Anda di halaman 1dari 4

A. Tanda Elipsis (...

)
1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat
atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
a. Tuhan… hanya kepadaMu – lah hamba berpulang untuk selama
lamanya.
b. Pengetahuan dan pengalaman kita… masih sangat terbatas
Catatan:
a. Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
b. Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik
empat buah).
2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam
dialog.
Misalnya:
“Tapi … sudahlah, tak apa,”
“Hmm … selanjutnya kita ke mana?”
Catatan:
a) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
b) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik
empat buah).
B. Tanda Petik (“...”)
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
a. “Ayah tidak mengijinkanku pergi,” kata Irish
b. Pasal 36 UUD 1945 berbnyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron,
artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
a. Sajak “Berdiri Aku” terdapt pada halaman lima buku itu
b. “The Persistent of Memory” adalah lukisan Saldavor Dali yang paling
dikenal khalayak luas.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
a. Penelitian itu dilakukan dengn “trial and error” berulang kali.
b. Pemain “naturalisaasi” dalam tim nasinal mendapat sorotan karena
prstasinya.
C. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam
petikan lain.
Misalnya:
a. Bagus berkata, “Semua orang berteriak ‘Tolong.. tolong..’, tapi semua
sibuk mengurus keselamatan mereka sendiri”.
b. “Kemarin dia berkata kepadaku, ‘Hei, Nad, kalau nanti kamu bertemu
dengan Awang, tolong kamu tagih utangnya kepadaku, ya!”
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
a. Meja hijau ‘Pengadilan’
b. Best – seller ‘sangat laris’
c. Background ‘latar belakang’
D. Tanda Kurung ((...))
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Misalnya:
a. Amir bekerja di salah satu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Kota Banten.
b. Radi berkuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang
bukan bagian utama kalimat
Misalnya:
a. Personel Queen (grup music rock legendaris) yang masih hidup saat
ini adalah Roger Tayor dan Brian May.
b. Andika (anak Pak Agung) menjadi pemenang olimpiade matematika
tingkat Nasional.
3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang
keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Misalnya:
a. Anam pindah dari Ciamis sejak (tahun) 2002.
b. Sejak (masih) kecil Apri sudah bercita – cita menjadi progammer
4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan
sebagai penanda pemerincian.
Misalnya:
a. Di bawah iini merupakan bilangan tunggal kecuali: (a) 2, (b) 3, dan
(c) 4.
b. Menurut Harrold Lasswel, unsur – unsur yang terlibat dalam proses
komunikasi adalah; (1) komunikator, (2) pesan, (3) media, (4)
kmunikan, dan (5) efek.
E. Tanda Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di
dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
a. Ayah memberi kado sepatu futsal [kepada] Cahyo sebagai hadiah
ulang tahunnya.
b. Pemuka agama meminta warga [supaya] saling bertoleransi.
2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat
penjelas yang terdapat dalam tanda kurung
Misalnya:
a. Terdapat 5 unsur komunikasi dalam model Lasswell (pembahasan
selengkapnya bias disimak di Bab I [halaman 15])
b. Rumah Pak Ryan (yang bercat putih [dihuni sejak 2004]) telah resmi
dijual.
F. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
a. Nomor: 7/PK/1998
b. Jalan Protokol I/10
c. Tahun Ajaran 2017/2018
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Misalnya:
a. Orang tua/wali ‘orang tua atau wali’
b. Mengangkat/menjinjing ‘mengangkat atau menjnjing’
3. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di
dalam naskah asli yang ditulis orang lain
Misalnya :
Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa.
G. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Misalnya:
a. Oki ‘lum juga kembali dari tugasnya (‘lum = belum)
b. 13 September ’93 (‘93 = 1993)

Anda mungkin juga menyukai