KIMIA ANALITIK
“EKSTRAKSI BAHAN PANGAN”
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik
Disusun Oleh:
Nama : Abian Ghalin Ramadhan
NIM : 4444220095
Kelas : 2C
Kelompok : 2 (Dua)
Asisten :
Miftahatur Rizqah
Puja dan puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan laporan
praktikum yang berjudul “Ekstraksi Bahan Pangan”. Adapun maksud dan tujuan
dari dibuatnya laporan praktikum ini adalah syarat untuk memenuhi kelengkapan
tugas mata kuliah Kimia Analitik. Pada kesempatan ini, tak lupa penyusun
sampaikan terimakasih kepada :
1. Ibu Ainun Nafisah, S.Pt., M.Si dan Ibu Winda Nurtiana, S.TP., M.Si Selaku
dosen pengampu mata kuliah Kimia Dasar
2. Miftahatur Rizqah selaku asisten laboratorium yang telah membimbing dalam
penulisan laporan ini.
3. Teman-teman saya kelas 2C Teknologi Pangan yang telah membantu saya
dalam penulisan laporan ini
Penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna
dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan laporan
praktikum ini. Penyusun berharap semoga gagasan pada laporan praktikum ini
dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mendapatkan kafein dari
kopi dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut aquades dan kloroform dan untuk
menentukan kadar kafein dari kopi.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kafein
Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid.
Alkaloidadalah senyawa yang mengandung atom nitrogen dalam strukturnya dan
banyakditemukan dalam tanaman. Senyawa alkaloid umumnya memiliki rasa pahit
danseringkali memiliki sifat fisilogis aktif bagi manusia. nikotin, morfin, striknin
dan kokain nama mereka biasanya berakhir di "ine" banyak cukup akrab dengan
nama jika tidak struktur kimia nikotin, morfin, striknin (larut dalam
dicloromethane) untukmemastikan bahwa zat asam tetap larut dalam air dan bahwa
kafein akan hadir sebagai basa bebas, natrium karbonat ditambahkan ke media
ekstraksi (Irwandi, 2014).
2
untuk memutuskan ikatan kafein dengan senyawa lain, sehinggakafein akan ada
dalam basa bebas. Kafein dalam basa bebas tadi akan diikat olehkloroform, karena
kloroform merupakan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampurdengan pelarut
semula. Kemudian dilakukan pengocokkan sehingga terjadikesetimbangan
konsentrasi zat yang diekstraksi pada dua lapisan yang terbentuk.Lapisan bawahnya
diambil (fase kloroform) dan diuapkan dengan rotarievaporator.Kloroform tadi
akan menguap, sehingga hanya ekstrak kafein yang tertinggal,kemudian diencerkan
dalam labu takar 100 ml (Maramis, 2013).
2.2 Kopi
Kopi merupakan tanaman yang menghasilkan sejenis minuman. Minuman
tersebut diperoleh dari seduhan kopi dalam bentuk bubuk. dapat diklasifikasikan
menjadi 2, meliputi kopi arabika (coffea arabica) dan kopi robusta (coffee
canephora). Diantara dua jenis tersebut, memiliki perbedaan yang meliputi iklim
pertumbuhannya, aspek fisik, komposisi kimia, serta karakteristik proses
penyeduhan dengan biji kopi yang telah disangrai atau diroasting (Ardianti dan
Febrianto, 2017). Selain itu kopi robusta lebih tahan pada serangan hama maupun
penyakit dan dari pengaruh pestisida, namun pada kopi jenis arabika lebih rentan
terhadap serangan penyakit. Kopi arabika memiliki ciri ciri yang aromanya sedap,
memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta, memiliki body atau
rasa yang tebal saat dinikmati, dan rasa kopi arabika lebih halus. Sedangkan kopi
robusta memiliki ciri ciri rendemen kopi robusta relatif tinggi, biji kopi agak
bulat, beraroma sedap dan sangat kuat, memiliki rasa yang sedikit pahit, kandungan
kafein yang lebih tinggi dibandingkan kopi arabika, dan memiliki rasa kopi yang
lebih pekat (Rukmana, 2014).
Kopi jenis robusta sangat banyak ditanam di Indonesaia karena kopi jenis ini
mempunyai sifat yang lebih unggul dan cepat berkembang. Para penggemar kopi
menghargai robusta lebih rendah dari arabika. Karena harganya yang murah, para
petani seringkali mengolah biji kopi robusta dengan proses kering yang lebih
rendah biaya. Kandungan kopi yang sering dikenal yaitu kafein. Kafein merupakan
senyawa alkaloid yang termasuk jenis metilxanthine atau C8H10N4O2 yang dalam
kondisi murni berupa serbuk putih berbentuk kristal dan tidak berbau namun berasa
pahit (Farida dan Kumoro, 2013).
3
Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek positif dan efek negatif pada
tubuh apabila dikonsumsi berlebihan. Kafein kopi bermanfaat dalam stimulasi
otak dan sistem syaraf serta mempertinggi denyut jantung, karena itu setelah
meminum kopi akan terasa sensasi kesegaran psikis. Kandungan kafein yang
tinggi dapat menyebabkan jantung berdebar, pusing, dan tekanan darah
meningkat serta menyebabkan susah tidur. Menurut Tria (2015) kafein dapat
meningkatkan sekresi asam lambung, memperbanyak produksi urin,
memperlebar pembuluh darah, dan meningkatkan kerja otot. Umumnya kopi
bubuk murni mengadung 100 mg kafein, dimaka kadar yang mulai
membahayakan kesehatan apabila konsumsinya 1000 mg/hari atau mengonsumsi
lebih dari 5 cangkir kopi per hari.
2.3 Ekstrasi
Ekstraksi merupakan salah satu proses pemisahan suatu komponen dari
campurannya, atau sering disebut dengan proses pengambilan suatu
komponen,yang sering dijumpai di dalam industri pengolahan pangan. Berdasarkan
fase yang terlibat, ekstraksi dibagi menjadi 2 macam, yaitu: ekstraksi padat-cair
danekstraksi cair-cair. Ekstraksi padat-cair banyak digunakan pada pengambilan
suatu zat dari padatan, misalnya pengambilan minyak dari biji-bijian, daun,maupun
akar tanaman. Sedangkan ekstraksi cair-cair banyak digunakan dalam industri
pengilangan minyak bumi (Siswani dan Susila, 2016).
4
dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh
kondensorbola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam
klonsongmenyari zat aktif didalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai
permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa
kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan disifon
tidak berwarna, tidak tampak noda jika dilihat slongsong yang digunakan,atau
sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkandan
dipekatkan (Purba, 2016). Pelarut yang banyak digunakan dalam proses ekstraksi
adalah aseton, etanol, dan n-heksana (Arlene, 2013).
Untuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang digunakan
harus memenuhi kriteria yaitu kemampuan tinggi melarutkan komponen zat terlarut
di dalam campuran, kemampuan tinggi untuk diambil kembali, perbedaan berat
jenis antara ekstrak dan rafinat lebih besar, pelarut dan larutan yang akan diekstraksi
harus tidak mudah campur, tidak mudah bereaksi dengan zat yang akan diekstraksi,
5
tidak merusak alat secara korosi, tidak mudah terbakar, tidak beracun dan harganya
relatif murah (Martunus dan Helwani, 2017).
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Aquades Dilarutkan
Kloroform Ditambahkan
Dikocok
7
Dikeluarkan gas
Didiamkan
Dikeluarkan ekstrak
kafein dan kloroform
Diulangi
Dimasukan desikator
Hasil ditimbang
Dihitung % Rendemen
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Ekstraksi Kafein
Berat
Berat Berat
Berat Erlenmeyer
Sampel Ulangan Erlenmeyer Ekstrak %Rendemen Rata-Rata SD
Sampel + Ekstrak
Konstan Kafein
Kafein
3,0048 1 769,472 776,504 0,7032 23,40
20,10 4,65
3,0052 2 610,295 615,345 0,505 16,80
Kopi A
6,0035 1 435,684 441,822 0,6138 10,22
(Kapal Api) 10,08 0,20
6,0005 2 1,205,147 1,211,108 0,5961 9,93
9,0238 1 1,622,344 1,649,401 27,057 29,98 - -
3,0001 1 743,627 746,065 0,2438 8,13 - -
3,0033 2 734,977 - - - - -
Kopi B
6,0346 1 1,651,749 1,655,491 0,3742 6,20
(Gadjah) 7,09 1,26
6,0008 2 734,944 739,738 0,4794 7,99
9,0329 1 1,647,431 1,654,517 0,7086 7,84 - -
9
4.2 Pembahasan
Kafein yang merupakan bagian dari kelompok senyawa metilsantin, sedangkan
bagian lain dari senyawa ini dikenal sebagai trofilin dan teobrominyang salah satu
sumberutamanya adalah dari kopi. Kafein dalam kopi mampu memberikan sinyal
pada otak untuklebih cepat merespon dan dengan cepat mengolah memori pada
otak. Hal ini senada denganapa yang dikatakan oleh Intisari bahwa Kafein ternyata
dapat menimbulkan perangsanganterhadap susunan saraf pusat (otak), sistem
pernapasan, serta sistem pembuluh darah dan jantung. Sebab itu tidak heran setiap
minum kopi dalam jumlah wajar (1-3 cangkir), tubuhkita terasa segar, bergairah,
daya pikir lebih cepat, tidak mudah lelah atau pun mengantuk. Dampak positif ini
menyebabkan orang sulit terlepas dari kebiasaan minum kopi karena khasiat kafein
seperti itulah, maka substansi ini juga terdapat pada pil-pil diet dan obat-obat pereda
sakit (painkillers). Kendati tergolong sebagai perangsang tertua dunia, kafein
itusendiri baru dikenal sekitar 200 tahun lalu. Sebelumnya yang diketahui hanyalah
bahwapelbagai tanaman itu masing-masing memiliki khasiatnya sendiri-sendiri.
Pada 1820 kimiawan Friedrieb Ferdinand Runge dari Jerman berhasil mengisolasi
unsur kafein pada bijikopi (Fulder, 2014).
Pada praktikum ini, telah dilakukan kegiatan ekstraksi pada bahan pangan.
Sampel yang digunakan adalah kopi yang dimana akan menentukan kadar kafein
dari kopi itu sendiri. Saat praktikum, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memilih sampel. Pada saat praktikum sudah ditentukan 2 sampel yaitu Kopi Kapal
Api dan Kopi Gadjah. Karena dua sampel kopi tersebut sudah disajikan dalam
bentuk bubuk, oleh karena itu tidak perlu lagi menghaluskannya. Selanjutnya kita
langsung ke tahap penimbangan sampel. Sampel ditimbang sebanyak 3 sampel
sebesar 3 gram, 6 gram, dan 9 gram pada masing masing sampel kopi. Kemudian
setelah ditimbang, sampel dilarutkan menggunakan aquades sampai volume sampel
10
mencapai 25 mL. Aquades merupakan air hasil destilasi/penyulingan yang sama
dengan air murni atau H2O, karena H2O hampir tidak mengandung mineral. 12
Sedangkan air mineral adalah pelarut yang universal dan air yang sudah banyak
mengandung mineral didalamnya.
Telah didapat dari keseluruhan bahwa berat ekstrak kafein pada sampel kopi A
(kapal api), berat pada sampel 3 gram adalah 0,7032 dan yang kedua adalah 0,505.
Pada sampel kopi A berat pada sampel 6 gram yang pertama adalah 0,6138 dan
yang kedua adalah 0,5961. Pada sampel kopi A berat pada sampel 9 gram adalah
27,057. Pada sampel kopi B (kopi gadjah) berat pada sampel 6 gram yang pertama
berat ekstrak kafein adalah 0,3742, dan yang kedua adalah 0,4794. Pada sampel
kopi B berat pada sampel 9 gram berat ekstrak kafein adalah 0,7086. Kemudian
rata-rata % rendemen sampel kopi A (kapal api) berat 3 gram adalah 20,1% ± 4,64,
berat 6 gram adalah 10,08% ± 0,2 dan berat 9 gram adalah 29,98%. Dan %
rendemen pada sampel kopi B (kopi Gadjah) berat 3 gram adalah 8,13%, berat 6
gram 7,09% ± 1,26 dan berat 9 gam adalah 7,84%.
11
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah, diketahui bahwa ekstraksi merupakan
salah satu metode pemisahan zat terlarut dengan pelarutnya berdasarkan titik didih
pelarut, dan didapat berat ekstrak kafein pada sampel kopi A (kapal api), berat pada
sampel 3 gram adalah 0,7032 dan yang kedua adalah 0,505. Pada sampel kopi A
berat pada sampel 6 gram yang pertama adalah 0,6138 dan yang kedua adalah
0,5961. Pada sampel kopi A berat pada sampel 9 gram adalah 27,057. Pada sampel
kopi B (kopi gadjah) berat pada sampel 6 gram yang pertama berat ekstrak kafein
adalah 0,3742, dan yang kedua adalah 0,4794. Pada sampel kopi B berat pada
sampel 9 gram berat ekstrak kafein adalah 0,7086.
5.2 Saran
Saran yang diberikan praktikum kali ini agar selanjutnya berjalan dengan baik,
mudah dipahami.
12
DAFTAR PUSTAKA
Irwandi, Dedi. 2014. Experiment’ s of organic chemistry. Jakarta: FITK UIN press.
Maramis, dkk. 2013. Analisis Kafein dalam Kopi Bubuk di Kota Manado
Menggunakan Spektroftometri UV-Vis.
Wijaya, Wendi. 2013. Ekstraksi: Isolasi Kafein dari Teh dan Uji Alkaloid.
Hayati, dkk. 2012. Sifat kimia dan valuasi Sensori Bubuk Kopi Arabika.
Ardianti, Kiki., Febrianto, Ardissa. 2017. Tinjauan Pustaka: Air Alkali dan
Air Teroksigenasi Sebagai Penyeduh Kopi. Jurnal Pangan dan Agroindustri,
vol. 5, no. 1, hal. 1-5.
Rukmana, H. R. 2014. Untung Selangit dari Agribisnis Kopi. Penerbit: Lily
Publisher, Jakarta.
Farida, A., E., Ristanti, R., A. C., Kumoro. 2013. Penurunan Kadar Kafein dan
Asam Total pada Biji Kopi Robusta Menggunakan Teknologi Anaerob
Fakultatif dengan Mikroba Nopkor MZ-15. Jurnal Teknologi Kimia dan
Industri, vol. 2, hal. 70-75.
Tria, A. R., C. Saleh, dan Alimudin. 2015. Analisis Kafein dalam Kopi
Robusta (Toraja) dan Kopi Arabika (Jawa) dengan Variasi Siklus Pada
Sokletasi. Samarinda. Kimia FMIPA Unmul. vol.13, no.1, hal. 43-44.
Siswani, E. Dwi dan Susila Kristianingrum. 2016. Penentuan
koefisienPerpindahan Massa pada Ekstraksi Minyak Kemiri (Lewat
ModelMatematika). Jurnal Kimia. Vol. 1, No. 5 (40-49)
Azmir, J., I. S. M. Zaidul., M. M. Rahman., K. M. Sharif., A, Mohamed., F.Sahena.,
M. H. A. Jahurul., K. Ghafoor., N. A. N. Norulaini., and A. K. M.Omar. 2013.
Techniques for Extraction of Bioactive Compounds fromPlant Materials.
Journal of Food Engineering. Vol. 117 (426-436).
Aziz, Tamzil., Ratih Cindo K. N. dan Asima Fresca. 2019. Pengaruh
PelarutHeksana dan Etanol, Volume Pelarut, dan Waktu Ekstraksi terhadap
HasilEkstraksi Minyak Kopi. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 16, No. 1 (1-8).
Arlene, Ariestya. 2013. Ekstraksi Kemiri dengan Metode Soxhlet dan
Karakteristik Minyak Kemiri. Jurnal Teknik Kimia USU. Vol. 2, No. 2 (6-10).
Wibawa, Indra. 2012. Ekstraksi Cair-Cair. Lampung: Universitas Lampung.
13
Martunus dan Helwani Z. 2017. Ekstraksi Doiksin dalam Limbah Air Buangan
Industri Pulp dan Kertas dengan Pelarut Toluene. Jurnal Sains dan Teknologi
Vol. 6, No. 1, hal 1-4.
Fulder S. 2004.Khasiat Kopi. Jakarta : Prestasi Pustaka Publishar.
Nazar, M. dan Mustofa, A. D. (2014). Isolasi dan Identifikasi Kadar Kafein
BeberapaVarietas Kopi Arabika (Coffea Arabica) yang Tumbuh di Aceh
Tengah. ProsidingSeminar Nasional. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala.
14
LAMPIRAN