Pengantar :
Energi listrik selalu dibutuhkan didalam Pabrik Kimia.
Untuk mengoperasionalkan peralatan-peralatan
industri kimia dan penerangan diperlukan energi listrik
yang cukup besar.
Dalam bahasan kali ini, kita akan membahas
mengenai dasar-dasar kelistrikan.
1.Hukum Dasar Listrik
Parameter dasar terdiri dari Arus (I); Tegangan
atau Voltase (V) dan Hambatan (R). Hubungan ketiga
parameter dasar tersebut yang dikenal dengan Hukum
Ohm :
V = R. I
V = Voltase (Volt) ; I =
Arus (Amper)
R = Tahanan ( Ohm)
2. Frekuensi Listrik
Frekuensi listrik di
indonesia 50 Hz.
Kurva tegangan sesaat
arus bolak-balik :
V(t) = V maks Sin (2t)
V Vefektif
I I efektif
Vmaks
2
I maks
2
4. Motor Listrik
Pada pabrik kimia, energi listrik sebagian besar
dibutuhkan untuk menggerakkan motor listrik,
misalnya untuk kompresor, pompa dan pengaduk.
Pabrik kimia umumnya menggunakan motor listrik arus
bolak-balik sebagai penggerak peralatan proses
tersebut.
a. Jenis Motor Listrik
Motor listrik yang digunakan untuk pabrik kimia
adalah mempunyai arus bolak-balik (AC) dan untuk
beban tetap dengan putaran tetap.
Sedangkan untuk kebutuhan khusus menggunakan
motor arus DC. Hal ini digunakan untuk
memperoleh pengaturan dan putaran torsi yang baik
1). Motor DC
Motor DC digunakan untuk keperluan torsi
yang besar dengan kecepatan yang rendah,
terutama pada awal operasinya. Motor DC
mempunyai keistimewaan mudah dioperasikan,
tetapi mempunyai kelemahan perawatannya yang
mahal.
2). Motor Induksi
Motor induksi (asinkron) paling banyak
digunakan dalam industri, karena perawatannya
yang mudah dan biaya. Prinsip dasar operasional
motor induksi adalah menggunakan dua kumparan
kawat, dimana stator dihubungkan kesumber listrik
dan rotornya yang berputar.
Daya total
Ptotal =
V.I
Daya aktif Paktif = V.I
cos
Daya reaktif
Preaktif =
V.I sin
Faktor Daya, cos =
Fs = (Daya aktif /( Daya
total)
Untuk Motor tiga fasa ;
P = V.I cos 3
6. Pemilihan Tegangan
Pada dasarnya sistem distribusi listrik di pabrik harus
dapat memberi daya listrik pada semua peralatan
listrik di pabrik.
Pabrik biasanya mempunyai beberapa tingkatanan
tegangan untuk peralatan proses dan utilitasnya yang
terdistribusi melalui jaringan primer dan sekunder.
Penggunaan listrik di indonesia mengacu dengan
penggunaan listrik di pabrik Eropa menggunakan
tegangan 380 V dengan frekuensi 50 Hz. Amerika
menggunakan tegangan 460 V dengan frekuensi 60 Hz
dan 3 fasa.
7. Tingkatan Tegangan
a. Transmission-line voltage dari pemasok listrik ke
substation (23 s/d 230 kV)
b. Primary-distribution voltage dari substation ke
pabrik Utama