Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MODUL

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Tanggal Praktikum : 22 November 2021


Judul Praktikum : Pemisahan dan Pemurnian

Disusun Oleh :

Kelompok : 7 (Tujuh)
Program Studi : Teknik Geologi

Nama :
Aji M. Rifqi Abdillah (2109086005)
Aulia Diona Putri (1909086027)

Asisten Praktkum :
Ridho Ramadhan (2009066029)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman globalisasi sekarang ini, ilmu kimia merupakan suatu ilmu pengetahuan
yang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Semua cabang ilmunya
banyak diterapkan dalam berbagai bidang, contohnya bidang kesehatan dan aspek
industri. Salah satu kegiatan yang tidak bisa dilepaskan dari ilmu kimia adalah
kegiatan penelitian atau praktikum yang umumnya dilakukan di laboratorium
yang melibatkan berbagai macam zat. Ada sebagian masyarakat, khususnya
mahasiswa yang belum bisa membedakan secara pasti, mana yang merupakan zat
tunggal atau campuran. Campuran merupakan zat yang mudah kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari.

Campuran dibedakan menjadi campuran homogen dan heterogen. Campuran


homogen disebut juga larutan dan hanya memiliki 1 fase, sedangkan campuran
heterogen terbagi menjadi koloid dan suspensi yang terdiri dari 2 fase. Semua
jenis campuran tersebut dapat kita pisahkan dengan cara-cara tertentu sesuai
dengan jenis campurannya. Cara yang umumnya diterapkan adalah filtrasi,
dekantasi, sublimasi. Kristalisasi, destilasi, dan lain-lain. Yang jadi
permasalahannya yaitu kita belum bisa membedakan dan melakukan cara
pemisahan dan pemurnian tersebut.

Oleh karena itu, kegiatan praktikum ini penting dilakukan oleh praktikan agar kita
semua dapat memahami prinsip-prinsip pemisahan dan pemurnian suatu
campuran.
1.2 Tujuan Percobaan
a. Untuk mengetahui proses pemisahan dengan filtrasi, sublimasi, kristalisasi,
destilasi, ekstraksi, kromatografi, dan sentrifugasi
b.Untuk mengetahui perbedaan pemisahan dan pemurnian
c. Untuk mengetahui setiap metode pada saat pemisahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kemurnian adalah ukuran banyaknya zat pengotor yang terdapat dalam suatu
materi/bahan. Zat pengotor ini dapat berasal dari proses pembuatannya atau
terbawa dari lingkungannya dimana materi/bahan tersebut berasal. Misalnya,
debu, potongan kertas/kayu, minyak dan pengotor-pengotor lain yang dapat
terbawa dalam suatu produk selama proses pembuatannya didalam pabrik. Ukuran
kemurnian adalah sesuatu yang "relatif" dimana nilainya sangat bergantung dari
cara-cara/metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya zat pengotor tersebut.
Jadi tidak ada suatu materi/bahan yang murni secara "mutlak" yang ada adalah
nilai yang "negatif" terhadap hasil uji yang tertentu, artinya suatu materi/bahan
setelah dilakukan pengujian dengan cara tertentu ternyata tidak memberikan
adanya hasil. (Bimmo, 2019)

Kriteria yang biasa digunakan untuk menyatakan kemurnian suatu materi/bahan


diantaranya ialah:
A. Sifat-sifat fisika misalnya,
– Titik leleh, titik didih, titik beku.
– Kerapatan (massa jenis).
– Indeks refraksi (diukur pada suhu tertentu dan panjang gelombang tertentu).
– Spektrum absorpsi (daerah ultra violet, sinar tampak, infra merah, gelombang
mikro).
– Daya hantar listrik spesifik (biasanya digunakan untuk menyatakan adanya
pengotor air, garam, asam/basa organik dan anorganik yang terdapat dalam
suatu materi non-elektrolit).
– Rotasi optik (pemutaran bidang polarisasi cahaya).
– Spektrum massa.
B. Analisis perbandingan, misalnya kadar karbon, nitrogen, hidrogen, abu dan
lain-lainnya
C. Test kimia untuk jenis pengotor tertentu, misalnya kadar peroksida, air, asam,
basa dan lainnya.
D. Test fisik untuk jenis pengotor tertentu, misalnya :
– Spektroskopi Emisi Nyala/ Absorbsi atom, untuk mendeteksi adanya pengotor
ion-ion logam
– Kromatografi (cair,gas,kertas,lapis tipis,penukar ion,gel).
– Resonansi spin elektron, untuk mendeteksi adanya radikal bebas.
– Spektroskopi sinar X
– Fluorometri
E. Metode elektro kimia (elektro gravimetri, elektro foresis, polarografi dan
lainnya)
F. Metode kimia inti. (Bimmo, 2019)

Berbagai metode digunakan dalam pemisahan campuran yang bertujuan untuk


mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran. Pemisahan
campuran juga digunakan untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu
sampel (analisis laboratorium). Bagaimana teknik dan prinsip pemisahan
campuran akan dibahas dalam modul ini. Metode Pemisahan Campuran dapat
dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan tahap proses pemisahannya, yaitu
metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks. Metode
pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses
ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana.
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya
penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat dan reaksi-reaksi
kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih
metode sederhana. (Elliyawati, Sumarni, 2019)

Metode pemisahkan campuran


A. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat
padat dari cairannya dengan menggunakan alat berupa penyaring. Dasar
pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat
terlarutnya. Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk
larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat
sedangkan sisa yang tertinggal disebut residu (ampas). Metode ini dimanfaatkan
untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat
kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi
dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula.
Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring
buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang
kuat dilengkapi dengan alat penghisap.
B. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran yang didasarkan pada
campuran di mana salah satu komponen dapat menyublim (perubahan wujud dari
zat padat menjadi gas) sedangkan komponen yang lain tidak dapat menyublim.
Bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah
menyublim. Contohnya iodium atau kapur barus yang kotor dapat dipisahkan dan
dibersihkan dari kotorannya. Kapur barus yang bercampur kotoran (pasir) akan
menguap menjadi gas ketika dipanaskan.
C. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang
terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu
pelarut dan perbedaan titik beku. Ada dua cara kristalisasi yaitu kristalisasi
melalui penguapan dan pendinginan.
a) Kristalisasi melalui penguapan
Kristalisasi cara ini dilakukan dengan menguapkan pelarut dalam suatu larutan.
Proses dilakukan dengan cara memanaskan larutan sampai semua pelarut
menguap dan diperoleh bahan yang semula terlarut/ zat terlarut. Metode ini
dimanfaatkan pada industri pembuatan garam.
b) Kritalisasi melalui pendinginan
Pada kristalisasi ini larutan jenuh yang suhunya tinggi didinginkan sehingga zat
terlarut mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu
diturunkan. Melalui kristalisasi ini diperoleh zat padat yang lebih murni karena
pengotornya tidak ikut mengkristal. Contoh kritalisasi kalium nitrat
D. Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik
didih komponen-komponen dalam campuran tersebut. Dasar pemisahannya adalah
titik didih yang berbeda antara komponen yang akan dipisahkan. Bahan yang
dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap
pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Teknik yang
digunakan adalah campuran dididihkan, diuapkan kemudian didinginkan kembali,
sehingga dihasilkan zat murni yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan
akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang
mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat,
sedangkan sisanya disebut residu.
E. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran
dalam pelarut yang sesuai. Dasar pemisahan ini adalah kelarutan dalam pelarut
tertentu. Ada beberapa macam ekstraksi diantaranya ekstraksi sederhana dan
ekstraksi pelarut. Ekstraksi sederhana dilakukan dengan merendam bahan dalam
pelarut diaman zat yang diinginkan dapat melarut kemudian setelah beberapa
waktu larutan dipisahkan dari ampasnya. Cara ini dimanfaatkan untuk meperoleh
zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan. Ekstraksi pelarut dilakukan
dengan melarutkan bahan dalam larutan yang sesuai kemudian ditambah pelarut
kedua dimana zat yang diinginkan akan melarut dan tidak bercampur dengan
pelarut pertama. Larutan dikocok lalu didiamkan hingga terjadi dua lapisan yang
dapat dipisahkan dengan bantuan corong pisah. Metode ini biasanya digunakan
untuk memurnikan logam.
F. Kromatografi
Kromotografi merupakan suatu metoda pemisahan berdasarkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa
molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan
melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang
kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul
yang berikatan lemah.
G. Sentrifugasi
Prinsip teknik pemisahan ini adalah adanya gaya sentrifugal yang diberikan pada
partikel-partikel dalam campuran sehingga lama kelamaan partikel yang massa
jenissnya lebih besar akan mengendap. Sehingga terjadi pemisahan antara partikel
padat dan pelarutnya. Tahap pemisahan selanjutnya adalah dekantasi atau
memipet cairan yang berada diatas padatannya lalu dipindahkan ke tempat lain
contohnya adalah pemisahan partikel dalam darah dan pemisahan partikel dalam
madu. (Elliyawati, Sumarni, 2019)
BAB III
METODE

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat – alat
a. Spatula
b.Batang pengaduk
c. Penjepit tabung
d.Corong kaca
e. Mortar dan alu
f. Gelas beker (100 ml)
g.Gelas Ukur (100 ml)
h.Cawan penguap
i. Corong pemisah
j. Kompor listrik
k.Neraca analitik

3.1.2 Bahan – bahan


a. CuSo4
b.NaCl
c. Pasir
d.Kapur
e. Naf talena
f. Minyak
g.Aquades

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Dekantasi
a. Diisi gelas beker dengan Aquadest
b.Diletakan pasir kedalam gelas beker
c. Diaduk rata menggunakan batang pengaduk
d.Didiamkan hingga proses dekantasi terlihat endapan

3.2.2 Filtrasi
a. Diisi gelas beker dengan Aquades
b.Dambil kapur barus
c. Ditumbuk menggunalan mortar pastle
d.Dimasukkan ke gelas beker berisi Aquadest
e. Diaduk menggunakan batang pengaduk
f. Disiapkan kertas saring dan corong kaca
g.Disaring kapur barus menggunakan kertas saring
h.Ditunggu hingga semua tersaring

3.2.3 Kristalisasi
a. Dimasukkan sedikit padatan CuSO4
b.Dimasukkan Aquadest kedalam gelas beker
c. Diaduk menggunakan batang pengaduk
d.Diuapkan menggunakan kompor listrik
e. Ditunggu hingga habis dan menguap

3.2.4 Sublimasi
a. Dihaluskan kapur barus menggunakan mortar
b.Dimasukkan kedalam cawan penguap
c. Dimasukkan NaCl kedalam cawan penguap
d.Diaduk menggunakan spatula
e. Ditutup dengan corong kaca sebelum diletakkan di atas kompor
f. Ditunggu hingga terlihat embun dicorong kaca

3.2.5 Ekstraksi
a. Dimasukkan Aquadest dan minyak goreng kedalam corong pemisah
b.Dikocok, kemudian didiamkan
c. Didiamkan hingga minyak dan Aquadest terpisah
d.Dipisah minyak dan Aquadest menggunakan gelas beker
BAB IV
TUGAS

Paket A
1. Sebutkan teknik pemisahan secara fisika?
2. Sebutkan 7 metode pemisahan campuran!
3. Pada percobaan kristalisasi dan sublimasi keduanya menggunakan konsep
penguapan. Menurut pendapatmu apa yang membedakan kedua percobaan
tersebut?
4. Pada percobaan sublimasi kita menggunakan 2 padatan. Menurut pendapatmu
zat mana yang menguap dan yang tersisa di dalam cawan? Jelaskan!
5. Sebutkan dan jelaskan macam-macam penerapan konsep percobaan dalam
praktikum kali ini dikehidupan sehari-hari?

Jawab
1. A. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan adalah teknik pemisahan yang dilakukan dengan alat
berpori atau penyaring. Filtrasi akan menghasilkan filtrat atau hasil filtrasi yang
biasanya bening dan residu (ampas).

B. Evaporasi
Evaporasi merupakan pemisahan yang didasarkan pada perbedaan zat menguap.
Metode ini diterapkan untuk memisahkan campuran yang zat penyusunnya adalah
padatan dan cairan, di mana padatan larut dalam cairan.

C. Distilasi
Distilasi atau penyulingan dilakukan untuk memisahkan zat-zat penyusun dalam
campuran yang berupa larutan. Teknik ini diterapkan berdasarkan perbedaan titik
didih.
D. Kristalisasi
Kristalisasi adalah pemisahan zat padat dari larutannya sehingga mengkristal.
Teknik ini harus diterapkan pada larutan yang kental. Jika tidak, larutan harus
dipekatkan.

E. Sublimasi
Sublimasi atau penyubliman adalah teknik pemisahan sifat fisika dengan
menguapkan zat padat tanpa fase cair terlebih dulu.

2. Filtrasi, Kristalisasi, Sublimasi, Destilasi, Adsorbsi, Ekstraksi, Kromatografi.

3. Untuk kristalisasi itu proses pemisahan larutan berdasarkan perbedaan titik


didih dan volatilitas atau kecenderungan suatu larutan untuk menguap, sehingga
hasil akhirnya berbentuk kristal. Sedangkan sublimasi adalah proses pemisahan
campuran berdasarkan perbedaa titik uap, sehingga hasil akhirnya menjadi uap
dan tersisa pada cawan.

4. Yang akan menguap adalah NaCl karena bersifat cair jadi mudah untuk
menguap, sedangkan kapur barus sifatnya padat sehingga saat dipanaskan menjadi
gas lalu saat didinginkan akan menjadi kristal.

5. A. Dekantasi contohnya dekontaminasi merkuri


Minyak mentah dan gas alam sebagian besar terdiri dari atom hidrokarbon, air,
dan berbagai elemen berspektrum luas pada tingkat rendah, seperti arsen,
vanadium, dan merkuri. Dalam setiap tahap proses ekstraksi dan transformasi,
keberadaan merkuri dalam minyak mentah dan gas alam bervariasi karena,
bergantung pada tekanan dan suhu, ia terdistribusi secara tidak merata antara fase
uap, kondensat, dan air. Merkuri menyebabkan berbagai masalah bagi penyuling,
misalnya degradasi peralatan, timbulan limbah beracun, dampak kesehatan, dan
keracunan katalis. Ini dihilangkan dengan proses dekantasi, karena merkuri lebih
padat daripada cairan lain yang ada dalam larutan yang diekstraksi.
B. Filtrasi contohnya filter kopi
Dibandingkan dengan kopi tanpa filter, kopi filter dikaitkan dengan risiko
kematian yang lebih rendah akibat penyakit kardiovaskular, penyakit jantung
iskemik, atau stroke. Kopi tanpa filter mengandung zat yang meningkatkan
kolesterol darah. Menggunakan filter mencegah hal ini dan memperkecil
kemungkinan menyebabkan masalah jantung dan kematian dini. Selain itu,
minum kopi saring melalui saringan kertas, misalnya, ternyata lebih sehat
daripada tanpa minum kopi sama sekali. Berbeda dengan tidak minum kopi, kopi
yang disaring dikaitkan dengan 15% penurunan risiko kematian karena sebab
apapun, 12% penurunan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular pada pria
dan 20% penurunan risiko kematian akibat penyakit jantung pada wanita.
C. Kristalisasi contohnya Pemanenan Garam
Pemanenan garam adalah salah satu contoh terbaik dari proses kristalisasi dalam
kehidupan nyata. Awalnya, air yang terkandung di laut dan danau asin mengalami
penguapan matahari. Garam yang tertinggal ketika air diubah menjadi uap air
bersifat tidak murni dan memiliki kristal kecil. Selanjutnya dibersihkan dan
disempurnakan untuk tujuan pemurnian dan untuk memastikan konsumsi yang
aman.
D. Sublimasi contohnya es kering
es kering yang merupakan bentuk beku karbon dioksida. Ketika es kering terpapar
ke udara, es kering secara langsung mengubah fase dari kondisi padat menjadi gas
yang terlihat sebagai kabut. Karbon dioksida beku dalam bentuk gasnya lebih
stabil daripada dalam kondisi padatnya.
E. Ekstraksi contohnya pembuatan teh
Pembuatan teh adalah salah satu contoh proses ekstraksi pada kehidupan sehari-
hari. Teh yang biasanya kita minum merupakan campuran dari pelarut yaitu air
dengan daun teh kering. Teh dapat tercampur dengan air pada suhu yang tinggi.
Hasil dari pencampuran teh adalah ekstraksi dari senyawa tannin, theobromine,
polyphenol, dan kafein. Kafein inilah yang menghasilkan warna cokelat
kemerahan pada larutan teh.
DAFTAR PUSTAKA

Baskoro, Bimmo Dwi, 2019 Metode Dasar Pemisahan Kimia, Khusus untuk
mahasiswa sains dan teknik

Eliyawati, Sumarni, 2019 Partikel dan Materi, Calon guru pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja (pppk)

Muthiah Noor, 2019 Pemisahan Campuran, SMP Negeri 3 Simpang Empat

Anda mungkin juga menyukai