Disusun:
1. Lidya Cindy Lestari (1901080016)
2. Shinta Teviningrum (1901082009)
Kelas B
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................... .........................................2
C. Tujuan Penulisan .......................................... .......................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Struktur dan Material Penyusun Membran Sel .................................... 3
1. Teori Mengenai Struktur Membran Plasma..................................... 3
2. Material Penyusun Membran Sel ..................................................... 6
B. Fungsi Material Penyusun Membran Sel.. ........................................... 9
C. Transpor Antar Membran Sel ............................................................. 10
1. Transpor Pasif ................................................................................ 10
2. Transpor Aktif................................................................................ 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan
sel hidup dari sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yang luar biasa ini
tebalnya kira-kira hanya 8 mm. Membran plasma mengatur lalulintas ke dalam
dan ke luar sel yang dikelilinginya. Seperti semua membran biologis, membran
plasma memiliki permeabilitas selektif; yakni, membran ini memungkinkan
beberapa substansi saat melintasinya dengan lebih mudah daripada substansi
yang lainnya. Salah satu episode yang paling awal dalam evolusi kehidupan
mungkin berupa pembentukan membran yang membatasi suatu larutan yang
mempunyai komposisi yang berbeda dari larutan di sekelilingnya, tetapi masih
bisa melakukan penyerapan nutrien dan pembuangan produk limbahnya.
Kemampuan sel untuk membedakan pertukaran kimiawinya ini dengan
lingkungannya merupakan hal yang mendasar bagi kehidupan, dan membran
plasma inilah yang membuat keselektifan ini bisa terjadi.1
Pada awal perkembangannya, membran sel memiliki berbagai macam
model berdasar pada hasil percobaan yang telah dilakukan oleh beberapa
orang-orang ahli di zaman dahulu. Akan tetapi model membran sel yang paling
bertahan hingga saat ini adalah model landasan fluida. Hal tersebut
berdasarkan atas keberadaan beberapa alasan yang berhubungan dengan
substansi penyusun membran sel. Dalam makalah ini akan dipelajari secara
rinci tentang struktur dan fungsi penyusun membran sel, serta bagaimana
membran seluler mengontrol perlintasan zat-zat. Makalah akan memusatkan
perhatian pada materi membran plasma, membran terluar sel, yang
diperlihatkan dalam gambar pada beberapa halaman makalah. Akan tetapi,
beberapa prinsip umum yang sama untuk lalulintas membran berlaku juga
untuk berbagai membran internal yang memisahkan sel eukariotik. Untuk
1
Campbell, et al., Biologi Jilid I Edisi Kelima (Jakarta: Erlangga, 2002), 141.
1
memahami bagaimana membran sel ini bekerja, perlu dimulai dengan
mengamati arsitekturnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dan material penyusun membran sel?
2. Apa fungsi material penyusun membran sel?
3. Apa saja dan bagaimana penjelasan tentang transpor antar membran sel?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui struktur dan material penyusun membran sel
2. Mengetahui beberapa fungsi material penyusun membran sel
3. Mengetahui transpor antar membran sel
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Dian Permana, “Struktur dan Fungsi Membran Sel”, dalam www.academia.edu
diunduh pada 22 Februari 2020.
3
Oman Karmana, Cerdas Belajar Biologi (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), 8.
3
Gambar 1. Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Gorter dan Grendel
Sumber: Campbell, et.al. 2002. Biologi Jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
4
c. S. J. Singer & G. Nicolson (1972) atau Model Mosaik Fluida
Pada tahun 1972 Singer dan Nicolson menganjurkan model
membran yang telah direvisi, yang menempatkan protein pada suatu
lokasi yang sesuai dengan karakter amfipatiknya. Mereka
mengemukakan bahwa protein membran itu terdispersi dan secara
individual disisipkan ke dalam bilayer fosfolipid, dan hanya daerah-
daerah hidrofiliknya yang menonjol cukup jauh dari bilayernya yang
dipaparkan ke air. Pengaturan molekuler ini akan memaksimumkan
kontak daerah hidrofilik protein dan fosfolipid dengan air, sementara di
lain pihak memberikan lingkungan nonaqueous pada bagian-bagian
hidrofobiknya. Menurut model ini, membran merupakan mosaik
molekul protein yang terapung pada bilayer fluida yang terdiri dari
fosfolipid-fosfolipid; dari sinilah istilah model mosaik fluida.4
Model mosaik fluida disusun berdasarkan hukum-hukum
termodinamika untuk menjelaskan struktur membran sel. Matriks
fosfolipid terdiri atas dua lapisan, dan di dalamnya terdapat dua tipe
protein, ialah protein perifer yang dapat bereaksi dan dapat larut pada air
(polar), dan protein integral yang sukar berikatan dan sukar larut air
(nonpolar).5
4
Campbell, et al., Biologi Jilid I Edisi Kelima., 143.
5
Dian Permana, “Struktur dan Fungsi Membran Sel”.
5
2. Material Penyusun Membran Sel
Lipid dan protein merupakan bahan penyusun utama membran,
walaupun karbohidrat juga merupakan bahan penting.6 Berikut adalah
penyusun membran sel:
a. Lipid
Membran sel terdiri dari tiga kelas lipid amfipatik: fosfolipid,
glikolipid, dan kolesterol. Jumlah dari masing-masing tergantung pada
jenis sel, tetapi dalam sebagian besar kasus fosfolipid yang paling
berlimpah. Terdapat 3 tipe lipid, yaitu:
1) Fosfolipid
Molekul fosfolipid terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan
ekor. Bagian kepala memiliki muatan positif dan negatif serta bagian
ekor tanpa muatan. Bagian kepala karena bermuatan sehingga bersifat
hidrofilik atau larut dalam air, sedangkan bagian ekor bersifat
hidrofobik atau tidak larut dalam air.
Gambar 4. Fosfolipid
2) Kolestrol
Banyak terdapat pada membran sel hewan (sekitar 50% dari
molekul lipid). Membran sel tumbuhan dan semua sel bakteri tidak
banyak mengandung kolesterol. Kolesterol lebih sedikit dibandingkan
lipid membran lainnya dan tidak terlalu bersifat amfipatik. Gugus
6
Campbell, et al., Biologi Jilid I Edisi Kelima., 141.
6
hidroksil dari kolesterol yang bersifat hidrofilik menentukan orientasi
molekul ini pada membran sel. Gugus hidroksil berada pada bagian
permukaan membran.
Gambar 5. Kolestrol
Sumber: Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima.
3) Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung
karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa.
Akan tetapi istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang
mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid
dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan
gliserida atau sebagai spingolipida.
b. Protein
Protein dalam membran merupakan kunci untuk fungsi membran
secara keseluruhan. Protein berguna terutama dalam transportasi bahan
kimia dan sistem informasi di seluruh membran. Setiap membran
memiliki kandungan protein yang berbeda-beda. Membran sel memiliki
protein ekstrinsik (protein perifer) dan protein intrinsik (protein integral).
Jumlah protein berbeda pada tiap spesies dan bergantung pada fungsinya
bagi spesies tersebut. Terdapat 4 kelompok jenis protein, yaitu:
1) Protein Periferal
Dapat ditemukan baik di dalam ataupun di luar permukaan
membran yang membentuk ikatan nonkovalen dengan permukaan
membran. Protein periferal yang berikatan dengan fosfolipid
membentuk lipoprotein.
7
2) Protein Integral
Dapat ditemukan di antara membran dan memiliki daerah
hidrofobik (tidak mengikat air) yang menempel di antara membran
serta daerah hidrofilik (dapat mengikat air) yang menonjol dari dua
permukaan bilayer. Protein integral yang berikatan dengan karbohidrat
membentuk glikoprotein. Protein integral berfungsi untuk
memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih besar.
3) Protein Transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2
lapisan lipid/transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen
helix protein, hidrofobik, menembus lapisan lipid, dan untaian asam
amino hidrofilik. Banyak di antaranya merupakan glikoprotein, gugus
gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di
badan golgi.
4) Protein Yang Berikatan Dengan Lipid
Dapat ditemukan di luar membran lipid pada ekstraseluler atau
sitoplasmik.
c. Karbohidrat
Karbohidrat pada membran sel terdapat dalam bentuk yang
berikatan dengan lipid atau protein (glikolipid dan glikoprotein). Selain
itu, juga terdapat pada permukaan sel dan berfungsi dalam interaksi sel
dan sekitarnya. Pada membran plasma terkandung 2 – 10% karbohidrat.
d. Kerangka Membran
Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai
tiga macam jenis yaitu:
1) Mikrofilamen (Filamen Aktin)
Bersifat fleksibel, biasanya berbentuk jaring atau gel.
2) Mikrotubula
Mikrotubula atau mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari
mikrotubulin.
3) Filamen Intermediet
Memiliki bentuk serat mirip tali.
8
Gambar 6. Penampang Melintang Struktur Membran Plasma Pada Sel
Sumber: Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima.
9
1) Sistem Kekebalan
Karbohidrat pada molekul karbohidrat bertanggung jawab
terhadap kekhasan sifat antigenis membran sel. Sifat antigenis ini
berkaitan dengan sistem kekebalan (imun) tubuh dan kemampuannya
membedakan sel sendiri dari sel asing. Sel asing dapat dikenali
sebagai sel asing, karena glikoprotein pembentuk membrannya
memiliki karbohidrat yang berbeda dengan karbohidrat glikoprotein
pembentuk membran sel penerima. Keadaan seperti ini memacu
tanggapan kekebalan.
2) Pengenalan Sel
Karbohidrat mampu membedakan sel yang satu dengan sel
ainnya. Penting pada perkembangan jaringan dan organ, dasar pada
penolakan sel asing oleh sistem imun.
4. Kerangka Membran
a. Berfungsi membentuk permukaan membran sel.
b. Memberi kekuatan mekanis pada membran sel.
7
Dian Permana, “Struktur dan Fungsi Membran Sel”.
10
membuat hal ini terjadi; difusi merupakan proses spontan karena difusi
itu menurunkan energi bebas. Setiap sistem terdapat suatu kecenderungan
untuk meningkatnya entropi, atau ketidakteraturan. Difusi zat terlarut
dalam air meningkatkan entropi dengan menghasilkan campuran yang
lebih acak daripada ketika terdapat konsentrasi zat terlarut yang
terlokalisir. Penting untuk diperhatikan bahwa setiap substansi berdifusi
menuruni gradien konsentrasi substansi miliknya sendiri, yang tidak
dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi substansi lain.
Difusi suatu substansi melintasi membran biologis disebut
transpor pasif, karena sel tidak harus menghasilkan energi untuk
membuat hal itu terjadi. Gradien konsentrasi itu sendiri merupakan
energi potensial dan mengarahkan difusi. Akan tetapi harus diingat
bahwa membran itu permeabel selektif sehingga mempengaruhi laju
difusi berbagai molekul. Suatu molekul yang berdifusi secara bebas
melintasi sebagian besar membran ialah air, suatu kenyataan yang
memiliki akibat penting bagi sel.8
8
Campbell, et al., Biologi Jilid I Edisi Kelima., 147-148.
11
b. Osmosis
Osmosis merupakan transpor pasif air. Dalam membandingkan
dua larutan yang konsentrasi zat terlarutnya berbeda, larutan dengan
konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi disebut sebagai hipertonik.
Larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah disebut sebagai
hipotonik. Ini merupakan istilah-istilah relatif yang hanya bermakna bila
terdapat suatu perbandingan. Larutan-larutan dengan konsentrasi zat
terlarut yang sama disebut sebagai isotonik.
12
Air laut, yang memiliki zat terlarut yang sangat beragam, molekul airnya
akan bergerak ke larutan gula tunggal yang sangat tinggi konsentrasinya.,
karena konsentrasi total zat terlarut air laut lebih rendah. Jika dua larutan
bersifat isotonik, air berpindah melintasi membran yang memisahkan
larutan-larutan tersebut pada laju yang sama untuk kedua arah; dengan
kata lain, tidak terdapat selisih osmosis di antara larutan-larutan isotonik.
2. Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan pemompaan zat terlarut melawan
gradiennya. Transpor aktif merupakan faktor utama yang menentukan
kemampuan suatu sel untuk mempertahankan konsentrasi internal molekul
kecil yang berbeda dari konsentrasi lingkungannya. Misalnya, dibandingkan
dengan sekelilingnya, sel hewan memiliki konsentrasi ion kalium yang jauh
lebih tinggi dan kosentrasi ion natrium yang jauh lebih rendah. Membran
plasma membantu mempertahankan gradien yang curam ini dengan
memompakan natrium ke luar dari sel dan kalium ke dalam selnya.
Kerja transpor aktif dilakukan oleh protein spesifik yang tertanam
dalam membran. Seperti pada jenis kerja seluler lainnya, ATP menyediakan
energi untuk sebagian besar transpor aktif. Salah satu cara bagi ATP untuk
dapat menggerakkan transpor aktif ialah dengan cara mentransfer gugus
fosfat terminalnya langsung ke protein transpor. Hal ini dapat menginduksi
protein untuk mengubah konformasinya dalam suatu cara yang bisa
mentranslokasikan suatu zat terlarut yang terikat pada protein ini melintasi
membrannya. Satu sistem transpor yang bekerja seperti ini ialah pompa
natrium-kalium, yang mempertukarkan natrium (Na+) dengan kalium (K+)
melintasi membran plasma sel hewan.
13
Dimulai dari sini dan
berlanjut searah jarum jam
Pengikatan Na+ sitoplasmik
K+ dilepaskan dan tempat dengan protein menstimulasi
Na+ mampu mengikat fosforilasi oleh ATP
kembali; siklus berulang
Fosfolirasi
menyebabkan
perubahan
konformasi
protein
Kehilangan
fosfat
membentuk
kembali
konformasi
asli
14
Eksositosis dan endositosis mentranspor molekul besar seperti
protein dan polisakarida, umumnya melintasi membran dengan melibatkan
vesikula. Sel mensekresi makromolekul dengan cara menggabungkan
vesikula dengan membran plasma; ini disebut eksositosis. Vesikula transpor
yang lepas dari aparatus Golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke memran
plasma. Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul
lipid kedua bilayer menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua
membran bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah ke luar sel.
Pada endositosis, sel memasukkan makromolekul dan materi yang
sangat kecil dengan cara membentuk vesikula baru dari membran plasma.
Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari eksositosis.
Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk
kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit,
membentuk vesikula yang berisi materi yang telah terdapat di luar selnya.
Terdapat tiga jenis endositosis, yaitu:
a. Fagositosis (Pemakanan Seluler/Cellular Eating)
Sel menelan menuju suatu partikel dengan pseudopod yang
membalut di sekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam
kantong berlapis-membran yang cukup besar untuk bisa digolongkan
sebagai vakuola. Kemudian partikel itu dicerna.
15
tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak bersifat spesifik
dalam substansi yang ditranspornya.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Struktur dan material penyusun membran sel
a. Terdapat beberapa teori mengenai struktur membran sel. Teori model
mosaik fluida merupakan teori yang saat ini digunakan. Menurut model
ini, membran merupakan mosaik molekul protein yang terapung pada
bilayer fluida yang terdiri dari fosfolipid-fosfolipid.
b. Membran sel memiliki material penyusun utama yang terdiri atas lipid
dan protein. Terdapat juga material lain yaitu karbohidrat dan kerangka
membran (sitoskeleton).
2. Fungsi material penyusun membran sel
a. Lipid
1) Mengatur fluiditas dan stabilitas membran serta mencegah asam
lemak lebih merapat dan mengkristal.
2) Sebagai media penyimpan energi.
b. Protein
1) Protein pembawa (carrier) senyawa.
2) Menerima isyarat (signal) hormonal.
3) Meneruskan isyarat.
4) Sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton.
c. Karbohidrat
1) Untuk meningkatkan hidrofisilitas lemak dan protein.
2) Berperan dalam berbagai aktivitas sel seperti sistem kekebalan dan
pengenalan sel.
d. Kerangka Membran
1) Membentuk permukaan membran sel.
2) Memberi kekuatan mekanis pada membran sel.
3. Transpor antar membran sel
a. Transpor pasif, terdapat proses difusi dan osmosis.
b. Transpor aktif, terdapat proses eksositosis dan endositosis.
17
DAFTAR PUSTAKA
18