Anda di halaman 1dari 39

MUHAMMAD SYAFA’AT ABDULLAH

2005016049
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN 3
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

Disusun oleh:
Nama : Muhammad Syafa’at Abdullah
NIM : 2005016049
Kelompok : I (Satu)
Kelas : Reguler B
Program Studi : Pendidikan Biologi

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Nama : Muhammad Syafa’at Abdullah


NIM 2005016049
Kelompok : I (Satu)
Kelas : Reguler B
Program Studi : Pendidikan Biologi
Percobaan ke- :3
Judul Percobaan : Pemisahan dan Pemurnian

Samarinda, 3 November 2020


Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Wafiq Azizah Muhammad Syafa’at Abdullah


NIM. 1805025038 NIM. 2005016049
1

PERCOBAAN III
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

A. Tujuan Percobaan
Untuk memisahkan dan atau memurnikan zat dari suatu zat yang telah
tercampur atau tercemar dengan cara dekantasi, kristalisasi, sublimasi dan
corong pisah, Destilasi Kromatografi kertas, filtrasi vacum.

(4 hal 15-18)

B. Dasar Teori
Campuran merupakan materi yang tersusun oleh dua macam zat atau
lebih yang tidak terikat secara kimia dan dapat dipisahkan kembali dengan
cara fisika. Campuran terdiri dari dua macam yaitu campuran homogen
dan campuran heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang
setiap bagiannya serba sama, baik warna, rasa serta perbandingan zat-zat
tercampur juga sama, serta tidak memiliki bidang batas antara komponen-
komponennya. Contohnya larutan garam dalam air dan larutan gula dalam
air. Campuran heterogen adalah campuran yang setiap bagian-bagiannya
tidak sama, baik warna, rasa serta perbandingan zat-zat tercampurnya tidak
sama dan satu komponen dengan komponen lainnya terdapat bidang batas,
sehingga kita dapat membedakan satu yang lainnya. Misalnya, campuran
minyak dengan air dan campuran kopi dengan air (3 hal 64)

Ekstraksi adalah proses pemisahan komponen terlarut dengan pelarut


organik terhadap bahan padat. proses ekstraksi yang umum digunakan ada
tiga macam yaitu maserasi, reluks dan perkolasi. Pada dasarnya prinsip
reluks disamakan dengan cara soxhlet karena menggunakan sistem
pemanasan dengan suhu tertentu. Ekstraksi dapat dilakukan menggunakan
pelarut non polar (heksana, sikloheksana, dan etil asetat), pelarut semi
polar (kloroform, diklorometan, dietil eter, dan etil asetat) dan dengan
2

pelarut polar (metanol, etanol, dan air). Ekstraksi dapat dilakukan secara
bertahap dengan menggunakan satu jenis pelarut atau kombinasi beberapa
pelarut. Cara ekstraksi tersebut dapat dilakukan secara dingin untuk isolasi
senyawa yang tidak tahan panas dan dengan pemanasan untuk isolasi
senyawa yang memang memerlukan suhu tertentu agar proses ekstraksi
berjalan efektif karena pemanasan dapat mempercepat kelarutan.
Pemilihan pelarut untuk proses ekstraksi bergantung dari sifat komponen
yang akan diisolasi. Salah satu sifat yang penting adalah polaritas suatu
senyawa. Suatu senyawa polar diekstrak dengan menggunakan pelarut
polar, demikian pula untuk senyawa semi polar dan nonpolar. Derajat
polaritas tergantung pada besarnya tetapan dielektrik, makin besar tetapan
dielektrik makin polar pelarut tersebut.( 5 Hal 20-21)
Pemisahan hasil ekstraksi tumbuhan terutama dilakukan dengan salah
satu atau gabungan dari beberapa teknik kromatografi. Pemilihan teknik
kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan dan keatsirian
senyawa-senyawa yang akan dipisahkan. Kromatografi adalah suatu
metode fisik untuk pemisahan yang didasarkan atas perbedaan afinitas
senyawa-senyawa yang sedang dianalisis terhadap dua fasa yaitu fasa
stasioner/fasa diam dan fasa mobil/fasa gerak. Jadi, campuran senyawa-
senyawa dapat mengalami adsorpsi dan desorpsi oleh fasa dalam secara
berturut-turut sehingga secara berurutan fasa gerak juga akan melarutkan
senyawa-senyawa tersebut dan proses pemisahan dapat terjadi karena
campuran senyawa memiliki kelarutan yang berbeda di antara dua fasa
tersebut (2 hal 161)

Senyawa bahan alam yang terbentuk padat hasil isolasi dari suatu
tanaman sering terkontaminasi oleh pengotor meski kadang-kadang hanya
dalam jumlah yang relatif lebih kecil. Teknik umum yang sering
digunakan untuk pemurnian senyawa tersebut adalah rekristalisasi yang di
dasarkan pada perbedaan kelarutannya dalam keadaan panas atau dingin
dalam suatu pelarut. Kelarutan suata senyawa dalam suatu pelarut
3

biasanya naik seiring dengan baiknya temperatur, yang berarti bahwa


kelarutan tersebut juga tinggi di dalam pelarut panas. Kemudian
pembentukan kristal kembali dilakukan dengan pendinginan larutan
hingga tercapai keadaan di atas jenuh. Jadi rekristalisasi meliputi tahap
awal yaitu melarutkan senyawa yang akan dimurnikan dalam sesedikit
mungkin pelarut atau campuran pelarut dalam keadaan panas atau bahkan
sampai suhu pendidihan sehingga di peroleh larutan jerih dan tahap
selanjutnya adalah mendinginkan larutan yang akan dapat menyebabkan
terbentuknya kristal yang kemudian dipisahkan melalui penyaringan.(2 Hal
178)

Pemisahan dan pemurnian campuran dibedakan menjadi beberapa cara,


yaitu:
a. Dekantasi
Adalah suatu cara pemisahan antara larutan dan endapan yang paling
sederhana, yaitu dengan menuangkan cairan yang berada dibagian atas
secara perlahan-lahan sehingga endapan tertinggal dibagaian dasar
bejana. Cara ini dapat dilakukan jika endapan mempunyai ukuran
partikel yang besar dan massa jenisnyapun besar, sehingga dapat
terpisah dengan baik terhadap cairannya. Jika massa jenis dan ukuran
partikel relatif kecil sehingga ada sebagian padatan yang melayang atau
mengapung maka cara pemisahan yang paling tepat adalah dengan
penyaringan atau sentrifugasi.
b. Sentrifugasi
Cara pemisahan ini berdasarkan adanya gaya sentrifugal yang
diberikan pada partikelpartikel yang melayang sehingga partikel-
partikel tersebut dapat dipaksa untuk bergerak kedasar bejana dan
mengendap, sehingga terjadi pemisahan antara partikel padat dan
pelarutnya. Selanjutnya pada campuran yang telah memisah tersebut
dapat dipisahkan lebih lanjut dengan cara dekantasi atau memipet cairan
yang berada di bagian atasnya dan dipindahkan ketempat lain. Cara ini
4

sangat cocok untuk memisahkan campuran yang ukuran partikelnya


sangat kecil dan massa jenis partikelnya juga kecil sehingga partikel
padat tersebut melayang didalam cairannya, misalnya Koloid. Gaya
sentrifugal diperoleh dengan cara memutar campuran yang akan
dipisahkan dengan suatu alat khusus yang disebut Sentrifuge. Ada dua
jenis alat sentrifuge, Sentrifuge biasa yang mempunyai kecepatan putar
rendah antara 0 sampai dengan 3000 rpm (rotasi permenit) alat ini biasa
digunakan untuk memisahkan campuran yang ukuran partikelnya relatif
besar. Ultra Sentrifuge mempunyai kemampuan putaran yang tinggi dari
0 sampai dengan 20.000 rpm, bahkan ada yang dapat mencapai 120.000
rpm. Sentrifuge jenis ini banyak digunakan untuk keperluan biokimia
misalnya memisahkan plasma dan serum pada darah.
c. Filtrasi
Adalah suatu cara pemisahan yang biasa dilakukan untuk
memisahkan suatu pelarut terhadap zat pengotornya yang berupa
padatan atau memisahkan suatu padatan kristal terhadap pelarutnya.
Keberhasilan pemisahan dengan cara ini sangat bergantung pada ukuran
saringan yang kita gunakan. Jika ukuran saringan terlalu kecil
sedangkan partikel yang disaring cukup besar, maka pemisahan akan
berhasil baik tetapi memerlukan waktu penyaringan yang lama. Tetapi
sebaliknya jika ukuran partikel sangat kecil sedangkan ukuran pori-pori
saringannya cukup besar maka akan ada sebagian partikel padat yang
ikut lolos tidak tertahan oleh penyaringnya. Dalam teknik menyaring
untuk mempercepat proses penyaringan kadang-kadang diperlukan
pompa vakum.
d. Pemanasan dan Kristalisasi
Cara ini sering dilakukan untuk memisahkan atau memurnikan suatu
zat padat yang dapat mengkristal. Kristal dibentuk oleh ion-ion, atom-
atom, molekul-molekul yang tersusun secara sistematik dan bertahap,
sehingga membentuk geometri yang tertentu. Bentuk kristal bergantung
kepada sifat-sifat, ukuran dan gaya elektrostatik antara ion-ion,
5

atomatom, molekul-molekul penyusun kristal. Bila zat mengkristal dari


larutannya, ion-ion, atom-atom, molekul-molekul yang berlainan
sifatnya, akan cenderung dikeluarkan dari susunan kristalnya karena
tidak dapat masuk dalam susunan kristal secara bertahap
e. Sublimasi
Proses sublimasi sangat mirip dengan proses distilasi. Istilah distilasi
digunakan untuk perubahan dari cairan menjadi uap setelah mengalami
pendinginan berubah menjadi cairan atau padatan. Sedangkan sublimasi
adalah proses dari perubahan bentuk padatan langsung menjadi uap
tanpa melalui bentuk cair dan setelah mengalami pendinginan langsung
terkondensasi menjadi padatan kembali. sublimasi adalah proses dari
perubahan bentuk padatan langsung menjadi uap tanpa melalui bentuk
cair dan setelah mengalami pendinginan langsung terkondensasi
menjadi padatan kembali. Teknik pemisahan dengan cara sublimasi,
sering dilakukan untuk beberapa senyawa anorganik misalkan AlCl3 ,
NH4Cl , I2 , As2O3 dan lain-lain.

f. Kromatografi
Kromatografi adalah proses pemisahan campuran berdasarkan pada
perbedaan distribusi dari penyusun campuran antara dua fasa. Satu fasa
yang tetap tinggal dalam sistem disebut fasa diam, sedangkan yang lain
disebut fasa gerak karena selalu bergerak mengalir dalam sistem melalui
celah-celah pada fasa diam. Aliran (gerakan) fasa gerak ini
menyebabkan perbedaan migrasi penyusun campuran, sehingga
campuran dapat terpisahkan.

(1 hal 4,22-23)
6

C. Alat dan Bahan


1. Alat

a. Batang pengaduk, 3 buah


b. Bhosed, 1 buah
c. Botol semprot 250 mL, 1 buah
d. Cawan penguap 100 mL, 1 buah
e. Cincin bertangkai, 1 buah
f. Corong saring, 1 buah
g. Corong pisah 250 mL, 1 buah
h. Gelas kimia 50 mL, 10 buah
i. Gelas kimia 100 mL, 1 buah
j. Gelas kimia 250 mL, 1 buah
k. Kertas saring, 4 lembar
l. Labu Erlenmeyer 100 mL, 1 buah
m. Lumpang, 1 buah
n. Pemanas listrik, 1 buah
o. Penggerus, 1 buah
p. Sendok, 5 buah
q. Statif, 1 buah
r. Tang cawan, 1 buah
s. Corong Buchner
t. Labu Buchner
2. Bahan

a. Air
b. Garam dapur
c. Kapur tulis
d. Minyak goreng
e. Naftalena
f. Padatan tembaga(II) sulfat pentahidrat, CuSO4.5H2O
g. Pasir
h. Tinta berwarna
i. Tepung
7
D. Prosedur Kerja
1. Dekantasi; Masukkan 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia 100 mL dan
tambahkan aquades hingga ½ gelas kimia. Aduk dan biarkan beberapa
saat hingga pasir mengendap. Tuang cairan bagian atas.
2. Filtrasi dan Penguapan; Campur 2 sendok makan garam dengan 2
sendok makan pasir dalam gelas kimia 100 mL (campuran ini dianggap
sebagai garam yang tercemar pasir). Tambahkan 25 mL aquades dan
aduk hingga semua padatan garam larut. Saring campuran tersebut dan
panaskan larutan dengan panas yang sedang hingga membentuk kristal.
3. Filtrasi dengan vakum; Masukkan 2 sendok abu terbang batu bara (fly
ash) ke dalam gelas kimia 100 mL. Tambahkan 100 mL aquades dan
aduk. Rangkai labu Buchner dan corong Buchner dengan pompa vakum
(lihat gambar) dan jalankan mesin. Masukkan campuran fly ash dengan
air ke dalam corong Buchner dan amati.
4. Sentrifugasi; masukkan 1 spatula tepung terigu ke dalam gelas kimia 50
mL. tambahkan 10 mL aquades dan aduk. Masukkan campuran tersebut
ke dalam tabung sentrifuge dan masukkan ke dalam mesin sentrifuge.
Operasikan mesin dengan kecepatan dan waktu tertentu. Ambil tabung
sentrifuge setelah mesin tidak beroperasi dan pisahkan cairan dan
padatan yang mengendap.
5. Kristalisasi; Larutkan 5 gram hidrat tembaga(II) sulfat ke dalam 10 mL
aquades di dalam gelas kimia 50 mL. Uapkan larutan dengan panas
sedang hingga volume 5 mL, dinginkan
6. Sublimasi; Masukkan 2 gram naftalena dan sedikit garam ke dalam
crush porselen. Tutup crush dengan kertas saring yang telah dilubangi
kecil-kecil, dan tutup lagi dengan corong dengan posisi terbalik dan
lehernya disumbat kapas. Panaskan dengan panas sedang dan amati.
7. Corong pisah; Masukkan 50 mL minyak dan 50 mL aquades ke daam
corong pisah 250 mL. Kocok dan biarkan beberapa saat hingga terjadi
lapisan. Pisahkan kedua lapisan.
8. Destilasi; Pasang rangkaian alat destilasi masukkan air garam ke dalam
labu alas bulat/labu destilasi hingga setengah volumenya, Alirkan air
pendingin dan nyalakan pemanas. Tunggu beberapa saat hingga
diperoleh destilat (tetesan air pada ujung kondensor).Teruskan destilasi
hingga diperoleh volume setengah dari voume sampel (air).
Hasil Pengamatan
1. Tabel pengamatan
Tabel 3.1 Jenis dan Alasan Pemisahan Campuran
No Jenis Campuran Alasan Dapat Dipisahkan Jenis Pemisahan
1 Pasir dan air Karena jenis campuran Dekantasi
antara pasir dan air ini
dimana pasir lebih besar
partikelnya dari pada air,
maka dari itu jenis
campuran ini masuk ke
dalam jenis pemiasahan
dekantasi yaitu perbedaan
massa jenis zat dari
komponen2 pembentuk
campurannya jika semakin
besar perbedaannya
semakin mudah
pemisahannya.
2 Garam, Pasir dan Perbedaan ukuran partikel Filtrasi dengan
air dan titik didih, karena penguapan
ukuran garam lebih kecil
dari ukuran partikel pasir.
Sehingga partikel garam
lebih mudah melewati
kertas saring dari pada
partikel pasir. Selain itu
titik didih garam lebih
tinggi dari pada air,
sehingga air akan
menguap dan terbentuk
butir-butir garam pasa saat
dipanaskan.
3 Fly ash dan air Salah satu teknik filtrasi Filtrasi dengan
menggunakan vakum, vakum
yaitu suatu metode filtrasi
yang menggunakan pompa
vakum sebagai gaya
pendorong agar proses
filtrasi menjadi lebih
cepat.Perbedaan ukuran
partikel, karena partikel air
lebih kecil dari pada
partikel fly ash.
4 Tepung dan air Karena adanya Sentrifugasi
pemanfaatan gaya
sentrifugal, sehingga
komponen campuran yang
lebih rapat akan bergerak
menjauh membentuk
endapan. Selain itu, karena
adanya perbedaan rapat
massa dari kedua cairan,
sehingga komponen
campuran yang lebih rapat
akan bergerak menjauh
membentuk endapan
5 Asam benzoate Asam benzoat dapat Kristalisasi
dan air panas dimurnikan dengan
rekristalisasi dari air
karena asam benzoat larut
dengan baik dalam air
panas namun buruk dalam
air dingin. Selain itu Filtrat
yang dihasilkan dari
pencampuran asam
benzoat dengan air panas
tadi dididihkan dengan
titik didih yang rendah.
Pengendapan (saring),
juga mempengaruhi laju
pembentukan kristal.
Karena terdapat perbedaan
kelarutan dalam suatu
pelarut dan perbedaan titik
beku serta untuk
menghasilkan padatan
kristal murni.
6 Naftalena dan air Dapat dipisahkan karena Sublimasi
berdasarkan adanya
perubahan titik didih dan
perubahan wujud zat. Pada
sublimasi ini zat naftalena
memiliki titik didih tinggi
karena zatnya diberikan
kenaikan suhu sehingga
partikel tersebut berubah
menjadi gas. Sedangkan,
air memiliki titik didih
yang rendah.
7 Ekstrak teh dan Karena pada sampel yang Corong pisah
kloroform digunakan yakni ekstrak
teh dan kloroform
memiliki tingkat densitas
(massa jenis) yang berbeda
pada saat campuran
dilakukan pemisahan
campuran pada corong
pemisah akan terbentuk
komponen-komponen
senyawa pada dua fase
yang berbeda dan tidak
bercampur. Sampel yang
memiliki massa jenis yang
lebih besar yakni
kloroform. Ekstrak teh
memiliki massa jenis yang
lebih kecil daripada
kloroform sehingga berada
di lapisan atas.
Penggunaan kloroform
berfungsi untuk mengikat
teh dari larutan agar teh
dapat benar-benar terpisah
dari zat-zat lain dalam
larutan. Teh dapat terikat
oleh kloroform karena
kloroform berupa zat non
polar yang dapat terikat
oleh zat non polar juga,
yaitu kloroform.
8 Etanol dan air Adanya perbedaan suhu Destilasi
dan perbedaan titik didih
yang cukup besar dimana
Air mendidih pada suhu
100°c dan pada suhu ini
air berada pada bentuk cair
akan berubah menjadi uap
yang meskipun dipanaskan
suhu tidak akan naik jika
memiliki tekanan sama.
Air akan terus menjadi uap
dan lama kelamaa habis
keluar melalui kondensor
ke labu elenmeyer . Etanol
sendiri mendidih pada
suhu 79°c kemudian
menguap menjadi air.

9 Tinta dan Air Tinta dan air dapat Kromatografi


dipisahkan karena adanya kertas
fase bergerak dan fase
diam.

Tabel 3.2 Nilai RF Beberapa Warna


Noda Jarak Noda (cm) Jarak Pelarut (cm) Rf
Hitam 6,5 cm 8 cm 0,813
Hijau 7,6 cm 8 cm 0,950
Merah 6 cm 8 cm 0,750
Biru 7 cm 8 cm 0,875

2. Perhitungan

a. Jarak noda hitam

Rfhitam = 0,813 cm
b. Jarak noda hijau

Rf hijau = 0,950 cm
c. Jarak noda merah

Rf merah = 0,750 cm
d. Jarak noda biru

Rf biru = 0,875 cm
3. Dokumentasi

Hijau

Merah
Biru Tua

Hitam
E. Pertanyaan
1. Prosedur 1
a. Campuran pasir dan air menjadi campuran heterogen.
b. Teknik Pemisahan : salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
memisahkan campuran adalah teknik dekantasi (pengendapan) Teknik
ini dapat dilakukan jika endapan mempunyai ukuran partikel dan massa
jenis yang besar, sehingga dapat terpisah dengan baik terhadap
cairannya.
c. Alasan Pemisahan : jenis pemisahan pada pasir dan air yaitu dekantasi
atau pengendapan, pasir dilarutkan di dalam air. Namun karena adanya
perbedaan ukuran partikel zat antara pasir dengan air dan ukuran partikel
pasir lebih besar dibandingkan partikel air dan karena adanya pengaruh
gaya gravitasi, maka pasir tidak dapat terlarut dengan sempurna di dalam
air dalam waktu beberapa saat, pasir akan mengendap ke dasar larutan
sehingga air dan pasir dapat dipisahkan.
2. Prosedur 2
a. Campuran pasir, air dan garam menjadi: 1) Pasir dan air menjadi
campuran heterogen 2) Air dan garam menjadi campuran homogen
b. Teknik Pemisahan : 1) Teknik pemisahan dengan cara fitrasi
atau penyaringan 2) Teknik pemisahan dengan cara penguapan.
c. Alasan pemisahan : Jenis pemisahan pada pasir, garam dan air dalam
percobaan ini dilakukan dengan teknik fitrasi atau penyaringan.
Setelah ketiga bahan tersebut di campurkan larutan akan disaring
dengan menggunakan kertas saring yang sangat kecil sehingga dapat
menyaring partikel yang berukuran lebih besar dibandingkan dengan
pelarutannya.
3. Prosedur 3
a. Campuran fly ash dan aquades menjadi campuran homogeny.
b. Teknik Pemisahan :teknik pemisahan yaitu filtrasi dengan vacum
atau penyaringan
c. Alasan Pemisahan :jenis pemisahan pada fly ash dan air yaitu filtrasi
atau penyaringan. Pada praktikum kali ini yaitu menggunakan filtrasi
vakum dengan menggunakan kertas saring. Fly ash dan air ketika
dilarutkan akan menjadi campuran homongen. Fly ash ketika di campur
dengan air memiliki sifat kelarutan yang tinggi sehingga di butuhkan
proses filtrasi dengan Kertas saring memiliki pori pori yang sangat kecil
sehingga dapat menyaring partikel yang berukuran lebih besar
dibandingkan dengan pelarutnya.
4. Prosedur 4
a. Campuran tepung dan air menjadi campuran homogen b.
b. Teknik Pemisahan : Salah satu teknik dapat dipergunakan untuk
memisahkan campuran ini adalah teknik sentrifugasi, yaitu metode yang
digunakan dalam untuk mempercepat proses pengendapan dengan
memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya.
c. Alasan Pemisahan : Dalam larutan tepung dan air mengandung partikel
yang berbeda, ukuran bentuk, reaksi terhadap kecepatan sentripetal, berat
molekul yang berbeda, pada akhirnya akan terbentuk endapan yang
menunjukkan telah terjadi pemisahan menurut komponennya. Jumlah
endapan dan keberhasilan pemisahan campuran tergantung pada sifat
kelarutan komponen terlarut dan vikositas campuran.
5. Prosedur 5
a. Campuran air dan asam benzoat menjadi campuran homogen
b. Teknik pemisahan : salah satu pemisahan campuran yaitu kristalilasi
atau pengkristalian
c. Alasan Pemisahan : dalam campuran air dan asam benzoat terdapat
perbedaan kelarutan zat-zat padat dalam pelarut tertentu, baik dalam
pelarut murni maupun dalam pelarut campuran. Suatu zat padat akan
lebih larut dalam pelarut panas dibandingkan dalam pelarut pelarut
dingin.
6. Prosedur 6
a. Campuran 2 gram neftalena menjadi kristal padat
b. Teknik Pemisahan : Salah satu pemisahan campuran yaitu sublimasi
atau penyubliman
c. Alasan pemisahan : Pada dasarnya sublimiasi diterapkan untuk
memisahkan suatu zat dari 21 pengotornya (impuritis) sehingga
diperoleh zat yang lebihmurni, kotoran biasanya akan tertinggal dalam
wadah akibat ketidakmampuannya dala menyublim. Syarat pemisahan
campuran dengan menggunakan sublimasi adalah pertikel yang
bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar, sehingga
dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Pada
percobaan ini, naftalena dimasukkan kedalam cawan penguap dan
ditutup kertas saring yang telah dibuat lubanglubang kecil. Disumbat
corong dengan tisu dan dipanaskan, lalu muncul kristal-kristal pada
dinding corong karena adanya uap naftalena.
8

7. Prosedur 7
a. Campuran ekstrak teh dan kloroform menjadi campuran heterogen
b. Teknik Pemisahan : Teknik yang digunakan dalam campuran ekstraks
teh dan klorofom yaitu corong pemisah.
c. Alasan Pemisahan : Corong pemisah adalah suatu alat laboratorium
yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen campuran 2
fase yang memiliki identitas yang berbeda. Esktrak teh dan Klorofom
memiliki identitas yang berbeda sehingga akan membentuk 2 fase. 22
Esktrak teh dan klorofom merupakan campuran komponen yang
memiliki identitas berbeda sehingga keduanya akan membentuk 2 fase.
8. Prosedur 8
a. Campuran etanol dan air menjadi campuran homogen
b. Teknik Pemisahan : Teknik ini menggunakan teknik pemisahan campuran
yaitu destilasi. Destilasi adalah proses pemisahan campuran antara zat cair
dengan zat cair berdasarkan perbedaan titik didihnya.
c. Alasan Pemisahan : Prinsip kerja dari destilasi yaitu dimana pada proses
pemanasan, zat yang memiliki titik didih terendah akan menguap kemudian
masuk kedalam kondensor, dimana kondensor berfungsi sebagai proses
pendinginan atau yang sering disebut kondensiasi. Kemudian berubah
menjadi molekul-molekul air. Setelah menjadi molekul-molekul air akan
keluar dan masuk kedalam wadah penampung atau erlenmeyer. Berakhirnya
destiladi ini di tandai dengan tidak adanya tetesan-tetesan air yang mengalir
yang masuk kedalam wadah penampung atau erlenmyer. Distilasi atau
penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap bahan.
9 Prosedur 9
a. Campuran air, kertas buram dan tinta warna menjadi campuran heterogen
b. Teknik Pemisahan : Teknik ini menggunakan teknik kromatografi.
c. Alasan Pemisahan : Kromatografi kertas adalah metode analitik yang
digunakan untuk memisahkan zat atau bahan kimia yang berwarna
terutama pigmen. Hal ini juga dapat digunakan untuk menganalisis
warna primer atau sekunder pada percobaan tinta.
10

F. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ke tiga yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa untuk memisahkan atau memurnikan zat dari suatu zat yang telah
tercampur dalam dilakukan dengan cara dekantasi, sentrifugasi, kristalisasi,
sublimasi, destilasi, kromatografi kertas, filtrasi, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Baskoro, Bimmo Dwi. Tanpa Tahun. Metode dasar Pemisahan Kimia. Hal 4, 7,
22 – 23.

Endarini,. 2016. Farmakognosi dan Fitokimia. Hal 161, 178

Harwanto, Dwi. 2019. Aplikasi Game Edukasi Pengenalan Unsur Dan Senyawa
Kimia. Jurnal Teknik Informatika. Vol. 14 No.Hal. 64

Kusumaningtyas, Pintaka dan Sukemi. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Dasar


(Untuk mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia). Samarinda : Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman. Hal. 15 – 18.

Weny,. 2017. Isolasi Senyawa Antifeedant dari tumbuhan clerodendrum


paniculatum. Yogyakarta: Zahr Publishing. Hal 21

Anda mungkin juga menyukai