Anda di halaman 1dari 13

CAFFEIN AND RELATED PURINE ALKALOIDS :

BIOSYNTHESIS, CATABOLISM, FUNCTION AND GENETIC

ENGINEERING

MAKALAH

AYU NADILA SAFITRI


140210150033

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
DEPARTEMEN KIMIA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “ Caffeine and Related Purine Alkaloids : Biosynthesis, Catabolism,

Function and Genetic Engineering”.

Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah kimia organik alkalois. Penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

penyusunan makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

dosen yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari dalam

penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran pembaca yang sekiranya dapat membangun dan

memotivasi penulis untuk berkarya lebih baik lagi di masa mendatang. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah kimia organik alkaloid yang telah

memberikan kesempatan kepada saya untuk menyusun makalah ini dengan baik. Dan

pada akhirnya kepada Allah jualah penyusun mohon taufik dan hidayah, semoga usaha

saya mendapat manfaat yang baik. Serta mendapat ridho Allah SWT. Amin ya rabbal

alamin.

Jatinangor, 09 Juni 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................................ 3
BAB II ...................................................................................................................................... 4
2.1 Karakteristik Kafein.................................................................................................... 4
2.1.1 Sifat Kafein ............................................................................................................ 4
2.2 Teknik Isolasi Kafein .................................................................................................... 6
2.3 Biosintesis Kafein ......................................................................................................... 8
2.3.1 Biosintesis kafein dari Xanthosine ....................................................................... 8

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.1.1 Struktur senyawa kafein .................................................................................. 4

Gambar 2.2. 1 Daun teh dewasa kering .................................................................................... 6


Gambar 2.2. 2 Daun teh muda kering ...................................................................................... 6

Gambar 2.3 1 Jalur biosintetik utama kafein dari xanthosine: (1) 7-methylxanthosine synthase
(xanthosine N-methyltransferase); (2) Nmethylnucleosidase; (3) theobromine synthase
(monomethylxanthine N-methyltransferase); (4) sintase kafein (dimethylxanthine N-
methyltransferase) ; (3–4) kafein sintase ganda fungsional. Beberapa N-methyltransferases
dengan spesifitas substrat yang berbeda berkontribusi pada konversi xanthosine menjadi
kafein. Pengamatan terbaru menunjukkan bahwa langkah 1 dan 2 dikatalisis oleh xanthosine
N-methyltransferase. SAM, S-adenosyl-Lmethionine; SAH, S-adenosil-L-homosistein ........ 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia medis dan kimia organik, istilah alkaloid telah lama menjadi

bagian penting dan tak terpisahkan dalam penelitian yang telah dilakukan selama ini,

baik untuk mencari senyawa alkaloid baru ataupun untuk penelusuran bioaktifitas.

Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di alam. Hampir

seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis

tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan pahit, biasanya

teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa alkaloid dapat

ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu.

Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali

dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa

tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat

memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.

Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak

ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan

dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling

sedikit satu atom nitrogen.

1
2

Hampir semua alkaloida yang ditemukan di alam mempunyai keaktifan

biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam

pengobatan. Misalnya Kafein adalah komponen alkaloid derivat xanthin yang

berfungsi sebagai stimulan psikoaktif pada manusia. Memiliki pengaruh langsung pada

sistem saraf pusat dan stimulan metabolik. Kafein menstimulan sistem saraf pusat dan

menyebabkan peningkatan kewaspadaan, kecepatan dan kejelasan alur pikiran,

peningkatan fokus, serta koordinasi tubuh yang lebih baik..

Kafein dijumpai pada banyak spesies tumbuhan, di mana ia berperan

sebagai pestisida alami. Dilaporkan bahwa kadar kafein yang tinggi dijumpai pada

semaian yang baru tumbuh. Kafeina melumpuhkan dan mematikan serangga-serangga

tertentu yang memakan tanaman tersebut. Kadar kafein yang tinggi juga ditemukan

pada tanah disekitar semai biji kopi. Diketahui bahwa ia berperan sebagai penghambat

perkecambahan yang menghambat perkecambahan semai teh lain di sekitarnya,

sehingga meningkatkan tingkat keberlangsungan hidup kecambah teh itu sendiri.

Dalam masa modern ini, kafein semakin berkembang dan umumnya

ditambahkan pada minuman dan makanan seperti kopi, teh, minuman berenergi,

bahkan cokelat. Sementara ada beberapa produk minuman energi yang tidak

menyebutkan langsung istilah 'kafein' dalam kemasannya melainkan menggunakan

nama lain seperti Trimethylxantine.


3

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana karakter senyawa kafein?

2. Bagaimana prosedur umum isolasi senyawa kafein ?

3. Bagaimana biosintesis senyawa kafein?

4. Bagaimana aktivitas biologis senyawa kafein?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, dapat dirumuskan tujuan

penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui karakter senyawa kafein

2. Untuk mengetahui prosedur umum isolasi senyawa kafein

3. Untuk mengetahui biosintesis senyawa kafein

4. Untuk mengetahui aktivitas biologis senyawa kafein

1.4 Manfaat Penelitian


Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah baru dalam

mensintesis senyawa kafein dan memberikan pengetahuan tentang kafein.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Kafein

Kafein merupakan senyawa kimia alkaloid terkandung secara alami pada lebih

dari 60 jenis tanaman terutama teh (1- 4,8 %), kopi (1-1,5 %), dan biji kola(2,7-3,6 %).

Kafein diproduksi secara komersial dengan cara ekstraksi dari tanaman tertentu serta

diproduksi secara sintetis. Kebanyakan produksi kafein bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan industri minuman. Kafein juga digunakan sebagai penguat rasa atau bumbu

pada berbagai industri makanan (Misra et al, 2008).

Kafein ditemukan oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge,

pada tahun 1820. Dia menciptakan istilah “kaffein”, suatu senyawa kimia dalam kopi,

yang dalam bahasa inggeris menjadi “caffeine” (Hays, 2011).

2.1.1 Sifat Kafein

Gambar 2.1.1.1 Struktur senyawa kafein

4
5

Kafein merupakan sejenis alkaloid heterosiklik dalam golongan

methylxanthine, yang menurut definisi berarti senyawa organik yang mengandung

nirogen dengan struktur dua-cincin atau dual-siklik. Molekul ini secara alami terjadi

dalam banyak jenis tanaman sebagi metabolik sekunder. Fungsinya dalam tumbuhan

adalah sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan membunuh serangga yang

memakan tumbuhan tersebut. Zat ini dihasilkan secara eksklusif dalam daun, kacang-

kacangan dan buah-buahan lebih dari 60 tanaman, termasuk daun teh biasa (Camellia

sinensis), kopi (Coffea arabica), kacang koko (Theobroma cacao), kacang kola (Cola

acuminata) dan berbagai macam berry (Reinhardt, 2009).

Kafein dalam bentuk murni muncul sebagai bedak kristal putih yang pahit dan

tidak berbau (Brain, 2000). Rumus kimianya adalah C₈H₁₀N₄O₂ dan memiliki nama

kimia 1,3,7-trimethylxanthine. Nama IUPAC untuk kafein adalah 1,3,7- trimethyl-1H-

purine-2,6(3H,7H)-dione,3,7-dihydro-1,3,7-trimethyl-1H purine 2,6-dione (Erowid,

2011).

Beberapa sifat fisik kafein:

Berat molekul : 194.19 g/mol

Densitas : 1.23 g/cm3, solid

Titik leleh : 227–228 °C (anhydrous) 234–235 °C (monohydrate)

Titik didih : 178 °C subl.


6

Kelarutan dalam air : 2.17 g/100 ml (25 °C) 18.0 g/100 ml (80 °C) 67.0

g/100 ml (100 °C)

Keasaman : -0,13 – 1,22 pKa

Momen dipole : 3.64 D

(Mumin et al., 2006)

2.2 Teknik Isolasi Kafein

Gambar 2.2. 1 Daun teh dewasa kering

Gambar 2.2. 2 Daun teh muda kering


7
8

2.3 Biosintesis Kafein

Gambar 2.3 1 Jalur biosintetik utama kafein dari xanthosine: (1) 7-methylxanthosine synthase
(xanthosine N-methyltransferase); (2) Nmethylnucleosidase; (3) theobromine synthase
(monomethylxanthine N-methyltransferase); (4) sintase kafein (dimethylxanthine N-
methyltransferase) ; (3–4) kafein sintase ganda fungsional. Beberapa N-methyltransferases dengan
spesifitas substrat yang berbeda berkontribusi pada konversi xanthosine menjadi kafein. Pengamatan
terbaru menunjukkan bahwa langkah 1 dan 2 dikatalisis oleh xanthosine N-methyltransferase. SAM,
S-adenosyl-Lmethionine; SAH, S-adenosil-L-homosistein

2.3.1 Biosintesis kafein dari Xanthosine


Jalur biosintesis kafein utama adalah empat langkah urutan yang terdiri dari
tiga metilasi dan satu nukleosidase. Kerangka xanthine dari kafein adalah berasal dari
nukleotida purin. Langkah awal dalam kafein biosintesis adalah metilasi xanthosine
oleh SAM tergantung N-methyltransferase. Selain eksperimen dengan prekursor radio
labeling, kekhususan substrat dari asli (Kato et al., 1999) dan N-methyltransferases
rekombinan sangat menyarankan bahwa rute pembentukan kafein adalah xanthosine
→ 7-methylxanthosine → 7-methylxanthine → theobromine → kafein). Meskipun
data sudah ada diperoleh terutama dari kopi (Coffea arabica) dan teh (Camellia
sinensis), bukti yang tersedia menunjukkan jalur pembentukan kafein pada dasarnya
sama dengan alkaloid lainnya ( Kato et al.,1999).
9

Langkah – langkah biosintesis kafein :


1. Konversi xanthosine menjadi 7-methylxanthosine Reaksi ini dikatalisis oleh 7-
methylxanthosine sintase (xanthosine 7N-methyltransferase, EC 2.1.1.158).
Gen-gen yang mengkode 7-methylxanthosine sintase, CmXRS1 (AB 034699)
dan CaXMT1 (AB048793), diisolasi dari C. arabika (Mizuno et al., 2003).
2. Melibatkan nukleosidase yang mengkatalisis hidrolisis 7-methylxanthosine
menjadi 7-methylxanthine. Meskipun N-methylnucleosidase (EC 3.2.2.25)
sebagian dimurnikan dari daun teh. Detail terbaru studi struktural pada sintase
7-methylxanthosine kopi menyarankan bahwa transfer metil dan pembelahan
nukleosida dapat digabungkan dan dikatalisis oleh enzim tunggal (McCarthy
dan McCarthy, 2007).
3. Dua langkah terakhir dari sintesis kafein juga dikatalisis oleh SAM-tergantung
N-methyltransferase (s), tetapi ini enzim yang berbeda dari N-
methyltransferase yang mengkatalisis langkah pertama dalam jalur. N-
methyltransferase. Enzim, yang ditugaskan memiliki nama caffeine synthase
(EC 2.1.1.160), mengkatalisis yang dua langkah terakhir biosintesis kafein,
konversi 7-methylxanthine menjadi kafein melalui theobromine. Gen
pengkodean kafein sintase dikloning sejak daun teh masih muda (Kato et al.,
2000).

2.3.2 Pembentukan Xanthosine untuk biosintesis kafein

Anda mungkin juga menyukai