Anda di halaman 1dari 12

BAB I

UJI REAKSI KIMIA

1.1.Judul

Uji Reaksi Kimia.

1.2.Tujuan :

Untuk Membuktikan adanya reaksi kimia melalui perubahan yang terjadi.

1.3.Alat dan Bahan :

1.3.1.Alat-Alat :

Tabung Reaksi
Gelas Kimia
Pipet tetes
Penjepit tabung
Rak tabung

1.3.2.Bahan-Bahan :

Lautan HCl 1 M
Larutan H2SO4 1 M
Larutan NaOH 1 M
Larutan KMnO4 0,05 M
Larutan K2SO4
Larutan CuSO4
Larutan NH4Cl
Seng ( Zn )

1
1.4.Prosedur Kerja

Masukkan 100 ml liter air kedalam gelas kimia,kemudian masukkan kapur


tohor.Amati apa yang terjadi.
Masukkan 2 ml BaCl2 (Barium clorida) kedalam tabung reaksi kemudian
masukkan 2 ml H2SO4 (Asam sulfat).Amati apa yang terjadi.
Masukkan 2 gram Kristal NH4Cl (Garam) kedalam tabung
reaksi,kemudian masukkan 5 ml NaOH (Natrium hidroksida).Amati apa
yang terjadi.
Masukkan 10 ml HCl (Hidrogen klorida) kedalam tabung reaksi kemudian
masukkan sepotong (2 cm) pita Zn (seng).Amati apa yang terjadi.
Masukkan 2 ml larutan KCl kedalam tabung reaksi 2 ml larutan
AgNO3.Amati apa yang terjadi.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Pengertian Reaksi Kimia

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antara
perubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat
dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan
dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang
biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia
melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan
dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia
juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada
reaksi nuklir.

Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia


untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet
reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di
mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel
dilakukan.

Pembakaran sepotong kayu menunjukkan bahwa reaksi kimia disertai


dengan perubahan energy. Ketika kayu di bakar, energy dilepaskan. Beberapa
energi berupa panas ke lingkungan dan sebagian lagi dilepaskan sebagai cahaya.
Zat yang bila bereaksi menghasilakn panas dalam jumlah yang besar seringkali
digunakan sebagai bahan bakar. Kayu, batu bara, minyak, kerosene dan gas alam
kesemuanya dapat digunakan menghasilakan energy untuk tujuan pemanasan jika
direaksikan dengan oksigen di udara.

Yang dilepaskan pada reaksi kimia terjadi ketika reaktan mempunyai


energi yang lebih tinggi dari produk. Energi potensial kimia yang dihasilkan
disebut sebagai jumlah panas atau entalpi dari zat dan diberi lambang H.

3
2.2.Perubahan Entalpi

Kumpulan atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi kimia disebut
sistem dan segala sesuatu lain yang ada disekitarnya disebut sebagai lingkungan.
Jika reaksi terdiri dari larutan, spesi yang terlibat dalam reaksi disebut sistem dan
pelarut disebut sebagai lingkungan. Pada reaksi gas hanya molekul penyusun
sebagai sistem.
Jika entalpi menurun selama reaksi, menunjukan sejumlah energi dilepaskan ke
lingkungan, Sebagai contoh, ketika metana dibakar di udara, panas yang
dikeluarkan menunjukan penurunan entalpi yang terjadi ketika reaktan di ubah
menjadi produk.

CH4(g)+2O2(g)->CO2(g)+2H2O(aq)+energy

Perbedaan entalpi antara reaktan dan produk sama dengan jumlah energi
yang dilepaskan ke lingkungan. Reaksi yang melepaskan energi ke lingkungan di
sebut reaksi eksoterm, Pada reaksi jenis ini, entalpi atau energi yang dihasilkan
produk lebih rendah dari reaktan. Pada sebagian besar reaksi pembakaran
dilepaskan energi panas dan cahaya. Beberapa reaksi juga melepaskan energi
listrik seperti reaksi yang terjadi pada pengoperasian batere.

Reaksi yang menyerap energi menyebabkan entalpi produk lebih besar


daripada entalpi reaktan. Sebagai contoh reaksi pembuatan pelarut belerang
disulsida dimana energi di serap. Pada proses ini melibatkan penguapan belerang
hingga putih dan karbon panas pada reaksi elektrik:

4C(s)+8S(g)+energi->4CS2(g)
Perbedaan entalpi antara reaktan dan produk sama dengan jumlah energi
yang diserap dari lingkungan. Reaksi yang menyerap energi dari lingkungan
disebut reaksi endoterm. Pada reaksi endoterm entalpi produk lebih besar dari
reaktan.
Sama dengan reaksi eksoterm, memungkinkan terjadinya perubahan berbagai
macam energi yang terlibat pada reaksi endoterm.

4
Sebagai contoh, reaksi antara karbon dengan belerang menghasilkan
belerang disulfida menyerap energi panas, sedangkan pada fotosintesis menyerap
energi cahaya. Pada pengisian ulang batere mobil terjadi reaksi kimia yang
melibatkan energi listrik. Karena reaksi melepas atau menyerap energi
menyebabkan perubahan suhu lingkungan. Reaksi eksoterm melepas energi
menyebabkan suhu lingkungan naik. Berbeda dengan reaksi endoterm menyerap
energi sehingga suhu lingkungan turun.

2.3.Reaksi Kimia

Reaksi kimia seperti pembakaran, fermentasi, dan reduksi dari bijih


menjadi logam sudah diketahui sejak dahulu kala. Teori-teori awal transformasi
dari material-material ini dikembangkan oleh filsuf Yunani Kuno, seperti Teori
empat elemen dari Empedocles yang menyatakan bahwa substansi apapun itu
tersusun dari 4 elemen dasar: api, air, udara, dan bumi. Di abad pertengahan,
transformasi kimia dipelajari oleh para alkemis. Mereka mencoba, misalnya,
mengubah timbal menjadi emas, dengan mereaksikan timbal dengan campuran
tembaga-timbal dengan sulfur.

Produksi dari senyawa-senyawa kimia yang tidak terdapat secara alami di bumi
telah lama dicoba oleh para ilmuwan, seperti sintesis dari asam sulfur dan asam
nitrat oleh alkemis Jbir ibn Hayyn. Proses ini dilakukan dengan cara
memanaskan mineral-mineral sulfat dan nitrat, seperti tembaga sulfat, alum dan
kalium nitrat. Pada abad ke-17, Johann Rudolph Glauber memproduksi asam
klorida dan natrium sulfat dengan mereaksikan asam sulfat dengan natrium
klorida. Dengan adanya pengembangan lead chamber process pada tahun 1746
dan proses Leblanc, sehingga memungkinkan adanya produksi asam sulfat dan
natrium karbonat dalam jumlah besar, maka reaksi kimia dapat diaplikasikan
dalam industri. Teknologi asam sulfat yang semakin maju akhirnya menghasilkan
proses kontak pada tahun 1880-an, dan proses Haber dikembangkan pada tahun
19091910 untuk sintesis amonia.

5
Dari abad ke-16, sejumlah peneliti seperti Jan Baptist van Helmont, Robert
Boyle dan Isaac Newton mencoba untuk menemukan teori-teori dari transformasi-
transformasi kimia yang sudah dieksperimenkan. Teori plogiston dicetuskan pada
tahun 1667 oleh Johann Joachim Becher. Teori itu mempostulatkan adanya
elemen seperti api yang disebut "plogiston", yang terdapat dalam benda-benda
yang dapat terbakar dan dilepaskan selama pembakaran. Teori ini dibuktikan salah
pada tahun 1785 oleh Antoine Lavoisier, yang akhirnya memberikan penjelasan
yang benar tentang pembakaran.

Pada tahun 1808, Joseph Louis Gay-Lussac akhirnya mengetahui bahwa


karakteristik gas selalu sama. Berdasarkan hal ini dan teori atom dari John Dalton,
Joseph Proust akhrinya mengembangkan hukum perbandingan tetap yang
nantinya menjadi konsep awal dari stoikiometri dan persamaan reaksi.

Pada bagian kimia organik, telah lama dipercaya bahwa senyawa yang
terdapat pada organisme yang hidup itu terlalu kompleks untuk bisa didapatkan
melalui sintesis kimia. Menurut konsep vitalisme, senyawa organik dilengkapi
dengan "kemampuan vital" sehingga "berbeda" dari material-material inorganik.
Tapi pada akhirnya, konsep ini pun berhasil dipatahkan setelah Friedrich Whler
berhasil mensintesis urea pada tahun 1828. Kimiawan lainnya yang memiliki
kontribusi terhadap ilmu kimia organik di antaranya Alexander William
Williamson dengan sintesis eter yang dilakukannya dan Christopher Kelk Ingold
yang menemukan mekanisme dari reaksi substitusi.

6
2.4.Persamaan Reaksi

Persamaan reaksi digunakan untuk menggambarkan reaksi kimia.


Persamaan reaksi terdiri dari rumus kimia atau rumus struktur dari reaktan di
sebelah kiri dan produk di sebelah kanan. Antara produk dan reaktan dipisahkan
dengan tanda panah () yang menunjukkan arah dan tipe reaksi. Ujung dari tanda
panah tersebut menunjukkan reaksinya bergerak ke arah mana. Tanda panah
ganda (is in equilibrium with), yang mempunyai dua ujung tanda panah yang
berbeda arah, digunakan pada reaksi kesetimbangan. Persamaan kimia haruslah
seimbang, sesuai dengan stoikiometri, jumlah atom tiap unsur di sebelah kiri
harus sama dengan jumlah atom tiap unsur di sebelah kanan. Penyeimbangan ini
dilakukan dengan menambahkan angka di depan tiap molekul senyawa
(dilambangkan dengan A, B, C dan D di diagram skema di bawah) dengan angka
kecil (a, b, c dan d) di depannya.

Reaksi yang lebih rumit digambarkan dengan skema reaksi, tujuannya


adalah untuk mengetahui senyawa awal atau akhir, atau juga untuk menunjukkan
fase transisi. Beberapa reaksi kimia juga bisa ditambahkan tulisan di atas tanda
panahnya; contohnya penambahan air, panas, iluminasi, katalisasi, dsb. Juga,
beberapa produk minor dapat ditempatkan di bawah tanda panah.

Sebuah contoh reaksi organik: oksidasi keton menjadi ester dengan Asam
peroksikarboksilatAnalisis retrosintetik dapat dipakai untuk mendesain reaksi
sintesis kompleks. Analisis dimulai dari produk, contohnya dengan memecah
ikatan kimia yang dipilih menjadi reagen baru. Tanda panah khusus ()
digunakan dalam reaksi retro.

2.5.Reaksi elementer

Reaksi elementer adalah reaksi pemecahan paling sederhana dan hasil dari
reaksi ini tidak memiliki produk sampingan.[9] Kebanyakan reaksi yang berhasil
ditemukan saat ini adalah pengembangan dari reaksi elementer yang munculnya
secara secara paralel atau berurutan. Sebuah reaksi elementer biasanya hanya

7
terdiri dari beberapa molekul, biasanya hanya satu atau dua, karena
kemungkinannya kecil untuk banyak molekul bergabung bersama.

Isomerisasi azobenzena yang diinduksi oleh cahaya (h) atau panas ()


Reaksi paling penting dalam reaksi elementer adalah reaksi unimolekuler dan
bimolekuler. Reaksi unimolekuler hanya terdiri dari satu molekul yang terbentuk
dari transformasi atau diasosiasi satu atau beberapa molekul lain. Beberapa reaksi
ini membutuhkan energi dari cahaya atau panas. Sebuah contoh dari reaksi
unimolekuler adalah isomerisasi cistrans, di mana sebuah senyawa bentuk cis
akan berubah menjadi bentuk trans.

Dalam reaksi disosiasi, ikatan di dalam sebuah molekul akan terpecah


menjadi 2 fragmen molekul. Pemecahan ini dapat berupa homolitik ataupun
heterolitik. Dalam pemecahan homolitik, ikatan akan terpecah sehingga setiap
produknya tetap mempunyai satu elektron sehingga menjadi radikal netral. Dalam
pemecahan heterolitik, kedua elektron dari ikatan kimia akan tersisa pada salah
satu produknya, sehingga akan menghasilkan ion yang bermuatan. Reaksi
disosiasi memegang peranan penting dalam reaksi berantai, seperti contohnya
hidrogen-oksigen atau reaksi polimerisasi.

Disoasi dari molekul AB menjadi fragmen A dan B


Pada reaksi bimolekular, 2 molekul akan bertabreakan dan saling bereaksi. Hasil
reaksinya dinamakan sintesis kimia atau reaksi adisi.

Kemungkinan reaksi yang lain adalah sebagian dari sebuah molekul


berpindah ke molekul lainnya. Reaksi tipe seperti ini, contohnya adalah reaksi
redoks dan reaksi asam-basa. Pada reaksi redoks partikel yang berpindah adalah
elektron, sedangkan pada reaksi asam-basa yang berpindah adalah proton. Reaksi
seperti ini juga disebut dengan reaksi metatesis.

NaCl(aq)+AgNO3(aq)NaNO3(aq)+AgCl(s)

8
2.6.Termodinamika

Reaksi kimia dapat ditentukan oleh hukum-hukum termodinamika. Reaksi


dapat terjadi dengan sendirinya apabila senyawa tersebut eksergonik atau
melepaskan energi. Energi bebas yang dihasilkan reaksi ini terdiri dari 2 besaran
termodinamika yaitu entalpi dan entropi.

Reaksi eksotermik terjadi apabila H bernilai negatif dan energi


dilepaskan. Contoh reaksi eksotermik adalah presipitasi dan kristalisasi, dimana
sebuah padatan terbentuk dari gas atau cairan. Kebalikannya, dalam reaksi
endotermik, panas diambil dari lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan entropi sistem. Karena kenaikan entropi berbanding lurus dengan
suhunya, maka kebanyakan reaksi endotermik dilakukan pada suhu tinggi.
Kebalikannya, kebanyakan reaksi eksotermik dilakukan pada suhu yang rendah.
Perubahan temperatur kadang-kadang dapat mengubah arah reaksi, seperti
contohnya pada reaksi Boudouard:

Reaksi antara karbon dioksida dan karbon untuk membentuk karbon


monoksida ini merupakan reaksi endotermik dengan suhu di atas 800 C dan
menjadi reaksi eksotermik jika suhunya dibawah suhu ini.Reaksi juga dapat
diketahui dengan energi dalam yang menyebabkan perubahan pada entropi,
volume, dan potensial kimia.

9
BAB III

HASIL DAN PENGAMATAN

3.1 Hasil dan Pengamatan

Nama Senyawa Warna Endapan Gas Bau

Kapur tohor + air Putih pekat Ada Tidak Ada Tidak Ada

BaCl2 + H2SO4 Putih Tidak Ada Ada Tidak Ada

NH4Cl(Garam)+ NaOH Bening keruh Tidak Ada Ada Tidak Ada


HCL + Zing(seng) Putih abu-abu Tidak Ada Ada Ada

10
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Perubahan reaksi kimia terjadi akibat adanya percampuran dua senyawa


atau lebih yang di campur dalam satu tempat atau wadah dan menghasilkan
senyawa kimia yang baru.

Perubahan reaksi kimia juga mengakibatkan perubahan susunan senyawa dan


pertambahan volume senyawa tersebut.

Perubahan reaksi kimia juga mengakibatkan perubahan seperti perubahan


warna,bau,gas,endapan dan perubahan reaksi.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://mitaita.blogspot.com/2013/03/laporan-reaksi-kimia.html

http://mitaita.blogspot.com/2013/03/laporan-perubahan-reaksi-kimia.html

http://www.ilmukimia.org/2013/01/dasar-perubahan-reaksi.html

http://ikhfananjellic.blogspot.com/2013/04/makalah-reaksi-kimia.html

http://reaksi-kimia.blogspot.com/

12

Anda mungkin juga menyukai