Soal.
1. Tulis tangan/diketik, kaidah penulisan dan penempatan ejaan bahasa Indonesia (EYD)
masing-masing dua (2) contoh, mulai dari nomor urut (2) persukuan/pemisahan suku kata, (3)
penulisan huruf besar/huruf kapital, (4) penulisan huruf miring, (5) penulisan kata dasar
(contoh: makan), kata ulang (conoth: makan-makan), kata berimbuhan (contoh: makanan,
mengambil dan lain-lain), dan gabungan kata (contoh. Rumah sakit), (6) penulisan angka dan
lambang bilangan, dan (7) tanda baca.
Jawab:
1. Kaidah penulisan
a. persukuan / pemisahan suku kata
contoh:
- main = ma-in
- taat = ta-at
- Apa maksudnya?
- Kura-kura
- Cumi-cumi
- Berjalan
- Lukisan
- persegi panjang
- orang tua
- Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.
- Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah ....
put laut.
- Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
(10). Tanda pisah (─)
Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh:
- Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa
Indonesia.
- Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan secara
khidmat.
(14). Tanda opostrof / penyingkat.
Tanda penyingkat atau apostrof dipakai untuk menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Contoh:
- bio-gra fi = bi -o-gra - fi
- foto-grafi = bi -o-gra - fi
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh:
- Hati-hati
- Laba-laba
- menengok
- gambaran
- simpang empat
- mata pelajaran
f. tanda baca
(1). Tanda titik (.)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Contoh:
Tanda titik dua dipakai scsudah kata atau ung- kapan yang memerlukan
pemerian.
Contoh:
Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B.Hartawan
Acara : Bambang S.
Hari : Senin
Waktu : 09.30
- Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan
jeruk.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Tanda kurung mengapit keterangan atau pen- jelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan
Contoh:
- Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali)
ditulis pada tahun 1962.
- Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam
pasaran dalam negeri.
(9). Tanda hubung (-)
Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang
Contoh:
- berulang-ulang
- kemerah-merahan
- Jakarta–Bandung
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang ter- susun di dalam petikan lain.
Contoh:
- “Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang,’
dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Bapak Hamdan.
Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Contoh:
- Bacalah “Bola Lampu”dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat .
- Karangan Andi Hakim Nasoetion yang ber- judul “Rapor dan Nilai Prestasi di
SMA” diterbitkan dalam Tempo.
- Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa
Indonesia.