Anda di halaman 1dari 11

NAMA : IRFAN

NIM : 2019 63 052


PRODI : S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
TUGAS : BAHASA INDONESIA

Soal.
1. Tulis tangan/diketik, kaidah penulisan dan penempatan ejaan bahasa Indonesia (EYD)
masing-masing dua (2) contoh, mulai dari nomor urut (2) persukuan/pemisahan suku kata, (3)
penulisan huruf besar/huruf kapital, (4) penulisan huruf miring, (5) penulisan kata dasar
(contoh: makan), kata ulang (conoth: makan-makan), kata berimbuhan (contoh: makanan,
mengambil dan lain-lain), dan gabungan kata (contoh. Rumah sakit), (6) penulisan angka dan
lambang bilangan, dan (7) tanda baca.

Jawab:
1. Kaidah penulisan
a. persukuan / pemisahan suku kata
contoh:

- main = ma-in

- taat = ta-at

b. penulisan huruf besar


contoh:
huruf kalimat yang di pakai sebagai huruf pertama awal kalimat.

- Apa maksudnya?

- Dia membaca buku.

c. penulisan huruf miring


contoh:
huruf miring di pakai untuk menuliskan judul buku, majalah dll

- Saya sudah membaca buku Sirah Nabawiyah karangan Syaikh Shafiyyurrahman


Al-Mubarakfuri

- Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.


d. penulisan
(1) kata dasar
contoh:
kata dasar di tulis sebagai satu kesatuan

- Kantor pajak penuh sesak

- Saya pergi ke sekolah

(2) kata ulang


Contoh:
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya

- Kura-kura

- Cumi-cumi

(3) kata berimbuha


Contoh:
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan
dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.

- Berjalan

- Lukisan

(4) gabungan kata


Contoh:
Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
ditulis terpisah

- persegi panjang

- orang tua

e. penulisan angka dan bilangan


contoh:
Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.

- Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.


- Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus,
dan 250 sedan.
f. tanda baca
(1). Tanda titik (.)
Contoh:
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan

- Mereka duduk di sana.

- Dia akan datang pada pertemuan itu.

(2). Tanda koma (,)


Contoh:
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.

- Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.

- Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.

(3). Tanda titik dua (:)


Contoh:
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.

- Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

- Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.

(4). Tanda titik koma (;)


Contoh:
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat
majemuk.

- Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.

- Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita


pendek
(5). Tanda titiktitik/ellipsis (…)
Contoh:
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
kutipan ada bagian yang dihilangkan.

- Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

- Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah ....

(6). Tanda Tanya (?)


Contoh:
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya

- Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?

- Siapa pencipta lagu "Indonesia Raya"?

(7). Tanda seru (!)


Contoh:
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi
yang kuat.

- Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!

- Bayarlah pajak tepat pada waktunya!

(8). Tanda kurung biasa ((….))

Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan


Contoh:

- Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).

- Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado.

(9). Tanda hubung (-)


Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris.
Contoh:

- Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-

put laut.
- Kini ada cara yang baru untuk meng-

ukur panas.
(10). Tanda pisah (─)
Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh:

- Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa


itu sendiri.

- Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.

(11). Tanda petik tunggal (‘…’)


Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata atau ungkapan.
Contoh:

- noken 'tas khas Papua'

- tuah sakato 'sepakat demi manfaat bersama.

(12). Tanda petik ganda ( “…”)


Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh:

- Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,


"Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan."

- "Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam pidatonya.

(13). Tanda kurung siku ( […] )


Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli
yang ditulis orang lain.
Contoh:

- Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa
Indonesia.
- Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan secara
khidmat.
(14). Tanda opostrof / penyingkat.
Tanda penyingkat atau apostrof dipakai untuk menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Contoh:

- Dia 'kan kusurati. ('kan = akan)

- Mereka sudah datang, 'kan? ('kan = bukan)

2. Penempatan Ejaan Bahasa Indonesia


a. persukuan / pemisahan suku kata
Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur
itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d di atas.
contoh:

- bio-gra fi = bi -o-gra - fi

- foto-grafi = bi -o-gra - fi

b. penulisan huruf besar

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.


Contoh:
- Adik bertanya, “ Kapan kita pulang?”
- Bapak menasihatkan, “ Berhati-hatilah, Nak!”

c. penulisan huruf miring

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Contoh:

- Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana .

- Politik divide et impera pernah merajalela di negeri ini.


d. penulisan
(1) kata dasar
kata dasar di tulis sebagai satu kesatuan

- Dia pergi ke rumah tasya

- Rumah itu sangat bagus

(2) kata ulang


Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya

- Hati-hati

- Laba-laba

(3) kata berimbuhan

Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata


dasarnya.
Contoh:

- menengok

- gambaran

(4) gabungan kata


Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, ditulis terpisah

- simpang empat

- mata pelajaran

e. penulisan angka dan bilangan


Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Contoh:

- Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.

- Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

f. tanda baca
(1). Tanda titik (.)

Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Contoh:

- Ayahku tinggal di Solo.

- Biarlah mereka duduk di sana.

(2). Tanda koma (,)


Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Contoh:

- Saya mcmbeli kertas, pena, dan tinta.


- Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.

(3). Tanda titik dua (:)

Tanda titik dua dipakai scsudah kata atau ung- kapan yang memerlukan
pemerian.

Contoh:

-Ketua : Ahmad Wijaya

Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B.Hartawan

- Tempat Sidang : Ruang 104 Pengantar

Acara : Bambang S.
Hari : Senin
Waktu : 09.30

(4). Tanda titik koma (;)


Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian
dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Contoh:

- Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan
jeruk.

- Agenda rapat ini meliputi

a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;


b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; dan
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi
(5). Tanda titiktitik/ellipsis (…)
Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Contoh:

- "Menurut saya ... seperti ... bagaimana, Bu?"

- "Jadi, simpulannya ... oh, sudah saatnya istirahat."

(6). Tanda Tanya (?)

Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Contoh:

- la dilahirkan pada tahun 1683 (?).


- Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

(7). Tanda seru (!)


Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau
emosi yang kuat.
Contoh:

- Bersihkan kamar itu sekarang juga!

- Alangkah seramnya peristiwa itu!

(8). Tanda kurung biasa ((….))

Tanda kurung mengapit keterangan atau pen- jelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan
Contoh:

- Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali)
ditulis pada tahun 1962.

- Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam
pasaran dalam negeri.
(9). Tanda hubung (-)
Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang
Contoh:

- berulang-ulang

- kemerah-merahan

(10). Tanda pisah (─)


Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai’.
Contoh:

- Pada tahun 1910–1945

- Jakarta–Bandung

(11). Tanda petik tunggal (‘…’)

Tanda petik tunggal mengapit petikan yang ter- susun di dalam petikan lain.
Contoh:

- Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”

- “Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang,’
dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Bapak Hamdan.

(12). Tanda petik ganda ( “…”)

Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Contoh:

- Bacalah “Bola Lampu”dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat .

- Karangan Andi Hakim Nasoetion yang ber- judul “Rapor dan Nilai Prestasi di
SMA” diterbitkan dalam Tempo.

(13). Tanda kurung siku ( […] )


Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli
yang ditulis orang lain.
Contoh:

- Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa
Indonesia.

- Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

(14). Tanda opostrof / penyingkat.


Tanda penyingkat atau apostrof dipakai untuk menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Contoh:

- Malam 'lah tiba. ('lah = telah)

- 5-2-'13 ('13 = 2013)

Anda mungkin juga menyukai