Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK
“EKSTRAKSI BAHAN PANGAN”
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik

Disusun Oleh:
Nama : Abian Ghalin Ramadhan
NIM : 4444220095
Kelas : 2C
Kelompok : 2 (Dua)

Asisten :
Miftahatur Rizqah

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan laporan
praktikum yang berjudul “Ekstraksi Bahan Pangan”. Adapun maksud dan tujuan
dari dibuatnya laporan praktikum ini adalah syarat untuk memenuhi kelengkapan
tugas mata kuliah Kimia Analitik. Pada kesempatan ini, tak lupa penyusun
sampaikan terimakasih kepada :
1. Ibu Ainun Nafisah, S.Pt., M.Si dan Ibu Winda Nurtiana, S.TP., M.Si Selaku
dosen pengampu mata kuliah Kimia Dasar
2. Miftahatur Rizqah selaku asisten laboratorium yang telah membimbing dalam
penulisan laporan ini.
3. Teman-teman saya kelas 2C Teknologi Pangan yang telah membantu saya
dalam penulisan laporan ini

Penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna
dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan laporan
praktikum ini. Penyusun berharap semoga gagasan pada laporan praktikum ini
dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Serang, Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 2
2.1 Kafein ....................................................................................... 2
2.2 Kopi .......................................................................................... 3
2.3 Ekstraksi ................................................................................... 4
2.4 Ekstraksi Cair Cair .................................................................... 5
2.5 Metode Kloroform ..................................................................... 6
BAB III METODE PRAKTIKUM .............................................................. 7
3.1 Alat dan Bahan .......................................................................... 7
3.2 Waktu dan Tempat..................................................................... 7
3.3 Cara Kerja .................................................................................. 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 9
4.1 Hasil ........................................................................................... 9
4.2 Pembahasan ............................................................................... 10
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 12
5.1 Simpulan .................................................................................... 12
5.2 Saran .......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Ekstraksi Kafein .................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komponen-komponen kimia yang terkandung di dalam bahan organik seperti
yang terdapat didalam tumbuh-tumbuhan sangat dibutuhkan oleh keperluan hidup
manusia, baik komponen senyawa tersebut digunakan untuk keperluan industri
maupun untuk bahan obat-obatan.Komponen tersebut dapat diperoleh dengan
metode ekstraksi dimana ekstraksi merupakan proses pelarutan komponen kimia
yang sering digunakan dalam senyawa organik untuk melarutkan senyawa tersebut
dengan menggunakan suatu pelarut.

Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, ekstraksi dibagi menjadi dua


yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair, bahan
yang menjadi analit berbentuk cair dengan pemisahannya menggunakan dua pelarut
yang tidak saling bercampur sehinggaterjadi distribusi sampel di antara kedua
pelarut terebut. Pendistribusian sampel dalam kedua pelarut tersebut dapat
ditentukan dengan perhitungan KD (koefisien distribusi).

Kopi (Coffea sp) merupakan tanaman yang menghasilkan sejenis minuman.


Minuman tersebut diperoleh dari seduhan kopi dalam bentuk bubuk. Kopi bubuk
adalah biji kopi yang telah disangrai, digiling atau ditumbuk hingga menyerupai
serbuk halus (Hayati, 2012).

1.2.Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mendapatkan kafein dari
kopi dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut aquades dan kloroform dan untuk
menentukan kadar kafein dari kopi.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kafein
Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid.
Alkaloidadalah senyawa yang mengandung atom nitrogen dalam strukturnya dan
banyakditemukan dalam tanaman. Senyawa alkaloid umumnya memiliki rasa pahit
danseringkali memiliki sifat fisilogis aktif bagi manusia. nikotin, morfin, striknin
dan kokain nama mereka biasanya berakhir di "ine" banyak cukup akrab dengan
nama jika tidak struktur kimia nikotin, morfin, striknin (larut dalam
dicloromethane) untukmemastikan bahwa zat asam tetap larut dalam air dan bahwa
kafein akan hadir sebagai basa bebas, natrium karbonat ditambahkan ke media
ekstraksi (Irwandi, 2014).

Kafein dengan rumus kimianya C6H10O2, dan struktur kimianya 1,3,7-


trimetilxantin. Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam
biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat dan beberapa minuman
penyegar.Kafein memiliki berat molekul 194,19 gram/mol. Dengan rumus kimia
C8H10N8O2dan pH 6,9 (larutan kafein 1 % dalam air ). Secara ilmiah, efek kafein
terhadapkesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak
langsungnya sepertimenstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek
samping berupa rasagelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia) dan denyut
jantung tak beraturan(tachycardia). Kopi dan teh banyak mengandung kafein
dibandingkan jenis tanamanlain, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji
kopi dan daun teh yang sangatcepat, sementara penghancurannya sangat lambat
(Ultriamalia. 2012).

Kafein sebagai stimulan tingkat sedang (mildstimulant) memang seringkali


diduga sebagai penyebab kecanduan. Kafein hanyadapat menimbulkan kecanduan
jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan rutin. Namun kecanduan kafein
berbeda dengan kecanduan obat psikotropika, karenagejalanya akan hilang hanya
dalam satu dua hari setelah konsumsi. Kafein diperolehdengan menyaring larutan
kopi menggunakan kertas saring. Kemudian dipisahkan dengan corong pisah
dengan penambahan kalsium karbonat dan kloroform. Kalsiumkarbonat berfungsi

2
untuk memutuskan ikatan kafein dengan senyawa lain, sehinggakafein akan ada
dalam basa bebas. Kafein dalam basa bebas tadi akan diikat olehkloroform, karena
kloroform merupakan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampurdengan pelarut
semula. Kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadikesetimbangan
konsentrasi zat yang diekstraksi pada dua lapisan yang terbentuk.Lapisan bawahnya
diambil (fase kloroform) dan diuapkan dengan rotarievaporator.Kloroform tadi
akan menguap, sehingga hanya ekstrak kafein yang tertinggal,kemudian diencerkan
dalam labu takar 100 ml (Maramis, 2013).

2.2 Kopi
Kopi merupakan tanaman yang menghasilkan sejenis minuman. Minuman
tersebut diperoleh dari seduhan kopi dalam bentuk bubuk. dapat diklasifikasikan
menjadi 2, meliputi kopi arabika (coffea arabica) dan kopi robusta (coffee
canephora). Diantara dua jenis tersebut, memiliki perbedaan yang meliputi iklim
pertumbuhannya, aspek fisik, komposisi kimia, serta karakteristik proses
penyeduhan dengan biji kopi yang telah disangrai atau diroasting (Ardianti dan
Febrianto, 2017). Selain itu kopi robusta lebih tahan pada serangan hama maupun
penyakit dan dari pengaruh pestisida, namun pada kopi jenis arabika lebih rentan
terhadap serangan penyakit. Kopi arabika memiliki ciri ciri yang aromanya sedap,
memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta, memiliki body atau
rasa yang tebal saat dinikmati, dan rasa kopi arabika lebih halus. Sedangkan kopi
robusta memiliki ciri ciri rendemen kopi robusta relatif tinggi, biji kopi agak
bulat, beraroma sedap dan sangat kuat, memiliki rasa yang sedikit pahit, kandungan
kafein yang lebih tinggi dibandingkan kopi arabika, dan memiliki rasa kopi yang
lebih pekat (Rukmana, 2014).

Kopi jenis robusta sangat banyak ditanam di Indonesaia karena kopi jenis ini
mempunyai sifat yang lebih unggul dan cepat berkembang. Para penggemar kopi
menghargai robusta lebih rendah dari arabika. Karena harganya yang murah, para
petani seringkali mengolah biji kopi robusta dengan proses kering yang lebih
rendah biaya. Kandungan kopi yang sering dikenal yaitu kafein. Kafein merupakan
senyawa alkaloid yang termasuk jenis metilxanthine atau C8H10N4O2 yang dalam
kondisi murni berupa serbuk putih berbentuk kristal dan tidak berbau namun berasa
pahit (Farida dan Kumoro, 2013).

3
Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek positif dan efek negatif pada
tubuh apabila dikonsumsi berlebihan. Kafein kopi bermanfaat dalam stimulasi
otak dan sistem syaraf serta mempertinggi denyut jantung, karena itu setelah
meminum kopi akan terasa sensasi kesegaran psikis. Kandungan kafein yang
tinggi dapat menyebabkan jantung berdebar, pusing, dan tekanan darah
meningkat serta menyebabkan susah tidur. Menurut Tria (2015) kafein dapat
meningkatkan sekresi asam lambung, memperbanyak produksi urin,
memperlebar pembuluh darah, dan meningkatkan kerja otot. Umumnya kopi
bubuk murni mengadung 100 mg kafein, dimaka kadar yang mulai
membahayakan kesehatan apabila konsumsinya 1000 mg/hari atau mengonsumsi
lebih dari 5 cangkir kopi per hari.

2.3 Ekstrasi
Ekstraksi merupakan salah satu proses pemisahan suatu komponen dari
campurannya, atau sering disebut dengan proses pengambilan suatu
komponen,yang sering dijumpai di dalam industri pengolahan pangan. Berdasarkan
fase yang terlibat, ekstraksi dibagi menjadi 2 macam, yaitu: ekstraksi padat-cair
danekstraksi cair-cair. Ekstraksi padat-cair banyak digunakan pada pengambilan
suatu zat dari padatan, misalnya pengambilan minyak dari biji-bijian, daun,maupun
akar tanaman. Sedangkan ekstraksi cair-cair banyak digunakan dalam industri
pengilangan minyak bumi (Siswani dan Susila, 2016).

Ekstraksi adalah langkah pertama dari setiap studi tanaman


obat.Ekstraksi memiliki peran penting dan krusial pada hasil akhir dan
pengeluaran.Terkadang metode ekstraksi disebut juga sample preparation
techniques (Azmir et al., 2013). Metode ekstraksi soxhletasi yaitu suatu metode
untukmemisahkan satu atau beberapa komponen dari suatu padatan atau
cairandengan bantuan pelarut yang disebut ekstraksi. Pemisahan terjadi atas
dasarkemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam
campuran(Aziz et al., 2019). Prinsip soxhletasi yaitu proses penarikan komponen
kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong
yang telah dilapisi ketas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan

4
dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh
kondensorbola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam
klonsongmenyari zat aktif didalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai
permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa
kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan disifon
tidak berwarna, tidak tampak noda jika dilihat slongsong yang digunakan,atau
sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkandan
dipekatkan (Purba, 2016). Pelarut yang banyak digunakan dalam proses ekstraksi
adalah aseton, etanol, dan n-heksana (Arlene, 2013).

2.4 Ekstrasi Cair-Cair


Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan apabila
pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya
karena pembentukan azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak
ekonomis. Ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua
fase cair itu sesempurna mungkin. Pada ekstraksi cair-cair, zat terlarut dipisahkan
dari cairan pembawa (diluen) menggunakan pelarut cair. Campuran cairan
pembawa dan pelarut ini adalah heterogen, jika dipisahkan terdapat 2 fase yaitu fase
diluen (rafinat) dan fase pelarut (ekstrak). Perbedaan konsentrasi zat terlarut di
dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan setimbang merupakan
pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) zat terlarut dari larutan yang ada. Gaya
dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapat
ditentukan dengan mengukur jarak sistem dari kondisi setimbang (Indra Wibawa,
2012).

Untuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang digunakan
harus memenuhi kriteria yaitu kemampuan tinggi melarutkan komponen zat terlarut
di dalam campuran, kemampuan tinggi untuk diambil kembali, perbedaan berat
jenis antara ekstrak dan rafinat lebih besar, pelarut dan larutan yang akan diekstraksi
harus tidak mudah campur, tidak mudah bereaksi dengan zat yang akan diekstraksi,

5
tidak merusak alat secara korosi, tidak mudah terbakar, tidak beracun dan harganya
relatif murah (Martunus dan Helwani, 2017).

2.5 Metode Kloroform


Untuk mengisolasi kafein dari kopi seduhan digunakan pelarut kloroform
karena kafein sangat mudah larut didalam kloroform (Nazar dan Mustofa, 2014).
Pemisahan ini dilakukan dengan cara mengambil sebanyak 25 mL dari setiap
sampel, kemudian dimasukkan dalam corong pisah. selanjutnya ditambahkan
CaCOз sebanyak 1 gram yang berfungsi untuk mengikat kafein pada kopi sehingga
dapat keluar. Selanjutnya larutan tersebut diekstraksi dengan kloroform sebanyak 3
kali masing-masing sebanyak 25 mL.

Saat proses pemisahan menggunakan corong pisah berlangsung, tutup corong


pisah harus sekali-sekali dibuka agar memperkecil terjadinya tekanan uap akibat
proses pengguncangan yang dilakukan. Akibat perbedaan kepolaran antara kopi
dan kloroform, terbentuk dua lapisan dalam corong pisah. Kloroform yang bersifat
nonpolar mengikat kafein dari kopi dan berada pada lapisan bawah karena memiliki
berat jenis yang lebih besar. Lapisan bawah inilah yang diambil untuk diektraksi
kembali. Lapisan kopi yang terlarut kedalam air berada pada lapisan atas karena
bersifat polar dan memiliki masa jenis yang lebih kecil (Nazar dan Mustofa, 2014).

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Corong Pisah,
Penangas, Statif, Klem, Labu Ukur, Erlenmeyer, Timbangan Analitik dan Beaker
Glass. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Klorofom, Bubuk
Kopi dan Aquades.

3.2 Waktu dan Tempat


Adapun waktu praktikum Kimia Analitik dengan judul "Ekstraksi Bahan
Pangan" ialah pada hari Kamis tanggal 27 Maret 2023 mulai pukul 13.00 WIB
sampai pukul 15.30 WIB. Tempat praktikum dilakukan di Laboratorium Terpadu
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.3 Cara Kerja

Bubuk Kopi Sampel dikeringkan suhu 60oC 24 jam

Dihaluskan (mesh 60)

Ditimbang (3, 6, dan 9 gram)

Aquades Dilarutkan

Dimasukkan ke corong pisah

Kloroform Ditambahkan

Dikocok

7
Dikeluarkan gas

Didiamkan

Dikeluarkan ekstrak
kafein dan kloroform

Diulangi

Dioven 70oC 30 menit

Dimasukan desikator

Hasil ditimbang

Dihitung % Rendemen

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Ekstraksi Kafein
Berat
Berat Berat
Berat Erlenmeyer
Sampel Ulangan Erlenmeyer Ekstrak %Rendemen Rata-Rata SD
Sampel + Ekstrak
Konstan Kafein
Kafein
3,0048 1 769,472 776,504 0,7032 23,40
20,10 4,65
3,0052 2 610,295 615,345 0,505 16,80
Kopi A
6,0035 1 435,684 441,822 0,6138 10,22
(Kapal Api) 10,08 0,20
6,0005 2 1,205,147 1,211,108 0,5961 9,93
9,0238 1 1,622,344 1,649,401 27,057 29,98 - -
3,0001 1 743,627 746,065 0,2438 8,13 - -
3,0033 2 734,977 - - - - -
Kopi B
6,0346 1 1,651,749 1,655,491 0,3742 6,20
(Gadjah) 7,09 1,26
6,0008 2 734,944 739,738 0,4794 7,99
9,0329 1 1,647,431 1,654,517 0,7086 7,84 - -

9
4.2 Pembahasan
Kafein yang merupakan bagian dari kelompok senyawa metilsantin, sedangkan
bagian lain dari senyawa ini dikenal sebagai trofilin dan teobrominyang salah satu
sumberutamanya adalah dari kopi. Kafein dalam kopi mampu memberikan sinyal
pada otak untuklebih cepat merespon dan dengan cepat mengolah memori pada
otak. Hal ini senada denganapa yang dikatakan oleh Intisari bahwa Kafein ternyata
dapat menimbulkan perangsanganterhadap susunan saraf pusat (otak), sistem
pernapasan, serta sistem pembuluh darah dan jantung. Sebab itu tidak heran setiap
minum kopi dalam jumlah wajar (1-3 cangkir), tubuhkita terasa segar, bergairah,
daya pikir lebih cepat, tidak mudah lelah atau pun mengantuk. Dampak positif ini
menyebabkan orang sulit terlepas dari kebiasaan minum kopi karena khasiat kafein
seperti itulah, maka substansi ini juga terdapat pada pil-pil diet dan obat-obat pereda
sakit (painkillers). Kendati tergolong sebagai perangsang tertua dunia, kafein
itusendiri baru dikenal sekitar 200 tahun lalu. Sebelumnya yang diketahui hanyalah
bahwapelbagai tanaman itu masing-masing memiliki khasiatnya sendiri-sendiri.
Pada 1820 kimiawan Friedrieb Ferdinand Runge dari Jerman berhasil mengisolasi
unsur kafein pada bijikopi (Fulder, 2014).

Kopi merupakan sumber kafein. Kafein merupakan senyawa alkaloid yang


bersifatmerangsang. Kafein banyak memiliki manfaat dan telah banyak digunakan
dalam duniamedis. Kafein dapat dibuat dari ekstrak kopi, teh dan cokelat. Kafein
berfungsi untukmerangsang aktivitas susunan saraf dan meningkatkan kerja
jantung, sehingga jikadikonsumsi dalam jumlah berlebihan akan bersifat racun
dengan menghambat mekanismesusunan saraf manusia.

Pada praktikum ini, telah dilakukan kegiatan ekstraksi pada bahan pangan.
Sampel yang digunakan adalah kopi yang dimana akan menentukan kadar kafein
dari kopi itu sendiri. Saat praktikum, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memilih sampel. Pada saat praktikum sudah ditentukan 2 sampel yaitu Kopi Kapal
Api dan Kopi Gadjah. Karena dua sampel kopi tersebut sudah disajikan dalam
bentuk bubuk, oleh karena itu tidak perlu lagi menghaluskannya. Selanjutnya kita
langsung ke tahap penimbangan sampel. Sampel ditimbang sebanyak 3 sampel
sebesar 3 gram, 6 gram, dan 9 gram pada masing masing sampel kopi. Kemudian
setelah ditimbang, sampel dilarutkan menggunakan aquades sampai volume sampel

10
mencapai 25 mL. Aquades merupakan air hasil destilasi/penyulingan yang sama
dengan air murni atau H2O, karena H2O hampir tidak mengandung mineral. 12
Sedangkan air mineral adalah pelarut yang universal dan air yang sudah banyak
mengandung mineral didalamnya.

Telah didapat dari keseluruhan bahwa berat ekstrak kafein pada sampel kopi A
(kapal api), berat pada sampel 3 gram adalah 0,7032 dan yang kedua adalah 0,505.
Pada sampel kopi A berat pada sampel 6 gram yang pertama adalah 0,6138 dan
yang kedua adalah 0,5961. Pada sampel kopi A berat pada sampel 9 gram adalah
27,057. Pada sampel kopi B (kopi gadjah) berat pada sampel 6 gram yang pertama
berat ekstrak kafein adalah 0,3742, dan yang kedua adalah 0,4794. Pada sampel
kopi B berat pada sampel 9 gram berat ekstrak kafein adalah 0,7086. Kemudian
rata-rata % rendemen sampel kopi A (kapal api) berat 3 gram adalah 20,1% ± 4,64,
berat 6 gram adalah 10,08% ± 0,2 dan berat 9 gram adalah 29,98%. Dan %
rendemen pada sampel kopi B (kopi Gadjah) berat 3 gram adalah 8,13%, berat 6
gram 7,09% ± 1,26 dan berat 9 gam adalah 7,84%.

11
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah, diketahui bahwa ekstraksi merupakan
salah satu metode pemisahan zat terlarut dengan pelarutnya berdasarkan titik didih
pelarut, dan didapat berat ekstrak kafein pada sampel kopi A (kapal api), berat pada
sampel 3 gram adalah 0,7032 dan yang kedua adalah 0,505. Pada sampel kopi A
berat pada sampel 6 gram yang pertama adalah 0,6138 dan yang kedua adalah
0,5961. Pada sampel kopi A berat pada sampel 9 gram adalah 27,057. Pada sampel
kopi B (kopi gadjah) berat pada sampel 6 gram yang pertama berat ekstrak kafein
adalah 0,3742, dan yang kedua adalah 0,4794. Pada sampel kopi B berat pada
sampel 9 gram berat ekstrak kafein adalah 0,7086.

5.2 Saran
Saran yang diberikan praktikum kali ini agar selanjutnya berjalan dengan baik,
mudah dipahami.

12
DAFTAR PUSTAKA

Irwandi, Dedi. 2014. Experiment’ s of organic chemistry. Jakarta: FITK UIN press.

Maramis, dkk. 2013. Analisis Kafein dalam Kopi Bubuk di Kota Manado
Menggunakan Spektroftometri UV-Vis.
Wijaya, Wendi. 2013. Ekstraksi: Isolasi Kafein dari Teh dan Uji Alkaloid.
Hayati, dkk. 2012. Sifat kimia dan valuasi Sensori Bubuk Kopi Arabika.
Ardianti, Kiki., Febrianto, Ardissa. 2017. Tinjauan Pustaka: Air Alkali dan
Air Teroksigenasi Sebagai Penyeduh Kopi. Jurnal Pangan dan Agroindustri,
vol. 5, no. 1, hal. 1-5.
Rukmana, H. R. 2014. Untung Selangit dari Agribisnis Kopi. Penerbit: Lily
Publisher, Jakarta.
Farida, A., E., Ristanti, R., A. C., Kumoro. 2013. Penurunan Kadar Kafein dan
Asam Total pada Biji Kopi Robusta Menggunakan Teknologi Anaerob
Fakultatif dengan Mikroba Nopkor MZ-15. Jurnal Teknologi Kimia dan
Industri, vol. 2, hal. 70-75.
Tria, A. R., C. Saleh, dan Alimudin. 2015. Analisis Kafein dalam Kopi
Robusta (Toraja) dan Kopi Arabika (Jawa) dengan Variasi Siklus Pada
Sokletasi. Samarinda. Kimia FMIPA Unmul. vol.13, no.1, hal. 43-44.
Siswani, E. Dwi dan Susila Kristianingrum. 2016. Penentuan
koefisienPerpindahan Massa pada Ekstraksi Minyak Kemiri (Lewat
ModelMatematika). Jurnal Kimia. Vol. 1, No. 5 (40-49)
Azmir, J., I. S. M. Zaidul., M. M. Rahman., K. M. Sharif., A, Mohamed., F.Sahena.,
M. H. A. Jahurul., K. Ghafoor., N. A. N. Norulaini., and A. K. M.Omar. 2013.
Techniques for Extraction of Bioactive Compounds fromPlant Materials.
Journal of Food Engineering. Vol. 117 (426-436).
Aziz, Tamzil., Ratih Cindo K. N. dan Asima Fresca. 2019. Pengaruh
PelarutHeksana dan Etanol, Volume Pelarut, dan Waktu Ekstraksi terhadap
HasilEkstraksi Minyak Kopi. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 16, No. 1 (1-8).
Arlene, Ariestya. 2013. Ekstraksi Kemiri dengan Metode Soxhlet dan
Karakteristik Minyak Kemiri. Jurnal Teknik Kimia USU. Vol. 2, No. 2 (6-10).
Wibawa, Indra. 2012. Ekstraksi Cair-Cair. Lampung: Universitas Lampung.

13
Martunus dan Helwani Z. 2017. Ekstraksi Doiksin dalam Limbah Air Buangan
Industri Pulp dan Kertas dengan Pelarut Toluene. Jurnal Sains dan Teknologi
Vol. 6, No. 1, hal 1-4.
Fulder S. 2004.Khasiat Kopi. Jakarta : Prestasi Pustaka Publishar.
Nazar, M. dan Mustofa, A. D. (2014). Isolasi dan Identifikasi Kadar Kafein
BeberapaVarietas Kopi Arabika (Coffea Arabica) yang Tumbuh di Aceh
Tengah. ProsidingSeminar Nasional. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala.

14
LAMPIRAN

Gambar 1. Penimbangan sampel Gambar 2. Hasil timbangan

Gambar 3. Pelarutan sampel Gambar 4. Memasukkan sampel

Gambar 5. Pengocokkan sampel Gambar 6. Pengeluaran ekstrak


Gambar 7. Proses dioven Gambar 8. Dimasukkan ke
desikator

Gambar 9. Pengeluaran gas


5

Anda mungkin juga menyukai