasilkan produk senyawa
yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh
enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi
yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel dilakukan (IUPAC, 2015).
Reaksi kimia seperti pembakaran, fermentasi, dan reduksi dari bijih menjadi
logam sudah diketahui sejak dahulu kala. Teori-teori awal transformasi dari
material-material ini dikembangkan oleh filsuf Yunani Kuno, seperti Teori
empat elemen dari Empedocles (495-435 SM) yang menyatakan bahwa
substansi apapun itu tersusun dari 4 elemen dasar: api, air, udara, dan bumi.
Pada abad pertengahan, transformasi kimia dipelajari oleh para alkemis. Mereka
mencoba, misalnya, mengubah timbal menjadi emas, dengan mereaksikan
timbal dengan campuran tembaga-timbal dengan sulfur (Weyer, 1973).
Produksi dari senyawa-senyawa kimia yang tidak terdapat secara alami di
bumi telah lama dicoba oleh para ilmuwan, seperti sintesis dari asam sulfur dan
asam nitrat oleh alkemis Jbir ibn Hayyn (750-803). Proses ini dilakukan
dengan cara memanaskan mineral-mineral sulfat dan nitrat, seperti tembaga
sulfat, alum dan kalium nitrat. Pada abad ke-17, Johann Rudolph Glauber
memproduksi asam klorida dan natrium sulfat dengan mereaksikan asam sulfat
dengan natrium klorida. Dengan adanya pengembangan lead chamber process
pada tahun 1746 dan proses Leblanc, sehingga memungkinkan adanya produksi
asam sulfat dan natrium karbonat dalam jumlah besar, maka reaksi kimia dapat
diaplikasikan dalam industri. Teknologi asam sulfat yang semakin maju
akhirnya menghasilkan proses kontak pada tahun 1880-an, dan proses Haber
dikembangkan pada tahun 19091910 untuk sintesis amonia (Lesch, 2000).
Persamaan reaksi digunakan untuk menggambarkan reaksi kimia.
Persamaan reaksi terdiri dari rumus kimia atau rumus struktur dari reaktan di
sebelah kiri dan produk di sebelah kanan. Antara produk dan reaktan dipisahkan
dengan tanda panah () yang menunjukkan arah dan tipe reaksi. Ujung dari
tanda panah tersebut menunjukkan reaksinya bergerak ke arah mana. Tanda
panah ganda (), yang mempunyai dua ujung tanda panah yang berbeda arah,
digunakan pada reaksi kesetimbangan. Persamaan kimia haruslah seimbang,
sesuai dengan stoikiometri, jumlah atom tiap unsur di sebelah kiri harus sama
dengan jumlah atom tiap unsur di sebelah kanan. Penyeimbangan ini dilakukan
dengan menambahkan angka di depan tiap molekul senyawa (dilambangkan
dengan A, B, C dan D di diagram skema di bawah) dengan angka kecil (a, b, c
dan d) di depannya (IUPAC, 2015).
Reaksi dapat terjadi di antara dua benda padat. Meski begitu, karena tingkat
difusi pada zat padat sangat rendah, maka reaksi kimia yang berlangsung terjadi
sangat lambat. Reaksi dapat dipercepat dengan cara meningkatkan suhu
sehingga akan memecah reaktan, sehingga luas permukaan kontak menjadi
lebih besar (Alsfasser, 2007).
Dalam reaksi fotokimia, atom dan molekul akan menyerap energi (foton)
dari cahaya dan mengubahnya ke eksitasi. Atom dan molekul ini lalu dapat
melepaskan energi dengan memecahkan ikatan kimia, maka menghasilkan
radikal. Reaksi ang termasuk ke dalam reaksi fotokimia di antaranya reaksi
hidrogen-oksigen, polimerisasi radikal, reaksi berantai dan reaksi penataan
ulang (Atkins, 2006).
Pada katalisis, reaksinya tidak berlangsung secara spontan, tapi melalui
substansi ketiga yang disebut dengan katalis. Tidak seperti reagen lainnya yang
ikut dalam reaksi kimia, katalis tidak ikut serta dalam reaksi itu sendiri, tapi
dapat menghambat, mematikan, atau menghancurkan melalui proses sekunder.
Katalis dapat digunakan pada fase yang berbeda (katalis heterogen) maupun
pada fase yang sama (katalis homogen) sebagai reaktan. Fungsi katalis hanyalah
mempercepat reaksi sedangkan zat kimia yang memperlambat reaksi disebut
dengan inhibitor. Substansi yang meningkatkan aktivitas katalis disebut
promoter, dan substansi yang mematikan katalis disebut racun katalis. Sebuah
reaksi kimia yang semestinya tidak bisa berlangsung karena energi aktivasinya
terlalu tinggi, bisa menjadi berlangsung karena kehadiran katalis ini (IUPAC,
2015).
Reaksi biokimia pada umumnya dikendalikan oleh enzim. Protein-protein
ini hanya dapat mengkatalis satu jenis reaksi yang spesifik, sehingga reaksinya
benar-benar dapat dikontrol. Reaksi ini berlangsung pada sisi aktif dari substrat.
Reaksi katalisasi enzim ini bergantung pada banyak hal, di antaranya adalah
bentuk enzimnya, jenis ikatannya, interaksi elektrostatik, pemberian dan
penerimaan proton (pada reaksi asam/basa), dan lainnya (Karlson, 2005).
Reaksi kimia sangat sering digunakan oleh para ahli teknik kimia untuk
mensintesis senyawa baru dari sumber daya alam mentah di alam, seperti
minyak bumi dan bijih-bijih mineral. Merupakan suatu hal yang penting untuk
membuat reaksi yang seefisien mungkin, memaksimalkan hasil yang bisa
diperoleh dan meminimalkan reagen yang dipakai, energi masuk dan energi
keluar. Katalis biasanya digunakan untuk mengurangi energi aktivasi sehingga
meningkatkan laju reaksinya (Emig, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

International Union of Pure and Applied Chemistry. chemical reaction.


Compendium of Chemical Terminology, Internet edition. Tanggal
Akses 6 November 2015
----------. chemical reaction equation. Compendium of Chemical
Terminology, Internet edition. Tanggal Akses 6 November 2015
----------. conjugate acidbase pair. Compendium of Chemical
Terminology, Internet edition. Tanggal Akses 6 November 2015
----------. catalyst. Compendium of Chemical Terminology, Internet
edition. Tanggal Akses 6 November 2015
----------. inhibitor. Compendium of Chemical Terminology, Internet
edition. Tanggal Akses 6 November 2015
Weyer, Jost. 1973. Neuere Interpretationsmglichkeiten der Alchemie.
Chemie in unserer Zeit 7 (6): 177.
Lesch, John E. 2000. The German chemical industry in the twentieth
century. Springer. Berlin.
Brock, William H. 1997. Viewegs Geschichte der Chemie. Vieweg.
Braunschweig.
Frenking, Gernot. 2006. Elementarreaktionen. In: Rmpp Chemie-
Lexikon. Thieme.
Atkins, Peter W. et. al,. 2006. Physical Chemistry. 4th Edition. Wiley-
VCH. Weinheim.
Wiberg, Egon Nils et. al,. 2001. Inorganic chemistry. Academic Press.
London
Anfinsen, Christian B. 1991. Advances in protein chemistry. Academic
Press. London.
Wingender, Jrg et. al,. 2009. Ausfllung. In: Rmpp Chemie-Lexikon.
Thieme.
Alsfasser, Ralf et. al,. 2007. Modern Inorganic Chemistry. 3rd Edition.
de Gruyter. Berlin.
Karlson, Peter et. al,. 2005. Karlson Biochemistry and
Pathobiochemistry, 16th edition. Georg Thieme. Thieme.
Emig, Gerhard et. al,. 2005. Technical Chemistry. 5th edition. Springer.
Berlin.

Anda mungkin juga menyukai