Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Wujud Zat

Umumnya ada tiga wujud zat yaitu gas, cair dan padat. Gas merupakan satu

dari tiga wujud zat, sifat gas bergantung pada struktur molekul gasnya dan juga

bergantung pada stukturnya. Sifat-sifat gas yang dapat dirangkumkan adalah gas

bersifat transparan, terdistribusi dalam ruang apapun bentuk ruangnya, berdistribusi

ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar, bila dua gas atau lebih gas

bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata dan bila dipanaskan gas akan

mengembang, bila didinginkan akan mengkerut, dari berbagaai sifat ini yang paling

penting adalah tekanan gas (Baharuddin, 2013: 120).

Misalkan suatu cairan memenuhi wadah bila cairan didinginkan dan

volumenya berkurang, cairan itu tidak akan memenuhi wadah lagi. Namun, gas selalu

akan memenuhi ruang tidak peduli berapapun suhunya yang akan berubah adalah

tekanannya. Tekanan gas yaitu tekanan uap cairan ketika kesetimbangan uap-cair

dicapai, ditentukan hanya oleh suhunya. Baik jumlah cairan maupun volume diatas

cairan tidak mempunyai akibat asalkan cairan masih ada (Baharuddin, 2013: 124-

125).

B. Gas
Gas ideal sebenarnya tidak ada, jadi hanya merupakan gas hipotesis. Semua

gas sebenarnya tidak nyata. Pada gas ideal dianggap, bahwa molekul tidak tarik

menarik dan volume molekulnya dapat diabaikan terhadap volume gas itu sendiri atau

ruang yang di tempati. Sifat ideal ini hanya didekati oleh gas berartom satu pada

3
4

tekanan rendah dan pada temperature yang relative tinggi. Bila digunakan harga STP

(1 atm 00C atau 273 K) dan kita ambil 1 mol gas, maka volume gasnya dapat diukur

yang kita sebut volume molar pada STP, karna merupakan volume dari 1 mol gas

pada tekanan 1 atm dan 00C. bila kita lakukan hal ini untuk berbagai gas terlihat

harganya berbeda-beda karena memang gas nyata bukan “gas ideal”. Dari berbagai

pengukuran volume rata-rata ditempat oleh satu mol gas pada STP = 24 L. Maka

harganya ini diambil untuk volume molar dari gas ideal dengan menggunakan harga-

harga tersebut, dapat dihitung dengan R (Oxtoby, dkk., 2001: 96).

C. Padatan
Padatan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kristal dan amorf. Es

merupakan padatan kristal, yang memiliki keteraturan yang kaku dan menjangkau-

jauh atom-atomnya, molekul-molekulnya, atau ion-ionnya menempati tempat

tertentu. Susunan atom, molekul atau ion dalam padatan kristal adalah sedemikian

rupa sehingga gaya tarik-menarik antar molekul note dalam keadaan maksimumnya.

Gaya yang menyebabkan kestabilan kristal dapat berupa gaya ion, ikatan kovalen,

gaya van der Waals, ikatan hidrogen atau kombinasi gaya-gaya ini. Padatan amorf

seperti gelas tidak memiliki susunan yang tertata baik dan keteraturan molekul yang

menjangkau-jauh (Chang, 2004: 378).

Padatan kristal ketika dipanaskan, atom-atomnya, ion-ion atau molekulnya

bergetar dengan kencang. Akhirnya tercapai suatu suhu ketika getaran itu diputuskan

keteraturan struktur kristal. Atom, ion atau molekulnya dapat tergelincir satu sama

lain dan padatan itu kehilangan bentuk tetapnya dan berubah menjadi cairan. Proses

ini disebut pelelehan, atau peleburan dan suhu ketika hal ini terjadi dinamakan titik

leleh. Proses kebalikannya, yaitu konversi airan menjadi padatan disebut pembekuan
5

atau pemadatan dan suhu ketika peristiwa terjadi disebut disebut titik beku. Titik leleh

padatan dan titik beku cairan adalah identik. Pada suhu itu padatann dan cairan

berada bersama-sama dalam kesetimbangan (Petrucci, dkk., 2008: 109).

D. Cairan
Wujud cair, situasinya tidak begitu sederhana sebab setiap molekul dikelilingi

banyak molekul lain dengan demikian tumpukan mengkin terjadi. Pengamatan

menarik adanya gerakan cairan dilakukan oleh Brown yakni adanya gerakan acak

serbuk sari dipermukaan air. Asal gerakan Brown adalah tumpukan antara serbuk dan

molekul air dan diinterpretasikan sebagai berikut karena besaran dan arah tiap

tumpukan yang mendorong serbuk sari bervariasi, partikel serbuk akan bergerak

secara random. Sebenarnya, dapat dilakukan penanganan gerakan partikel cairan

dengan menggunakan model mekanik sebagai dalam kasus partikel gas. Namun,

pengaruh molekul yang bertumbukan atau molekul sekitarnya sedemikian besar

sehingga sukar untuk menangani cairan secara kuantitatif (Baharuddin, 2013 119).

Kekuatan interaksi antar partikel dalam cairan pertengahan antara kekuatan

interaksi dalam padatan dan gas. Aspek paling menarik diantara sifat-sifat cairan

adalah perubahan matual antara gas dan cairan, yakni penguapan dan kondensasi, hal

ini digunakan meluas dalam proses kimia destilasi, salah satu metode pemurnian

cairan yang meluas dan bermamfaat (Baharuddin, 2013: 118).

Tekanan uap cairan meningkat dengan kenaikan suhu dan gelembung akan

terbentuk dalam cairannya. Tekanan gas dalam gelembung sama dengan jumlah

tekanan atmosfer dan tekanan hidrostatik akibat tinggi cairan di atas gelembung.

Wujud saat gelembung terbentuk dengan giat disebut dengan mendidih, dan

temperatur saat mendidih ini disebut dengan titik didih. Titik didih pada tekanan
6

atmosfer 1 atm disebut dengan titik didih normal. Titik didih akan berubah tergantung

pada tekanan atmosfer. Bila tekanan atmosfer lebih tinggi dari 1 atm, tititk didih akan

lebih tinggi dari titik didih normal. Sementara bila tekanan atmosfer lebih rendah dari

1 atm, titik didihnya akan lebih rendah dari titik didih normal (Baharuddin, dkk.,

2013: 121).

Cairan ketika dipanaskan dalam wadah terbuka ke atmosfer, ada suhu tertentu

ketika penguapan terjadi di seluruh cairan, bukan hanya pada permukaan.

Gelembung-gelembung uap terbentuk di dalam seluruh cairan, naik ke permukaan

dan melepaskan diri. Tekanan yang ditimbulkan oleh molekul yang melepaskan diri

sama dengan tekanan yang ditimbulkan oleh molekul atmosfer dan dikatakan telah

terjadi pedinginan. Selama pendidihan, energi yang diserap sebagai kalor hanya

digunakan untuk mengkonversi molekul cairan menjadi uap. Suhu tetap konstan

sampai semua cairan mendidih, sebagaimana secara dinamis. Suhu ketika

tekanan-uap cairan sama dengan tekanan atmosfer standar adalah titik didih normal.

Titik didih normal adalah adalah titik didih cairan pada tekanan 1 atm.

Titik didih cairan dapat ditentukan dari perpotongan garis-garis putus

(Petrucci, dkk., 2008: 103).

E. Asam Benzoat
Salah satu bahan pengawet yang banyak digunakan adalah asam benzoat.

Asam benzoat lebih banyak digunakan dalam bentuk garamnya karena kelarutannya

lebih baik daripada bentuk asamnya. Bentuk garam dari asam benzoat yang banyak

digunakan adalah natrium benzoat. Benzoat dan turunannya dapat menghancurkan

sel-sel mikroba terutama kapang. Natrium benzoat bekerja efektif pada pH 2,5-4
7

sehingga banyak digunakan pada makanan atau minuman yang bersifat asam

(Wahyu dan Any, 2012: 112).

Sifat-sifat asam benzoat adalah bobot molekul 122,12, mengandung tidak

kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% C7H6O2 dihitung terhadap zat anhidrat,

hablur berbentuk jarum atau sisik, putih, sedikit berbau, biasanya bau benzaldehid

atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat, mudah menguap dalam uap

air, sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.

Asam benzoat merupakan salah satu pengawet yang diizinkan oleh Departemen

Kesehatan untuk digunakan pada makanan. Menurut Permenkes RI

No.722/Menkes/Per/IX/88, batas penggunaan asam benzoat pada minuman ringan

dan kecap adalah 600 mg/kg, sedangkan pada sari buah, saus, jelly, manisan dan agar

adalah 1000 mg/kg (Wahyu dan Any, 2012: 113).

Anda mungkin juga menyukai