Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KELOMPOK I

STRUKTUR DAN MATERIAL PENYUSUN MEMBRAN SEL,


FUNGSI MATERIAL PENYUSUN MEMBRAN SEL, DAN
TRANSPOR ANTAR MEMBRAN SEL

Dosen Pengampu: Hifni Septina Carolina, M.Pd.

Disusun:
1. Lidya Cindy Lestari (1901080016)
2. Shinta Teviningrum (1901082009)
Kelas B

Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan


Jurusan Tadris Biologi

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


(IAIN) METRO
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang
berjudul “STRUKTUR DAN MATERIAL PENYUSUN MEMBRAN SEL,
FUNGSI MATERIAL PENYUSUN MEMBRAN SEL, DAN TRANSPOR
ANTAR MEMBRAN SEL” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Biologi Seluler. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat bantuan,
masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui
kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Hifni Septina Carolina, M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Biologi
Seluler di Institut Agama Islam Negeri Metro, yang telah memberi bantuan,
masukan, dan dukungan terkait penyusunan makalah ini,
2. Orang tua penyusun makalah yang telah memberi dorongan serta motivasi
dalam penyelesaian makalah ini,
3. Serta rekan-rekan yang telah mendukung penyusunan makalah ini sehingga
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.
Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan pada makalah kami dimasa yang akan datang. Untuk itu, kami
ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Metro, Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................... .........................................2
C. Tujuan Penulisan .......................................... .......................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Struktur dan Material Penyusun Membran Sel .................................... 3
1. Teori Mengenai Struktur Membran Plasma..................................... 3
2. Material Penyusun Membran Sel ..................................................... 6
B. Fungsi Material Penyusun Membran Sel.. ........................................... 9
C. Transpor Antar Membran Sel ............................................................. 10
1. Transpor Pasif ................................................................................ 10
2. Transpor Aktif................................................................................ 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan
sel hidup dari sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yang luar biasa ini
tebalnya kira-kira hanya 8 mm. Membran plasma mengatur lalulintas ke dalam
dan ke luar sel yang dikelilinginya. Seperti semua membran biologis, membran
plasma memiliki permeabilitas selektif; yakni, membran ini memungkinkan
beberapa substansi saat melintasinya dengan lebih mudah daripada substansi
yang lainnya. Salah satu episode yang paling awal dalam evolusi kehidupan
mungkin berupa pembentukan membran yang membatasi suatu larutan yang
mempunyai komposisi yang berbeda dari larutan di sekelilingnya, tetapi masih
bisa melakukan penyerapan nutrien dan pembuangan produk limbahnya.
Kemampuan sel untuk membedakan pertukaran kimiawinya ini dengan
lingkungannya merupakan hal yang mendasar bagi kehidupan, dan membran
plasma inilah yang membuat keselektifan ini bisa terjadi.1
Pada awal perkembangannya, membran sel memiliki berbagai macam
model berdasar pada hasil percobaan yang telah dilakukan oleh beberapa
orang-orang ahli di zaman dahulu. Akan tetapi model membran sel yang paling
bertahan hingga saat ini adalah model landasan fluida. Hal tersebut
berdasarkan atas keberadaan beberapa alasan yang berhubungan dengan
substansi penyusun membran sel. Dalam makalah ini akan dipelajari secara
rinci tentang struktur dan fungsi penyusun membran sel, serta bagaimana
membran seluler mengontrol perlintasan zat-zat. Makalah akan memusatkan
perhatian pada materi membran plasma, membran terluar sel, yang
diperlihatkan dalam gambar pada beberapa halaman makalah. Akan tetapi,
beberapa prinsip umum yang sama untuk lalulintas membran berlaku juga
untuk berbagai membran internal yang memisahkan sel eukariotik. Untuk

1
Campbell, et al., Biologi Jilid I Edisi Kelima (Jakarta: Erlangga, 2002), 141.
1
memahami bagaimana membran sel ini bekerja, perlu dimulai dengan
mengamati arsitekturnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dan material penyusun membran sel?
2. Apa fungsi material penyusun membran sel?
3. Apa saja dan bagaimana penjelasan tentang transpor antar membran sel?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui struktur dan material penyusun membran sel
2. Mengetahui beberapa fungsi material penyusun membran sel
3. Mengetahui transpor antar membran sel

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane,


plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa
lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan
lingkungan di luar sel (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya masih terdapat
dinding sel atau cell wall) terutama untuk melindungi inti sel dan sistem
kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.2
Membran sel memiliki sifat semipermeabel dan selektif permeabel.
Semipermeabel artinya mudah dilewati oleh molekul air. Sementara itu, selektif
permeabel memiliki arti bahwa membran hanya dapat dilewati oleh ion dan
molekul polar tertentu.3

A. Struktur dan Material Penyusun Membran Sel


1. Teori Mengenai Struktur Membran Plasma
Membran sel terdiri atas dua lapis lipid sehingga struktur membran
disebut juga lipid bilayer. Menurut Dalle (2007:1), ada beberapa teori
tentang struktur dari membran sel di antaranya:
a. E. Gorter & F. Grendel (1925)
1) Membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri atas lipid yang
mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob (yang
tidak dapat larut dalam air tetapi dapat larut dalam minyak).
2) Gugus polar mengarah ke bagian luar dari bilayer, sedangkan gugus
hidrofob (rantai asam lemak) berada di bagian tengah dari lipid
bilayer.

2
Dian Permana, “Struktur dan Fungsi Membran Sel”, dalam www.academia.edu
diunduh pada 22 Februari 2020.
3
Oman Karmana, Cerdas Belajar Biologi (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), 8.
3
Gambar 1. Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Gorter dan Grendel
Sumber: Campbell, et.al. 2002. Biologi Jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

b. Hugh Davson & James Danielli (1935)


Membran merupakan struktur lipid bilayer yang disisipi dengan
protein globular yang melintasi membran dan terdapat pula protein di
permukaan luar dan dalam membran.

Gambar 2. Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Davson & Danielli


Sumber: Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima.

4
c. S. J. Singer & G. Nicolson (1972) atau Model Mosaik Fluida
Pada tahun 1972 Singer dan Nicolson menganjurkan model
membran yang telah direvisi, yang menempatkan protein pada suatu
lokasi yang sesuai dengan karakter amfipatiknya. Mereka
mengemukakan bahwa protein membran itu terdispersi dan secara
individual disisipkan ke dalam bilayer fosfolipid, dan hanya daerah-
daerah hidrofiliknya yang menonjol cukup jauh dari bilayernya yang
dipaparkan ke air. Pengaturan molekuler ini akan memaksimumkan
kontak daerah hidrofilik protein dan fosfolipid dengan air, sementara di
lain pihak memberikan lingkungan nonaqueous pada bagian-bagian
hidrofobiknya. Menurut model ini, membran merupakan mosaik
molekul protein yang terapung pada bilayer fluida yang terdiri dari
fosfolipid-fosfolipid; dari sinilah istilah model mosaik fluida.4
Model mosaik fluida disusun berdasarkan hukum-hukum
termodinamika untuk menjelaskan struktur membran sel. Matriks
fosfolipid terdiri atas dua lapisan, dan di dalamnya terdapat dua tipe
protein, ialah protein perifer yang dapat bereaksi dan dapat larut pada air
(polar), dan protein integral yang sukar berikatan dan sukar larut air
(nonpolar).5

Gambar 3. Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Singer dan Nicolson


Sumber: Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima.

4
Campbell, et al., Biologi Jilid I Edisi Kelima., 143.
5
Dian Permana, “Struktur dan Fungsi Membran Sel”.
5
2. Material Penyusun Membran Sel
Lipid dan protein merupakan bahan penyusun utama membran,
walaupun karbohidrat juga merupakan bahan penting.6 Berikut adalah
penyusun membran sel:
a. Lipid
Membran sel terdiri dari tiga kelas lipid amfipatik: fosfolipid,
glikolipid, dan kolesterol. Jumlah dari masing-masing tergantung pada
jenis sel, tetapi dalam sebagian besar kasus fosfolipid yang paling
berlimpah. Terdapat 3 tipe lipid, yaitu:
1) Fosfolipid
Molekul fosfolipid terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan
ekor. Bagian kepala memiliki muatan positif dan negatif serta bagian
ekor tanpa muatan. Bagian kepala karena bermuatan sehingga bersifat
hidrofilik atau larut dalam air, sedangkan bagian ekor bersifat
hidrofobik atau tidak larut dalam air.

Gambar 4. Fosfolipid

2) Kolestrol
Banyak terdapat pada membran sel hewan (sekitar 50% dari
molekul lipid). Membran sel tumbuhan dan semua sel bakteri tidak
banyak mengandung kolesterol. Kolesterol lebih sedikit dibandingkan
lipid membran lainnya dan tidak terlalu bersifat amfipatik. Gugus

6
Campbell, et al., Biologi Jilid I Edisi Kelima., 141.
6
hidroksil dari kolesterol yang bersifat hidrofilik menentukan orientasi
molekul ini pada membran sel. Gugus hidroksil berada pada bagian
permukaan membran.

Gambar 5. Kolestrol
Sumber: Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima.

3) Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung
karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa.
Akan tetapi istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang
mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid
dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan
gliserida atau sebagai spingolipida.
b. Protein
Protein dalam membran merupakan kunci untuk fungsi membran
secara keseluruhan. Protein berguna terutama dalam transportasi bahan
kimia dan sistem informasi di seluruh membran. Setiap membran
memiliki kandungan protein yang berbeda-beda. Membran sel memiliki
protein ekstrinsik (protein perifer) dan protein intrinsik (protein integral).
Jumlah protein berbeda pada tiap spesies dan bergantung pada fungsinya
bagi spesies tersebut. Terdapat 4 kelompok jenis protein, yaitu:
1) Protein Periferal
Dapat ditemukan baik di dalam ataupun di luar permukaan
membran yang membentuk ikatan nonkovalen dengan permukaan
membran. Protein periferal yang berikatan dengan fosfolipid
membentuk lipoprotein.

7
2) Protein Integral
Dapat ditemukan di antara membran dan memiliki daerah
hidrofobik (tidak mengikat air) yang menempel di antara membran
serta daerah hidrofilik (dapat mengikat air) yang menonjol dari dua
permukaan bilayer. Protein integral yang berikatan dengan karbohidrat
membentuk glikoprotein. Protein integral berfungsi untuk
memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih besar.
3) Protein Transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2
lapisan lipid/transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen
helix protein, hidrofobik, menembus lapisan lipid, dan untaian asam
amino hidrofilik. Banyak di antaranya merupakan glikoprotein, gugus
gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di
badan golgi.
4) Protein Yang Berikatan Dengan Lipid
Dapat ditemukan di luar membran lipid pada ekstraseluler atau
sitoplasmik.
c. Karbohidrat
Karbohidrat pada membran sel terdapat dalam bentuk yang
berikatan dengan lipid atau protein (glikolipid dan glikoprotein). Selain
itu, juga terdapat pada permukaan sel dan berfungsi dalam interaksi sel
dan sekitarnya. Pada membran plasma terkandung 2 – 10% karbohidrat.
d. Kerangka Membran
Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai
tiga macam jenis yaitu:
1) Mikrofilamen (Filamen Aktin)
Bersifat fleksibel, biasanya berbentuk jaring atau gel.
2) Mikrotubula
Mikrotubula atau mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari
mikrotubulin.
3) Filamen Intermediet
Memiliki bentuk serat mirip tali.
8
Gambar 6. Penampang Melintang Struktur Membran Plasma Pada Sel
Sumber: Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima.

B. Fungsi Material Penyusun Membran Sel


1. Lipid
a. Mengatur fluiditas dan stabilitas membran serta mencegah asam lemak
lebih merapat dan mengkristal dengan meningkatkan suhu pretransisi.
b. Berperan sebagai media penyimpan energi.
2. Protein
Protein plasma memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:
a. Protein pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran plasma.
b. Menerima isyarat (signal) hormonal.
c. Meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya.
d. Sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan
senyawa-senyawa ekstraseluler.
3. Karbohidrat
a. Untuk meningkatkan hidrofisilitas lemak dan protein
b. Berperan dalam berbagai aktivitas sel antara lain yaitu:

9
1) Sistem Kekebalan
Karbohidrat pada molekul karbohidrat bertanggung jawab
terhadap kekhasan sifat antigenis membran sel. Sifat antigenis ini
berkaitan dengan sistem kekebalan (imun) tubuh dan kemampuannya
membedakan sel sendiri dari sel asing. Sel asing dapat dikenali
sebagai sel asing, karena glikoprotein pembentuk membrannya
memiliki karbohidrat yang berbeda dengan karbohidrat glikoprotein
pembentuk membran sel penerima. Keadaan seperti ini memacu
tanggapan kekebalan.
2) Pengenalan Sel
Karbohidrat mampu membedakan sel yang satu dengan sel
ainnya. Penting pada perkembangan jaringan dan organ, dasar pada
penolakan sel asing oleh sistem imun.
4. Kerangka Membran
a. Berfungsi membentuk permukaan membran sel.
b. Memberi kekuatan mekanis pada membran sel.

C. Transpor Antar Membran Sel


Mekanisme bagaimana suatu substansi bergerak menembus membran
sel adalah sangat penting bagi hidup matinya sel. Substansi tertentu misalnya
harus bergerak masuk ke dalam sel untuk menyokong agar sel itu hidup,
namun sebaliknya zat-zat buangan yang dihasilkan oleh metabolisme sel harus
dikeluarkan dari dalam sel untuk selanjutnya dibuang ke luar tubuh.
Pergerakan substansi dapat dilakukan dengan cara pasif maupun aktif.7
1. Transpor Pasif
a. Difusi
Dalam ketiadaan gaya-gaya lain, suatu substansi akan berdifusi
dari tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat yang konsentrasinya
rendah. Dengan kata lain, setiap substansi akan berdifusi menuruni
gradien konsentrasinya. Tidak ada kerja yang harus dilakukan untuk

7
Dian Permana, “Struktur dan Fungsi Membran Sel”.
10
membuat hal ini terjadi; difusi merupakan proses spontan karena difusi
itu menurunkan energi bebas. Setiap sistem terdapat suatu kecenderungan
untuk meningkatnya entropi, atau ketidakteraturan. Difusi zat terlarut
dalam air meningkatkan entropi dengan menghasilkan campuran yang
lebih acak daripada ketika terdapat konsentrasi zat terlarut yang
terlokalisir. Penting untuk diperhatikan bahwa setiap substansi berdifusi
menuruni gradien konsentrasi substansi miliknya sendiri, yang tidak
dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi substansi lain.
Difusi suatu substansi melintasi membran biologis disebut
transpor pasif, karena sel tidak harus menghasilkan energi untuk
membuat hal itu terjadi. Gradien konsentrasi itu sendiri merupakan
energi potensial dan mengarahkan difusi. Akan tetapi harus diingat
bahwa membran itu permeabel selektif sehingga mempengaruhi laju
difusi berbagai molekul. Suatu molekul yang berdifusi secara bebas
melintasi sebagian besar membran ialah air, suatu kenyataan yang
memiliki akibat penting bagi sel.8

Molekul pewarna Membran

Gambar 7. (a) Difusi satu zat terlarut


(a) (b)
(b) Difusi dua zat terlarut
Sumber: Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima

8
Campbell, et al., Biologi Jilid I Edisi Kelima., 147-148.
11
b. Osmosis
Osmosis merupakan transpor pasif air. Dalam membandingkan
dua larutan yang konsentrasi zat terlarutnya berbeda, larutan dengan
konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi disebut sebagai hipertonik.
Larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah disebut sebagai
hipotonik. Ini merupakan istilah-istilah relatif yang hanya bermakna bila
terdapat suatu perbandingan. Larutan-larutan dengan konsentrasi zat
terlarut yang sama disebut sebagai isotonik.

Gambar 8. Osmosis; mengurangi perbedaan konsentrasi gula


Sumber: Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima.

Gambar di atas merupakan bejana berbentuk U dengan membran


permeabel selektif yang memisahkan dua larutan gula yang berbeda
konsentrasinya. Pori dalam membran sintetik ini terlalu kecil untuk dapat
dilewati oleh molekul gula tetapi cukup besar untuk dilewati molekul air.
Akibatnya, larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi
(hipertonik) memiliki konsentrasi air yang lebih rendah. Oleh sebab itu
air akan berdifusi melintasi membran dari larutan hipotonik ke larutan
hipertonik. Difusi air melintasi membran permeabel selektif ini
merupakan suatu kasus khusus transpor pasif yang disebut osmosis.
Arah osmosis ditentukan hanya oleh perbedaan konsentrasi zat
terlarut total. Air berpindah dari larutan hipotonik ke hipertonik
sekalipun larutan hipotoniknya memiliki lebih banyak jenis zat terlarut.

12
Air laut, yang memiliki zat terlarut yang sangat beragam, molekul airnya
akan bergerak ke larutan gula tunggal yang sangat tinggi konsentrasinya.,
karena konsentrasi total zat terlarut air laut lebih rendah. Jika dua larutan
bersifat isotonik, air berpindah melintasi membran yang memisahkan
larutan-larutan tersebut pada laju yang sama untuk kedua arah; dengan
kata lain, tidak terdapat selisih osmosis di antara larutan-larutan isotonik.
2. Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan pemompaan zat terlarut melawan
gradiennya. Transpor aktif merupakan faktor utama yang menentukan
kemampuan suatu sel untuk mempertahankan konsentrasi internal molekul
kecil yang berbeda dari konsentrasi lingkungannya. Misalnya, dibandingkan
dengan sekelilingnya, sel hewan memiliki konsentrasi ion kalium yang jauh
lebih tinggi dan kosentrasi ion natrium yang jauh lebih rendah. Membran
plasma membantu mempertahankan gradien yang curam ini dengan
memompakan natrium ke luar dari sel dan kalium ke dalam selnya.
Kerja transpor aktif dilakukan oleh protein spesifik yang tertanam
dalam membran. Seperti pada jenis kerja seluler lainnya, ATP menyediakan
energi untuk sebagian besar transpor aktif. Salah satu cara bagi ATP untuk
dapat menggerakkan transpor aktif ialah dengan cara mentransfer gugus
fosfat terminalnya langsung ke protein transpor. Hal ini dapat menginduksi
protein untuk mengubah konformasinya dalam suatu cara yang bisa
mentranslokasikan suatu zat terlarut yang terikat pada protein ini melintasi
membrannya. Satu sistem transpor yang bekerja seperti ini ialah pompa
natrium-kalium, yang mempertukarkan natrium (Na+) dengan kalium (K+)
melintasi membran plasma sel hewan.

13
Dimulai dari sini dan
berlanjut searah jarum jam
Pengikatan Na+ sitoplasmik
K+ dilepaskan dan tempat dengan protein menstimulasi
Na+ mampu mengikat fosforilasi oleh ATP
kembali; siklus berulang

Fosfolirasi
menyebabkan
perubahan
konformasi
protein

Kehilangan
fosfat
membentuk
kembali
konformasi
asli

Pengikatan K+ perubahan konformasi


memicu pelepasan mengusir Na+ keluar dan
gugus fosfat K+ ekstraseluler diikat

Gambar 9. Pompa natrium-kalium


Sumber: Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima.

Beberapa pompa ion membangkitkan tegangan melintasi membran.


Protein transpor yang membangkitkan tegangan melintasi suatu membran
disebut pompa elektrogenik. Dalam kotranspor, protein membran
mengkopel transpor suatu zat terlarut dengan zat terlarut lainnya yang
dilakukan secara tidak langsung.

Gambar 10. Kotranspor


Sumber: Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima.

14
Eksositosis dan endositosis mentranspor molekul besar seperti
protein dan polisakarida, umumnya melintasi membran dengan melibatkan
vesikula. Sel mensekresi makromolekul dengan cara menggabungkan
vesikula dengan membran plasma; ini disebut eksositosis. Vesikula transpor
yang lepas dari aparatus Golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke memran
plasma. Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul
lipid kedua bilayer menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua
membran bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah ke luar sel.
Pada endositosis, sel memasukkan makromolekul dan materi yang
sangat kecil dengan cara membentuk vesikula baru dari membran plasma.
Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari eksositosis.
Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk
kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit,
membentuk vesikula yang berisi materi yang telah terdapat di luar selnya.
Terdapat tiga jenis endositosis, yaitu:
a. Fagositosis (Pemakanan Seluler/Cellular Eating)
Sel menelan menuju suatu partikel dengan pseudopod yang
membalut di sekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam
kantong berlapis-membran yang cukup besar untuk bisa digolongkan
sebagai vakuola. Kemudian partikel itu dicerna.

Gambar 11. Fagositosis


Sumber: Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima.

b. Pinositosis (Peminuman Seluler/Cellular Drinking)


Sel meneguk tetesan fluidaa ekstraseluler dalam vesikula kecil.
Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetesan

15
tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak bersifat spesifik
dalam substansi yang ditranspornya.

Gambar 12. Pinositosis


Sumber: Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima.

c. Endositosis Yang Diperantarai Reseptor


Yang tertanam dalam membran adalah protein dengan tempat
reseptor spesifik yang dipaparkan ke fluida ekstraseluler. Ekstraseluler
yang terikat pada reseptor disebut ligan. Protein reseptor biasanya
mengelompok dalam daerah membran yang disebut lubang terlapisi.
Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat
memperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah, sekalipun
substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida
ekstraseluler.

Gambar 13. Endositosis yang diperantarai reseptor


Sumber: Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Struktur dan material penyusun membran sel
a. Terdapat beberapa teori mengenai struktur membran sel. Teori model
mosaik fluida merupakan teori yang saat ini digunakan. Menurut model
ini, membran merupakan mosaik molekul protein yang terapung pada
bilayer fluida yang terdiri dari fosfolipid-fosfolipid.
b. Membran sel memiliki material penyusun utama yang terdiri atas lipid
dan protein. Terdapat juga material lain yaitu karbohidrat dan kerangka
membran (sitoskeleton).
2. Fungsi material penyusun membran sel
a. Lipid
1) Mengatur fluiditas dan stabilitas membran serta mencegah asam
lemak lebih merapat dan mengkristal.
2) Sebagai media penyimpan energi.
b. Protein
1) Protein pembawa (carrier) senyawa.
2) Menerima isyarat (signal) hormonal.
3) Meneruskan isyarat.
4) Sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton.
c. Karbohidrat
1) Untuk meningkatkan hidrofisilitas lemak dan protein.
2) Berperan dalam berbagai aktivitas sel seperti sistem kekebalan dan
pengenalan sel.
d. Kerangka Membran
1) Membentuk permukaan membran sel.
2) Memberi kekuatan mekanis pada membran sel.
3. Transpor antar membran sel
a. Transpor pasif, terdapat proses difusi dan osmosis.
b. Transpor aktif, terdapat proses eksositosis dan endositosis.

17
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, et al. Biologi Jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. 2002.

Karmana, Oman. Cerdas Belajar Biologi. Bandung: Grafindo Media Pratama.


2008.

Permana, Dian. “Struktur dan Fungsi Membran Sel” dalam www.academia.edu


diunduh pada 22 Februari 2020.

18

Anda mungkin juga menyukai